PENGAUDITAN 1
EKA 439 A1 R. IA 3.2
TANGGAL 4 APRIL 2018
OLEH KELOMPOK 9
AKUNTANSI REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
1
KERTAS KERJA AUDIT
A. KERTAS KERJA
Pendokumentasian bukti audit diselenggarakan dalam kertas kerja. PSA No. 15,
Kertas Kerja (SA 339.03) menyebutkan bahwa kertas kerja adalah catatan-catatan yang
diselenggarakan auditor mengenai audit yang ditempuhnya, pengujian yang
dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuatnya sehubungan
dengan auditnya. Kertas kerja terutama berfungsi untuk:
1. Menyediakan penunjang utama bagi laporan audit.
2. Membantu auditor dalam melaksanakan dan mensupervisi audit.
3. Menjadi bukti bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing.
Kertas kerja harus dirancang sesuai dengan kebutuhan pada setiap penugasan.
3
Gambat 4-7 kertas Kerja Daftar Saldo Pemeriksaan (sebagian)
Ref. K/K
:AA-1
PT ABC
Daftar Saldo Pemeriksaan – Neraca Dibuat oleh: tanggal:
31 Desember 1999 Diperiksa oleh: tanggal:
Aktiva lancer
A Kas 392.000 427.000 (1) 50.000 477.000 477.000
B 150 Surat Berharga 52.200 62.200 62.200 62.200
C Piutang (Neto) 1.601.400 1.715.000 (1) (50.000) 1.665.000 (A) 10.000 1.675.000
D 170 Persediaan 2.542.500 2.810.200 (2) 133.000 2.943.200 2.943.200
E Biaya Dibayar Di Muka 24.900 19.500 19.500 19.500
Jumlah Aktiva Lancar 4.613.000 5.033.900 133.000 5.166.900 10.000 5.176.900
F 240 Investasi Jangka Panjang 190.000 190.000 190.000
G Aktiva Tetap(Neto) 3.146.500 3.310.900 3.310.900 3.310.900
Jumlah Aktiva 7.759.500 8.534.800 133.000 8.667.800 10.000 8.677.800
Kewajiban dan Modal
Kewajiban Lancar
M 400 Utang Wesel 750.000 825.000 825.000 825.000
N 210 Utang Dagang 2.150.400 2.340.300 (2) (133.000) 2.473.300 (A) (10.000) 2.483.300
O 420 Utang Biaya 210.600 189.000 189.000 189.000
P 430 Utang Pajak 150000 170.000 170.000 170.000
Jumlah Kewajiban Lanar 3.261.000 3.524.300 (133.000) 3.657.300 (10.000) 3.687.300
R 500 Utang Obligasi 1.000.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000
S 600 Modal Saham 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000
T 700 Laba Ditahan 1.098.500 1.410.500 1.410.500 1.410.500
Jumlah Kewajiban dan 7.759.500 8.534.800 (133.000) 8.667.800 (10.000) 8.677.800
4
Modal
5
Daftar atau analisis individual seringkali menunjukkan komposisi dari suatu
saldo rekening pada suatu tauggal tertentu seperti nampak pada kertas kerja A-1 dalam
Gambar 4.8. Contoh lain, apabila auditor melakukan audit atas piutang dagang, maka ia
akan membuat daftar utama untuk piutang dagang yang berisi daftar saldo piutang pada
setiap debitor. Atau dalam hal auditor melakukan audit atas surat berharga, maka ia
akan membuat daftar semua investasi beserta jumlah rupiah investasi masing-masing
yang totalnya sama dengan saldo rekening surat surat berharga dibuku besar. Kertas
kerja daftar saldo bisa juga menunjukkan perubahan yang terjadi pada satu atau lebih
saldo yang berhubungan selama periode yang iliput lapaoran keuangan seperti terlihat
Gambar 4 -9. Dalam keadaan tertentu, auditor menyusun daftar dari suatu rekening
tertentu yang diberi index “DOK” yang berarti “Diusun oleh Klien”. Auditor
selanjutnya melakukan pemeriksaan atas daftar tersebut dengan mencantumkan
tickmark (tanda prosesdur yang dikerjakan) beserta penjelasan dalam kertas kerja
seperti nampak juga dalam Gambar 4-9.
6
AE-1
PT ABC
USULAN JURNAL PENYESUAIAN
No No Rekening Debet Kredit
KK JP
AE-1
PT ABC
Perhitungan Kas – N/R – Kas Kecil
Uang logam 125
Uang kertas 875
Jumlah 1.000 Ke A
A
PT ABC
DAFTAR UTAMA KAS
K/K No So. Akhir Bk. Besar Penye- So. Akhir
No Rek Rekening 31/12/98 31/12/99 suaian 31/12/99
392.000 477.000
7
Gambar 4-9 Kertas Kerja Piutang Wesel dan Bunga
No. K/K:
Dibuat oleh: Tanggal:
PT ABC Diperiksa oleh: Tanggal:
Piutang Wesel dan Bunga
3 1 Desember 1999
Ke C Ke C
8
3. Program Audit
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk pemeriksaan elemen-
elemen tertentu. Auditor menyebutkan dalam program audit :
a. Pemeriksaan yang harus diikuti dalam melakukan verifikasi setiap elemen
yang tercantum dalam laporan keuangan
b. Tanggal pelaksanaan prosedur audit
c. Paraf pelaksana prosedur audit
d. Penunjukan indeks kertas kerja yang dihasilkan auditor
Program ini berfungsi sebagai alat yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal
pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan lapangan.
4. Daftar Pendukung
Dalam melaksankan audit, auditor melakukan verifikasi elemen-elemen yang
terdapat dalam laporan keuangan. Untuk itu auditormembuat kertas kerja yang
bermacam-macam untuk mendukung informasi yang dikumpulkan. Dalam tiap
eleman yang diperiksanya, auditor mencantumkan metode verifikasi, pertanyaan yang
timbu, serta jawaban atas pertanyaan tersebut. Gambar 8.6 merupakan contoh daftar
pendukung.
5. Memo Audit dan Informasi Penguat
Memo Audit adalah data tetulis yang dibuat auditor dalam bentuk uraian.
Memo bisa berupa komentar atas pelaksanaan prosedur audit dan kesimpulan yang
dicaipai. Dokumentasi informasi penguat terdiri dari: (1) ringkasan atau intisari
notulen rapat dewan komisaris, (2) jawaban konfirmasi, (3) representasi tertulis dari
manajemen dan ahli dari luar, dan (4) salinan kontrak-kontrak penting.
6. Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Reklasifikasi
Perlu dibedakan antara jurnal penyesuaian dengan jurnal reklasifikasi. Jurnal
penyesuaian audit adalah koreksi atau kekeliruan, penghilangan, atau kesalahan
penerapan prinsip akuntansi yang dilakukan oleh klien. Jurnal penyesuaian ini
dilakukan atas sesuatu yang berdampak material, baik secara individual atau secara
keseluruhan, yang seharusnya telah dilakukan oleh kilen. Jurnal reklasifikasi
berkaitan dengan penyajian saldo-saldo yang benar dalam laporan keuangan secara
baik. Sebagai contoh, misalkan klien melaporkan saldo piutang dagang yang di
nilainya termasuk piutang dagang bersaldo kredit sebagai akibat adanya pembayaran
di muka dari seorang pelanggan. Meskipun klien tidak perlu membuat jurnal
reklasifikasi atas hal tersebut dalam pembukuannya, namun untuk tujuan pelaporan
9
perlu dibuat jurnal dalam daftar saldo pemeriksaan dengan cara mendebet piutang
dagang dan mengkredit rekening pendapatan diterima di muka (sebuah rekening
kewajiban). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4-7 dan hasil reklasifikasi nampak
pada laporan keuangan. Seperti halnya jurnal penyesuaian, jurnal reklasifikasi juga
hanya dilakukan untuk hal-hal yang mempunyai dampak material.
Dalam kertas kerja, setiap usulan jurnal akan nampak dalam (1) kertas kerja
daftar atau analisis dari setiap rekening yang terpengaruh, (2) setiap kertas kerja daftar
utama yang terpengaruh, (3) ikhtisar terpisah yang berisi usulan jurnal penyesuaian
dari jurnal reklasifikasi dan (4) daftar saldo pemeriksaan. Hal ini nampak dalam
Gambar 4 -8 yaitu pada kertas kerja A-2, A, AE-1, dan AA-1 .
lkhtisar jurnal penyesuaian dan jurnal reklasifikasi pada awalnya disebut
sebagai jurnal “usulan” karena keputusan akhir auditor untuk melakukan penyeuaian
atau reklasifikasi belum bisa dipastikan sampai berakhirnya audit, karena hal itu baru
bisa dilakukan setelah klien memberi persetujuan. Keptusan tentang disetujui tidaknya
usulan jurnal peayesuaian atau reklasifikasi harus nampak dalam kertas kerja. Apabila
klien menolak untuk melaksanakan usulan jumal penyesuaian dan reklasifikasi yang
dipandang perlu oleh auditor, maka hal itu akan berpengaruh terhadap pendapat yang
akan diberikan oleh auditor dalam laporannya.
1. Kertas kerja dapat dimanfaatkan untuk menghubungkan catatan klien dengan laporan
audit yang dihasilkan oleh auditor.
2. Kertas kerja dapat dimanfaatkan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya dan
merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit yang memadai.
3. Kertas kerja dapat dimanfaatkan untuk menguatkan simpulan-simpulan auditor dan
kompetensi auditnya dalam membuktikan telah dilaksanakannya dengan baik audit
atas laporan keuangan.
4. Kertas kerja dapat dimanfaatkan untuk mengkoordinasi dan mengorganisasi semua
tahap audit yang terdiri dalam berbagai waktu, tempat, dan pelaksana.
5. Kertas kerja dapat dimanfaatkan untuk memberikan pedoman dalam audit berikutnya.
6. Sebagai dasar perencanaan audit tahun selanjutnya.
10
Dalam pelaksanaan audit, Kertas Kerja Audit dapat digunakan sebagai acuan
bagi auditor untuk perencanaan audit tahun berjalan. Auditor dapat mengacu pada
kertas kerja tahun sebelumnya yang mencakup berbagai informasi seperti informasi
perencanaan audit, sistem pengendalian internal (SPI), alokasi biaya dan waktu,
program audit, serta hasil audit yang telah didokumentasikan.
7. Sebagai catatan bahan bukti dan hasil pengujian yang telah dilakukan.
8. Kertas kerja merupakan bukti bahwa auditor telah melakukan audit sesuai dengan
standar audit yang telah ditetapkan.
9. Sebagai dasar untuk menentukan jenis laporan audit yang pantas.
Kertas Kerja Audit membantu auditor dalam menentukan kelayakan laporan audit
yang akan diterbitkan dan memudahkan penyusunan laporan audit secara menyeluruh.
10. Sebagai dasar untuk supervisi audit oleh supervisor dan partner.
Dari Kertas Kerja dapat diperoleh informasi yang sangat bermanfaat untuk audit
berikutnya jika dilakukan audit yang berulang terhadap klien yang sama dalam
periodeakuntansi yang berlainan, auditor memerlukan informasi mengenai sifat usaha
klien,catatan, pengendaian intern klien, dan rekomendasi perbaikan yang diajukan kepada
klien dalam audit yang lalu, jurnal-jurnal adjustment yang disarankan untuk menyajikan
secara wajar laporn keuangan yang lalu
11
bukti audit yang diperoleh auditor akan mempengaruhi pendapat auditor atas laporan
keuangan auditan.
Kertas kerja adalah milik kantor akuntan publik, bukan milik klien atau milik
pribadi auditor. Namun, hak kepemilikan kertas kerja oleh kantor akuntan publik masih
tunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik yang berlaku, untuk menghindari penggunaan hal-hal yang bersifat
rahasia oleh auditor untuk tujuan yang tidak semestinya. Hampir semua informasi yang
diperoleh audit dicatat dalam kertas kerja, maka bagi auditor, kertas kerja merupakan hal
yang bersifat rahasia.
SA Seksi paragraf 08 mengatur bahwa auditor harus menerapkan prosedur
memadai untuk menjaga keamanan kertas kerja dan harus menyimpannya sekurang-
kurangnya 10 tahun, sehingga dapat memenuhi kebutuhan praktiknya dan ketentuan-
ketentuan yang berlaku mengenai penyimpanan dokumen. Karena sifat kerahasiaan yang
melekat pada kertas kerja, auditor harus menjaga kertas kerja dengan cara mencegah
terungkapnya informasi yang tercantum dalam kertas kerja kepada pihak-pihak yang tidak
diinginkan. Misalnya, klien memberitahukan kepada auditor untuk merahasiakan
informasi mengenai gaji direksi, manajer, dan aspek lain usaha perusahaan, maka auditor
tidak boleh melanggar pesan klien tersebut dengan mengungkapkan informasi tersebut
kepada karyawan klien yang tidak berhak untuk mengetahuinya.
Auditor biasanya menyelenggarakan dua macam arsip kertas kerja untuk setiap
kliennya, yaitu:
1. Arsip kini (current file), yaitu arsip audit tahunan untuk setiap audit yang telah selesai
dilakukan.
2. Arsip permanen (permanent file), yaitu untuk data yang secara relatif tidak mengalami
perubahan.
12
2. Nomor Index. Setiap kertas kerja harus diberi index atau nomor referensi, misalnya
A-I, B-2, dan sebagainya, untuk keperluan pemberi identifikasi dan pengarsipan
3. Referensi-silang. Data dalam suatu kertas kerja yang diambil dari kertas kerja lain
atau dipindahkan atau dibawa ke kertas kerja lain, harus diberi referensi silang dengan
nomor index dari kertas-kertas kerja tersebut seperti terlihat dalam Gambar 4-8.
4. Tanda Pengerjaan (tick marks). Tanda pengerjaan atau tick mark adalah simbol,
seperti tanda silang, centang, atau simbol lainnya, yang digunakan pada kertas kerjaa
untuk menunjukan bahwa auditor telah melakukan prosedur audit tertentu pada bagian
yang diberi tanda pengerjaan, atau bahwa tambahan informai tentang satu hal terdapat
pada kertas kerja lain yang ditunukan oleh tanda pengerjaan yang bersangkutan
5. Tanda tangan dan Tanggal. Segera setelah menyelesaikan tugasnya, baik pembuat
maupun orang yang mereview kertas kerja harus menandatangani dan mencantumkan
pada kertas kerja yang bersangkutan. Hal ini diperlukan agar jelas siapa
penanggungjawab dalam permbuatan kertas kerja maupun mereview kertas kerja.
Terdapat beberapa teknik dalam pembuatan kertas kerja, meliputi:
1. Tentukan tujuan setiap pembuatan kertas kerja.
2. Hindari pekerjaan menyalin
3. Hindari penulisan ulang
4. Berilah pendukung atau penjelasan pada semua akun.
5. Tulislah langkah prosedur audit apa saja yang telah dilakukan.
6. Kertas kerja pemeriksaan harus diindeks
7. Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan tentang sifat dari perkiraan yang
diperiksa, prosedur pemeriksaan yang dilakukan dan kesimpulan mengenai kewajaran
perkiraan yang diperiksa.
8. Tuangkan dalam bentuk tulisan
9. Buktikan penjelasan lisan yang diperoleh.
10. Jawablah pertanyaan yang muncul.
11. Kertas kerja harus diparaf oleh orang yang membuat dan mereview working
papers sehingga dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab.
Di bagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimasukkan daftar isi dan
indeks kertas kerja pemeriksaan dan paraf seluruh tim pemeriksa yang terlibat dalam
penugasan audit tersebut
13
DAFTAR PUSTAKA
Al. Haryono Jusup. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta : STIE YKPN
PSA No. 15, Kertas Kerja (SA 339.03)
Irawati Salim.(2015, 26 Juni). BAB IV TUJUAN, BUKTI DAN KERTAS KERJA AUDIT.
Diperoleh 10 Maret 2017, dari https://www.scribd.com/document/269720312/BAB-IV-
TUJUAN-BUKTI-DAN-KERTAS-KERJA-AUDIT#
14