Anda di halaman 1dari 14

RINGKASAN MATERI KULIAH SAP 8

PENGAUDITAN 1
EKA 439 A1 R. IA 3.2
TANGGAL 4 APRIL 2018

OLEH KELOMPOK 9

1. NI KOMANG ITA MONIKA (1607531045) / 11


2. NI NENGAH WITRI ASTITI (1607531049) / 14
3. PUTU AYU PRAMESTI (1607531050) / 15

AKUNTANSI REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA

1
KERTAS KERJA AUDIT

A. KERTAS KERJA
Pendokumentasian bukti audit diselenggarakan dalam kertas kerja. PSA No. 15,
Kertas Kerja (SA 339.03) menyebutkan bahwa kertas kerja adalah catatan-catatan yang
diselenggarakan auditor mengenai audit yang ditempuhnya, pengujian yang
dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuatnya sehubungan
dengan auditnya. Kertas kerja terutama berfungsi untuk:
1. Menyediakan penunjang utama bagi laporan audit.
2. Membantu auditor dalam melaksanakan dan mensupervisi audit.
3. Menjadi bukti bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing.
Kertas kerja harus dirancang sesuai dengan kebutuhan pada setiap penugasan.

B. JENIS-JENIS KERTAS KERJA


Berbagai jenis kertas kerja dibuat auditor selama audit berlangsung. Kertas kerja
tersebut terdiri dari: (1) Daftar saldo pemeriksaan (working trial balance), (2) Daftar dan
analisis (schedules and analysis), (3) memorandum dan informasi pendukung, dan (4)
jurnal penyesuaian dan reklasifikasi.
Kertas kera bisa dibuat secara manual (ditulis tangan) atau bisa juga dengan
menggunakan komputer.
1. Daftar Saldo Pemeriksaan (Working Trial Balance)
Contoh suatu daftar saldo pemeriksaan (hanya ditunjukkan sebagian) daftar
dilihat pada Gambar 4-7. Dalam mempelajari gambar tersebut perhatikanlah kolom-
kolom penting berikut : saldo auditan tahun lalu, saldo buku besar-besar tahun
berjalan (sebelum diaudit, artinya sebelum dikoreksi atau diklasifikasi berdasarkan
hasil audit) penyesuaian, saldo setelah disesuaikan, reklasifikasi, dan saldo akhir
auditan. Dicantumkannya saldo hasil audit tahun yang lalu diperlukan untuk
Pembuatan prosedur analitis.
Kertas kerja daftar saldo pemeriksaan sangat penting dalam suatu audit karena
a. Merupakan penghubung antara rekening-rekening besar kilen dengan pos-pos
yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
b. Merupakan pengontrol atas kertas-kertas kerja yang lain.
c. Memberi petunjuk pada kertas kerja yang mana dimuat bukti audit untuk
setiap pos laporan keuangan
2
Sebagai contoh Gambar 4-7 menunjukan jumlah yang dilaporakan dalam
laporan keuangan untuk surat berharga didasarkan pada rekening buku besar nomor
150 dan bahwa bukti yang digunakan auditor untuk mengevaluasi asersi manajemen
tentang surat berharga dapat dilihat pada bagian dari kertas kerja dengan kode
referensi B. Tidak dicantumkannya nomor rekening untuk Kas pada Gambar 4-7,
berarti bahwa pos laporan keuangan ini merupakan gabungan dari beberapa rekening
kas di buku besar. Dalam hal demikian, maka initial di kertas kerja pada kolom
referensi (dalam hal ini A) harus berisi daftar kelompok rekening ini. Kaitan antara
baris kas dalam kertas kerja daftar saldo pemeriksaan (kertas kerja AA-1) dan kas
yang disajikan dalam neraca. Dapat dilihat pada Gambar 4-8.
2. Daftar Utama
Semua informasi yang dicatat dalam daftar pendukung, diringkas dalam daftar
utama. Daftar utama ini merupakan ringkasan akun-akun yang saling berkaitan. Jadi,
daftar utama digunakan untuk menghubungkan akun buku besar yang sejenis, yang
akan disajikan dalam laporan keuangan dalam satu pos.
Kolom-kolom yang ada dalam daftar utama adalah sama dengan kolom-kolom
yang ada dalam working trial balance. Jumlah tiaq kolom dalam daftar utama
dimasukkan dalam kolom yang sama dalam working trial balance. Contoh
peringkasan dalam daftar utam adalah daftar utama kas merupakan penggabungan kas
di tangan,kas kecil, dank as di bank.
Seperti telah disinggung di atas, apabila beberapa rekening buku besar
digabungkan untuk tujuan pelaporan, maka perlu dibuat suatu daftar kelompok (atau
biasa disebut juga daftar utama). Selain menunjukkan rekening-rekening buku besar
yang termasuk dalam kelompok yang bersangkutan, daftar utama menunjukkan pula
kertas kerja daftar atau analisis individual yang berisi bukti audit yang diperoleh
untuk masing masing rekening yang termasuk dalam kelompok yang bersangkutan.
Bagian tengah Gambar 4-8 memberi gambaran mengenai pemakaian daftar utama kas
pada perusahaan ABC (kertas kerja A) dan bagaimana kertas kerja tersebut
menghubungkan daftar saldo pemeriksaan (kertas kerja AA-1) dengan kertas kerja
pendukung untuk dua rekening buku besar kas sebagaimana tercantum dalam kertas
kerja utama kas (yaitu kertas kerja A-1 untuk Rek. No.100 – Kas Kecil dan kertas
kerja A-2 untuk Rek. No.101 - Kas di Bank).

3
Gambat 4-7 kertas Kerja Daftar Saldo Pemeriksaan (sebagian)

Ref. K/K
:AA-1
PT ABC
Daftar Saldo Pemeriksaan – Neraca Dibuat oleh: tanggal:
31 Desember 1999 Diperiksa oleh: tanggal:

Saldo Saldo Penyesuaian Saldo Reklasifikasi Saldo


Ref No.
Keterangan Bk. Besar Bk. Besar No. Debet Disesuaikan No. Debet Akhir
K/K JR
31/12/98 31/12/99 JP (Kredit) 31/12/99 JR (Kredit) 31/12/99

Aktiva lancer
A Kas 392.000 427.000 (1) 50.000 477.000 477.000
B 150 Surat Berharga 52.200 62.200 62.200 62.200
C Piutang (Neto) 1.601.400 1.715.000 (1) (50.000) 1.665.000 (A) 10.000 1.675.000
D 170 Persediaan 2.542.500 2.810.200 (2) 133.000 2.943.200 2.943.200
E Biaya Dibayar Di Muka 24.900 19.500 19.500 19.500
Jumlah Aktiva Lancar 4.613.000 5.033.900 133.000 5.166.900 10.000 5.176.900
F 240 Investasi Jangka Panjang 190.000 190.000 190.000
G Aktiva Tetap(Neto) 3.146.500 3.310.900 3.310.900 3.310.900
Jumlah Aktiva 7.759.500 8.534.800 133.000 8.667.800 10.000 8.677.800
Kewajiban dan Modal
Kewajiban Lancar
M 400 Utang Wesel 750.000 825.000 825.000 825.000
N 210 Utang Dagang 2.150.400 2.340.300 (2) (133.000) 2.473.300 (A) (10.000) 2.483.300
O 420 Utang Biaya 210.600 189.000 189.000 189.000
P 430 Utang Pajak 150000 170.000 170.000 170.000
Jumlah Kewajiban Lanar 3.261.000 3.524.300 (133.000) 3.657.300 (10.000) 3.687.300
R 500 Utang Obligasi 1.000.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000
S 600 Modal Saham 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000
T 700 Laba Ditahan 1.098.500 1.410.500 1.410.500 1.410.500
Jumlah Kewajiban dan 7.759.500 8.534.800 (133.000) 8.667.800 (10.000) 8.677.800

4
Modal

5
Daftar atau analisis individual seringkali menunjukkan komposisi dari suatu
saldo rekening pada suatu tauggal tertentu seperti nampak pada kertas kerja A-1 dalam
Gambar 4.8. Contoh lain, apabila auditor melakukan audit atas piutang dagang, maka ia
akan membuat daftar utama untuk piutang dagang yang berisi daftar saldo piutang pada
setiap debitor. Atau dalam hal auditor melakukan audit atas surat berharga, maka ia
akan membuat daftar semua investasi beserta jumlah rupiah investasi masing-masing
yang totalnya sama dengan saldo rekening surat surat berharga dibuku besar. Kertas
kerja daftar saldo bisa juga menunjukkan perubahan yang terjadi pada satu atau lebih
saldo yang berhubungan selama periode yang iliput lapaoran keuangan seperti terlihat
Gambar 4 -9. Dalam keadaan tertentu, auditor menyusun daftar dari suatu rekening
tertentu yang diberi index “DOK” yang berarti “Diusun oleh Klien”. Auditor
selanjutnya melakukan pemeriksaan atas daftar tersebut dengan mencantumkan
tickmark (tanda prosesdur yang dikerjakan) beserta penjelasan dalam kertas kerja
seperti nampak juga dalam Gambar 4-9.

6
AE-1
PT ABC
USULAN JURNAL PENYESUAIAN
No No Rekening Debet Kredit
KK JP

A-2 1 Kas di Bank 50.000


Piutang Wesel 50.000
(Penerimaan Wesel
melalui Bank)
AE-2
PT ABC
Rekomendasi Bank N/R 101-Kas di Bank
Saldo per buku, 31/12/99 426.000
Tambah penerimaan wesel dari Bank (JP#1) 50.000 Ka AE-1

Saldo setelah diselesaikan, 31/12/99 476.000 Ke A

AE-1
PT ABC
Perhitungan Kas – N/R – Kas Kecil
Uang logam 125
Uang kertas 875

Jumlah 1.000 Ke A

A
PT ABC
DAFTAR UTAMA KAS
K/K No So. Akhir Bk. Besar Penye- So. Akhir
No Rek Rekening 31/12/98 31/12/99 suaian 31/12/99

A-1 100 Kas Kecil 1.000 1.000 1.000


A-2 101 Kas di Bank 391.000 426.000 50.000 476.000
Jumlah 392.000 427.000 50.000 477.000
Ke AA-1
AA-1
PT ABC
DAFTAR SALDO PMERIKSAAN NERACA
K/K No So. Akhir Bk. Besar Penye- So. Akhir
No Rek Rekening 31/12/98 31/12/99 suaian 31/12/99

A Kas 392.000 427.000 50.000 477.000


AA-1
PT ABC
NERACA 31 DESEMBER
1998 1999

392.000 477.000

Gambar 4-8 Kertas Kerja Terpadu untuk Kas

7
Gambar 4-9 Kertas Kerja Piutang Wesel dan Bunga
No. K/K:
Dibuat oleh: Tanggal:
PT ABC Diperiksa oleh: Tanggal:
Piutang Wesel dan Bunga
3 1 Desember 1999

Rekening 160, 161, 450

Piutang Wesel Bunga

Nilai Saldo Saldo Piutang Penghasilan Diterima Piutang


Penarik Dibuat Jatuh Bunga Nominal 31-12-98 Debet Kredit 31-12-99 31-12-98 1999 1999 31-12-99
PT Abadi 1/7/97 30/6/96 10% 25.000 25.000 - 25.000 - 1.250 1.250 2.500 PK -
CV Mutiara 1/11/97 31/10/98 10% 30.000 30.000 - 30.000 - 500 2.500 3.000 PK -
UD Pratama 1/4/99 31/3/00 12% 40.000 - 40.000 - 40.000 - 3.600 - 3.600
PT Merapi 1/10/99 30/9/00 12% 20.000 - 20.000 - 20.000 - 600 - 600
55.000 60.000 55.000 60.000 1.750 7.950 5.500 4.200
T T T TD T T T T

Ke C Ke C

8
3. Program Audit
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk pemeriksaan elemen-
elemen tertentu. Auditor menyebutkan dalam program audit :
a. Pemeriksaan yang harus diikuti dalam melakukan verifikasi setiap elemen
yang tercantum dalam laporan keuangan
b. Tanggal pelaksanaan prosedur audit
c. Paraf pelaksana prosedur audit
d. Penunjukan indeks kertas kerja yang dihasilkan auditor
Program ini berfungsi sebagai alat yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal
pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan lapangan.
4. Daftar Pendukung
Dalam melaksankan audit, auditor melakukan verifikasi elemen-elemen yang
terdapat dalam laporan keuangan. Untuk itu auditormembuat kertas kerja yang
bermacam-macam untuk mendukung informasi yang dikumpulkan. Dalam tiap
eleman yang diperiksanya, auditor mencantumkan metode verifikasi, pertanyaan yang
timbu, serta jawaban atas pertanyaan tersebut. Gambar 8.6 merupakan contoh daftar
pendukung.
5. Memo Audit dan Informasi Penguat
Memo Audit adalah data tetulis yang dibuat auditor dalam bentuk uraian.
Memo bisa berupa komentar atas pelaksanaan prosedur audit dan kesimpulan yang
dicaipai. Dokumentasi informasi penguat terdiri dari: (1) ringkasan atau intisari
notulen rapat dewan komisaris, (2) jawaban konfirmasi, (3) representasi tertulis dari
manajemen dan ahli dari luar, dan (4) salinan kontrak-kontrak penting.
6. Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Reklasifikasi
Perlu dibedakan antara jurnal penyesuaian dengan jurnal reklasifikasi. Jurnal
penyesuaian audit adalah koreksi atau kekeliruan, penghilangan, atau kesalahan
penerapan prinsip akuntansi yang dilakukan oleh klien. Jurnal penyesuaian ini
dilakukan atas sesuatu yang berdampak material, baik secara individual atau secara
keseluruhan, yang seharusnya telah dilakukan oleh kilen. Jurnal reklasifikasi
berkaitan dengan penyajian saldo-saldo yang benar dalam laporan keuangan secara
baik. Sebagai contoh, misalkan klien melaporkan saldo piutang dagang yang di
nilainya termasuk piutang dagang bersaldo kredit sebagai akibat adanya pembayaran
di muka dari seorang pelanggan. Meskipun klien tidak perlu membuat jurnal
reklasifikasi atas hal tersebut dalam pembukuannya, namun untuk tujuan pelaporan
9
perlu dibuat jurnal dalam daftar saldo pemeriksaan dengan cara mendebet piutang
dagang dan mengkredit rekening pendapatan diterima di muka (sebuah rekening
kewajiban). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4-7 dan hasil reklasifikasi nampak
pada laporan keuangan. Seperti halnya jurnal penyesuaian, jurnal reklasifikasi juga
hanya dilakukan untuk hal-hal yang mempunyai dampak material.
Dalam kertas kerja, setiap usulan jurnal akan nampak dalam (1) kertas kerja
daftar atau analisis dari setiap rekening yang terpengaruh, (2) setiap kertas kerja daftar
utama yang terpengaruh, (3) ikhtisar terpisah yang berisi usulan jurnal penyesuaian
dari jurnal reklasifikasi dan (4) daftar saldo pemeriksaan. Hal ini nampak dalam
Gambar 4 -8 yaitu pada kertas kerja A-2, A, AE-1, dan AA-1 .
lkhtisar jurnal penyesuaian dan jurnal reklasifikasi pada awalnya disebut
sebagai jurnal “usulan” karena keputusan akhir auditor untuk melakukan penyeuaian
atau reklasifikasi belum bisa dipastikan sampai berakhirnya audit, karena hal itu baru
bisa dilakukan setelah klien memberi persetujuan. Keptusan tentang disetujui tidaknya
usulan jurnal peayesuaian atau reklasifikasi harus nampak dalam kertas kerja. Apabila
klien menolak untuk melaksanakan usulan jumal penyesuaian dan reklasifikasi yang
dipandang perlu oleh auditor, maka hal itu akan berpengaruh terhadap pendapat yang
akan diberikan oleh auditor dalam laporannya.

C. MANFAAT KERTAS KERJA


Adapun dari manfaat kertas kerja adalah sebagai berikut:

1. Kertas kerja dapat dimanfaatkan untuk menghubungkan catatan klien dengan laporan
audit yang dihasilkan oleh auditor.
2. Kertas kerja dapat dimanfaatkan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya dan
merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit yang memadai.
3. Kertas kerja dapat dimanfaatkan untuk menguatkan simpulan-simpulan auditor dan
kompetensi auditnya dalam membuktikan telah dilaksanakannya dengan baik audit
atas laporan keuangan.
4. Kertas kerja dapat dimanfaatkan untuk mengkoordinasi dan mengorganisasi semua
tahap audit yang terdiri dalam berbagai waktu, tempat, dan pelaksana.
5. Kertas kerja dapat dimanfaatkan untuk memberikan pedoman dalam audit berikutnya.
6. Sebagai dasar perencanaan audit tahun selanjutnya.

10
Dalam pelaksanaan audit, Kertas Kerja Audit dapat digunakan sebagai acuan
bagi auditor untuk perencanaan audit tahun berjalan. Auditor dapat mengacu pada
kertas kerja tahun sebelumnya yang mencakup berbagai informasi seperti informasi
perencanaan audit, sistem pengendalian internal (SPI), alokasi biaya dan waktu,
program audit, serta hasil audit yang telah didokumentasikan.
7. Sebagai catatan bahan bukti dan hasil pengujian yang telah dilakukan.
8. Kertas kerja merupakan bukti bahwa auditor telah melakukan audit sesuai dengan
standar audit yang telah ditetapkan.
9. Sebagai dasar untuk menentukan jenis laporan audit yang pantas.
Kertas Kerja Audit membantu auditor dalam menentukan kelayakan laporan audit
yang akan diterbitkan dan memudahkan penyusunan laporan audit secara menyeluruh.
10. Sebagai dasar untuk supervisi audit oleh supervisor dan partner.

Dari Kertas Kerja dapat diperoleh informasi yang sangat bermanfaat untuk audit
berikutnya jika dilakukan audit yang berulang terhadap klien yang sama dalam
periodeakuntansi yang berlainan, auditor memerlukan informasi mengenai sifat usaha
klien,catatan, pengendaian intern klien, dan rekomendasi perbaikan yang diajukan kepada
klien dalam audit yang lalu, jurnal-jurnal adjustment yang disarankan untuk menyajikan
secara wajar laporn keuangan yang lalu

D. TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS KERTAS KERJA


Audit atas laporan keuangan harus didasarkan atas standar auditing yang
ditetapkan IAI. Standar pekerjaan lapangan mengharuskan auditor melakukan
perencanaan dan penyupervisian terhadap audit yang dilaksanakan, memperoleh
pemahaman atas pengendalian intern, dan mengumpulkan bukti kompeten yang cukup
melalui berbagai prosedur audit. Kertas kerja merupakan sarana yang dilakukan oleh
auditor untuk membuktikan bahwa standar pekerjaan lapangan tersebut dipatuhi.
Dalam melakukan auditnya, auditor harus memperoleh kebebasan dari klien
dalam mendapatkan informasi yang diperlukan untuk kepentingan auditnya. Pembatasan
terhadap kebebasan auditor dalam menentukan tipe bukti yang diperlukan dan prosedur
audit yang dilaksanakan oleh auditor akan berdampak terhadap kompetensi dan
kecukupan bukti yang diperlukan auditor sebagai dasar bagi auditor untuk merumuskan
pendapatnya atas laporan keuangan klien. Sebagai akibatnya, kompetensi dan kecukupan

11
bukti audit yang diperoleh auditor akan mempengaruhi pendapat auditor atas laporan
keuangan auditan.
Kertas kerja adalah milik kantor akuntan publik, bukan milik klien atau milik
pribadi auditor. Namun, hak kepemilikan kertas kerja oleh kantor akuntan publik masih
tunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik yang berlaku, untuk menghindari penggunaan hal-hal yang bersifat
rahasia oleh auditor untuk tujuan yang tidak semestinya. Hampir semua informasi yang
diperoleh audit dicatat dalam kertas kerja, maka bagi auditor, kertas kerja merupakan hal
yang bersifat rahasia.
SA Seksi paragraf 08 mengatur bahwa auditor harus menerapkan prosedur
memadai untuk menjaga keamanan kertas kerja dan harus menyimpannya sekurang-
kurangnya 10 tahun, sehingga dapat memenuhi kebutuhan praktiknya dan ketentuan-
ketentuan yang berlaku mengenai penyimpanan dokumen. Karena sifat kerahasiaan yang
melekat pada kertas kerja, auditor harus menjaga kertas kerja dengan cara mencegah
terungkapnya informasi yang tercantum dalam kertas kerja kepada pihak-pihak yang tidak
diinginkan. Misalnya, klien memberitahukan kepada auditor untuk merahasiakan
informasi mengenai gaji direksi, manajer, dan aspek lain usaha perusahaan, maka auditor
tidak boleh melanggar pesan klien tersebut dengan mengungkapkan informasi tersebut
kepada karyawan klien yang tidak berhak untuk mengetahuinya.
Auditor biasanya menyelenggarakan dua macam arsip kertas kerja untuk setiap
kliennya, yaitu:
1. Arsip kini (current file), yaitu arsip audit tahunan untuk setiap audit yang telah selesai
dilakukan.
2. Arsip permanen (permanent file), yaitu untuk data yang secara relatif tidak mengalami
perubahan.

E. CARA MEMBUAT KERTAS KERJA YANG BAIK


Dalarn pembuatan kertas kerja, terdapat sejumlah tehnik dan mekanisme yang
lazim digunakan oleh para auditor berikut ini adalah beberapa tehnik penting yang harus
diperhatikan dalam pembuatan kertas kerja:
1. Judul. Setiap kertas kerja harus berisi nama klien, judul yang jelas menunjukkan isi
kertas kerja yang bersangkutan, misalnya Rekonsiliasi Bank-Bank BNI, dan tanggal
neraca atau periode yang dicakup oleh audit.

12
2. Nomor Index. Setiap kertas kerja harus diberi index atau nomor referensi, misalnya
A-I, B-2, dan sebagainya, untuk keperluan pemberi identifikasi dan pengarsipan
3. Referensi-silang. Data dalam suatu kertas kerja yang diambil dari kertas kerja lain
atau dipindahkan atau dibawa ke kertas kerja lain, harus diberi referensi silang dengan
nomor index dari kertas-kertas kerja tersebut seperti terlihat dalam Gambar 4-8.
4. Tanda Pengerjaan (tick marks). Tanda pengerjaan atau tick mark adalah simbol,
seperti tanda silang, centang, atau simbol lainnya, yang digunakan pada kertas kerjaa
untuk menunjukan bahwa auditor telah melakukan prosedur audit tertentu pada bagian
yang diberi tanda pengerjaan, atau bahwa tambahan informai tentang satu hal terdapat
pada kertas kerja lain yang ditunukan oleh tanda pengerjaan yang bersangkutan
5. Tanda tangan dan Tanggal. Segera setelah menyelesaikan tugasnya, baik pembuat
maupun orang yang mereview kertas kerja harus menandatangani dan mencantumkan
pada kertas kerja yang bersangkutan. Hal ini diperlukan agar jelas siapa
penanggungjawab dalam permbuatan kertas kerja maupun mereview kertas kerja.
Terdapat beberapa teknik dalam pembuatan kertas kerja, meliputi:
1. Tentukan tujuan setiap pembuatan kertas kerja.
2. Hindari pekerjaan menyalin
3. Hindari penulisan ulang
4. Berilah pendukung atau penjelasan pada semua akun.
5. Tulislah langkah prosedur audit apa saja yang telah dilakukan.
6. Kertas kerja pemeriksaan harus diindeks
7. Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan tentang sifat dari perkiraan yang
diperiksa, prosedur pemeriksaan yang dilakukan dan kesimpulan mengenai kewajaran
perkiraan yang diperiksa.
8. Tuangkan dalam bentuk tulisan
9. Buktikan penjelasan lisan yang diperoleh.
10. Jawablah pertanyaan yang muncul.
11. Kertas kerja harus diparaf oleh orang yang membuat dan mereview working
papers sehingga dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab.

Di bagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimasukkan daftar isi dan
indeks kertas kerja pemeriksaan dan paraf seluruh tim pemeriksa yang terlibat dalam
penugasan audit tersebut

13
DAFTAR PUSTAKA

Al. Haryono Jusup. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta : STIE YKPN
PSA No. 15, Kertas Kerja (SA 339.03)

Irawati Salim.(2015, 26 Juni). BAB IV TUJUAN, BUKTI DAN KERTAS KERJA AUDIT.
Diperoleh 10 Maret 2017, dari https://www.scribd.com/document/269720312/BAB-IV-
TUJUAN-BUKTI-DAN-KERTAS-KERJA-AUDIT#

Ajiprayoga. Jenis-Jenis Kertas Kerja Audit. diakses 2 April 2018.


https://www.coursehero.com/file/p7p0i92/C-Jenis-Kertas-Kerja-Pada-dasarnya-ada-enam-jenis-tipe-
kertas-audit-yang/

14

Anda mungkin juga menyukai