Anda di halaman 1dari 5

Nama : M.

Faturrohman Tanggal : 27 September 2016

NPM : 1506744500 Paraf Asisten:

Kelompok: 6

a. Outline

 Definisi TISAB
 Metode Adisi Sampel

b. Pembahasan

 Definisi TISAB

Total ionic strength adjustment buffer atau TISAB merupakan reagen berupa
senyawa buffer yang ditambahkan ke dalam larutan sampel atau standar yang
memiliki fungsi menjaga pH, aktifitas ion, dan kekuatan ion dari larutan standar.
Larutan TISAB memiliki kekuatan ion dalam larutan untuk tingkat yang relatif tinggi,
pada umumnya mempunyai nilai pH yang tetap, dan pada saat yang sama dapat
menghilangkan ion-ion pengganggu dari larutan sampel.

Penambahan TISAB pada sampel yang dilakukan ketika metode


potensiometri langsung adalah untuk menghilangkan perbedaan antara nilai aktivitas
yang terukur dengan konsentrasi sampel yang sebenarnya. Efek dari penambahan
TISAB adalah pada semua bagian larutan sampel akan memiliki koefisien aktivitas
ion yang sama. Hal ini disebabkan karena TISAB memiliki koefisien aktivitas
ion yang sama akan tetapi memiliki aktivitas ion yang lebih tinggi sehingga
aktivitas ion sampel akan terabaikan.

Pada teknik potensiometri langsung, larutan standar dan larutan sampel diukur
potensial selnya. Berdasarkan potensial sel yang diperoleh, konsentrasi sampel dapat
diketahui dengan melakukan perhitungan sederhana. Hasil yang diperoleh akan
berupa hubungan garis lurus apabila kekuatan ion antara larutan standar dan sampel
tidak berbeda jauh. Fungsi utama dari TISAB (Total Ionic Strength Adjusment
Buffer) ini adalah untuk menyamakan kekuatan ion antara dua larutan sehingga
meminimalisir potensial junction yang akan berpengaruh pada nilai potensial sel
akhir pada voltmeter.

Ion-ion yang berada dalam larutan TISAB tidak akan mengganggu sama
sekali proses analisis. Dengan kata lain, ion-ion yang ada merupakan ion-ion asing
yang tidakakan terukur potensial selnya sehingga TISAB dapat menghilangkan
perbedaan kekuatanion dari 2 larutan. Perlu diingat bahwa selama kedua larutan
mendapatkan perlakuanyang sama dalam hal penambahan TISAB, konsentrasi larutan
standar yang baru tidak perlu dihitung kembali.

Pada metode potensiometri, nilai yang diukur sebenarnya adalah nilai


aktivitas ion. Akan tetapi, kita lebih sering membutuhkan data konsentrasi ion.
Dengan adanya penambahan TISAB, maka nilai konsentrasi ion dapat dianggap
sama dengan nilai aktivitasnya. Penambahan TISAB dapat meningkatkan
kekuatan ionik dari larutan untuk menstabilkan kekuatan ionik. Sehingga, kita dapat
membuat korelasi linier antara logaritma dari konsentrasi yang dianalisis
dengan tegangan yang diukur sehingga meningkatkan akurasi pengukuran larutan.

 Metode Adisi Sampel (Sample Additon)

Metode adisi sample atau sample addition dilakukan untuk mencari


perubahan nilai potensial yang terjadi ketika larutan tertentu ditambahkan ke
dalam larutan yang lain. Selain metode adisi sampel, juga ada metode adisi standar.
Metode Adisi Sampel pada dasarnya hampir sama dengan metode adisi standar.
Perbedaannya hanya terdapat pada jenis larutan dengan volume yang lebih besar, atau
lebih spesifiknya pada sejumlah kecil volume sampel (misalnya 1-10 ml) yang
ditambahkan ke dalam volume standar yang lebih besar (25-100 ml).

Metode ini paling baik digunakan ketika volume sampel yang kita miliki
terbatas atau sampel dengan konsentrasi yang sangat tinggi (pada umumnya untuk
bekerja dengan baik konsentrasi larutan harus di bawah 100ppm). Yang perlu
diperhatikan ialah perlunya dilakukan pengenceran matriks sampel yang cukup
sehingga sampel tersebut tidak secara signifikan memengaruhi kekuatan ionik larutan
standar, tetapi perlu dipastikan juga bahwa konsentrasi sampel tersebut cukup untuk
dideteksi dalam pembacaan mV dalam standar murni karena pada banyak kasus
metoda ini tidak sesuai untuk sampel yang lebih kecil dari 100 ppm.

Perhitungan dalam metode adisi sampel berdasarkan kurva/grafik antara


potensial elektrode (mV) dan konsentrasi (ppm atau mol/L).:

[(𝑉𝑠 + 𝑉𝑢 )/𝑉𝑢 )]
𝐶𝑢 = 𝐶𝑠 × [ − [𝑉𝑠 /𝑉𝑢 )]
[(10{(𝐸2 −𝐸1 )/𝑚} ]

Cu = konsentrasi dalam sampel yang tidak diketahui

Cs = konsentrasi larutan standar

Vs = volume larutan standar

Vu = volume sampel

E1 = potensial elektrode pada larutan murni (Mv)

E2 = potensial elektrode setelah penambahan

m = kemiringan

Keunggulan Metode Sample Addition

1. Dibandingkan metode-metode yang ada, metode sample addition paling cocok


untuk pengujian konsentrasi ion natrium karena:
2. Hanya membutuhkan jumlah sampel yang sedikit. Hal ini cocok dengan sampel
darah yang umumnya terbatas.
3. Tidak dilakukan penyucian elektroda. Penggantian elektroda untuk mengukur
potensial sel pada larutan standar dan sampel menghasilkan kesalahan kalibrasi
yang akhirnya menyebabkan nilai Ej tidak konstan. Hal ini dapat diminimalkan
dengan menggunakan metode sample addition yang tidak mengganti larutan yang
dianalisis (tetapi hanya ditambahkan) sehingga nilai Ej dan K relative konstan.
4. Memungkinkan dilakukannya multiple sample addition. Karena sampel yang
digunakan sedikit, dapat dilakukan pengukuran potensial sel untuk lebih sari satu
kali penambahan sampel. Hal ini akan memberikan hasil yang lebih baik dan
valid.
5. Memungkinkan analisis lain untuk sampel. Karena sampel yang digunakan
sedikit, darah dapat digunakan kembali untuk analisis lain, misalnya analisis
kandungan ion fluorin, karbon dioksida, dan sebagainya.

c. Daftar Pustaka

Underwood, A.L. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif (terjemahan). Jakarta: Penerbit


Erlangga.

Skoog. 1988. Fundamentals of Analytical Chemistry. London: Saunders College


Publishing.

Anonim.2011.Standard Addition and Sample Addition Methods for ion selective


Electrodes.Nico 2000, http://www.nico2000.net/datasheets/staddl.html (diakses pada
tanggal 26 September 2016)

SOAL HITUNGAN

3. Bagaimana anda menentukan nilai potensial sel berikut ini:


Ag/AgCl (jenuh/s), HCl (0.02 M//KCl (jenuh), HgCl2 (jenuh)/Hg (l)

Jawaban :

Reaksi Setengah Sel

Reduksi: 𝐻𝑔2 𝐶𝑙2 + 2𝑒 − → 2𝐻𝑔 + 2𝐶𝑙 − 𝐸°𝐻𝑔2 𝐶𝑙2 = +0.268 𝑉

Oksidasi: 2𝐴𝑔 + 2𝐶𝑙 − → 2𝐴𝑔𝐶𝑙(𝑠) + 2𝑒 − 𝐸°𝐴𝑔𝐶𝑙 = +0.222 𝑉

Nilai Potensial Sel


Reaksi tersebut memiliki nilai potensial sel yang sama dengan nilai potensal sel
standar karena elektrolit 2Cl- pada reaksi oksidasi dan reduksi di atas saling
menghilangkan sehingga aktivitas molarnya tidak berpengaruh, yaitu :

𝐸°𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑟𝑒𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 − 𝐸𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 = 𝐸𝐻𝑔2 𝐶𝑙2 − 𝐸𝐴𝑔𝐶𝑙 = +0.268 − (+0.222 𝑉)


= +0.046 𝑉

4. Untuk sel berikut ini, bagaimana anda tentukan besarnya konstanta


kesetimbangan

2 Ag+ + Cu == 2 Ag + Cu2+

Jawaban :
Konstanta kesetimbangan dari reaksi redoks dihitung dengan cara
menghubungkan Eosel. Energi bebas standar ΔGo untuk reaksi kemudian dihubungkan
dengan kesetimbangan, maka diperoleh

Oksidasi : Cu  Cu2+ + 2e

Reduksi : Ag+ + e  Ag

ΔGo = -RT ln K  -n F Eosel = -RT ln K

Eo = EoAg+/Ag - EoCu/Cu2+

= 0,8 V – 0,34 V = 0,46 V

n E0
n E0
ln K = K = 𝑒 0.0257 V
0.0257 V

1(0,46)
K = 𝑒 0.0257(0,46) = 7,9𝑥1016

Anda mungkin juga menyukai