Anda di halaman 1dari 5

Dinamika ISSN 0854-2172

Vol. 3, No. 3, Januari 2013

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM PERNAFASAN MANUSIA


MELALUI METODE DISKUSI, INFORMASI, DAN EKSPERIMEN

Wahyuningsih
SMP Negeri 3 comal Kab. Pemalang

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran biologi melalui metode diskusi,
informasi, dan eksperimen dapat meningkatkan ( 1 ) minat siswa terhadap proses pembelajaran
dan ( 2 ) penguasaan konsep sistem pernafasan manusia pada pembelajaran IPA-Biologi. Subjek
penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Comal semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 yang
berjurnlah 40 siswa terdiri dari 22 siswa putra dan 18 siswa putri. Penelitian dilaksanakan dalam
dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Tiap tahap dilaksanakan dengan cermat. Metode pengumpulan data
terdiri dari tes formatif dan pengamatan yang dipantau oleh pengamat/teman sejawat. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada siklus 1, minat siswa sebesar 45% (18 siswa) dan penguasaan
konsep sebesar 62,5% (25 siswa). Sedangkan pada siklus 2 menunjukkan bahwa minat siswa sebesar
72,5% (29 siswa) dan penguasaan konsep sebesar 62,5% (25 siswa). Dengan demikian indikator
yang telah ditetapkan telah terlampui pada siklus 2

© 2013 Dinamika

Kata Kunci: diskusi; informasi; eksperimen

PENDAHULUAN

Hasil belajar IPA-Biologi materi sistem pernafasan manusia kelas VIII SMP Negeri 3
Comal dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, yaitu pada tahun pelajaran 2009/2010, 2010/2011,
dan 2011/2012 masih rendah (dibawah KKM). Secara umum yang menyebabkan hasil belajar
rendah adalah karena pembelajaran yang berlangsung selama ini masih konvensional dengan
didominasi metode ceramah, padahal pembelajaran materi sistem pernafasan manusia tidak
cukup untuk dihafalkan melainkan harus dimengerti mulai dari menghirup oksigen, pengolahan
oleh organ pernafasan, dan terakhir sampai mengeluarkan oksigen.
Riyanto dalam Nurhadi dan Senduk (2003) menyatakan bahwa “biologi merupakan ilmu
yang moderat dan strategis yang terletak diantara ilmu-ilmu sosial, psikologi, dan ilmu-ilmu
alam. Melalui mata pelajaran biologi siswa diharapkan dapat mengembangkan sikap ilmiahnya
yang mencakup: sikap jujur dan objektif terhadap fakta serta sikap ingin tahu yang selalu
berkembang, yang kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat”. Lik
dalam Nana Sudjana (1996) menyatakan bahwa “metode konvensional sudah tidak sesuai dengan
tuntutan jaman, karenasiswa tidak diberi kesempatan seluas-luasnya untuk aktif mengkonstruksi
pengetahuannya.
Suryabroto dalam M. Usman (1994) menyatakan bahwa “metode banyak sekali jenisnya,
masing­-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan.Kekurangan suatu metode dapat
ditutup dengan metode mengajar yang lain sehingga guru dapat menggunakan beberapa metode
mengajar dalam melakukan proses belajar mengajar”.
Dalam pembelajaran IPA Biologi di kelas VIII A semester I SMP Negeri 3 Comal masih
dijumpai beberapa masalah umum yang terdapat dalam pendidikan, antara lain kurangnya
motivasi belajar siswa, kurangnya pemahaman siswa terhadap pelajaran IPA Biologi, dan
kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran IPA Biologi. Nana Sudjana (1996)
menyatakan bahwa “Hasil belajar yang baik salah satunya didukung oleh penggunaan metode
yang sesuai. Metode yang baik adalah yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan,
kondisi siswa dan sarana yang tersedia. Oleh karena itu, perlu mengikutsertakan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran siswa dapat saling bekerjasama, dalam artian siswa yang cerdas
dapat membantu siswa yang lamban dalam memahami materi yang telah disampaikan”. Menurut
Semiawan dalam Nurhadi dan Senduk (2003) “Melalui pembelajaran Biologi yang menerapkan
keterampilan proses, potensi siswa dikembangkan secara bertahap sehingga pemahaman bahan
ajar akan dapat meningkat. Metode mengajar yang dapat menunjang keterampilan proses antara
lain metode diskusi, informasi dan eksperimen”. Oleh karena itu, dengan penggunaan metode
diskusi, informasi, dan eksperimen pada pembelajaran IPA Biologi di kelas VIII A semester I SMP
Negeri 3 Comal diharapkan dapat mendukung peningkatan hasil belajar biologi secara optimal
sehingga dapat mencapai batas ketuntasan belajar baik secara individual maupun secara klasikal.
Setiap siswa mempunyai karakteristik masing-masing, oleh karena itu dengan penggunaan
metode diskusi, informasi, dan eksperimen dalam pembelajaran Biologi diharapkan siswa dapat
aktif mengemukakan idenya, dapat memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan
penuh perhatian, siswa dapat mengembangkan sikap ilmiahnya, dan siswa dapat berperan serta
secara aktif dalam kegiatan belajarnya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut
pengembangan kernampuan siswa dalam bidang biologi yang amat diperlukan untuk melanjutkan
belajar ke sekolah yang lebih tinggi maupun mengembangkan bakat, minat dan menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Melatih keterampilan siswa untuk berpikir secara kreatif dan inovatif
melalui biologi merupakan latihan awal bagi siswa untuk berpikir kritis dalam mengembangkan
daya cipta dan minat siswa secara dini kepada alam sekitamya. Dengan keterampilan proses
yang telah terlatih tersebut siswa kelak akan dapat bertindak tegas sesuai dengan fakta yang
diperolehnya dan tidak selalu percaya terhadap sesuatu sebelum ada bukti kebenarannya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Comal dengan alamat Desa Sarwodadi
Kecamatan Comal Kabupaten pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2012. Subjek penelitian
adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Comal semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 dengan
jumlah 40 siswa terdiri dari 22 putra dan 18 putri.
Dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus dan masing-masing siklus terdiri
dari 4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah:
1. Menganalisis kompetensi dasar, indikator, dan materi pembelajaran.
2. Menyiapkan bahan dan alat laboratorium yang ada serta merancang peralatan yang
diperlukan untuk kegiatan praktikum.
3. Merancang skenario pembelajaran.
4. Menyusun rubrik assessmen, kegiatan diskusi dengantanya jawab untuk mengukur kualitas
interaksi kelas.
5. Menyusun soal-soal akademik maupun realistik untuk digunakan dalam latihan pemecahan
masalah maupun dalam test formatif untuk mengukur hasil belajar dalam aspek kognitif.
6. Menyusun rubrik untuk mengukur minat siswa terhadap pelajaran biologi.
Pada tahap pelaksanaan, tahapan-tahapan pembelajaran meliputi pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. Setelah dua kali pertemuan diadakan tutorial/responsi untuk melatih
siswa menerapkan strategi dan teknik bertanya dengan baik. Pada responsi ini, siswa juga
dibimbing untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang kemungkinan timbul dari hasil
eksperimen dengan jawaban yang akurat.
Observasi dilakukan terhadap kesesuaian antara skenario pembelajaran dan

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM PERNAFASAN MANUSIA


MELALUI METODE DISKUSI, INFORMASI, DAN EKSPERIMEN 351
Wahyuningsih
implementasinya. Observasi dilakukan berbarengan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek
yang dievaluasi dalam penelitian ini adalah interaksi siswa dalam pembelajaran yang meliputi
diskusi dan bertanya; hasil belajar siswa yang berupa aspek kognitif meliputi penguasaan konsep-
konsep sistem pernafasan manusia., dan aspek afektif adalah minat siswa terhadap pembelajaran
biologi.

Tabel 1. Aspek-aspek yang Diamati, Metode Assessmen dan Cara Penskoran


Aspek yang diamati Metode Assessmen Cara Penskoran
Penguasaan konsep sistem pernafasan Test Tiap butir soal diberi skor 10
Minat belajar siswa Pengamatan Setiap elemen diberi skor 1

Refleksi dilakukan terhadap aspek pelaksanaan model pembelajaran, interaksi siswa, dan
hasil belajar siswa.
Penelitian dikatakan berhasil apabila dalam pembelajaran IPA-Biologi materi sistem
pernafasan manusia melalui metode diskusi, informasi, dan eksperimen menunjukkan:
1. Sekurang-kurangnya 50% (20 siswa) menyatakan berminat terhadap pembelajaran.
2. Sekurang-kurangnya 70% (28 siswa) menguasai konsep sistem pernafasan manusia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Minat Siswa Terhadap Pembelajaran


Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA-Biologi materi sistem pernafasan manusia
dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2. Prosentase Minat Belajar Siswa


Skor Kategori Prosentase siklus 1 Prosentase siklus 2
0 – 12 Tidak Berminat - -
13 – 25 Kurang Berminat - -
26 – 38 Cukup Berminat 22 (55%) 19 (47,5%)
39 – 50 Berminat 18 (45%) 21 (52,5%)
Jumlah 40 (100%) 40 (100%)

Pada tabel di atas terlihat bahwa minat siswa terhadap pembelajaran mengalami
peningkatan. Besarnya minat siswa pada siklus 2 (52,5%) sudah melampui indikator keberhasilan
yang ditetapkan, yaitu sekurang-kurangnya 50% (20 siswa) menyatakan berminat terhadap
pembelajaran. Indikator keberhasailan dapat tercapai karena guru memberikan bimbingan
secara proporsional sehingga siswa dapat menemukan berbagai alternatif pemecahan masalah
dari berbagai macam kelainan pada sistem pernafasan.

Dinamika
352 Vol. 3. No. 3. (2013)
2. Penguasaan Konsep Sistem Pernafasan Manusia
Penguasaaan konsep sistem pernafasan manusia dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3. Penguasaan Konsep Sistem Pernafasan Manusia


Nilai Siklus 1 (Prosentase) Siklus 2 (Prosentase)
≤ 50 1 (2,5%)
51 – 60 1 (2,5%) 1 (2,5%)
61 – 70 13 (32,5%) 10 (25%)
71 – 80 16 (40%) 18 (45%)
81 – 90 7 (17,5%) 8 (20%)
91 – 100 2 (5%) 3 (7,5%)
Jumlah (Prosentase) 40 (100%) 40 (100%)

Dari tabel di atas terlihat bahwa bahwa banyak siswa yang mendapatkan nilai > 70
(menguasai konsep sistem pernafasan manusia) mengalami peningkatan dari 25 siswa (62,5%)
pada siklus 1 menjadi 29 siswa (72,5%) pada siklus 2. Dengan demikian indikator keberhasilan
yang telah ditetapkan, yaitu sekurang-kurangnya 70% (28 siswa) menguasai konsep sistem
pernafasan manusia telah terlampui.
Berdasarkan diskripsi proses dan hasil penelitian di atas dapat dikemukakan bahwa
pembelajaran dengan teknik bertanya dan eksperimen yang digunakan sebagai solusi untuk
meningkatkan penguasaan konsep telah menunjukkan hasilnya. Pembelajaran yang diseting
dalam kerja kelompok dalam rangka memecahkan masalah telah mampu menunjukkan hasil
yang sangat baik. Hal ini diakibatkan karena proses penanaman pengetahuan dilakukan secara
berkelompok sehingga siswa tidak melakukan pemahaman dengan sendiri-sendiri sesuai
dengan apa yang ditangkap oleh siswa secara individu. Pengkonstruksian pengetahuan secara
bersama-sama melalui kerja kelompok memungkinkan siswa dapat mengungkapkan gagasan,
mendengarkan pendapat oranglain dan secara bersama-sama membangun pengertian.
Dalam kerja kelompok setiap siswa yang menjadi anggota kelompok mendapatkan tanggung
jawab dalam kesuksesan kelompoknya. Mereka saling membantu untuk mengetahui dimana, apa
dan bagaimana mereka mempelajari informasi itu. Dengan demikian pembentukan kelompok
dalam strategi pembelajaran berdasarkan masalah menjadikan siswa belajar aktif, karena setiap
anggota kelompok memegang tanggung jawab tertentu untuk kesuksesan kelompoknya.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan deskripsi proses, deskripsi produk, dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, dapat ditarik simpulan-simpulan:
1. Terjadi peningkatan minat siswa terhadap pembelajaran sistem pernafasan manusia melalui
metode diskusi, informasi, dan eksperimen.
2. Terjadi peningkatan penguasaan konsep sistem pernafasan manusia melalui metode diskusi,
informasi, dan eksperimen.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Nasution. 1982. Berbagai Pen-
dekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Nurhadi & Senduk, A. G. 2003. Pembelajaran kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Malang: Univer-
sitas Negeri Malang.
Roestiyah, NR.. 1986. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. Jakarta: Bina Aksara.

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM PERNAFASAN MANUSIA


MELALUI METODE DISKUSI, INFORMASI, DAN EKSPERIMEN 353
Wahyuningsih
Sujana,N. 1991.Model-Model mengajar CBSA. Bandung: Sinar Baru.
Team Pelatih Penelitian Tindakan. 2000. Penelitian Tindakan (Action Research). Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta
Usman , M. 1994. Menjadi Guru Proposional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Winkel, W.S., 1989. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

Dinamika
354 Vol. 3. No. 3. (2013)

Anda mungkin juga menyukai