Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

KASUS TBC PARU

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
TBC (Mycobacterium Tuberkulosis) sebagian besar menyerang paru, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lainnya (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
2002: 9).
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang kronis dan harus dilaporkan yang
ditimbulkan oleh Mycobacterium Tuberculosa (Barbara F. Weller, 2005: 682).
Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberkulosis dengan gejala yang sangat bervariasi (Arief Mansjoer,
2001: 287).
Tuberkulosis adalah penyakit menular secara langsung dan kronis yang
disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium Tuberkulosis).

2. Etiologi
Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh hasil
Mikrobakterium Tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang
dengan ukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri
atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam
dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Sifat kuman ini dormant, dari
sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif
kembali. Sifat lain kuman adalah aerob, sifat ini menunjukan bahwa kuman lebih
menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya.
Tuberkulosis Paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernapasan.
Basil Mikrobakterium tersebut masuk ke dalam jaringan paru melalui saluran napas
(droplet infection) sampai alveoli, maka terjadilah infeksi primer (ghon) selanjutnya
menyebar ke kelenjar getah bening setempat dan terbentuklah primer komlpeks.
Keduanya dinamakan Tuberkulosis primer yang dalam perjalanannya sebagian besar
akan mengalami penyembuhan. Tuberkulosis yang kebanyakan didapat pada usia 1-3
tahun. Sedangkan yang disebut Tuberkulosis post primer (reinfection) adalah
peradangan jaringan paru oleh karena terjadinya penularan ulang yang mana di dalam
tubuh terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil tersebut.

3. Patofisiologi
Penyebaran basil TBC dari orang yang terinfeksi
bisa dengan cara batuk, bicara dan tertawa

Basil TBC dalam percikan air ludah

Intisel basil TBC dihisap oleh Host

Basil TBC masuk melalui jalan nafas dan menempel
pada permukaan alveoli

Basil mulai berkembang ke daerah seluruh permukaan
dari Broncus

Mengakibatkan peradangan atau imflamasi

Terjadi kerusakan yang cepat pada daerah alveoli
dan seluruh bagian dari Broncus dan terjadi
perluasan infeksi
5. Manifestasi Klinik
Gejala utama Tuberkulosis Paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau
tanpa sputum, malaise, gejala flu, demam derajat rendah, nyeri dada dan batuk darah.
Pasien Tuberkulosis Paru menampakan gejala klinis, yaitu :
a. Tahap Asimtomatis.
b. Gejala Tuberkulosis Paru paru yang khas, kemudian stagnasi dan regresi.
c. Eksaserbasi yang memburuk.
d. Gejala berulang dan menjadi kronik.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-tanda :
a. Infiltrat (redup, bronkhial, ronki basah dll).
b. Pemeriksaan paru, diafragma dan mediastinum.
c. Sekret di saluran napas dan ronkhi.
d. Suara napas amforik karena adanya kavitas yang berhubungan langsung dengan
bronkus.

6. Klasifikasi
Klasifikasi Tuberkulosis menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun
2002 adalah:
a. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, dibagi dalam:
1) Tuberkulosis Paru BTA positif
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya positif dan 1 spesimen
dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada positif.
2) Tuberkulosis Paru BTA negatif
Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif dan foto rontgen dada
menunjukan gambaran tuberkulosis aktif.
b. Tuberkulosis Ekstra Paru
Tuberkulosis yang menyerang organ lain.
Dibagi berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu:
1. Tuberkulosis ekstra paru ringan
Misalnya: TBC kelenjar limfe, pleuritis, tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan
kelenjar adrenal.
2. Tuberkulosis Paru berat
Misalnya: meningitis, millier, perikarditis, peritonitis, pleuritis duplek, TBC tulang
belakang, TBC usus, TBC saluran kencing dan alat kelamin.

6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
b. Laboratorium darah rutin (LED normal atau meningkat limfositosis)
c. Foto toraks PA dan lateral untuk mengetahui :
(1) Bayangan lesi terletak di lapangan atas paru atau segmen apikal lobus bawah.
(2) Bayangan berawan (patchy) atau berbercak (nodular).
(3) Adanya kavitas, tunggal atau ganda.
(4) Kelainan bilateral.
(5) Adanya kalsifikasi .
d. Pemeriksaan sputum BTA, untuk memastikan diagnosis paru.
e. Tes PAP (Peroksidase Anti Peroksidase), uji serologi imunoperoksidase staining
untuk menentukan IgG spesifik terhadap basil Tuberkulosis.
f. Tes mantoux/Tuberkulin.
g. Teknik Polymerase Chain Reaction, deteksi DNA kuman secara spesifik melalui
amplifikasi dalam berbagai tahap sehingga dapat mendeteksi meskipun hanya ada 1
mikroorganisme.
h. Becton Dickinson Diagnostic Instrument System (BACTEC).
i. Enzyme Linked Immunosorbent Assay, deteksi respon humoral.
j. MYCODOT, deteksi antibody.

7. Komplikasi.
a. Komplikasi dini
1) Pleuritis
2) Efusi pleura
3) Empierna
4) Laringitis
5) Menjalar ke organ lain  usus
6) Poncet’s arthropathy
b. Komplikasi lanjut
1) Obstruksi jalan nafas  SPOT (Sindrom Obstruksi Pasca Tuberculosis)
2) Kerusakan parenkim berat  SPOT / Fibrosis paru, kor pulmonal
3) Amilioidosis
4) Karsinoma paru
5) Sindrom gagal nafas dewasa (ARDS)
(Arsil Bahar, 2001).

8. Penatalaksanaan
a. Tujuan pengobatan
1) Menyembuhkan penderita.
2) Mencegah kematian.
3) Mencegah kekambuhan.
4) Menurunkan tingkat penularan.
b. Manajemen Medik
Tabel
Dosis Obat Antituberkulosis
Obat Dosis
Setiap hari Dua kali/minggu Tiga kali/minggu
Isoniazid 5mg/kg 15 mg/kg 15 mg/kg
Maksimal 300 mg Maksimal 900 mg Maksimal 900 mg
Rifampisin 10 mg/kg 10 mg/kg 10 mg/kg
Maksimal 600 mg Maksimal 600 mg Maksimal 600 mg
Pirazinamid 15- 30 mg/kg 50-70 mg/kg 50-70 mg/kg
Maksimal 2 gram Maksimal 4 gram Maksimal 3 gram
Etambutol 15- 30 mg/kg 50 mg/kg 25-30 mg/kg
Maksimal 2,5 gram
Streptomisin 15 mg/kg 25-30 mg/kg 25-30 mg/kg
Maksimal 1 gram Maksimal 1,5 gram Maksimal 1 gram

Anda mungkin juga menyukai