Biosorpsi Timbal Oleh Biomassa Daun Ketapang
Biosorpsi Timbal Oleh Biomassa Daun Ketapang
1
Akademi Kimia Analisis Bogor
2
Departemen Kimia FMIPA Universitas Indonesia
Email : rezamulyawan@yahoo.com
ABSTRAK
Limbah yang mengandung logam berat timbal (Pb) sangat berbahaya bagi lingkungan. Proses
pengolahan telah diperkenalkan untuk mengolah limbah, dari proses pengendapan, hingga
menggunakan resin penukar ion. Daun ketapang telah di gunakan sebagai media pengolahan
air yang digunakan untuk akuarium. Para peneliti telah menunjukkan daun ketapang
berpotensi sebagai pengolah air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi
biosorpsi daun ketapang pada limbah yang tercemar logam berbahaya, dengan mempelajari
karakteristik biosorpsi, kesetimbangan, kinetika dan termodinamika. Kondisi optimum seperti
pH, dosis daun ketapang, waktu kontak dan suhu akan diamati pada penelitian ini. Hasil
Penelitian biomassa daun ketapang berpotensi sebagai biosorben, dengan perlakuan asam atau
basa daun ketapang ini masih berpotensi sebagai biosorben. Penyerapan sangat dipengaruhi
oleh pH, konsentrasi ion Pb, massa adsorben, waktu kontak dan suhu, yang berurutan nilai
maksimum nya adalah pH 3, konsentrasi ion Pb 5 mg/L, massa adsorben 0,5 gram, waktu
kontak 4 jam, dan suhu 40 ºC. Laju reaksi berjalan pada orde satu dan memenuhi kaidah
isotermal Langmuir. Daun ketapang memiliki energi aktivasi yang rendah sehingga cocok
untuk dijadikan adsorben alternatif penyerapan logam Pb dari limbah yang mengandung
logam Pb.
Kata kunci: Adsorpsi, daun ketapang, timbal (Pb)
ABSTRACT
Waste containing of lead (Pb) is very dangerous for the environment. However, waste
treatment process has been introduced to minimize the waste, either by precipitation process or
ionic exchange resin. In addition, researchers have shown that ketapang leaves (Terminalia
catappa) can be potentially used in waste water treatment. It has been used as water treatment
media for fresh water aquarium. Moreover, this research was aimed to find out the potential of
ketapang leaves biosorption for waste treatment that has been polluted by heavy metal, such as
lead, by investigating the characteristics of biosorption, kinetics and thermodynamics.
Maximum conditions of pH, ketapang leaves dose, contact time, and temperature were also
investigated in this research. The result showed that biomass of ketapang leaves has potential
as biosorbent. Nevertheless, the absorbtion was highly affected by dependent to pH, Pb
concentration, adsorbent mass, contact time, and temperature, in which the maximum limits
are 3; 5 mg/L; 0.5 gram; 4 hours; 40 ºC; respectively. Reaction rate, moreover, was running
45
Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 45 - 56
on order one and was fulfilled the principle of Langmuir. Ketapan leaves have a low activation
energy making it suitable to be used as an alternative adsorbent Pb absorption of waste
containing Pb.
Key words: Adsorption, Lead (Pb), Ketapang leaf.
46
Biosorpsi Timbal oleh Biomassa Daun Ketapang…(Reza Mulyawan, dkk)
Alat-alat yang dipakai adalah AAS pengeringan biomasssa dalam oven suhu 70
Shimadzu 6300, FTIR Bruker, Milipore °C selama 48 jam.
Water Purifier, pH Meter Agilent, SEM b. Daun Ketapang dengan Perlakuan
EDAX, Shaker Thermo Science, Hot plate Penambahan Basa
Thermo Science, Neraca analitik AND, Oven Daun ketapang yang sudah
Memmert, Stiring hot plate Thermo Science, dihaluskan dilarutkan dalam NaOH 0,1 N
Blender Phillips, Peralatan gelas Iwaki, (10 g daun ketapang/L NaOH 0,1 N),
Termometer. direndam selama 3 jam, kemudian disaring,
biomassa yang tertahan di kertas saring
Bahan yang dipakai daun ketapang,
dicuci dengan air demin hingga netral,
kertas saring Whatman 40, 41, 42, Standar
dilanjutkan dengan pengeringan biomasssa
Pb dari Merck, asam klorida dari Merck,
dalam oven suhu 70 °C selama 48 jam.
Natrium hidroksida dari Merck, Natrium
bikarbonat dari Merck, Air demin, Lantanum Karakterisasi Proses Adsorpsi Pb2+
Klorida dari Merck. Dengan Pengaruh Waktu Kontak
Preparasi Biosorben Daun Ketapang Sebanyak 200 mL larutan yang
mengandung Pb2+ dalam Erlenmeyer 250
Daun ketapang dicuci dengan
mL ditambahkan 0,5 g/L adsorben. Larutan
akuabides, dikeringkan dalam oven dengan
diaduk menggunakan shaker dengan
suhu 70 °C selama 48 jam, dilanjutkan
kecepatan 100 rpm selama 5 jam. Setiap 0,5
dengan pengeringan dalam oven pada suhu
jam larutan tersebut di sampling 10 mL
70 °C selama 48 jam. Daun ketapang yang
dilakukan pengukuran konsentrasi Pb2+
sudah kering kemudian diblender hingga
dalam larutan secara AAS. Konsentrasi akhir
halus.
a. Daun Ketapang dengan Perlakuan Pb2+ (Ct ) dihitung dengan menggunakan
kurva kalibrasi. Konsentrasi Pb2+ yang
Penambahan Asam
Daun ketapang yang sudah terserap (C) merupakan selisih dari
dihaluskan dilarutkan dalam HCl 0,1 N (10 g Ct dengan C0 . Sementara kapasitas adsorpsi
daun ketapang/L HCl 0,1 N), direndam didapat dari selisih Ct dengan C0 dan
selama 3 jam, kemudian disaring, biomassa dikalikan dengan volume larutan serta dibagi
yang tertahan di kertas saring dicuci dengan massa adsorben. Efektivitas % adsorpsi dan
air demin hingga netral, dilanjutkan dengan kapasitas adsorpsi dihitung berdasarkan
persamaan berikut:
Ct − C0
% Adsorpsi (efektivitas) = x 100
Ct
mg (Ct − C0 ) x V
Kapasitas Adsorpsi q t ( ) =
g W
2+
Keterangan : Ct = Konsentrasi akhir Pb (mg/L)
C0 = Konsentrasi akhir Pb2+(mg/L)
W = Bobot biosorben (gram)
47
Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 45 - 56
lalu filtrat dilakukan pengukuran konsentrasi yaitu orde 1, 2, dan 3. Dengan demikian
Pb2+ dalam larutan secara AAS. diperoleh kurva ln C terhadap waktu (t)
untuk orde 1, kurva 1/C terhadap waktu (t)
Karakterisasi Proses Adsorpsi Pb2+
untuk orde 2, dan kurva 1/C2 terhadap waktu
dengan Pengaruh pH
(t) untuk orde 3. Masing-masing kurva
Sebanyak 200 mL larutan yang dihitung nilai korelasi (r) dari ketiga orde
mengandung Pb2+ dalam Erlenmeyer 250 reaksi, kurva dengan nilai r mendekati nilai
mL ditambahkan 0,5 g/L adsorben. Larutan 1 maka menunjukkan bahwa kurva tersebut
diaduk menggunakan shaker dengan paling linier dan kinetika orde reaksi
kecepatan 100 rpm, di kondisikan pH 2 ; 3 ; mengikuti orde yang dinyatakan dalam
4 ; 5 ; 6 ; 7 ; 8 ; 9 ; 10 selama 3 jam dan kurva tersebut.
larutan disaring dengan filter Whatman 42
Model Isotermal Biosorpsi
lalu filtrat dilakukan pengukuran konsentrasi
Pb2+ dalam larutan secara AAS. Model isotermal biosorpsi diuji
dengan persamaan Langmuir. Untuk
Karakterisasi Proses Adsorpsi Pb2+
persamaan Langmuir dibuat plot antara 1/C
Dengan Pengaruh Massa Adsorben
terhadap 1/qe. Dengan ploting 1/Ce dan 1/qe
Disiapkan sebanyak 10 beaker glass untuk memenuhi persamaan Langmuir.
250 mL berisi larutan Pb2+ 100 mL, satu
Karakterisasi FTIR
diantaranya sebagai blanko diaduk
menggunakan shaker dengan kecepatan 100 Daun ketapang yang sudah
rpm, ditambahkan adsorben sebanyak 0,1 ; dikeringkan dan sudah diaplikasikan sebagai
0,2 ; 0,3 ; 0,4 ; 0,5 ; 1 ; 2 ; 3 ; 4, dan 5 gram biosorben untuk larutan yang mengandung
adsorben ke dalam masing-masing beaker Pb2+ dikarakterisasi dengan alat FTIR.
glass diproses selama 3 jam dan larutan Sampel 0,1 gram di masukan ke dalam
disaring dengan filter Whatman 42 lalu tempat sampel yang berbentuk bulat,
filtrat dilakukan pengukuran konsentrasi pastikan semua permukaan tertutupi sampel,
Pb2+ dalam larutan secara AAS. dikarakterisasi dengan dengan sumber lampu
IR dengan bilangan gelombang 500 – 4000
Karakterisasi Proses Adsorpsi Pb2+
cm-1.
dengan Pengaruh Konsentrasi Ion Pb2+
Karakterisasi SEM EDAX
Sebanyak 200 mL larutan yang
mengandung Pb2+ dalam Erlenmeyer 250 Daun ketapang yang sudah
mL ditambahkan 0,5 g/L adsorben. Larutan dikeringkan dan sudah diaplikasikan sebagai
diaduk menggunakan shaker dengan biosorben untuk larutan yang mengandung
kecepatan 100 rpm, dikondisikan konsentrasi Pb2+ dikarakterisasi dengan alat SEM EDAX
larutan Pb 0 ; 5 ; 10 ; 15 ; 20 ; 25 mg/L pada perbesaran 500 – 10000 kali.
diproses selama 3 jam dan larutan disaring HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan filter Whatman 42 lalu filtrat Penelitian ini memanfaatkan daun
dilakukan pengukuran konsentrasi Pb2+ ketapang sebagai biosorben logam berat
dalam larutan secara AAS. Pb2+, karena daun ketapang relatif mudah
Kinetika Biosorpsi ditemukan dan proses adsorpsi dapat
berlangsung secara sederhana serta tidak
Dari konsentrasi Pb2+ yang terserap
membutuhkan instrumentasi yang rumit.
(C) diplotkan terhadap waktu sesuai dengan
Sebelum dan sesudah diaplikasikan pada
beberapa persamaan orde reaksi yang diuji,
larutan yang mengandung Pb2+
48
Biosorpsi Timbal oleh Biomassa Daun Ketapang…(Reza Mulyawan, dkk)
dikarakterisasi dengan FTIR dan SEM dalam biomassa dengan menggunakan FTIR
EDAX untuk mengetahui potensi gugus aktif dapat dilihat pada Gambar 1. Spektra FTIR
yang dapat dijadikan gugus aktif penyerap biomassa daun ketapang memperlihatkan
Pb2+ serta untuk melihat apakah Pb2+ hasil pita serapan 3271 cm-1 yang
terserap oleh biosorben. merupakan uluran -OH (alkohol). Pita
serapan 2971 cm-1 merupakan uluran O-H
FTIR
(karboksilat) dan 2850 cm-1 merupakan
Karakterisasi awal dari biomassa uluran C-H (gugus CH, CH2, dan CH3).
daun ketapang melalui analisis gugus fungsi
49
Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 45 - 56
Karakterisasi daun ketapang dengan satunya adalah Pb. Ismayadi (2010) meneliti
menggunakan SEM-EDAX memperoleh kandungan timbal pada daun tanaman yang
hasil seperti yang tertera pada Tabel 1. tumbuh di pinggir jalan, salah satunya daun
Penyusun utama dari biomassa daun tanaman ketapang, dan mendapatkan
ketapang adalah C dan O dan unsur logam, kandungan timbal dalam daun ketapang
ini sesuai dengan penelitian Chyau et.al sebesar 0,2 mg Pb/Kg daun ketapang.
(2006) daun ketapang mengandung 15,2%, Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat
13,3%, 17,2%, 17,8%, 31,4% dan 5,1% bahwa serapan Pb sebelum dan setelah
berurutan asam p-hidroksibenzoat, asam 4- proses dapat terlihat perbedaan, ion Pb
hidroksi phenil propionat, asam m-kumarat, terikat kepermukaan daun ketapang, dan
asam 3,4-dihidroksibenzoat, asam p-kumarat hasil ini dibuktikan pula dengan kenaikan
dan asam galat. Keberadaan logam timbal di konsentrasi Pb hasil analisis komposisi
daun ketapang berasal dari paparan timbal SEM-EDAX Tabel 1 dengan kenaikan dari
yang bersumber dari transportasi, karena
0,85 % menjadi 1,54 %. Meskipun SEM-
daun diambil dari tanaman yang tumbuh EDAX dapat menghitung % berat namun
dipinggir jalan. Hal ini diperkuat oleh Lim pada umumnya perhitungan secara
(2012) yang menyatakan selain antioksidan kuantitatif tidak menggunakan teknik
dan tanin, daun ketapang juga mengandung instrumentasi tersebut.
cemaran logam berbahaya yang salah
Tabel 1. Karaterisasi SEM-EDAX
C O Na Mg Si Pb Ca
Daun
(%b/b) (%b/b) (%b/b) (%b/b) (%b/b) (%b/b) (%b/b)
*
Sebelum 60,28 30,67 1,14 1,13 4,43 0,85 1,30
*
Sesudah 47,05 39,36 0,47 1,18 2,85 1,54 7,55
*sebelum dan sesudah menyerap Pb
50
Biosorpsi Timbal oleh Biomassa Daun Ketapang…(Reza Mulyawan, dkk)
51
Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 45 - 56
52
Biosorpsi Timbal oleh Biomassa Daun Ketapang…(Reza Mulyawan, dkk)
53
Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 45 - 56
54
Biosorpsi Timbal oleh Biomassa Daun Ketapang…(Reza Mulyawan, dkk)
proses biosorpsi. Persamaan isoterm yang suhu 40 °C. Laju reaksi berjalan pada orde
digunakan dalam penelitian ini adalah satu dan memenuhi kaidah isotermal
persamaan Freundlich dan persamaan Langmuir. Daun ketapang murni mempunyai
Langmuir (Atkin, 1999). Dari hasil memiliki energi aktivasi yang rendah
perhitungan dibentuk kurva linear antara mencirikan interaksi fisisorpsi.
1/Ce dan 1/qe untuk persamaan Langmuir.
SARAN
Persamaan isoterm yang sesuai dengan
percobaan ini dapat dibuktikan melalui Saran untuk kelanjuttan penelitian ini
koefisien determinasi (R2) yang ditunjukkan adalah penelitian lanjutkan untuk melihat
pada grafik linearisasi masing-masing potensi biomassa sebagai adsorben logam
persamaan. berbahaya lainnya. Pengaruh leaching bahan
organik dalam proses adsorpsi .
Konstanta isoterm Langmuir
menunjukkan pola ikatan yang terbentuk
DAFTAR PUSTAKA
antara biosorben dan adsorbat. Nilai qm dari
Langmuir menggambarkan ikatan antara Atkins, PW. 1999. Kimia Fisik. Jilid I dan
biosorben dan logam Pb2+ mampu II. Irma I Kartohadiprojo,
membentuk lapisan monolayer dalam jumlah penerjemah; Rohdyan T, Hadiyana
besar. Apabila biosorben mencapai nilai qm, K, editor. Erlangga. Jakarta.
maka kapasitas adsorpsi mencapai angka Terjemahan dari Physical Chemistry.
maksimum atau mengalami titik jenuh Chao, H., and Chang, C 2012. Adsorption
dimana seluruh situs penyerapan telah penuh Of Copper(II), Cadmium(II),
dan kemudian terbentuk lapisan pada Nickel(II) And Lead(II) From
permukaan adsorben. Nilai KL Aqueous Solution Using Biosorbents.
mengindikasikan tingkat afinitas antara Pb2+ Adsorption 18:395–401 DOI
dengan permukaan biosorben. Nilai K > 1 10.1007/s10450-012-9418-y.
menunjukkan tingkat afinitas yang kuat. Springer
Jiang. H., Tingqiang L., Xuan H., Xiaoe Y.,
Tabel 3 Nilai r, slope dan intercept
Zhenli H. 2012. Effects of pH and
Persamaan Langmuir dan Freundlich
low molecular weight organic acids
Langmuir on competitive adsorption and
r 0,99 desorption of cadmium and lead in
slope 5,0 paddy soils. Environ Monit Assess
intercept 0,0 184:6325–6335. Springer
Ismayadi S. 2010. Kajian Tingkat Toleransi
KESIMPULAN Jenis-Jenis Pohon Sebagai Penyerap
Dan Penjerap Polutan Timbal (Pb)
Berdasarkan penelitian pada Dan Cd Dl Berbagai Tipe Curah
percobaan dan perhitungan dapat Hujan. Pusat Penelitian Dan
disimpulkan bahwa biomassa daun ketapang Pengembangan Konservasi Dan
berpotensi sebagai biosorben. Penyerapan Rehabilitasi Badan Penelitian Dan
sangat dipengaruhi oleh pH, konsentrasi ion Pengembangan Kehutanan
Pb, massa adsorben, waktu kontak dan suhu, Kementrian Kehutanan RI.
yang berurutan nilai maksimum nya adalah Klimmek, Stan, Wilke, Bunke, Buchholz.
pH 3, konsentrasi ion Pb 5 mg/L, massa (2001). Comparative Analysis of The
adsorben 0,5 gram, waktu kontak 4 jam, dan Biosorption of Cadmium, Lead,
55
Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 45 - 56
56