Anda di halaman 1dari 3

3.

SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI


Sistem dapat dijelaskan dari dua pendekatan, yaitu pendekatan prosedur dan
pendekatan komponen. Dari pendekatan prosedur, sistem adalah kumpulan dari
prosedur-prosedur yang dilengkapi dengan formulir dan catatan untuk mencari tujuan –
tujuan tertentu.
Contoh dari pendekatan prosedur ini adalah sistem akuntansi yang merupakan
kumpulan dari prosedur penerimaan dan pengeluaran kas, prosedur penjualan, prosedur
pembelian dan buku besar. Jadi dapat dikatakan sistem akuntansi terdiri dari sub-sistem
yang saling berkaitan. Cecil Gillespie (1971) menyatakan bahwa sistem akuntansi terdiri
dari :
1) Subsistem Akuntansi Utama
2) Subsistem Penjualan dan Penerimaan Uang
3) Subsistem Pembelian dan Pengeluaran Uang
4) Subsistem Percatatan Waktu dan Penggajian
5) Subsistem Produksi dan Biaya Produksi
Sedangkan dari pendekatan komponen, sistem adalah kumpulan dari komponen-
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan
untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh sistem yang didefinisikan dari pendekatan
komponen misalnya adalah sistem komputer yang terdiri dari kumpulan perangkat keras
dan perangkat lunak.
Tujuan utama dari sistem khususnya sistem informasi adalah untuk menghasilkan
informasi. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para
pemakainya. Untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh tiga pilar, yaitu:
1) Tepat kepada orangnya
2) Tepat waktu
3) Tepat nilainya atau akurat
Tugas dari sistem khususnya sistem informasi adalah melakukan siklus pengolahan
data atau disebut juga siklus informasi. Sistem informasi mempunyai enam buah
komponen, yaitu :
1) Komponen Input
Input dari sistem informasi berupa data yang akan diolah oleh sistem informasi. Data
sistem informasi perlu ditangkap dan dicatat di dokumen dasar. Dokumen dasar
merupakan formulir yang digunakan untuk mengnangkap dari peristiwa atau data
yang terjadi.
2) Komponen Model
Model-model yang digunakan dalam sistem informasi dapat berupa model logika
dan model matematika. Contoh model logika adalah untuk melihat barang mana
yang sudah harus dipesan kembali, dapat dilihat dari sisa barang yang tersedia
apakah sudah sama atau lebih kecil dengan titik reorder point. Sedangkan untuk
model matematika, misalnya inventory beverage dengan kode barang 1104 harus
dipesan kembali 100 krat, karena setelah dihitung dengan model matematika atau
EOQ order 100 itu adalah order yang paling ekonomis.
3) Komponen Output
Output dari sistem informasi dibuat dengan menggunakan data yang ada di data
base dan diproses menggunakan model tertentu.
4) Komponen Tehnologi
Tehnologi merupakan komponen yang penting dari sistem informasi. Tanpa adanya
tehnologi yang mendukung, maka sistem informasi tidak akan dapat menghasilkan
informasi yang tepat waktu.
5) Komponen Data Base
Data base adalah kumpulan dari data base yang saling berhubungan satu dengan
yang lainnya, tersimpan diperangkat keras computer dan digunakan perangkat lunak
untuk memanipulasinya.
6) Komponen Kontrol
Komponen control diperlukan untuk menjamin bahwa informasi yang dihasilkan
dari sistem informasi adalah informasi yang akurat. Sistem pengendalian dalam
sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai sistem pengendalian umum dan
sistem pengendalian aplikasi.
Prosedur adalah urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam
satu bagian/departemen atau lebih untuk menangani transaksi secara seragam dari
transaksi yang sama dan terjadi berulang-ulang. Pekerjaan klerikal terdiri dari kegiatan
menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih, memindah
dan membandingkan yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku
jurnal dan buku besar.

4. KERANGKA KONSEPTUAL INFORMASI AKUNTANSI


Rerangka konseptual serupa dengan konstitusi, adalah suatu sistem koheren yang
terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi
landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-
batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Selama bertahun-tahun, berbagai
organisasi, komite, dan individu telah mengembangkan serta mempublikasikan rerangka
konseptual mereka. Tetapi tidak ada rerangka konseptual yang diterima secara universal
dan diandalkan dalam praktek. Barangkali yang paling sukses adalah Accounting
Principal Board Statement No. 4 :”Basic Concepts and Accounting principal Underlying
Financial Statement of Business Enterprises,” yang hanya menjelaskan praktek-praktek
yang telah ada tetapi tidak menentukan praktek apa yang akan digunakan. Menyadari hal
itu, FASB pada tahun 1976 menerbitkan Memorandum Diskusi tiga bagian yang
berjudul: “Conceptual framework for financial accounting and reporting: Elemnts of
Financial Statements and their Measurement”. Sejak dokumen tersebut dipublikasikan,
FASB telah menerbitkan enam Statement of Financial Accounting Concepts yang
berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:
1) SFAC No.1, “Obyective of Financial Reporting By Business Enterprises” yang
menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
2) SFAC No.2, “Qualitative Characteritics of Accounting Information”, menjelaskan
karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
3) SFAC No.3, “Elements of Financial Statements of Business Enterprises”,
memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan.
4) SFAC No.5, “Recognition and measurement in financial statements of Business
Enterprises”, menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta
pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan dalam laporan
keuangan dan kapan waktunya.
5) SFAC No.6, “Elements of Financial Statements”, menggantikan SFAC No.3 dan
memperluas lingkup SFAC No.3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
6) SFAC No.7, ”Using cash flow information and present value in accounting
measurements”, memberikan kerangka kerja bagi pemakai arus kas ke masa depan
yang diharapkan dan nilai sekarang sebagai dasar pengukuran.
7) SFAC No.8, “Conceptual Framework for Financial Reporting”. Chapter 1, The
Objective of General Purpose Financial Reporting, and Chapter 3, Qualitative
Charakteristics of Useful Financial Information.

GAMBAR
KERANGKA KONSEPTUAL

Anda mungkin juga menyukai