Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

R
DENGAN CRONIC RENAL FAILURE (CRF)
DI RUANG SOKA RSUD Prof. Dr. MaRGONO SOEKARJO

A. PENGKAJIAN
Tanggal : 9 Juli 2009
Jam : 15.00
Sumber informasi : Status pasien, klien, keluarga, perawat ruangan.
1. Identitas
Nama : Tn. R
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pensiunan PLN
Agama : Islam
Alamat : Purwokerto
No. Reg : 776766
Diagnosis Medis : CRF, Neuropati Diabetik

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan sesek
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke Poli pada tanggal 6 Juli 2009 dengan keluhan sesak
napas sejak ± 2 hari, kaki dan tangan bengkak, seluruh tubuh terasa
lemas. Selama di rumah sakit, nafsu makannya berkurang. Klien
disarankan oleh dokter untuk menjalani Hemodialisa tetapi klien
menolaknya. Terdapat luka pada kedua kakinya, kedua kakinya terlihat
hitam dan kering.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien memiliki riwayat gagal ginjal pada bulan Mei 2009, ketika
dirawat di RS. Ananda dan pernah melaksanakan Hemodialisa pada
bulan Mei 2009. Selain itu, klien juga memiliki riwayat penyakit gula
(DM). Klien mengetahui mengenai penyakitnya yaitu DM sejak klien
berusia 40 tahun. Sejak saat itu klien rajin kontrol sebulan sekali dan
klien patuh terhadap diet yang harus dijalani. Klien juga memiliki
riwayat penyakit hipertensi.
d. Riwayat Penyakit Keluarga

Keterangan :
: Laki-laki : Klien

: Perempuan : menderita
penyakit yang sama

: sudah meninggal

Klien mengatakan punya riwayat DM. Istri klien mengatakan bahwa


kakak dan adik perempuan klien yang telah meninggal juga
mempunyai penyakit gula dan meninggalnya karena penyakit tersebut.
Tetapi klien dan istrinya mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
lain yang mempunyai penyakit yang sama seperti yang diderita klien
sekarang yaitu gagal ginjal.

3. Pola Kesehatan Fungsional


a. Pemeliharaan Kesehatan
Istri klien mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit segera
diperiksa ke dokter. Istri klien mengatakan klien rajin kontrol
memeriksakan penyakit DM, pernah melaksanakan Hemodialisa satu
kali saat pertama kali mengetahui klien terkena penyakit gagal ginjal
dan sekarang klien tidak mau lagi melakukan hemodialisa.
b. Pola Nutrisi/Metabolik
Sebelum sakit, klien makan 3 x sehari dengan nasi, lauk dan sayur
sesuai diet yang disarankan. Klien tidak memiliki alergi terhadap
makanan. Sebelum mengetahui penyakit DM klien sering makan gulai
kambing, minum sirup, tetapi setelah mengetahuinya klien
menghindari makanan tersebut. Semenjak klien dirawat di RS, klien
hanya menghabiskan ¼ porsi makan. Klien tidak pernah
mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit. Klien diet DM, rendah
garam rendah protein.
Sebelum masuk RS, klien minum 3-4 kali sehari (800 cc) dengan jenis
minuman air putih. Setelah dirawat di RS, klien jarang minum. Saat ini
klien dalam satu hari/24 jam menghabiskan kurang lebih 1 gelas aqua.
Selain mendapatkan cairan dari intake oral, klien juga mendapatkan
cairan melalui intravena dengan jenis cairan martos dengan tetesan 10
tetes/menit.
c. Eliminasi
- Fekal
Sebelum masuk RS : klien BAB 1 kali/hari, klien BAB banyak
sekali sebelum masuk RS. Setelah dirawat di RS sampai sekarang
klien dan istri klien mengatakan belum pernah BAB.
- Urine
Sebelum masuk RS, klien BAK lancar dengan frekuensi 5-6
kali/hari, produksi banyak. Setelah dirawat di RS, klien
mengatakan BAK sedikit ± 75 cc/hari.
- Balance cairan
 Tanggal 9 Juli 2009
BC = intake – (output + IWL)
= (minum + infus) – (urine + IWL)
= (250 + 800) – (75 + 500)
= 1050 – 575 = + 475 cc
 Tanggal 10 Juli 2009
BC = intake – (output + IWL)
= (minum + infus) – (urine + IWL)
= (250 + 750) – (60 + 500)
= 1000 – 560 = + 440 cc
d. Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di TT √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
Keterangan :
0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain dan alat
4 = tergantung total
Sebelum sakit klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari sendiri.
Selama di RS aktivitas klien dibantu istrinya.
e. Pola Persepsi Kognitif
Ingatan pasien masih baik, tetapi pendengarannya sudah berkurang,
begitu pula dengan penglihatan, klien tidak bisa melihat dengan jelas,
klien mengatakan penglihatannya menjadi kabur.
f. Pola Istirahat
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan tidurnya, justru di rumah
sakit tidurnya lebih nyenyak. Di rumah klien biasa tidur jam 03.00 dan
bangun jam 05.00, sedangkan di rumah sakit klien tidur jam 20.00 dan
bangun jam 05.00.
g. Konsep Diri
Klien mengatakan pasrah dengan penyakit yang dideritanya, klien dan
keluarga merasa malu pada perusahaan (PLN) karena klien sering
sakit. Bila ada masalah klien sering mendiskusikannya dengan anggota
keluarga yang lain, terutama istrinya.
h. Pola Peran dan Hubungan
Klien adalah seorang kepala rumah tangga. Menurut klien dan istri
klien, hubungan klien dengan keluarga, dan orang lain cukup baik. Hal
itu dibuktikan dengan adanya saudara, tetangga, maupun teman yang
menjenguk klien di RS.
i. Pola Reproduksi Seksual
Tn. R seorang laki-laki berumur 70 tahun mempunyai 5 orang anak.
Istri klien mengatakan bahwa dirinya sudah menopouse.
j. Pola Manajemen Koping dan Stres
Stres terbesar yang dirasakan klien adalah kondisi sakitnya saat ini,
klien merasa lemah dan tidak mampu berbuat apa-apa. Jika ada
masalah klien sering mendiskusikannya dengan istri.
k. Sistem Nilai dan Keyakinan
Tn. R beragama islam. Sebelum sakit klien rajin beribadah dan
menjalankan sholat 5 waktu. Setelah Tn. R tidak melakukan sholat 5
waktu karena kondisinya yang lemah.

4. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : Compos Mentis (GCS : E4 V5 M6)
b. Vital Sign
TD = 170/80 mmHg R = 28 x/menit TB = 166 cm
N = 86 x/menit S = 36.8 ºC BB = tidak terkaji
c. Head to Toe
1) Kepala
- Rambut : berwarna putih, pendek, tidak ada ketombe,
tidak berbau.
- Mata : konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik,
fungsi penglihatan berkurang tidak ada
sekret, katarak.
- Hidung : tidak ada luka, tidak ada polip, bersih, tidak
ada deviasi septum.
- Mulut dan gigi : tidak ada stomatitis, tidak sianosis.
- Telinga : simetris, tidak ada dischar, fungsi
pendengaran berkurang.
2) Leher : tidak ada pembesaran tiroid.
3) Thorak :
- Dada : simetris, tidak ada ketinggalan gerak, tidak ada
benjolan, ada otot bantu pernapasan (trapezeus)
- Jantung : suara jantung reguler, bunyi jantung S1 > S2,
tidak ada murmur, tidak ada gallop.
- Paru : suara paru : vesikuler
4) Abdomen : tidak ada nyeri tekan, suara peristaltik 8x/menit
5) Genitalia : tidak terpasang kateter, normal.
6) Ekstremitas :
Ekstremitas atas dan bawah oedem, dari hasil pemeriksaan pitting
oedem termasuk derajat 3 (oedem dg 1 cm), pada tangan kiri
terpasang infuse dengan cairan Martos 10 tetes/menit.

Oedem

5. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 6 Juli 2009
Hemoglobin 10,2 (N = 14 – 18) gr/dl
Leukosit 8230 (N = 4800 – 10800) ul
Hematokrit 31,2 (N = 42 – 52) %
Eritrosit 3,55 (N = 4,7 – 6,1) juta/ul
Trombosit 2000 (N = 150.000 – 400.000) /ul
MCV 87,9 (N = 79 – 99) fl
MCH 28,7 (N = 27 – 31) pgr
MCHC 32,7 (N = 33 – 37) %
Basofil 0 (N = 0 – 1) %
Eosinofil 3 (N = 2 – 4) %
Batang 0 (N = 2 – 5) %
Segmen 79 (N = 40 – 70) %
Limfosit 12 (N = 25 – 40) %
Monosit 6 (N = 2 – 8) %
Protein total 6,89 (N = 6,3 – 8,2) gr/dl
Albumin 3,30 (N = 3,5 – 5,0) gr/dl
Globulin 3,59 (N = 2,7 – 3,2) gr/dl
SGOT/AST 19 (N = 17 – 59) ul/L
SGPT/ALT 24 (N = 21 – 72) ul/L
Ureum Darah 232,7 (N = 19,3 – 42,8) mg/dl
Kreatinin Darah 20,42 (N = 0,8 – 1,5) mg/dl
Asam Urat 8,9 (N = 3,5 – 8,5) mg/dl
Glukosa Puasa 206 (N = 74 – 106) mg/dl
Glukosa Sewaktu 122 (N = ≤ 200) mg/dl
Natrium 140 (N = 137 – 145) mmol/l
Kalium 6,1 (N = 3,5 – 5,1) mmol/l
Klorida 105 (N = 98 – 107) mmol/l
Kalsium 6,6 (N = 8,6 – 10,4) mg/dl
6. Therapy
a. O2 3 liter/mnt
b. Martos 10 tpm
c. Impugan 3 x 2 ampul
d. Ampicillin 3 x 1 gram
e. Gluconas Calcium 1 ampul (extra)
f. Meylon 50 meq/drip (extra)
g. Kalitake 2 x 1 tablet
h. Bicnat 3 x 1 tablet
i. Allopurinol 2 x 100 mg
B. ANALISA DATA
No Tanggal Data Problem Etiologi
1 9 Juli 2009 DS : Klien mengatakan Ketidakefektifan Penurunan
sesek pola nafas energi/
DO : kelelahan
- Napas pendek
- Terlihat menggunakan
otot bantu pernapasan
- RR : 28 x/menit
- N : 86 x/menit
2 9 Juli 2009 DS : Klien mengatakan Kelebihan Disfungsi
tubuhnya terasa berat, volume cairan ginjal
lemas.
DO :
- Terdapat oedem
anasarka
- Pitting oedem derajat 3
(1 cm)
- Ureum darah : 232,7
mg/dl
- Kreatinin darah 20,42
mg/dl
- Kalium 6,1 mmol/l
- Balance cairan : + 475
cc
- Oliguria
- Hb : 10,2 g/dl
Ht : 31,2 %
3 9 Juli 2009 DS : klien mengatakan Kerusakan Penurunan
lemes, susah untuk pindah mobilitas fisik kekuatan otot
posisi.

DO :
- Seluruh aktivitas dan
kebutuhan ADL klien
dibantu istri dan
dilakukan di tempat
tidur.
- Klien tampak sulit
untuk bergerak dan
berpindah di tempat
tidur.
4 9 Juli 2009 DS : keluarga klien Kerusakan Perubahan
mengatakan kakinya integritas kulit status
berwarna hitam dan ada metabolisme.
luka.
DO : kedua kaki terlihat
hitam, kering, dan ada
luka.
RR : 28 x/mnt, N = 86
x/mnt

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pada nafas b.d penurunan energi/ kelelahan.
2. Kelebihan volume cairan b.d disfungsi ginjal.
3. Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot.
4. Kerusakan integritas kulit b.d perubahan status metabolisme.
D. Nursing Care Plan (NCP)
No Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Ketidakefektifan pola nafas b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Airway management
- Monitor pernapasan pasien
penurunan energi/ kelelahan keperawatan selama 3 x 24 jam
- Monitor penggunaan otot
klien diharapkan :
pernapasan tambahan (retraksi
- RR, nadi dalam batas
dinding dada).
normal. - Monitor vital sign : RR, nadi, TD,
- Tidak terlihat penggunaan
suhu
otot pernapasan tambahan - Posisikan klien pada posisi semi
fowler.
- Auskultasi suara napas pasien.
- Monitor pemberian O2
2. Airway section
- Pastikan kebutuhan oral
- Auskultasi suara napas sebelum
dan sesudah suctioning.
- Informasikan kepada keluarga dan
klien tentang suctioning.
- Minta klien nafas dalam sebelum
suction dilakukan.
- Berikan O2 dengan menggunakan
nasal untuk memfasilitasi
suksesion nasotrakeal.
- Amjurkan pasien untuk istirahat
dan napas dalam setelah kateter
dikeluarkan dari nasotrakeal.
- Monitor status oksigen pasien.
- Anjurkan keluarga bagaimana
cara melakukan suction.
- Hentikan suction dan berikan
oksigen apabila pasien
menunjukkan bradikardi,
peningkatan saturasi O2

No Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


2 Kelebihan volume cairan b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Fluid management Regulasi dan prevensi
- Buat jadwal pemasukan cairan,
disfungsi ginjal. keperawatan selama 3 x 24 jam komplikasi dari
sesuai keinginan minum bila
diharapkan keseimbangan perubahan cairan dan
mungkin.
volume cairan tercapai dengan elektrolit
- Kaji pembuluh perifer, lihat area
kriteria :
tubuh untuk edema dengan/tanpa
- Keseimbangan volume pitting, serta catat adanya udem
cairan intake dan output. tubuh.
- BB stabil. - Monitor infus IV
- Tidak terjadi edema. - Monitor TTV
- Konsultasikan dengan dokter bila
tanda/gejala ketidakseimbangan
cairan/elektrolit mulai
mengkhawatirkan/ekstrim.
2. Fluid monitoring
- Kaji pola intake dan output.
- Tentukan factor-faktor resiko
yang mungkin mempengaruhi
ketidakseimbangan cairan : Mengumpulkan dan
hipertensi, terapi diuretic, menganalisa data pasien
partologis renal. untuk keseimbangan
- Pantau keluaran urine, catat
cairan yang reguler
jumlah dan warna.
- Pantau/hitung keseimbangan
pemasukan dan pengeluaran
selama 24 jam.
- Monitor BB
- Awasi pemberian terapi intravena.
- Pantau tanda dan gejala udema.
3. Medication management
- Kelola therapy cairan, obat, diet
sesuai advis.
- Konsultasikan dengan ahli gizi
untuk perencanaan diet di rumah.

No Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


3 Kerusakan mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan tindakan Terapi exercise: pergerakan sendi:
- Pastikan keterbatasan gerak sendi
penurunan kekuatan otot. keperawatan selama 3 x 24 jam - ROM exercise
yang dialami.
diharapkan : membantu
- Kolaborasi dengan fisioterapi.
- Aktivitas fisik meningkat.
- Pastikan motivasi klien untuk mempertahankan
- ROM normal
- Melaporkan perasaan mempertahankan pergerakan sendi. mobilitas sendi,
- Pastikan klien bebas dari nyeri
peningkatan kekuatan meningkatkan
sebelum dilakukan latihan.
kemampuan dalam sirkulasi, mencegah
- Anjurkan ROM exercise aktif, jadwal
bergerak. kontraktur,
keteraturan, latih ROM pasif.
- Klien bisa melakukan
Exercise promotion meningkatkan
aktivitas. - Bantu identifikasi program latihan
kemnyamanan.
- Kebersihan diri klien
yang sesuai.
terpenuhi walaupun dibantu - Diskusikan dan instruksikan pada
oleh perawat atau keluarga. klien mengenai latihan yang tepat. - Pengetahuan yang
cukup akan
Exercise terapi ambulasi
- Anjurkan dan bantu klien duduk di memotivasi klien
tempat tidur sesuai toleransi. untuk melakukan
- Atur posisi setiap 2 jam atau sesuai
latihan.
toleransi.
- Fasilitasi penggunaan alat bantu
bathing/hygiene.
- Dorong keluarga untuk berpartisipasi
untuk kegiatan mandi dan kebersihan
diri klien.
- Monitor kebersihan kuku dan kulit.
- Dorong klien melakukan aktivitas
normal keseharian sesuai kemampuan.
Self care/groming
- Berikan baju sesuai ukuran.
- Fasilitasi klien menyisir.
- Pelihara privasi ketika berpakaian.
- Monitor dan catat intake.

- Meningkatkan dan
membantu ambulasi
No Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
4 Kerusakan integritas kulit b.d Seteah dilakukan tindakan - Catat karakteristik luka. - Merupakan tindakan
- Catat karakteristik drainase. kritikan dalam
perubahan status metabolisme keperawatan selama 3 x 24 jam
keperawatan.
diharapkan tercapai : - Bersihkan dengan sabun anti bakterial
- Kulit membaik, tidak - Sabun antibakterial
jika perlu.
merupakan salah satu
kering.
tindakan untuk
- Tidak ada pus pada luka.
mencegah terjadinya
- Perbaikan kulit sekitar luka. - Lakukan incisi pada sisi luka bila
infeksi.
- Perbaikan edema.
diperlukan.
- Tidak ada bau pada luka.
- Balut luka sepantasnya.
- Gunakan teknik steril dalam merawat
luka.
- Bandingkan dan catat secara teratur
perubahan pada luka.
- Posisikan klien sedemikian rupa untuk
menghindari penekanan pada luka.
- Ajari klien atau anggota keluarga cara
perawatan luka.
E. IMPLEMENTASI
No
Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
Kamis 15.30 1 - Mengukur TTV S : klien mengatakan sesek.
9 Juli 2009 - Mendengarkan O:
suara nafas klien. - RR = 28 x/menit, S = 36,8 C
- Membantu klien TD = 170/80 mmHg, N = 86 x/mnt.
pada posisi semi fowler. - Terlihat ada otot pernafasan tambahan.
A : masalah ketidakefektifan pola nadas belum teratasi.
P : Monitor pernapasan pasien.

16.05 2 - Menananyakan S:
asupan makanan dan - Klien mengatakan tubuhnya terasa berat.
minuman serta keluaran - Klien minum 250 cc/hari dan BAK 75 cc/hari.
urinnya. O:
- Melakukan pitting - Udema derajat 3
17.00 udema. - Infus martos 10 tpm
- Memonitor tetesan - Injeksi impugan 2 ampul masuk tidak alergi.
infus. - Ureum = 232,7 mg/dl
- Memberikan terapi - Kreatinin = 20,42 mg/dl
lewat IV, impugan 2 A : Masalah kelebihan volume cairan belum teratasi.
ampul P : pantau keluaran urine, balance cairan.

16.10 3 S : Klien mengatakan susah berpindah posisi.


O:
- Klien nampak kelelahan.
- Klien terlihat susah bergerak.
- Memberitahu A : Masalah kerusakan mobilitas fisik belum teratasi.
kepada keluarga agar P : Motivasi klien untuk belajar duduk di tempat tidur sesuai
klien memakai baju sesuai toleransi.
ukuran
- Membantu klien
16.15 4 merubah posisi. S : Klien mengatakan ada luka di kedua kakinya.
O:
- Kaki terlihat hitam, kering, ada luka.
- Kaki terganjal bantal.
- Mengkaji A : Masalah kerusakan integritas kulit belum teratasi.
karakteristik luka. P:
- Meninggikan kaki - Monitor keadaan luka.
klien yang ada luka - Lakukan ganti balut/ perawatan luka.
dengan mengganjalnya
dengan bantal.
Jumat, 07.00 1 - Mengukur TTV S : Klien mengatakan sesaknya sudah berkurang.
10 Juli - Melihat ada O :
2009 tidaknya otot pernapasan. - RR : 24 x/menit, S : 37 C
- Memonitor N = 80 x/menit, TD = 160/70 mmHg.
pemberian O2. - Masih ada otot bantu pernapasan.
A : Masalah ketidakefektifan pada nafas teratasi sebagian.
P : Monitor pernapasan pasien.

07.15 2 S:
- Menanyakan - Istri klien mengatakan bahwa klien minum ¼ aqua
asupan makanan dan gelas.
08.15 minuman serta keluaran - BAK sedikit.
urine. O:
- Memberikan terapi - Udema derajat 3
impugan 2 ampul lewat - Infus martos 10 tpm
10.00 IV. - Injeksi impugan 10 ampul, tidak ada alergi.
- Memonitor tetesan A : Masalah kelebihan volume cairan belum teratasi.
infus P : Pantau balance cairan dan pitting udema.
- Melakukan pitting
10.30 3 udema
S : Klien mengatakan lemes.
O : Klien tampak lemas, kesusahan untuk duduk.
A : Masalah mobilitas fisik, hambatan belum teratasi.
- Membantu klien P:
duduk di tempat tidur - Motivasi klien untuk belajar duduk di tempat tidur.
sesuai toleransi. - Atur posisi klien tiap 2 jam.

09.45 4
S:-
O : Kaki terlihat hitam, kering, luka sudah dibersihkan,
balutan bersih, luka tidak ada pus, kaki kanan klien
- Membersihkan diganjal bantal.
luka klien dengan A : Masalah kerusakan integritas kulit belum teratasi.
menjaga teknik steril.
- Mengajarkan istri P:
klien cara merawat luka. - Monitor keadaan luka.
- Memposisikan - Ganti balutan setiap hari.
kaki yang ada luka lebih
tinggi.
Sabtu 08.00 1 - Mengukur TTV S : Klien mengatakan sesaknya sudah berkurang.
11 Juli - Mempertahankan O:
2009 posisi semi fowler. - TD = 140/80 mmHg, S = 36,7 C
- Memonitor RR = 24 x/menit, N = 80 x/menit.
pemberian O2. - Masih ada otot bantu pernapasan.
- Melihat ada A : Masalah ketidakefektifan pola napas teratasi sebagian.
tidaknya otot pernapasan P :
tambahan. - Monitor pernapasan pasien.
- Pertahankan posisi semi fowler.

09.00 2 S:-
O:
- Memberikan terapi - Udema derajat 3
furosemid 2 ampul lewat - Infus martos 10 tpm, lancar.
09.35 IV. - Injeksi furosemid 2 ampul masuk tidak ada reaksi
- Memonitor tetesan alergi.
infus. A : Masalah kelebihan volume cairan belum teratasi.
- Melakukan pitting P : Pantau Balance cairan dan pitting udema.
udema.
08.30 3
S : Klien mengatakan sudah tidak lemes.
O : Klien bisa bergeser sedikit.
A : Masalah kerusakan mobilitas fisik teratasi sebagian.
- Membantu klien P : Atur posisi klien setiap 2 jam.
tidur dengan posisi semi
10.00 4 fowler.
S : Klien mengatakan nyaman setelah diganti balutan.
O:
- Klien tampak tidur.
- Mengganti balutan - Luka bersih, tidak ada pus, balutan bersih, kaki
luka dengan menjaga masih terlihat hitam.
teknik steril. A : Masalah kerusakan integritas kulit teratasi sebagian.
P:
- Monitor keadaan luka
- Ganti balutan setiap hari.

F. EVALUASI
Tanggal No. Dx Evaluasi Paraf
9 Juli 2009 1,2,3,4 S : Klien mengatakan masih sesek, tubuhnya terasa berat, ada luka di kedua kaki.
O : Udema derajat 3, kadar ureum = 232,7 mm/dl, kreatinin = 20,42 mg/dl, RR = 28 x/menit,
170/80 mmHg, N = 86 x/menit, terlihat ada otot bantu napas, kedua kaki hitam dan ada luka.
A : Masalah ketidakefektifan pola napas, kelebihan volume cairan, kerusakan mobilitas fisik,
kerusakan integritas kulit belum teratasi.
P:
- Monitor pernapasan pasien.
- Pantau balance cairan.
- Lakukan perawatan luka.
- Bantu klien mobilisasi.

10 Juli 2009 1,2,3,4 S : Klien mengatakan sesaknya berkurang, BAK sedikit, lemes.
O : RR = 24 x/menit, N = 80 x/menit, TD = 160/70 mmHg, udema derajat 3, injeksi impugan 2
ampul masuk dan tidak ada reaksi alergi, klien terlihat lemas, keadaan luka bersih, keadaan
balutan bersih, kedua kaki masih terlihat hitam.
A : Masalah ketidakefektifan pola napas teratasi sebagian, kelebihan velume cairan, kerusakan
mobilitas fisik, kerusakan integritas kulit belum teratasi.
P:
- Monitor pernapasan pasien, pertahankan posisi semi fowler.
- Pantau balance cairan.
- Lakukan perawatan luka.
- Motivasi klien untuk belajar duduk di tempat tidur.

11 Juli 2009 1-4 S : Klien mengatakan sesaknya berkurang, sudah tidak lemas, nyaman setelah ganti balut.
O : RR = 24 x/menit, N = 80 x/menit, udema derajat 3, klien sudah tidak lemas, keadaan luka
bersih, tidak ada pus, keadaan balutan bersih.
A : Masalah ketidakefektifan pola napas, kerusakan mobilitas fisik, kerusakan integritas kulit
teratasi sebagian.
Masalah kelebihan volume cairan belum teratasi
P:
- Pertahankan posisi semi fowler.
- Pantau balance cairan.
- Atur posisi tiap 2 jam.
- Ganti balutan setiap hari.
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R


DENGAN CRONIC RENAL FAILURE (CRF) DI RUANG ASOKA
RSUD MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Oleh :
Neti Yuniarti, S.Kep

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN
PURWOKERTO

2009

Anda mungkin juga menyukai