Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Mikroorganisme merupakan suatu makhluk hidup yang tidak dapat dilihat secara langsung
atau dengan kasat mata.Mikroorganisme terbagi atas beberapa hal yaitu bakteri, virus,
candida, dan protozoa. Untuk mengetahui jenis dan penanganan suatu mikroorganisme
tersebut maka terlebih dahulu kita harus mengetahui bagaimana metode pengambilan sampel
pengambilan apusan guna mendukung pemeriksaan dan penindakan pada saat akan
melakukan tindakan.

Pada tubuh dalam keadaan normal diperkirakan terdapat lebih kurang 1012 bakteri yang
menghuni kulit, 1010 di mulut dan 1015 di saluran pencernaan. Kebanyakan diantaranya
merupakan bakteri yang sangat spesifik dan memiliki kemampuan untuk menggunakan bahan
makanan, kemampuan menempel pada permukaan tubuh, dan mampu beradaptasi (secara
evolusi) terhadap hostpes.Adapun bakteri yang sering ditemukan melekat pada setiap sel
epitel terlepas yang ada dipermukaan dorsal lidah adalah kelompok golongan streptococcus,
yaitu bakteri yang dapat menimbulkan caries gigi adalah streptococcus sp. dan adapun
bakteri yang terdapat pada plak pada gigi adalah streptococcus dan neisseria.

1. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja Jenis-jenis mikroorganisme rongga mulut?


2. Apa saja Jenis-jenis bakteri dalam rongga mulut?
3. Metode pengambilan sampel pada rongga mulut?
4. Bangaimanakah Pencegahan dan pengobatan bakteri pathogen dalam rongga mulut?

3.Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Megetahui Jenis-jenis mikroorganisme rongga mulut


2. Mengetahui Jenis-jenis bakteri dalam rongga mulut
3. Mengetahui Metode pengambilan sampel pada rongga mulut
4. Mengetahui Pencegahan dan pengobatan bakteri pathogen dalam rongga mulut?

4. Metode pemecahan Masalah

Untuk pengumpulan data di dalam penyusunan tugas makalah ini,


penulis memakai metode yang telah ada yaitu studi kepustakaan
adalah mengumpulkan informasi atau data-data dengan cara
mempelajari dan menyimpulkan bahan bacaan berbagai macam
buku dan juga memperoleh data dari media internet
5.SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penyusunan makalah ini, penulis membagi beberapa bab
dengan tujuan mempermudah penulis dalam menyusun serta
mudah untuk dibaca dan dipahami bagi pembaca

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi tentang pembahasan latar belakang

ruang lingkup,metode pengumpulan data dan sistematika


penulisan
BAB II PEMBAHASAN
Dalam bab ini membahas dan menerangkan pengertian
bakteri, macam-macam bakteri virus dan jamur, cara pencegahan masuknya bakteri pathogen
dalam rongga mulut

BAB III PENUTUP


Dalam bab terakhir ini membahas tentang kesimpulan dan
saran dalam penyusunan makalah ini

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 JENIS-JENIS MIKROORGANISME DALAM MULUT

1. Bakteri dalam rongga mulut

Bakteri adalah organisme bersel tunggal (sendiri) yang hidup bebas dan mampu bereproduksi
sendiri tetapi menggunakan hewan sebagai pejamu untuk mendapatkan makanan.Bakteri
tidak memiliki inti sel. Bakteri terdiri atas sitoplasma yang dikelilingi oleh sebuah dinding sel
yang kaku yang terbuat dari suatu zat khusus yang disebut peptidoglikan.Didalam setoplasma
terdapat materi genetic, baik DNA maupun RNA, dan struktur intra sel yang diperlukan
untuk metabolism energi.Bakteri bereproduksi secara aseksual melalui replikasi DNA dan
pembelahan sel sederhana.Sebagian bakteri membentuk kapsul yang mengelilingi dinding sel
sehingga bakteri tersebut lebih tahan terhadap serangan system imun pejamu. Bakteri lain
mengsekresi protein yang menurunkan kerentanan terhadap antibiotic standar. Bakteri dapat
bersifat aerob atau anairob.Seringkali bakteri mengeluarkan toksin yang secara spesifik
merusak pejamu.

Laboratorium sering mengklasifikasikan bakteri sebagai gram negative atau positif.Bakteri


gram positif mengeluarkan toksin (eksotoksin) yang merusak sel-sel pejamu.Bakteri gram
negative mengandung protein di dinding selnya yang merangsang respon peradangan atau
endotoksin.Bakteri gram negative juga mengsekresi eksotoksin.Bakteri gram positif
memberikan warna ungu pada pewarnaan standar laboratorium. Bakteri gram negative
berwarna merah pada pewarnaan laboratorium yang kedua.(1)

Adapun contoh jenis-jenis bakteri yang sering terdapat didalam mulut adalah :

1. a)Staphylococcus epidermitis
2. b)Staphylococcus aureus
3. c)Streplococcus mitis dan streptokokus a-hemolitik laiinnya
4. d)Streptococcus salivarius
5. e)Peptostreptokokus
6. f)Actinomyces israelii
7. g)Haemophilus influenza,
8. h)Bacterioides fragilis
9. i)Bacterioides oralis
10. j)Fusobacterium nucleatum
11. k)Bacterioides melaninogenicus
12. l)Laktobasilus
13. m)Veillonella alcalescen (2)

Bacterioides oralis

1. Virus dalam rongga mulut

Infeksi oral yang disebabkan oleh virus herpes simpleks adalah salah satu infeksi penyakit
yang umum ditemukan pada praktek dokter gigi.Herpes simpleks adalah infeksi yang
disebabkan Herpes simpleks virus (HSV) tipe 1 dan 2.Meliputi herpes oralabialis dan herpes
gentalis.Penularan virus paling sering terjadi melalui kontak langsung dengan lesi atau secret
genital/oral dari individu yang terinfeksi. Penyakit yang biasa disebabkan oleh virus herpes
simpleks yaitu luka dekat mulut akibat demam yang diawali dengan ras gatal dan berakhir
dengan terbentuknya bisul kecil pada bagian bibir, luka ini mungkin akan menyakitkan
sekaligus memalukan. Penyebab utama virus herpes simpleks yaitu ditularkan melalui air
liur, berciuman, atau berbagi cangkir dengan orang lain. (3)

1. Jamur pada rongga mulut

Candida albicans merupakan Organisme atau jamur yang biasanya menyebabkan lesi ini,
dapat menyebabkan penyakit pada berbagai system organ.Salah satu nya yaitu candidiatis
oral atau sariawan, ditandai oleh plak putih, lengket pada lidah, langit-langit mulut, dan
bagian dalam pipi. Keadaan ini sering sulit dibedakan dengan gumpalan susu pada bayi. (4)
1.2 JENIS-JENIS BAKTERI DALAM RONGGA MULUT

Bakteri dibedakan atas dua kelompok berdasarkan komposisi dinding sel, ketahanan terhadap
penisilin, pewarnaan, kebutuhan nutrient, dan ketahanan perlakuan fisik.yaitu bakteri gram
positif dan bakteri gram negatif. Selain perbedaan dalam sifat pewarnaannya, bakteri gram
positif dan bakteri gram negatif berbeda dalam sensifitasnya terhadap kerusakan mekanis
atau fisis, terhadap enzim, desinfektan dan antibiotik.

Bakteri gram negatif bersifat lebih konstan terhadap reaksi pewarnaan, tetapi bakteri gram
positif, sering berubah sifat pewarnaannya sehingga menunjukkan reaksi gram vertable,
sebagai contoh, kultur bakteri gram positif sudah tua dapat kehilangan kemampuannya untuk
menyerap pewarna violet Kristal sehingga dapat menterap pewarna safranin, dan berwarna
,merah seperti bakteri gram negatif. Perubahan tersebut juga dapat diebabkan oleh perubahan
kondisi lingkungan atau modifikasi teknik pewarnaan

Berikut adalah pembagian dan contoh Dari bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif,antara lain:

1. Gram-positive cocci
2. Staphylococcus

Berukuran 0,8 µm, berbentuk bulat, tidak membentuk spora dan memproduksi enzyme
katalase, fakultatif anaerob serta membentuk asam dari glukosa dalam suasana aerobik dan
anaerobik. Yang membedakan micrococcus dengan yang lain adalah dalam kemampuan
melakukan oxidasi glukosa. Staphylococcus dapat hidup dan tumbuh dalam air garam dengan
kepekatan 7,5 % sampai 15 %, sifat ini digunakan untuk memisahkannya dari specimen dan
merupakan ”vegetative bacteria” sehingga sering digunakan untuk percobaan kemampuan
membunuh kuman penyakit. Peptococcus Genus peptococcus berbentuk bulat (Rogosa,
1974), bersifai gram positif, berdiameter 0,5 – 1 µm, pada pewarnan dijumpai tunggal,
berpasangan, berkelompok 4, jarang berkelompok banyak dan jarang berderet seperti rantai.
Tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Semua spesiesnya adalah anaerob dan
memanfaatkan peptone dan asam amino sebagai sumber energy. Mempunyai kemampuan
mepermentasi karbohidrat dengan cepat. Reaksi katalis biasanya negatif atau lemah dan dia
tidak memproduksi koagulase enzim. Walaupun umum anggota spesies adalah beta-
haemolytik, banyak diantaranya tidak menunjukan haemolitik pada media agar darah. Genus
dari spesies ini dipisahkan berdasarkan berbagai reaksi biokimia dan analisa asam organic,
yaitu jumlah biografi gas yang dihasilkan dari penanaman dalam kultur murni dalam
”peptonw-yeast-glucose broth” (Martin, 1974).
1. Streptococcus

Genus dari streptococcus terdiri dari banyak dan bermacam-macam grup biologis dari kuman
gram positif.Berbentuk bulat atau lonjong dan terdapat berpasangan atau berbentuk rantai,
panjang rantai tergantung kondisi lingkungan dimana dia hidup.Rantai yang panjang
dijumpai pada cocci yang hidup dalam cairan atau semifluid media.

1. Peptostreptococcus

Peptostreptococcus bersifat anaerob, gram-positif, bulat sampai oval dengan ukuran 0,7 – 1
µm. Pada pewarnaan ditemukan berpasangan dan rantai pendek atau panjang, tidak bergerak
dan tidak membentuk spora. Reaksi katalis negatif.Kebanyak spesies menyebabkan
fermentasi karbohydrat sehigga terbentuk berbagai asam organik dan gas.

1. Gram – negative cocci


2. Neisseria dan Branhamella Gram-negative

tidak bergerak, tidak membentuk spora, berbentuk coffee bean/diplococci, aerobik,


membentuk ”enzyme cytochrome oxidase” yang merupakan bakteri yang terdapat pada
mucous membrane dari rongga mulut dan saluran nafas bagian atas.Genus dari Neisseria
dibagi menjadi spesies yang pathogenik yaitu Neisseria gonorrhoeae dan Neisseria
meningitidis dan spesies yang commensal yaitu Neisseria sicca, Neisseria subflava, Neisseria
flavescens dan Neisseria mucosa, pembagian ini berdasarkan reaksi fermentasi
karbohydrat.Spesies yang tadinya disebut Neisseria catarrhalis sekarang disebut Branhamella.
Branhamella catarrrhalis beda dari spesies Neisseria umumnya karena tidak memproduksi
asam dari karbo hidrat seperti glucosa, maltosa, sukrosa dan fruktosa. Juga DNA berdasarkan
ratio guanine ditambah cytosine dengan batas 47 – 52 moles %(Buchanan dan Gibbons,
1974). Spesies dari genus Neisseria yang biasa terdapat/hidup dalam rongga mulut tidak
patogen atau virulentnya lemah, meskipun dilaporkan terjadi ”subacute bacterial
endocarditis”(Hudson, !957) dan ”purulent meningitis”(Losli dan Lindsey, 1963). Morris
(1954) dan Pike dkk, (1963) membuat klassifikasi berdasarkan penelitiannya ; N. pharynges
atau N. Catarrhalis (Branhanmella catarrhalis). Ritz (1967) meneliti tentang keberadaannya
dalam plaque gigi dan mendapat lokasi distribusi secara segar, hal ini didapat dengan cara
”Fluorescent antibody staining technique”. Dua spesies yaitu Neisseria gonorrhoeae dan
Neisseria meningitidis tidak terdapat secara normal didalam mulut manusia.Neisseria
gonorrhoaea menyebabkan stomatitis primer, parotitis atau pharyngitis, terjadi karena terjadi
kontak antara mulut dengan alat genital(Metzger, 1970; Schmidt, Hjǿrting, Hansen dan
Philipsen, 1961; Wiesner dkk, 1973 atau autoinoculation dari”primary genital infection” via
jari tangan.

1. Veillonella

Genus veillonella dibagi atas dua spesies ; Veillonella alcalescens dan Veillonella parvula
(Holdelman, Cato, dan Moore, 1977). Mempunyai diameter 5µm tidak bergerak, gram-
negatif, oxidase-negatif, anaerob diplococci, tidak memfermentasi karbo hidrat,
memanfaatkan lactic, succinic dan asam2 lain sebagai sumber energi(Rogosa, 1964). Rogosa
(1956) menemukan media khusus untuk membiakan dari spesimen yang berasal dari
klinik.Veillonella adalah flora yang hidup dalam keadaan normal didalam usus dan sistim
urogenital manusia. Ditemukan dalam jumlah yang banyak diberbagai tempat di dalam
mulut(Hardie dan Bowden, 1974).
1. Gram – positif rods dan filaments
2. Actinomyces, Arachnia, Bifidobacterium, Bacterionema dan Rothia

Actinomyces, Arachnia, Bifidobacterium, Bacterionema dan Rothia. Golongan Actinomyces,


Arachnia, Bacterionema dan Rothia sekarang diklassifikasikan kedalam famili
Actinomycetaceae. kecuali kelompok Bifidobacterium yang biologi dan patogenitas masih
didiskusi secara rinci dalam morphology oleh Slack dan Gerencser(1975). Actinomycetaceae
adalah gram-positif, umumnya diphtheroid atau club-shaped rods dimana cendrung
membentuk cabang2 filament dijaringan infeksi atau pada kultur invitro. Bentuk diphtheroid
atau coccoid terbentuk kita terjadi fragment dai filament. Bersifat tidak bergerak, tidak
membentuk endospora, dan not acid-fast.Pada umumnya fakultatif anaerob, tapi ada satu
spesies hidup dengan baik pada kondisi aerobic.Dapat membentuk atau tidak membentuk
ezyme catalase.

1. Eubacterium dan Propionibacterium

Kuman yang dikelompokan kepada Eubacterium (Holdeman dan Moore, 1974) adalah gram-
positif, tidak membentuk spora, uniform atau poleomorphic rods, dapat atau tidak dapat
bergerak, seluruh spesies adalah anaerob, selalu mebentuk campuran asam organik seperti
butiryc, acetic atau formic acid dari karbo hidrat atau peptone. Ditemukan dalam rangga
tubuh laki2 dan binatang.Kantz dan Hendry (1974) membiakanan Eubacterium alactolyticum
dari ruang pulpa gigi manusia yang nonvital. Kuman ini juga ditemukan pada berbagai type
infeksi seperti purulent pleurisy, jugal cellulitis, luka postoperatif dan abscess dari otak,
tractus intestinal, paru2 dan rongga mulut(Holdeman dan Moore, 1974).
Propionibacterium(Moore dan Holdeman, 1974) adalah gram-positif, tidak bergerak, tidak
membentuk spora, biasanya diphtheroid atau club-shape dan pleomorphism. Sel coccoid,
elongated, bifid atau bercabang dapat dijumpai pada beberapa kultur dan sel kuman dapat
tunggal, berpasangan atau dalam bentuk Y dan V atau bergerombol mirip”chinese
characters”. Propionic acid adalah fermentasi karakteristik produk akhir yaitu acetic, formic,
isovaleric, succinic atau lactic acid.Kuman ini umumnya anaerob tapi ada beberapa
mempunyai toleransi terhadap oxygen. Propionibacterium avidum dijumpai di otak, darah,
luka yang terinfeksidan abscess jaringan seperti submandibular abscess(Moore dan
Holdelman, 1974). Propionibacterium acnes hidup normal pada kulit dan usus, bias
ditemukan di darah, luka dan abscess jaringan lunak(Moore dan Holdeman, 1974) dan di
pulpa yang non-vital (Kantz dan Hendry, 1974).

1. Lactobacillus

Bersifat gram-positif, tidak membentuk spora, kebanyakan tidak bergerak, terbanysak bersifat
anaerob fakultatif, ada beberapa yang benar2 anaerob.

1. Gram-negatif rods dan filaments


2. Coliforms

Famili dari Enterobacteriaceae tidak selalu atau predominant hidup dalam mulut manusia
yang tinggal di dunia barat. Meskipun coliform dijumpai pada mulut normal , pada umumnya
hanya bersifat tinggal untuk sementara waktu, meskipun demikian kuman ini dapat
menimbulkan infeksi dari jaringan mulut, sering ini disebabkan karena pemakaian antibiotik
yang membunuh kuman gram-positif. Dalam hal ini terjadi pada infeksi yang disebab kuman
campuran. Mashberg, Caroll dan Morrissey (1970) melaporkan osteomyelitis dari mandibula
yang disebabkan mixed flora dengan predominant adalah Enterobacter aerogenes dengan
Escherichia coli dan alpha-hemolytic streptococcus.

1. Klebsiella

Klebsiella genus dari famili Enterobacteriaceae yang terdiri dari kuman mempunyai karakter
membentuk kapsul polysaccharide. Klebsiella pneumoniae dibagi lebih dari 80 serotype
dengan basis pada pembagian antigenic dari bagian polysaccharid. Klebsiella pneumoniae
mempunyai respon kira2 1 % dari kuman2 pneumonia.Agranat (1969) melaporkan bahwa
kuman ini menyebabkan osteomyelitis dari mandibula.Faucett dan Miller (1948) melaporkan
kuman ini menyebabkan stomatitis pada bayi.Sternberg, Hoffman dan Zweitler (1951)
melaporkan kuman ini menyebabkan diarrhea dan stomatitis pada bayi.Mashberg, Carroll dan
Morrissey (1970) melaporkan infeksi suppurative dari space carotid yang disebabkan
Klebsiella yang tidak teridentifikasi. Fox dan Isenberg (1967) menemukan Klebsiella dari
pembiakan spesimen yang berasal dari saluran akar gigi. Heitman dan Brasher (1971)
melaporkan kasus dengan pembengkakan yang erythomatus didaerah palatal kanan setelah 4
hari setelah operasi osseous periodontal, Exudat purulen dikeluarkan dari lesi pada daerah
mesiopalatal regio molar pertama, hasil kulturnya didapatkan terutama Klebsiella
pneumoniae yang resisten terhadap erythromycin pada test in vitro. Sejak pasien mendapat
profilaksis dengan erythromycin sebelum operasi, ini merupakan faktor prediposisi terjadinya
infeksi karena merusak ekologi kuman yang hidup normal disitu. Klebsiella rhinocleromatis
adalah penyebab dari penyakit rhinoscleroma, ” chronic and destructive granuloma” dari
hidung dan pharynx, kemungkinan juga menimbulkan kelainan pada bibir atas, pipi, palatum
durum dan molle dan prosesus alveolaris rahang atas. Meskipun kuman sebagai etiologi dari
penyakit ini tidak pasti Pada percobaan binatang kuman ini tidak dapat dibuktikan sebagai
penyebab syndroma ini meskipun kuman ini dapat ditemukan secara normal pada manuasia.

1. Proteus

Kuman ini termasuk genus Enterobacteriaceae yang menyebabkan penyakit diberbagai


bagian tubuh dan infeksi biasanya mempunyai masalah dalam terapi karena resisten terhadap
antibiotika. Proteus vugaris merupakan kuman yang sering ditemukan pada kultur berbagai
infeksi. Kirner dkk, (1969) menemukan pada beberapa kasus abses submadibula, Slack
(1953) kuman ini jarang dijumpai pada saluran akar dan biasa dijumpai pada bacterial
parotitis (Rose, 1954).

1. Pseudomonas

Pseudomonas tidak menyebabkan fermentasi dan berkembang biak dan bertumbuh secara
unik dengan sumber makanan yang terbatas. Kuman ini ditemukan dalam cairan salin yang
terkontaminasi dan benzalkonium chlorid, kebanyakan spesies bergerak, berbentuk tunggal
atau”tufted monopolar flagella. Pseudomonas aeruginosa memproduksi ”water-soluble
pigment”, pyocyanin dan”fluorescing pigment, fluorescein dibentuk oleh Pseudomonas
fluorescens. Pseudomonas terutama merupakan parasit yang hidup di air dan
tanah.Pseudomonas aeruginosa sudah terbukti bertahun-tahun menyebabkan penyakit pada
laki2. Sejak 15 tahun lalu terbukti spesies yang menyebab infeksi pada laki-laki yaitu
Pseudomonas cepacia dan Pseudomonas Stutzeri, kuman2 ini banyak menyebabkan infeksi
nosokomial atau terjadi pada host tertentu. Pseudomonas aeruginosa spesies yang sering
dilaporkan dalam literatur sebagai kuman yang ditemukan dalam mulut dan menyebabkan
infeksi. Shklair, Losse dan Bahn (1963) menyatakan bahwa masyarakat Amerika mempunyai
kadar kuman yang rendah dalam rongga mulut. Hasil penelitian Clement (1953) menemukan
kadar kuman rongga mulut yang tinggi pada masyarakat Afrika yang hidup dalam kondisi
primitif. Sutter, Hurst dan Landucci (1966) melakukan penelitian pada 350 individu
menemukan Pseudomonas spesies, khususnya Pseudomonas aeruginosa dijumpai 8 % dalam
saliva.

Fox dan Isenberg (1967) menemukan dalam prosentase yang kecil didalam saluran akar,
kadang ditemukan pada gigi yang non vital.Leake dan Leake (1970) menemukan
Pseudomonas aeruginosa pada neonatal suppurative parotitis.Infeksi dapat terjadi karena
invasi kuman kedalam jaringan setelah mengalami septicemia. Hecht dan Work (1970)
menemukan acute suppurative parotitis pada orang dewasa yang disebabkan oleh
Staphylococci dan Pseudomonas. Goldberg (1968) melaporkan tentang bakteriemia yang
disebabkan Pseudomonas Goldberg (1966) melaporkan tentang infeksi pasca operasi yang
disebabkan Pseudomonas aeruginosa.

Selain bakteri gram positif dan bakteri gram negatif Sifat oksigen yang baik akan
meningkatkan metabolism dan pertumbuhan bakteri. Oksigen bertindak sebagai apsetor
hydrogen dalam langkah-langkah akhir dari produksi energy dan menghasilkan 2 molekul,
hydrogen peroksida (H2O2) dan radikal bebas yaitu oksigen (O2).

Bakteri dapat diklasifikasi berdasarkan kebutuhan mereka yang dapat bermeta bolisme pada
lingkungan oksigen penuh atau lingkungan yang bebas dari oksigen.Hal ini sangat penting
saat melakukan inkubasu terhadap bakteri dalam mendukung pertumbuhannya. Oleh sebab
itu, bakteri di klasifikasi berdasarkan:

 Aerob obligatif

Bakteri yang tergolong aerob obligatif membutuhkan oksigen untuk tumbuh karena system
adenosine triphosphate (ATP).Pembangkit mereka tergantung pada oksigen sebagai aseptor
oksigen. Contoh bakteri: Micobacterium Tubercolosis

 Anaerob

anaerob fakultatif

Bakteri yang tergolong anaerob fakultatif membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi
dengan cara respirasi. Tetapi dapat juga menggunakan jalur fermentasi untuk mensintesis
ATP dalam ketiadaan oksigen yang cukup. Contoh bakteri: Bakteri oral (mutans streptococci)
dan eschericia coli.

Anaerob obligatif

Bakteri yang tergolong anaerob obligatif tidak dapat mengalami pertumbuhan pada
lingkungan yang memiliki oksigen karena bakteri ini tidak baik pada superoxide dismutase
atau katalase, maupun keduanya. Contoh bakteri: porphyromonas gingivalis.

Mikroaerofilik

Dapat tumbuh dengan baik pada konsentrasi oksigen yang rendah. Contoh
bakteri: Campylobacter Petus (5)
1.3 METODE PENGAMBILAN SAMPEL PADA RONGGA MULUT

Bakteri yang menimbulkan karies gigi adalah streptococcus sp, diantaranya


adalah streptococcus mutans ,streptococcus salivarius, streptococcus viridians,
peptostreptococcus yang merupakan bakteri penghuni dan penyebab utama karies
gigi. Streptococcus adalah golongan bakteri yang heterogen. Streptococcus adalah bakteri
gram positif berbentuk bulat yang secara khas membentuk pasangan atau rantai selama masa
pertumbuhannya.Beberapa diantaranya golongannya merupakan anggota flora normal pada
manusia. Bakteri streptococcus terutama golongan streptococcus mutans merupakan
strain streptococci yang paling dominan dalam lesi karies dan melekat erat pada permukaan
gigi. Bakteri ini memiliki beberapa karakteristik penting yang dapat dengan proses terjadinya
karies pada gigi. Untuk mendapatkan bakteri pada karies, dilakukan pengambilan apusan
dengan menggunakan sweb, dan dioleskan pada bagian gigi yang mengalami karies
kemudian dilakukan penelitian tahap berlanjut untuk menemukan jenis bakteri.

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah
suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas
suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak
dibersihkan.hasil penelitian menunjukkan komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-
beda. Pada awal pembentukan plak, kukus fram positif merupakan jenis yang paling banyak
dijumpai seperti streptococcus mutans, streptococcus sanguis, streptococcus mitis,
streptococcus salivarius, serta beberapa strain lainnya. Walaupun demikian s. mutans yang
diakui sebagai penyebab utama karies oleh karena s.mutans mempunyai sifat asidogenik dan
asidurik (resisten terhadap asam). Plak lama dan plak baru. Bakteri yang dikandung kedua
daerah itu tidak sama. Pada plak baru terbentuk bakteri yang paling banyak
adalah streptococcus dan neisseria, tetapi sesuai dengan perjalanan waktu terdapat pula
bakteri lain yang berkembang biak terutama Actinomyces dan Veillonella. Dengan demikian
plak yang matang sebagian besar akan menjadi seperti filament yang berisi lebih banyak
kuman anaerob. Untuk mendapatkan bakteri yang terdapat pada plak, dilakukan pula
pengambilan plak dengan menggunakan swab atau excavator pada gigi yang terdapat plak,
kemudian dilakukan pada tahap selanjutnya untuk melihat koloni dan jenis bakteri yang
terbentuk.

ALAT DAN BAHAN

1. Alat :
2. Alat diagnostik
3. Nierbekken
4. Tabung reaksi
5. Pipet
6. Rak tabung reaksi
7. Lampu spirtus
8. Lup
9. Sterile swab
10. Cawan petri
11. Tongue scraper
12. Sikat gigi
13. Autoklaf
14. Incubator
15. Masker
16. Spidol berwarna (non permanen)

1. Bahan :
2. Aquadest
3. Bahan pemeriksaan (PB) kerukan permukaan dorsal lidah
4. BAP (Blood Agar Plate)
5. BPS (Buffer Phospat Solution) pH 7,2
6. Spirtus

PROSEDUR PENELITIAN

1. Sebelum penelitian dilakukan, subjek diperiksa terlebih dahulu untuk mencari


sampel yang memenuhi criteria-kriteria inklusi dan eksklusi dengan alat diagnostic.
2. Sebelum pengambilan bahan pemeriksaan, sampel diminta untuk tidak menyikat gigi,
makan, dan minum terlebih dahulu.
3. Sampel di instruksikan untuk berkumur dengan aquadest steril
4. Sebelum menggunakan tongue scraper pada sampel, dilakukan pengambilan BP dari
kerokan dorsal lidah dengan menggunakan sterile swab. BP dimasukkan kedalam
tabung reaksi yang berisi BPS (Buffer Phospat Solution) dengan pH 7,2
5. Pengambilan BP berikutnya setelah sampel menggunakan tongue scraper yang telah
disediakan. Lakukan 10 kali pengerokan secara ringan pada lidah dari papul
sirkumvalata sampai ujung lidah.
6. Pada sampel yang berada dilakukan tahapan no 3 dan 4 dengan menggunakan sikat
gigi. Dilakukan pengerokan 10 kali secara ringan pada lidah.Teknik pembersihan
lidah tanpa menggunakan pasta gigi.
7. Setiap selesai pembersihan lidah, dilakukan pengambilan kerokan dorsal lidah sampel
dengan menggunakan sterile swab, masukkan kedalam tabung reaksi lain yang berisi
BPS.
8. Inkubasi BP selama 24 jam
9. Pengenceran BP secara seri : sediakan 4 tabung reaksi berisi 9ml Buffer Phospat
Plate. Pada setiap tabung reaksi diberi nomor satu sampai empat, tabung nomor satu
adalah tabung yang berisi swab dari hasil kerokan dorsal lidah sampel yang sekaligus
terhitung sebagai pengenceran pertama atau 10-1 kemudian dihomogonisasikan ,
setelah suspensi tersebut homogeny dengan pipet sterile dimasukkan kedalam tabung
nomor dua, dikocok sampai homogen sehingga terjadi pengenceran, dari tabung
nomor dua diambil suspense sebanyak 1ml dengan menggunakan
10. BP yang telah di encerkan dengan konsentrasi 10-1sampai 10-4, diambil dengan pipet
steril sebanyak 1ml, kemudian disebar pada cawan petri streril. Selanjutnya
dimasukkan incubator 37oC dalam suasana anaerob selama 1 x 24 jam
11. Setelah di inkubasikan dalam incubator ,dilakukan perhitungan koloni bakteri
12. Perhitungan koloni secara manual yang menggunakan kaca pembesar (lup). Titik-titik
kecil dan halus pada cawan petri menunjukkan koloni bakteri, untuk mempermudah
perhitungan koloni bakteri dapat dibuat garis bantu pada cawan petri, selain itu hal ini
untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan.

Produr kerja tersebut dilakukan untuk mendapatkan mikroorganisme yaitu jamur jenis
kandida albikans, yang dilakukan pengambilan apusan menggunakan swab pada bagian
dorsal lidah. (6)
Pemeriksaan laboratorium biasanya meliputi scanner, kultur aerob dan anaerob, serta
penentuan kepekaan terhadap antibiotic. Apabila dicurigai adanya nanah, maka specimen
diambil dengan aspirasi terlebih dahulu kulit dicuci dengan sabun anti kuman dan mukosa
diulasi dengan alcohol, kemudian dilakukan aspirasi lesi dengan menggunakan jarum 18-20
gauge. Aspirant dimasukkan kedalam vial transport anaerob atau apabila bbisa diantarkan
denga cepat(10-15 meni) dapat digunakan spoit (GB.9-1). Jika terdapat eksudat, maka untuk
mengumpulkan digunakan pak anaerob. Apabila melakukan kultur speismen jaringan maka
cara yang dilakukan adalah seperti perlakuan untuk mengeluarkan eksudat. Lesi permukaan
mukosa dikultur dengan pertama diusap menggunakan tampon yang dibasahi saline dan
dikerok dengan atik aplikator atau kuret. Spesimea dari lesi permukaan hanya di kultur secara
aerob. Terakhir atau yang sedang dijalani, dan kondisi klinis fisik passca akan sangat
membantu pekerjaan laboratorium. Petunjuk yang diberikan pada laboratorium sekurang-
kurangnya meliputi scanner atau pewarnaan gram, kultur, serta kepekaan terhadap antibiotic
dari organisme yang dominan flora campuran, atau keduanya. Apabila dicurigai adanya
infeksi spesifik misalnya kandida, sifilis, atau infeksi mikrobakterial, sebaiknya
diinformasikan. Scanner bias segera memberikan informasi bernilai klinis yang sangat
bermanfaat. Dengan melakukan scanner ini bias didapatkan informasi mengenai sifat
gramnya, morfologi, dan identifikasi yang varius yang dominan. Juga berfungsi sebagai
control kualitas untuk kultur berikunya, apabila diperlukan. Hasil kultur dan tes sensivitas
baru diperoleh setelah 48-72 jam (pemeriksaan khusus tertentu memerlukan waktu lebih lama
lagi). Tes sensitivitas memberikan informasi kualitatif ,engenai kerentanan tau ketahanan
mikroorganisme terhadap antibiotic tertento. Flora yang lain selain bakteri, virus dan
jamur. (7)

1.4 PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN BAKTERI PATOGEN DALAM MULUT

Setelah mengetahui penyakit yang mengakibatkan infeksi rongga mulut, tentunya Anda mulai
menyadari pentingnya menjaga dan merawat kesehatan gigi dan mulut, bukan? Ada Beberapa
cara yang bisa dilakukan, diantaranya:

1. Pencegahan
2. Menggosok gigi secara rutin setelah makan dan sebelum tidur.
3. Untuk mencegah munculnya plak dan karang gigi, kumurlah dengan obat kumur
seminggu sekali.
4. Menyikat gigi dengan benar dan pilihlah sikat gigi yang baik.
5. Hindari penggunaan pemutih gigi sembarangan.
6. Kurangi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula.
7. Konsumsi buah dan sayuran yang baik untuk gigi.
8. Hindari pola hidup tidak sehat, merokok, minuman alcohol, obat-obatan dan lain
sebagainya.
9. Memeriksa kesehatan gigi dan gusi kedokter setiap 6 bulan sekali.(8)
10. Pengobatan dan Peresepan
11. Antibiotik

Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam
proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotic khususnya berkaitan dengan pengobatan
penyakit infeksi, meskipun dengan bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan
sebagai alat seleksi untuk mutan dan transforman. Antibiotic di kerja seperti pestisida dengan
menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah antibiotic
berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desinfektan membunuh kuman dengan
menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.

Ada 2 macam antibiotic berdasarkan spektrumnya, yaitu:

ü Spectrum luas: Ampicilin, amoksilin, hetacilin, tetracylin, chloramphenicol, gentamycin.

ü Spectrum sempit, dibagi menjadi 2 yaitu:

 Gram positif bacteria: Benzilpenicillins, cloxacillins, cephalosporin, bacitracin,


erythromycin, spiramycin.
 Gram negative bacteria: Polymyxin B, collistin.ssss

1. Obat Anti Jamur

Sebagian besar infeksi jamur yang ada di rongga mulut disebabkan oleh spesies candida,
yang paling sering adalah candida albicans.Maka diperlukan penatalaksanaan pasien yang
terkena infeksi jamur, dengan memberikan obat dari menginstruksikan pasien untuk menjaga
kebersihan mulutnya.

1. Obat Anti Virus

Infeksi virus terdapat pada intraseluler dan obat anti virus mencegah terjadinya kerusakan sel
hospes.Salah satu obat anti virus yang sering digunakan adalah acyclovir, obat ini beraksi
pada enzim seluler dengan membentuk guanosine triphosphate yang merusak sintesis DNA
virus.

1. Obat Kumur (Antiseptik)

Antiseptik adalah zat-zat kimia yang mampu membunuh atau menghentikan aktivitas bakteri
hanya dalam bentuk vegetative. Pemakaian antiseptic sebagai obat kumur mempunyai peran
ganda, yaitu sebagai pencegahan langsung pertumbuhan plak gigi supragingiva dan sebagai
terapi lansung terhadap plak gigi subgingiva macam macam obat kumur yang digunakan
dalam kedokteran gigi.(9)
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa mikroorganisme yang ada di
rongga mulut terbagi atas 3 hal yaitu : bakteri, jamur, dan virus. Diantara jenis
mikroorganisme tersebut memiliki fungsi dan peranan masing-masing.Salah satunya yaitu
bakteri yang ada di rongga mulut.Seperti bakteri streptococcus dan staphylococcus yang
dimana berperan dalam menimbulkan plak dan penyebab karies pada gigi.Untuk mengetahui
jenis dan fungsi dari bakteri tersebut maka dilakukanlah pengambilan sampel pada rongga
mulut dengan beberapa metode. Salah satunya dengan menggunakan cotton buds dan
excavator pada bagian dalam rongga mulut untuk menunjang penindakan dan pengobatan.
Dalam pencegahan dan pengobatannya yang perlu diperhatikan adalah dari kebiasaan kita.
Jika seseorang rajin merawat dirinya terutama pada bagian gigi, maka gigi tersebut akan
terawat dan terbebas dari segala macam bentuk jenis mikroorganisme yang dapat merugikan
diri sendiri.

1. SARAN

Setelah mempelajari tentang mikrobiologi ini kiranya kita dapat memanfaatkan semaksimal
mungkin meteri ini sehingga kita dapat mengerti dan memahami tentang infeksi kami sadar
dan mengakuinya, masih banyak kesalahan dan kekurangan yang harus ditutupi. Oleh karena
itu kami dengan lapang dada menerima kritik dan saran dari para pembaca guna dan tujuan
untuk memperbaiki dan melengkapi apa yang kurang dalam makalah kami ini.

Anda mungkin juga menyukai