Anda di halaman 1dari 10

TUJUAN AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

 Asersi Keberadaaan atau Keterjadian


Berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, auditor menekankan pada apakah
seluruh saldo biaya gaji dan upah, utang gaji dan upah, tunjangan, bonus, dan saldo
rekening lain yang terkait, benar-benar eksis pada tanggal neraca. Selain itu, asersi ini
juga menekankan pada apakah seluruh transaksi gaji dan upah yang tercatat benar-benar
terjadi dan tidak ada transaksi pembayaran gaji dan upah fiktif.
 Asersi Kelengkapan
Asersi kelengkapan menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang semestinya
tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat dan disajikan. Auditor
akan mencoba mendeteksi apakah ada transaksi pembayaran gaji dan upah yang belum
tercatat.
 Asersi Hak dan Kewajiban
Berkaitan dengan asersi ini, auditor berusaha memastikan apakah perusahaan
mempunyai kewajiban legal atas biaya dan utang gaji dan upah, dan pajak penghasilan
karyawan.
 Asersi Penilaian dan Pengalokasian
Berkaitan dengan asersi penilaian, auditor akan berusaha memperoleh bukti mengenai
apakah saldo biaya gaji dan upah, bonus karyawan, tunjangan, utang gaji dan upah, dan
pajak penghasilan karyawan telah disajikan dalam laporan keuangan pada jumlah yang
tepat. Auditor akan memastikan apakah saldo tersebut diperoleh melalui penilaian dan
pengalokasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
 Asersi Pelaporan dan Pengungkapan
Selain memperoleh bukti mengenai keempat asersi tersebut, auditor perlu menghimpun
bukti mengenai apakah transaksi dan saldo yang tercatat telah tepat diklasifikasikan,
dijelaskan, dan diungkapkan.

PROGRAM AUDIT

1. Pengujian pengendalian
a. Pengujian pengendalian biaya gaji dan upah
 Minta register gaji dan upah, pilih sampel karyawan dan periksa
kebenarannya.
 Himpun arsip personalia, periksa kelengkapan arsip karyawan dan
lakukan perbandingan informasi pengurangan gaji/ upah dengan catatan
personalia.
b. Pengujian pengendalian pendistribusian cek dan gaji
 Pilih dan minta sampel gaji yang sudah di cancelled
 Bandingkan tanda-tangan cek penerima dengan tanda tangan dalam
catatan.
 Mengamati pendistribusian cek secara langsung
2. Pengujian Substantif
a. Program audit awal
 Buat top schedue
 Minta rincian biaya gaji, upah dan rekening terkait
 Lakukan tes matematis
 Cocokkan
b. Prosedur analitis
 Bandingkan saldo gaji, upah dan rekening terkait dengan saldo tahun
sebelumnya
 Bandingkan saldo dan anggaran
 Hitung rasio
c. Detail transaksi
 Telusuri nama dan tarif gaji dan upah untuk dasar pencatatannya
 Telusuri waktu yang tampak pada kartu hadir dan pulang serta laporan
yang ditandatangani mandor
 Tentukan dasar pengurangan dan penggajian dan bandingkan dengan
catatan pengurangan yang telah diotorisasi
 Bandingkan total gaji dan upah dan rekening terkait dari data yang
dibuat
 Adakan observasi pengadaan mesin absensi dan kartu absensi yang
tidak digunakan
d. Detail Saldo
 Buat ringkasan daftar kompensasi staff atau pimpinan dan telusuri ke
kontrolnya
 Periksa daftar gaji untuk satu atau beberapa bulan dan tes perhitungan
PPh apakah sesuai Undang-undang
 Bandingkan total biaya gaji, upah dan rekening terkait dalam laporan
Laba Rugi dan SPT
 Bandingkan data yang ada dalam daftar gaji dan upah dengan catatan
personal.
 Lakukan observasi pada saat pembayaran gaji dan upah.
e. Penyajian dan Pengungkapan
 Periksa penyajian dan pengungkapan dalam neraca dan Laporan laba
Rugi apakah sudah tepat.

Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Atas


Transaksi

Pengendalian internal untuk pengujian biasanya sangat terstruktur dan terkendali


dengan baik untuk mengelola pengeluaran kas, meminimalkan keluhan dan ketidakpuasan para
karyawan, serta meminimalkan kecurangan penggajian.
Memroses penggajian serupa pada sebagian besar organisasi, dan program penggajian
di komputer harus dimodifikasi setiap tahun terhadap perubahan schedule pemotongan pajak,
umumnya perusahaan menggunakan jasa penggajian dari luar untuk memroses penggajian.
Biasanya tidak sulit bagi perusahaan untuk menetapkan pengendalian yang baik dalam siklus
penggajian dan personalia.
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi merupaka bagian paling
penting dalam menguji penggajian, namun hal ini tidak bersifat ekstensif. Banyak auditor
menghadapi resiko salah saji material yang rendah, walaupun penggajian seringkali menjadi
bagian yang signifikan dari total beban. Ada tiga alasan untuk hal ini :
 Karyawan kemungkinan besar akan mengajukan keluhan kepada manajemen
jika mereka dibayar terlalu rendah.
 Semua transaksi penggajian secara tipikal seragam dan tidak rumit.
 Transaksi penggajian merupakan subjek audit pemerintah negara bagian dan
federal meyangkut pemotongan pajak penghasilan, jaminan sosial, dan pajak
pengangguran.
Untuk pengujian transaksi penjualan dan penerimaan kas, pengendalian internal,
pengujian pengendalian, dan pengujian substantif atas transaksi bagi setiap tujuan audit yang
berkaitan dengan transaksi, kita harus mengenal hal – hal berikut :
 Pengendalian internal bervariasi dari perusahaan ke perusahaan; karena itu, auditor
harus mengidentifikasi pengendalian, defisiensi yang signifikan, dan kelemahan yang
material untuk setiap organisasi.
 Pengendalian yang akan digunakan oleh auditor untuk mengurangi penilaian risiko
pengendalian harus diuji dengan pengujian pengendalian.
 Jika klien merupakan perusahaan publik, tingkat pemahaman pengendalian dan luas
pengujian pengendalian harus mencukupi untuk menerbitkan opini tentang keefektifan
pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.
 Pengujian substantif atas transaksi bervariasi tergantung pada resiko pengendalian yang
dinilai dan pertimbangan audit lainnya.

Pengendalian kunci bagi siklus penggajian dan personalia untuk menilai risiko
pengendalian:

1. Pemisahan tugas yang memadai

Pemisahan tugas merupakan hal yang penting dalam siklus penggajian dan personalia,
terutama untuk mencegah pembayaran berlebih dan pembayaran kepada karyawan
yang tidak ada atau fiktif. Fungsi penggajian harus tetap independen dari departemen
sumber daya manusia, yang mengendalikan aktivitas penggajian kunci, seperti
menghapus ayau menambahkan karyawan. Pemrosesan penggajian harus terpisah dari
penyimpanan cek gaji yang telah ditandatangani.

2. Otorisasi yang tepat

Hanya departemen sumber daya manusia yang boleh mengotorisasi untuk menambah
dan menghapus karyawan dari daftar penggajian atau mengubah tingkat upah serta
potongan. Jumlah jam kerja setiap karyawan, terutama lembur, harus diotorisasi oleh
bagian personalia. Persetujuan dapat dibubuhkan pada semua kartu waktu atau
dilakukan atas dasar pengecualian hanya untuk jam lembur saja.

3. Dokumen dan Catatan yang memadai

Dokumen dan catatan yang memadai tergantung pada sifat sistem penggajian. Kartu
waktu dan catatan diperlukan untuk karyawan per jam atau paruh-waktu. Untuk
karyawan yang dibayar berdasarkan tingkat potongan atau sistem intensif lainnya,
diperlukan catatan yang berbeda. Bagi banyak perusahaan, catatan waktu harus
memadai untuk mengakumulasi biaya penggajian menurut pekerjaan atau penugasan.

4. Pengendalian Fisik Terhadap Aktiva dan Catatan

Akses ke cek gaji yang belum ditandatangani harus dibatasi. Cek harus ditandatangani
oleh karyawan yang bertanggung jawab, dan penggajian harus didistribusikan oleh
seseorang yang independen dari fungsi penggajian dan pencatatan waktu. Setiap cek
yang tidak diklaim atau dicairkan harus dikembalikan untuk disetor ulang. Jika cek
ditandatangani oleh mesin tanda tangan, akses ke mesin tersebut harus dibatasi.

5. Pengecekan yang Independen atas Kinerja

Perhitungan penggajian harus diverifikasi secara independen, termasuk perbandingan


total batch dengan laporan ikhtisar. Anggota manajemen atau karyawan lain yang
bertanggung jawab harus meriview output penggajian untuk melihat setiap salah saji
atau jumlah yang tidak biasa.

6. Penyiapan Formulir Pajak Penggajian

Sebagai bagian dari pemahaman atas pengendalian internal, auditor harus meriview
pengisian dari setidaknya salah satu jenis formulir pajak penggajian yang merupakan
tanggung jawab klien. Potensi kewajiban berupa pajak yang belum dibayar, denda,
dan bunga akan muncul jika klien lalai menyiapkan formulir pajak secara benar.

7. Pengujian atas Karyawan yang Tidak Ada

Mengeluarkan cek gaji kepada individu yang tidak bekerja lagi untuk perusahaan
(karyawan yang tidak ada) sering kali diakibatkan oleh masih dibayarnya cek
karyawan padahal dia sudah berhenti bekerja. Contoh orang yang melakukan jenis
penggelapan ini adalah mandor atau rekan karyawan. Untuk mendeteksi penggelapan,
auditor dapat membandingkan nama pada cek yang dibatalkan dengan kartu waktu
dan catatan lainnya untuk mengetahui tanda tangan yang diotorisasi. Untuk menguji
karyawan yang tidak ada, auditor dapat menelusuri transaksi yang dicatat dalam jurnal
penggajian ke departemen sumber daya manusia untuk menentukan apakah karyawan
telah benar-benar bekerja selama periode penggajian.

8. Pengujian atas Kecurangan Waktu


Kecurangan waktu terjadi apabila seorang karyawan melaporkan waktu yang lebih
banyak dari yang sebenarnya dikerjakan. Karena kurangnya bukti yang tersedia,
biasanya sulit bagi auditor untuk mengungkapkan kecurangan waktu. Salah satu
prosedurnya adalah merekonsiliasi total jam yang dibayar menurut catatan penggajian
dengan catatan jam kerja yang independen. Akan tetapi biasanya jauh lebih mudah
bagi klien untuk mencegah jenis penipuan ini dengan pengendalian yang memadai
ketimbang bagi auditor untuk mendeteksinya.

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO

Auditor akan mengikuti metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo
setelah menyelesaikan penilaian resiko pengendalian dan melaksanakan pengujian
pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi serta menilai kemungkinan salah saji
akun laporan keuangan dalam siklus penggajian dan personalia.

Tahapan metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo untuk kewajiban
penggajian adalah sebagai berikut :

 Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi akun kewajiban penggajian.


 Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai resiko inheren untuk akun
kewajiban penggajian.
 Menilai resiko pengendalian untuk siklus penggajian dan personalia.
 Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas
transaksi untuk siklus penggajian dan personalia.
 Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk akun kewajiban penggajian.

Dua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang utama dalam menguji kewajiban
penggajian adalah :

a. Akrual dalam neraca saldo telah dinyatakan pada jumlah yang benar
(Keakuratan).
b. Transaksi dalam siklus penggajian dan personalia telah dicatat pada periode
yang benar (Pisah Batas).

Perhatian utama dalam kedua tujuan itu adalah untuk memastikan bahwa tidak ada
kurang saji atau akrual yang dihilangkan. Berikut ini adalah beberapa akun kewajiban yang
utama dalam siklus penggajian dan personalia :
1. Jumlah Potongan dari Gaji Karyawan
Pajak penggajian yang dipotong tetapi belum dibayar kepada pemerintah dapat
diuji dengan membandingkan saldonya dengan jurnal penggajian, formulir
pajak penggajian yang dibuat pada periode selanjutnya, dan pengeluaran kas
periode selanjutnya. Jika pengendalian internal sudah beroperasi secara efektif,
pisah batas dan keakuratan dapat dengan mudah diuji pada saat yang bersamaan
dengan prosedur tersebut.
2. Gaji dan Upah Akrual
Gaji dan upah akrual terjadi setiap kali karyawan belum menerima upah yang
telah menjadi haknya selama beberapa hari atau jam terakhir hingga periode
selanjutnya. Pisah batas dan keakuratan yang benar untuk gaji dan upah akrual
tergantung pada kebijakan perusahaan yang harus diikuti secara konsisten dari
tahun ke tahun.
Setelah auditor menentukan kebijakan perusahaan untuk mengakrualkan upah
dan mengetahui hal tersebut konsisten dengan tahun sebelumnya, prosedur audit
yang tepat untuk menguji pisah batas dan keakuratan adalah menghitung ulang
akrual klien. Salah saji yang paling mungkin dari setiap signifikansi saldo
adalah kelalaian untuk memasukkan jumlah hari yang tepat yang telah
dihasilkan tetapi belum dibayar.
3. Komisi Akrual
Konsep yang sama yang digunakan dalam memverifikasi gaji dan upah akrual
juga dapat diterapkan pada komisi akrual, meskipun akrual ini umumnya lebih
sulit diverifikasi karena perusahaan seringkali memiliki beberapa jenis
perjanjian yang berbeda dengan wiraniaga dan karyawan dengan komisi
lainnya.
Dalam memverifikasi komisi akrual, hal yang pertama yang perlu dilakukan
adalah menentukan sifat perjanjian komisi dan kemudian menguji
perhitungannya berdasarkan perjanjian tersebut. Auditor harus membandingkan
metode untuk mengakrualkan komisi dengan tahun – tahun sebelumnya demi
tujuan konsistensi.
4. Bonus Akrual
Pada banyak perusahaan, bonus akhir tahun yang belum dibayar kepada para
pejabat dan karyawan merupakan pos yang sangat besar sehingga kelalaian
untuk mencatatnya akan menimbulkan salah saji yang material.
Verifikasi atas akrual yang tercatat biasanya dapat dicapai dengan
membandingkannya dengan jumlah yang diotorisasi pada risalah rapat dewan
direksi.
5. Pembayaran Cuti Liburan, Cuti Sakit, atau Tunjangan Akrual Lainnya
Akrual dari kewajiban – kewajiban tersebut yang relatif konsisten dengan tahun
sebelumnya merupakan pertimbangan yang paling penting ketika mengevaluasi
kewajaran jumlahnya.
Kebijakan perusahaan untuk mencatat kewajiban harus ditentukan pertama kali,
baru kemudian jumlah yang tercatat harus dihitung ulang. Kebijakan
perusahaan ini harus sesuai dengan SFAS 43 mengenai absen yang diberi
kompensasi.
6. Pajak Penggajian Akrual
Pajak penggajian, seperti FICA dan pajak pengangguran negara bagian serta
federal dapat diverifikasi dengan memeriksa jumlah formulir pajak yang
disiapkan pada periode selanjutnya untuk menentukan jumlah yang sudah harus
dicatat sebagai kewajiban pada tanggal neraca.
7. Pengujian atas Rincian Saldo untuk Akun Beban
Disini pos yang paling penting adalah gaji dan bonus pejabat, gaji kantor, gaji
dan komisi penjualan, serta tenaga kerja manufaktur langsung.
Auditor hanya perlu melakukan pengujian tambahan yang relatif sedikit
terhadap akun – akun laporan laba rugi pada sebagian besar audit selain
prosedur analitis, pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi,
dan pengujian atas akun kewajiban terkait yang telah dibahas. Pengujian
tambahan yang ekstensif hanya akan diperlukan apabila auditor
mengungkapkan defisiensi yang signifikan atau kelemahan yang material dalam
pengendalian internal, salah saji yang signifikan dalam pengujian kewajiban,
atau varians utama yang belum dijelaskan dalam prosedur analitis.
8. Kompensasi Pejabat
Auditor harus memverifikasi apakah total kompensasi pejabat merupakan
jumlah yang diotorisasi oleh dewan direksi, karena gaji dan bonusnya harus
dimasukkan dalam laporan 10-K SEC dan SPT pajak penghasilan federal.
Verifikasi kompensasi pejabat juga dijamin karena beberapa individu mungkin
saja mampu membayar dirinya sendiri lebih besar dari jumlah yang diotorisasi.
Pengujian audit yang biasa adalah untuk memperoleh gaji setiap pejabat yang
diotorisasi dari risalah rapat dewan direksi dan membandingkannya dengan
catatan pendapatan yang berhubungan.
9. Komisi
Beban komisi total dapat diverifikasi dengan mengalikan tingkat komisi untuk
setiap jenis penjualan dengan jumlah penjualan dalam kategori tersebut. Jika
informasi yang diinginkan tidak tersedia, mungkin perlu untuk menguji
pembayaran komisi tahunan atau bulanan untuk tenaga penjualan terpilih dan
menelusuri total pembayaran komisi.
10. Beban Pajak Penggajian
Beban pajak penggajian untuk tahun berjalan dapat diuji dengan mula – mula
merekonsiliasi total penggajian di setiap formulir pajak penggajian dengan total
penggajian untuk seluruh tahun. Total pajak penggajian kemudian dapat
dihitung ulang dengan mengalikan tingkat yang sesuai dengan penggajian yang
dikenakan pajak.
Pada sebagian besar audit, perhitungan tersebut memerlukan banyak biaya dan
biasanyab tidak diperlukan kecuali jika prosedur analitits mengindikasikan
bahwa terdapat masalah yang tidak dapat dipecahkan melalui prosedur lainnya.
11. Total Penggajian
Pengujian yang berhubungan erat dengan pengujian pajak penggajian adalah
rekonsiliasi total beban penggajian dalam buku besar umum dengan SPT pajak
penggajian dan formulir W-2. Tujuan dari pengujian tersebut adalah untuk
menentukan apakah transaksi penggajian dibebankan ke akun non penggajian
atau sama sekali tidak dicatat dalam jurnal penggajian.
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi merupakan cara
yang lebih baik dalam mengungkapkan kedua jenis salah saji tersebut dalam
sebagian besar audit.
12. Tenaga Kerja Kontrak
Untuk mengurangi biaya penggajian, banyak organisasi melakukan kontrak
dengan organisasi luar untuk menyediakan staf. Biaya yang dibayarkan ke
organisasi luar diuji dengan membandingkan jumlah dengan kesepakatan
kontrak yang ditandatangani antara perusahaan dan perusahaan jasa luar.
13. Tujuan Penyajian dan Pengungkapan
Pengungkapan yang diperlukan untuk transaksi siklus penggajian dan
personalia tidaklah mendalam, akan tetapi, beberapa transaksi yang kompleksi
seperti opsi saham dan rencana kompensasi pejabat eksekutif lainnya mungkin
memerlukan pengungkapan catatan kaki. Auditor dapat menggabungkan
prosedur audit yang berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan
pengungkapan dengan pengujian atas rincian saldo untuk akun kewajiban dan
beban.

MENJELASKAN DAN MENILAI MATERIALITAS, RISIKO, DAN STRATEGI


AUDIT

Kecurangan dalam pembuatan daftar gaji menjadi perhatian auditor. Kecurangan


semacam ini timbul dari adanya pegawai fiktif yang dimasukkan dalam daftar gaji, dan
kemungkinan kesalahan yang disengaja dalam menyusun klasifikasi daftar gaji. Ini berarti ada
karyawan yang dihitung dengan tarif yang lebih tinggi. Disamping adanya kecurangan tersebut,
akuntan harus memperhatikan ketelitian perhitungan sejak penhitungan waktu hadir, insentif
sampai dengan pembuatan daftar gaji dan pembuatan slip gaji.

Berbagai aspek resiko diatas akan mempengaruhi strategi audit siklus penggajian dan
personalia, oleh karena itu hal hal yang harus dipertimbangkan adalah :

a. Resiko audit yang utama timbul dari pemrosesan transaksi penggajian


b. Perusahaan pada umumnya memperluas cakupan pengendalian intern untuk
transaksi penggajian
c. Saldo hutang gaji pada akhir tahun kadang kala tidak material

Teknis audit yang disarankan:

1. Verifikasi kecermatan penyajian berbagai saldo, daftar dan buku pembantu


2. Terapkan prosedur analitikal
3. Lakukan inspeksi proses penghitungan daftar gaji dan hutang
4. Hitung kembali dan lakukan pengujian terhadap daftar gaji dan upah
5. Bandingkan penyajian statement dengan GAAP

Anda mungkin juga menyukai