Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS INFORMASI KEUANGAN

“ANALISIS RASIO”
EKA 426 C IA 3.4
19 SEPTEMBER 2018

OLEH:
KELOMPOK 13

1. NI KOMANG ITA MONIKA (1607531045) /


2. NI KADEK INDAH PERMATA SARI (1607531053) /

AKUNTANSI REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2018

1
Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input (informasi) yang bisa
di pakai untuk pengambilan keputusan. Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan suatu perusahaan, mulai dari investor atau calon investor sampai dengan
manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan akan memberikan informasi mengenai
profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya akan mempengaruhi harapan pihak-
pihak yang berkepentingan. Harapan tersebut pada giliran selanjutnya akan mempengaruhi
nilai perusahaan.
A. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan, yaitu:
1. Dalam analisis, analis juga harus mengidentifikasi adanya trend-trend tertentu
dalam laporan keuangan. Untuk itu laporan keuangan lima atau enam tahun
barangkali bisa digunakan untuk melihat munculnya trend tertentu.
2. Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk itu
diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka
yang dicapai oleh perusahaan. Rata-rata industry bisa dan biasa dipakai
sebagai pembanding. Perusahaan yang menjadi pembanding bisa jadi
perusahaan yang menjadi leader dalam industri.
3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan
dengan hati-hati adalah penting. Diskusi atau pertanyaan-pertanyaan yang
melengkapi laporan keuangan, seperti diskusi strategi perusahaan, diskusi
rencana ekspansi atau restrukturisasi merupakan bagian integral yang harus
dimasukkan dalam analisis
4. Analisis barangkali akan memerlukan informasi lain. Kadang kala semua
informasi yang diperlukan bisa dan diperbolehkan melalui analisis mendalapi
laporan keuangan. Kadang kala informasi tambahan di luar laporan keuangan
diperlukan. Informasi tambahan ini bisa memnebri analisis yang lebih tajam.
B. ANALISIS COMMON SIZE
Analisis common size disusun dengan jalan menghitung tiap-taip rekening dalam
laporan rugi-laba dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan
rugi-laba) atau dari total aktiva (untuk neraca). Cara semacam ini memudahkan
pembacaan data-data keuangan untuk beberapa periode (untuk mencari trendstrend
tertentu).

Sesudah menyusun common size untuk laporan rugi-laba, common size untuk
neraca bisa disusun dengan cara yang sama, yaitu menyusun setiap rekening menjadi
proporsi dari total aset.
2
C. ANALISIS RASIO
Rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabung-gabungkan
angka-angka di dalam atau antara laporan rugi-laba dan neraca. Dengan cara rasio
semacam itu diharapkan pengaruh perbedaan ukuran akan hilang. Rasio-rasio
keuangan menghilangkan pengaruh ukuran dan membuat ukuran bukan dalam angka
absolut, tetapi dalam jangka relatif.
Pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan ke dalam lima macam kategori,
yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.
2. Rasio Aktivitas
Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat
tingkat aktivitas aset.
3. Rasio Solvabilitas
Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka panjangnya.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas).
5. Rasio Pasar
Rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku
perusahaan.

Kelima rasio tersebut ingin melihat prospek dan risiko perusahaan pada masa
yang mendatang. Faktor prospek dalam rasio tersebut akan mempengaruhi harapan
investor terhadap perusahaa pada masa-masa mendatang.
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan
dengan melihat aktiva lancar perusahaan relative terhadap hutang lancarnya.Rasio
likuiditas yang buruk dalam jangka panjang juga akan mempengaruhi solvabilitas
perusahaan. Dua rasio likuiditas jangka pendek yang sering digunakan adalah
rasio lancar dan rasio quick.
Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan hutang jangka pendeknya
dengan menggunakan aktiva lancarnya.

Aktiva lancar
Rasio lancar =
Persediaan dikeluarkan dariHutang
aktivalancar
lancar untuk perhitungan rasio quick.
Persediaan biasanya dianggap merupakan aset yang paling tidak likuid. Hal ini
berkaitan dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk sampai menjadi

3
Aktiva lancar – Persediaan
Rasio quick =
Hutang lancar
kas, yang berarti waktu yang diperlukan untuk menjadi kas semakin lama, dan
juga ketidakpastian nilai persediaan.

2. Rasio Aktivitas
Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat
aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang
rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya
dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Ada empat jenis rasio
aktivitas adalah sebagai berikut
a. Rata-rata umur piutang

Penjualan
Perputaran Piutang =
Piutang
b. Perputaran persediaan
Rata-Rata Umur Piutang = 365 / perputaran piutang
Harga Pokok Penjualan
Perputaran Persediaan =
c. Perputaran aktiva tetap Persediaan

Rata-Rata Umur Piutang = 365 / perputaran persediaan


Penjualan
d. Perputaran total aktiva
Perputaran Aktiva Tetap =
Aktiva tetap
Penjualan
Perputaran Total Aktiva =
3. Rasio Solvabilitas Total aktiva
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban
jangka panjangnya. Rasio ini mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan dan
dengan demikian menfokuskan pada sisi kanan neraca. Ada beberapa macam
rasio yang bisa dihitung, yakni sebagai berikut.
a. Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset
Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur.
Rumusnya :
Total hutang
Rasio total hutang terhadap total aset =
Total aset
b. Times Interest Earned (TIE)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang dengan laba
sebelum bunga dan pajak.
Rumusnya:
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)
TIE =
4
Bunga
c. Fixed Charge Coverage
Rasio ini memperhitungkan sewa, karena meskipun sewa bukan hutang,
tetapi sewa merupakan beban tetap dan mengurangi kemampuan hutang
perusahaan.
Rumusnya :
EBIT + Biaya sewa
Fixed Charge Coverage =
Bunga + Biaya sewa

4. Rasio Profitabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Ada
beberapa rasio profitabilitas yang akan dibahas, yakni sebagai berikut.
a. Profit Margin
Profit Margin meghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini dapat
diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-
biaya di perusahaan pada periode tertentu.
Rumusnya :
Laba bersih
Profit Margin =
Penjualan
b. Return On Total Asset (ROA)
ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat asset tertentu.
Rumusnya :
Laba bersih
ROA =
Total aset
c. Return On Equity (ROE)
ROE mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan
modal saham tertentu. Meskipun rasio ini mengukurlaba dari sudut pandang
pemegang saham namun rasio ini tidak memperhitungkan deviden maupun
capital gain.
Rumusnya :
Laba bersih
ROE =
Modal saham

5
5. Rasio Pasar
Rasio pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku, dimana sudut
pandangnya berdasarkan investor atau calon investor. Adapun beberapa rasio
yang dihitung yaitu :
a. Price Earning Ratio (PER)

Harga pasar perlembar


PER =
b. Dividend Yield
Earning perlembar
Dividen per lembar
Dividend Yield =
c. Rasio Pembayaran Deviden
Harga pasar saham per lembang
Dividen per lembar
Rasio Pembayaran Deviden =
D. ANALISIS DU PONT Earning perlembar
Analisis du pont mengembangkan analisis yang memisahkan profitabilitas dengan
pemanfaatan asset. Dimana analisis ini menghubungkan tiga macam rasio sekaligus
anatara lain ROA, profit margin dan perputaran aktiva. Sehingga :
1. ROA = Profit Margin x Perputaran aktiva

Maka untuk menaikan ROA, sustu perusahaan memilih menaikan profit margin
dan mempertahankan perputaran aktiva, dengan menaikan perputaran aktiva dan
mempertahankan profit margin dengan cara menaikan keduanya.

Contoh : 6,31 % = 4,89 % x 1,29

Maka disimpulkan bahwa ROA perusahaan hampir sama dibandingkan dengan


ROA industry, profir perusahaan juga sama dengan profit industry. Hal yang
membedakan adalah perputaran aktivanya, yaitu perputaran aktiva perusahaan lebih
rendah dibadangkin industry sehingga pemanfaatan asset harus lebih ditingkatkan
lagi.

2. ROE = Return On Asset


(1-total hutang/asset)

= 6,31 % / (1- 0,657)

= 18,4 %

6
Maka suatu perusahaan dapat menaikan ROE yaitu :

a. Menaikan ROA yaitu dengan cara menaikan profit margin atau menaikan
perputaran aktiva atau keduanya sambil mempertahankan tingkat hutang

b. Menaikan financial leverage yaitu menaikkan hutang, dengan naiknya hutang


pembagi diatas sehingga akan menjadi lebih kecil dan demikia ROE akan lebih
besar sambil mempertahankan ROA
c. Menaikan ROA dana hutang secara bersamaan.

E. BEBERAPA KETERBATASAN
1. Data yang dicatat dan dilaporkan oleh laporan keuangan mendasarkan pada harga
perolehan (historial cost).
2. Penyusunan laporan keuangan juga didasarkan pada beberapa alternative metode
akuntansi (contoh : FIFO, LIFO, rata-rata persediaan).
3. Dengan upaya perbaikan yang bisa dilakukan oleh pihak manajemen untuk
memperbaiki laporan keuangan sehingga laporan keuangan menjadi lebih baik.
4. Banyak perusahaan mempunyai beberapa divisi atau anak perusahaan yang
bergerak pada beberapa bidang industry.
5. nflasi atau deflasi akan mempengaruhi laporan keuanagn terutama yang berkaitan
dengan rekening jangka panjang.
6. Rata-rata industry merupakan sebagian besar perusahaab yang ada dalam suatu
industry.

7
DAFTAR REFERENSI

Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A., Akt.2009.Analisis Laporan keuangan edisi


keempat.Jakarta:UPP STIM YKPN

Anda mungkin juga menyukai