OLEH:
KELOMPOK 5
NAMA NIM
1. AA Istri Syania Vihira Nanda 1607532006
2. Kannia Aulia Sahari 1607532018
3. Ni Kadek Candra Kusuma Dewi 1607532019
4. Dwiki Vernanda Krisnayana Putra 1607532022
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
Didukung
0
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
DAFTAR ISI
B. Emiten....................................................................................................................... 4
B.1 Definisi..................................................................................................................... 4
B.2 Pernyataan Pendaftaran Penawaran Umum.................................................................... 4
B.3 Tata Cara Pernyataan Pendaftaran:.............................................................................. 4
B.4 Kewajiban dalam hal Pernyataan Pendaftaran, tidak berlaku dalam:.................................. 4
B.5 Prospektus dan Pengumuman...................................................................................... 5
B.6 Pendaftaran dan pencatatan saham Go Public................................................................ 6
B.7 Laporan keuangan perusahaan untuk tahun buku terakhir di audit dengan wajar tanpa
syarat....................................................................................................................... 6
C. Saham....................................................................................................................... 6
C.1 Pengertian Saham...................................................................................................... 6
C.2 Pengertian Common Stock dan Preffered Stock.............................................................. 6
C.3 Jenis-Jenis Saham Biasa............................................................................................. 6
C.4 Jenis Dividen dan Pembayarannya................................................................................ 7
C.5 Pembahasan dalam RUPS dan RUPSLB.......................................................................... 7
C.6 Keuntungan Memiliki Saham........................................................................................ 8
C.7 Penentukan Saham Naik dan Turun.............................................................................. 8
C.8 Alasan Perusahaan Menjual Saham:.............................................................................. 8
C.9 Pelaku Pasar Saham................................................................................................... 9
D. Perusahaan Publik...................................................................................................... 9
i
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
Suatu perusahaan yang melakukan penawaran umum saham dapat memperoleh manfaat-manfaat
sebagai berikut:
a) Memperoleh dana murah dan basis pemodal yang sangat luas untuk keperluan penambahan
modal, yang tentunya dapat dimanfaatkan perusahaan untuk keperluan pengembangan
usaha, membiayai berbagai rencana investasi termasuk proyek yang memiliki risiko tinggi.
b) Memberikan likuiditas dan nilai pasar terhadap kekayaan perusahaan yang merupakan nilai
ekonomis dari para pendiri (founder). Melalui mekanisme pasar sekedar, para pemegang
saham pendiri setiap saat bisa menjual sebagian atau seluruh sahamnya (likuiditas).
c) Mengangkat pandangan masyarakat umum terhadap perusahaan sehingga menjadi incaran
para professional sebagai tempat untuk bekerja. Daya tarik para professional maupun
manajer perusahaan publik adalah kelangsungan hidup lebih terjamin dan evaluasi jenjang
karir yang lebih objektif. Disamping itu, proses suksesi manajemen perusahaan publik akan
berjalan lebih mudah dan lancar serta transparan. Apalagi ada perusahaan yang
menawarkan program ESOP (Employee Stock Ownership Program) yaitu suatu program
dalam bentuk pemberian kesempatan kepada karyawan untuk memiliki saham perusahaan.
misalnya melalui bonus tahunan yang dilakukan oleh perusahaan publik piranti lunak
komputer (software) Microsoft Corporation di AS.
d) Pemegang saham, khususnya individu akan cenderung menjadi konsumen yang setia kepada
produk perusahaan, karena adanya rasa ikut memiliki perusahaan (sense of belonging).
e) Perusahaan publik menikmati secara Cuma-Cuma promosi melalui media masa, terutama
perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan, likuid dan pemilikan sahamnya tersebar
luas serta kapitalisasi yang besar. Sesuai dengan ketentuan SK Menteri Keuangan
No.1199/KMK.013/1991, yang dapat melakukan penawaran umum adalah emiten yang telah
menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam untuk menjual atau menawarkan
efek kepada masyarakat dan pernyataan pendaftaran tersebut telah efektif.
1. Perusahaan dapat meningkatkan Likuiditas dan memungkinkan para pendiri perusahaan untuk
menikmati hasil yang mereka capai. Dan semakin banyak investor yang membeli saham
tersebut, maka semakin banyak modal yang diterima perusahaan dari investor luar.
2. Para pendiri perusahaan dapat melakukan diversifikasi untuk mengurangi resiko portofolio
mereka.
3. Memberi nilai suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat dinilai dari harga saham dikalikan
dengan jumlah lembar saham yang dijual dipasaran.
1
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
4. Perusahaan dapat melakukan merger ataupun negosiasi dengan perusahaan lainnya dengan
hanya menggunakan saham. Meningkatkan potensi pasar. Banyak perusahaan yang merasa
lebih mudah untuk memasarkan produk dan jasa mereka setelah menjadi perusahaan Go
Public atau Tbk.
5. Meningkatkan potensi pasar. Banyak perusahaan yang merasa lebih mudah untuk
memasarkan produk dan jasa mereka setelah menjadi perusahaan Go Public atau Tbk.
Konsekuensi yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam melakukan go-public tersebut, antara
lain:
1. Emiten dituntut lebih terbuka, sehingga dapat memacu perusahaan untuk meningkatkan
profesionalisme.
2. Perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan sehingga akan
dapat meningkatkan citra perusahan.
3. Perusahaan harus mengikuti peraturan-peraturan yang ada dalam pasar modal mengenal
kewajiban pelaporan.
4. Laporan Rutin. Setiap perusahaan yang go public secara periodik harus membuat laporan
kepada Bursa Efek Indonesia, bisa saja per kuartal atau tahunan, tentu saja untuk membuat
laporan tersebut diperlukan biaya.
5. Terbuka. Semua perusahaan go public pasti transparan dan sangat mudah untuk diketahui
oleh para kompetitornya dari segi data dan management nya.
6. Keterbatasan kekuasaan Pemilik. Para pemilik perusahaan harus memperhatikan kepentingan
bersama para pemegang saham, tidak bisa lagi melakukan praktek nepotisme, kecurangan
dalam pengambilan keputusan dan lainnya, karena perusahaan tersebut milik publik.
7. Hubungan antar Investor Perusahaan terbuka harus menjaga hubungan antara perusahaan
dengan para investornya dan diinformasikan mengenai perkembangan dari perusahaan
tersebut.
Penawaran Umum adalah Kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk
menjualEfek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-undang ini
(UU No.8 Tahun 1995).
Penjelasannya: Penawaran Efek oleh Emiten yang dilakukan dalam wilayah Republik
Indonesiaatau kepada warga negara Indonesia dengan menggunakan media massa atau
ditawarkan kepada lebih dari 100 (seratus) Pihak atau telah dijual kjepada lebih dari 50 (lima
puluh) Pihak dalam batas nilai serta batas waktu tertentu.
Surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi,
tandabukti utang, Unit Penyertaan kontrak Investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan
setiap derivatif dari Efek.
Penawaran Awal (bookbuilding) adalah ajakan baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan menggunakan Prospektus Awal yang antara lain bertujuan untuk mengetahui minat calon
pembeli atas Efek yang akan ditawarkan dan atau perkiraan harga penawaran Efek. Penyampaian
minat untuk membeli Efek yang dilakukan dalam masa Penawaran Awal (bookbuilding) tersebut
bersifat tidak mengikat dan bukan merupakan suatu pemesanan atas suatu Efek.Menggunakan
prospektus awal red herring prospektus. (Peraturan Bapepam IX.A.8)
Setiap Penawaran Umum harus mempunyai satu Manajer Penjatahan.Manajer Penjatahan adalah
Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang bertanggung jawab atas penjatahan Efek dalam suatu
Penawaran Umum, atau Emiten dalam hal tidak menggunakan Penjamin Emisi Efek.Pemesan
terafiliasi (dengan emiten/underwriter) disisihkan terlebih dahulu.Penjatahan dilakukan dengan
metode penjatahan tertentu.
Dalam hal Penjatahan terhadap suatu Penawaran Umum dilaksanakan dengan menggunakan sistem
penjatahan pasti, maka penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
2
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
a. Manajer Penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dan Pihak-pihak yang akan
mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum;
b. Dalam hal terjadi kelebihan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Emisi Efek,
Agen Penjualan Efek atau Pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang membeli atau memiliki
Efek untuk rekening mereka sendiri; dan
c. Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Emisi
Efek, Agen Penjualan Efek, atau Pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual Efek yang
telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan kontrak Penjaminan Emisi Efek, kecuali melalui
Bursa Efek jika telah diungkapkan dalam Prospektus bahwa Efek tersebut akan dicatatkan di
Bursa Efek.
Jika jumlah Efek yang dipesan melebihi jumlah Efek yang ditawarkan melalui suatu Penawaran
Umum, maka Manajer Penjatahan yang bersangkutan harus melaksanakan prosedur penjatahan sisa
Efek sebagai berikut:
a) Jika setelah mengecualikan pemesan Efek terafiliasi sebagaimana dimaksud dalam angka 4
huruf c peraturan ini dan terdapat sisa Efek yang jumlahnya sama atau lebih besar dari
jumlah yang dipesan, maka pemesan yang tidak dikecualikan itu akan menerima seluruh
jumlah Efek yang dipesan;
b) Jika setelah mengecualikan pemesan Efek terafiliasi sebagaimana dimaksud dalam angka 4
huruf c peraturan ini dan terdapat sisa Efek yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang
dipesan, maka penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu, harus mengikuti
ketentuan sebagai berikut:
1) Efek tersebut dialokasikan secara proporsional tanpa pecahan, jika tidak akan
dicatatkan di Bursa; atau
2) Efek tersebut dialokasikan dengan memenuhi persyaratan-persyaratan berikut ini,
jika akan dicatatkan di Bursa:
i) Prioritas dapat diberikan kepada para pemesan yang menjadi pegawai Emiten,
sampai dengan jumlah paling banyak 10% (sepuluh perseratus) dari jumlah
Penawaran Umum;
ii) Para pemesan yang tidak dikecualikan berdasarkan ketentuan angka 4 huruf c
peraturan ini akan memperoleh satu satuan perdagangan di Bursa, jika terdapat
cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya tidak
mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan dengan
diundi. Jumlah Efek yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah
satuan perdagangan penuh terbesar yang ditetapkan oleh Bursa di mana Efek
tersebut akan tercatat; dan
iii) Apabila terdapat Efek yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan
dibagikan kepada pemesan, pengalokasian dilakukan secara proporsional dalam
satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan
3
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
B. Emiten
B.1 Definisi
a) Emiten adalah Pihak yang melakukan penawaran umum efek, baik efek yang bersifat
ekuitas(saham), efek yang bersifat hutang (obligasi), efek yang bersifat syariah (sukuk).
b) Emiten saham adalah Pihak yang melakukan penawaran umum efek bersifat ekuitas/saham.
c) Pihak adalah orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang
terorganisasi.
Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum, yaitu penawaran Efek yang dilakukan oleh
Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam peraturan
Undang-undang yang berlaku. Emiten dapat berbentuk orang perseorangan, perusahaan, usaha
bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi.
Emiten dapat menawarkan Efek yang berupa surat pengakuan utang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka
atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.
Jenis Efek yang lain adalah Sukuk, yang merupakan Efek Syariah, yakni akad dan cara
penerbitannya sesuai dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal. Pada umumnya, Emiten melakukan
penawaran Efek melalui Pasar Modal untuk saham, obligasi, dan sukuk.
Yang dapat melakukan penawaran umum hanyalah emiten yang telah menyampaikan Pernyataan
Pendaftaran kepada OJK (d/h Bepepam & LK) untuk menawarkan atau menjual Efek kepada
masyarakat dan Pernyataan Pendaftaran tersebut telah efektif).
Emiten wajib menyampaikan Pernyataan Pendaftaran untuk melakukan Penawaran Umum dan
Perusahaan Publik wajib menyampaikan Pernyataan Pendaftaran sebagai Perusahaan Publik.Atas
Pernyataan Pendaftaran tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bapepam-LK) memberikan
pernyataan efektif yang menunjukkan kelengkapan atau dipenuhinya seluruh prosedur dan
persyaratan atas Pernyataan Pendaftaran yang diwajibkan dalam peraturan perundangan yang
berlaku.Pernyataan efektif tersebut bukan sebagai izin untuk melakukan Penawaran Umum dan juga
bukan berarti bahwa Otoritas Jasa Keuangan menyatakan informasi yang diungkapkan Emiten atau
Perusahaan Publik tersebut adalah benar atau cukup.
Kewajiban Dasar Emiten dalam Penawaran Umum adalah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran
kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dimana pernyataan tersebut telah efektif, dan telah
disclosure kepada masyarakat dalam bentuk prospektus.
1. Pernyataan Pendaftaran (PP) menjadi efektif pada hari ke-45 sejak diterimanya PP secara
lengkap atau pada tanggal yang lebih awal jika dinyatakan efektif oleh OJK.
2. Dalam jangka waktu PP, OJK dapat meminta perubahan dan atau tambahan informasi dari
Emiten.
3. Dalam hal Emiten menyampaikan perubahan atau tambahan informasi, PP tersebut dianggap
telah disampaikan kembali pada tanggal diterimanya perubahan dan atau tambahan informasi
tersebut.
4. PP tidak dapat menjadi efektif sampai saat informasi tambahan dan atau perubahan sebagaimana
dimaksud dalam angka 2 diterima dan telah memenuhun syarat yang ditetapkan oleh OJK.
a) Penawaran Efek yang bersifat utang dengan jatuh tempo tidak lebih dari satu tahun
b) Penerbitan sertipikat deposito
c) Penerbitan polis asuransi
d) Penawaran efek yang diterbitkan dan dijamin Pemerintah Indonesia
e) Penawaran efek lain yang ditetapkan oleh OJK (Pasal 70 dan 71 UU No 8 Tahun 1995)
Dalam hal pernyataan pendaftaran yang dapat melakukan penawaran umum hanyalah emiten yang
telah menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada OJK untuk menawarkan atau menjual efek
4
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
kepada masyarakat dan pernyataan pendaftaran tersebut telah efektif. (Pasal 70 UUPM No.8 tahun
1995)
Di dalam pasal 80 UU PM No.8 tahun 1995 menyatakan bahwa jika pernyataan pendaftaran dalam
rangka penawaran umum memuat informasi yang tidak benar tentang fakta material atau tidak
memuat informasi tentang fakta material sesuai dengan ketentuan undang-undang ini dan atau
peraturan pelaksanaannya sehingga informasi dimaksud menyesatkan, maka:
a) Setiap pihak yang menandatangani Pernyataan Pendaftaran,
b) Direktur dan komisaris emiten pada waktu pernyataan pendaftaran menjadi efektif,
c) Penjamin pelaksana emisi efek, dan
d) Profesi penunjang pasar modal atau pihak lain yang memberikan pendapat atau keterangan
atas persetujuannya dimuat dalam Pernyataan pendaftaran.
Wajib bertanggungjawab, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atas kerugian yang timbul
akibat perbuatan dimaksud. Tuntutan ganti rugi terkait hal ini hanya dapat diajukan dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun sejak Pernyataan Pendaftaran efektif.
Tuntutan ganti rugi terkait hal ini hanya dapat diajukan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak
Pernyataan Pendaftaran efektif, dengan cara sebagai berikut:
a) Setiap Pihak yang menawarkan atau menjual Efek dengan menggunakan Prospektus atau dengan
cara lain, baik tertulis maupun lisan, yang memuat informasi yang tidak benar tentang Fakta
Material atau tidak memuat informasi tentang Fakta Material dan Pihak tersebut mengetahui atau
sepatutnya mengetahui mengenai hal tersebut wajib bertanggung jawab atas kerugian yang
timbul akibat perbuatan dimaksud.
b) Pembeli Efek yang telah mengetahui bahwa informasi tersebut tidak benar dan menyesatkan
sebelum melaksanakan pembelian Efek tersebut tidak dapat mengajukan tuntutan ganti rugi
terhadap kerugian yang timbul dari transaksi Efek dimaksud. (Pasal 81 UU PM No.8 tahun 1995)
Mekanisme penawaran umum perdagangan saham perdana disebut dengan istilah IPO (Initial
PublicOffering). Dalam IPO, ada yang disebut prospektus. Prospektusadalah setiap informasi
tertulissehubungan dengan penawaran umum dengan tujuan agar pihak lain membeli efek (Pasal 1
angka 26 UUPM).
5
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
Tahap selanjutnya, perusahaan yang sudah terdaftar atau disebut juga emiten dapat mencatatkan
sahamnya di bursa efek, sebagai kelanjutan dan kontrak pendahuluan yang telah dilakukan
sebelumnya.Setelah pencatatan saham-saham emiten di bursa efek, perdagangan saham di pasar
sekunder tersebut, dapat langsung ditransaksikan.Tetapi, selama belum dicatatkan, saham ini belum
dapat diperdagangkan di bursa. Pencatatan saham dapat dilakukan pada satu bursa yang disebut
dengan single listing maupun dua bursa yang disebut dengan dual listing.
Jika sisa saham yang dicatatkan di bursa secara sekaligus, cara ini disebut company listing. Jika sisa
saham yang dicatatkan secara sebagian-sebagian (partial), cara ini dengan partial listing.
Pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum maupun sebagai perusahaan publik
telah dinyatakan efektif oleh OJK.
B.7 Laporan keuangan perusahaan untuk tahun buku terakhir di audit dengan wajar tanpa
syarat.
(a) Saham yang dicatatkan minimal berjumlah 1.000.000 (satu juta) saham.
(b) Jumlah pemegang saham, baik perorangan maupun lembaga minimal 200, dan pemegang
saham masing-masing memiliki minimal 1 (satu) satuan perdagangan.
(c) Wajib mencatatkan seluruh saham yang telah disetor penuh, sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan tentang persentase pemilikan saham oleh pemodal asing.
(d) Perusahaan telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya tiga tahun.
(e) Dalam dua tahun terakhir mendapat laba operasi, tidak terdapat saldo kerugian pada posisi
keuangan yang terakhir.
C. Saham
Dalam Pasar Modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh publik yaitu saham biasa
(common stock) dan saham istimewa (preference stock).Dimana kedua jenis saham ini memiliki
arti dan aturanya masing-masing.
a. Common Stock (saham biasa)
Adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal
(rupiah, dolar, yen, dan sebagainya) dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat
Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) serta berhak
untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya di
akhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk deviden.
b. Preferred Stock (Saham Istimewa)
Adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perushaan yang menjelaskan nilai nominal
(rupiahj, dolar, yen dan sebagainya) dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan
tetap dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan).
Common Stock (saham biasa) adalah memiliki kelebihan dibandingkan preferen stock
terutamadiberi hak untuk ikut dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) dan rapat umum
pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang otomatis memberikan wewenang kepada
pemegangnya untuk ikut serta dalam menentukan berbagai kebijakan perusahaan.
Common stock ini memiliki beberapa jenis yaitu:
a. Blue Chip Stock (Saham Unggulan)
Adalah saham dari perusahaan yang dikenal secara nasional dan memiliki sejarah laba,
pertumbuhan, dan manajemen yang berkualitas. Di Indonesia kita bisa melihat pada 5 (lima)
besar saham yang termasuk dalam kategori LQ 45. LQ 45 adalah likuiditas empat puluh lima
6
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
buah perusahaan yang dianggap memiliki tingkat likuiditas yang baik dan sesuai dengan
pengharapan pasar modal.
b. Growth Stock
Adalah saham-saham yang diharapkan memberikan pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari
rata-rata saham –saham lain, dan karenanya mempunyai PER yang tinggi.
c. Defensive Stock (saham-saham defensif)
Adalah saham yang cenderung lebih stabil dalam masa resesi atau perekonomian yang tidak
menentu berkaitan dengan deviden, pendapatan, dan kinerja pasar.Contoh perusahaan yang
masuk kategori ini biasanya perusahaan yang masuk kategori food and beverage, yaiu produk
gula, beras, minyak makan, garam dan sejenisnya.
d. Cyclical Stock
Adalah sekuritas yang cenderung naik nilainya secara cepat saat ekonomi semarak dan jatuh
juga secara cepat saat ekonomi lesu.Contohnya saham pabrik mobil dan real
estate.Sebaliknya saham non siklis mencakup saham-saham perusahaan yang memproduksi
barang-barang kebutuhan umum yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi, misalnya
makanan dan obat-obatan.
e. Seasonal Stock
Adalah perusahaan yang penjualannya bervariasi karena dampak musiman, misalnya karena
cuaca dan liburan.Sebagai contoh pabrik mainan memiliki penjualan musiman yang khusus
pada saat musim natal.
f. Speculative Stock
Adalah saham yang kondisinya memiliki tingkat spekulasi yang tinggi, yang kemungkinan
tingkat pengembalian hasilnya adalah rendah atau negatif.Ini biasanya dipakai untuk membeli
saham pada perusahaan pengeboran minyak.
Salah satu keuntungan memiliki saham adalah memperoleh dividen. Menurut Black’s Law
Dictionary dividen adalah: ”The distribution of current of accumulated earning to shareholders
ofcorporation pro rate based on the number of shares owned.”
Pembayaran dividen dapat dilakukan dalam bentuk tunai (cash) namun ada juga pembayaran
dividen dilakukan dalam bentuk saham, bahkan juga dalam bentuk pemberian property. Ada
beberapa jenis dividen yang merupakan realisasi dari pembayaran dividen, yaitu:
1. Dividen tunai (cash dividen), yaitu “...declared and paid at reguler intervals from legally
availabe funds. Dividen yang dinyatakan dan dibayarkan pada jangka waktu tertentu dan
dividen tersebut berasal dari dana yang diperoleh secara legal. Dividen ini dapat bervariasi
dalam jumlah bergantung kepada keuntungan perusahaan.
2. Dividen properti (property dividens), yaitu “..... a distribution of earnings in the form of
property. suatu distribusi keungtungan perusahaan dalam bentuk property atau barang.
3. Dividen likuidasi (liquidating dividen) yaitu “a distribution of capital assets to shareholder is
referred to as liquidating dividens. Distribusi kekayaan perusahaan kepada pemegang saham
dalam hal perusahaan tersebut dilikuidasi.
Ada beberapa pembahasan yang dibicarakan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan
RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) ini secara umum, untuk lebih jelasnya dapat
kita lihat pada tabel dibawah ini:
7
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
Bagi pihak yang memiliki saham akan memperoleh beberapa keuntungan sebagai bentuk kewajiban
yang harus diterima, yaitu:
a. Memperoleh deviden yang akan diberikan pada setiap akhir tahun
b. Memperoleh capital gain, yaitu keuntungan pada saat saham yang dimiliki tersebut dijual
kembali pada harga yang lebih mahal
c. Memiliki hak suara bagi pemegang saham jenis common stock (saham biasa)
Ada beberapa kondisi dan situasi yang menentukan suatu saham itu akan mengalami fluktuasi, yaitu:
a. Kondiri mikro dan makro ekonomi
b. Kebijakan perusahaan dalam memutuksan untuk ekspansi ( perluasan usaha), seperti
membuka kantor cabang (brand office) , kantor cabang pembantu (sub brand office) baik
yang dibuka di domestik maupun luar negeri
c. Pergantian direksi secara tiba-tiba
d. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak pidana dan kasusnya
sudah masuk ke pengadilan
e. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya
f. Risiko sistematis yaitu suatu bentuk risiko yangterjadi secara menyeluruh dan telah ikut
menyebabkan perusahaan ikut terlibat
g. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual beli saham.
Ada beberapa alasan yang menjelaskan mengapa suatu perusahaan memutuskan untuk
menerbitkan dan menjual saham, yaitu:
1. Kebutuhan dana dalam jumah yang besar dan pihak perbankan tidak mampu untuk
memberikan pinjaman karena berbagai alasan seperti tingginya risiko yang akan dialami jika
terjadi kemacetan
2. Keinginan perusahaan untuk mempublikasikan kinerja perusahaan secara lebih sistematis
3. Menginginkan harga saham perusahaan terus naik dan terus diminati oleh konusmen secara
luas, sehingga ini nantinya akan memberi efek kuat bagi perusahaan seperti rasa percaya diri
di kalangan manajemen perusahaan.
4. Mampu memperkecil risiko yang timbul karena permasalahan risiko diselesaikan dengan
pembagian dividen.
2 Aspek Hukum
Hak Suara Hak Suara dalam RUPS Tidak Punya Hak Suara dalam
RUPS
Pailit Hak Klaim paling akhir atas Hak Klaim lebih dahulu atas
aset perusahaan aset perusahaan
8
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
Adapun para pelaku di pasar saham disamping perusahaan yang bersangkutan juga turut
melibatkan pihak lainnya, yaitu:
1. Emiten yaitu perusahaan yang terlibat dalam menjual sahamnya di pasar modal
2. Underwriter atau penjamin, yaitu yang menjamin perusahaan tersebut dalam menjual
sahamnya di pasar modal
3. Broker atau pialang
D. Perusahaan Publik
Perusahaan Publik adalah Perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh
300(tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang–kurangnya
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Berdasarkan pengertian diatas Penawaran umum dalam prakteknya dilaksanakan melalui pasar
perdana (primary market) yang berlangsung dalam waktu terbatas selama beberapa hari
saja.Dengan berakhirnya pasar perdana, untuk selanjutnya pemodal dapat memperjualbelikan
kembali efeknya pada pasar sekunder (bursa). Harga penawaran efek (offering price) pada pasar
perdana ditetapkan bersama antara Emiten dengan Penjamin Pelaksana Emisi, sedangkan
pembentukan harga efek di Bursa didasarkan pada hukum permintaan dan penawaran yang berlaku
dalam Peraturan Bapepam Nomor IX A.8 tentang Prospektus Awal Dan Info Memo.
Mengenai perbedaan antara Emiten dan Perusahaan Publik Hammud M. Balfas, SH, LL.M dalam
bukunya Hukum Pasar Modal Indonesia menjabarkan bahwa istilah Emiten harus dipisahkan dari
pengertian Perusahaan Publik karena asal-usul keduanya berbeda.Kalau emiten menjadi Emiten
karena melakukan emisi atau mengeluarkan efek dalam suatu penawaran umum, perusahaan publik
menjadi Perusahaan Publik bukanlah karena secara sengaja melakukan penawaran efeknya kepada
masyarakat dalam suatu penawaran umum.Perusahaan menjadi Perusahaan Publik karena
perusahaan memenuhi kriteria tertentu seperti yang ditetapkan oleh UUPM. Dengan perbedaan ini
dapat kita lihat bahwa perusahaan dapat menjadi Perusahaan Publik karena berjalannya waktu,
misalnya, karena turun temurun dimiliki oleh satu keluarga sehingga akhirnya pemegang sahamnya
mencapai 300 (tiga ratus) orang. Atau karena berjalannya waktu pemilik perusahaan juga
membagikan sahamnya kepada pegawai yang berprestasi secara perlahan-lahan, sehingga akhirnya
mencapai 300 (tiga ratus) pemegang saham. Di lain pihak menjadi Emiten adalah status yang
didapat karena adanya penawaran umum efek seperti saham atau obligasi
Emiten diperbolehkan untuk melakukan Penawaran Awal (book building), sebelum memperoleh
pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penawaran Awal adalah ajakan baik langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan prospektus awal, yang antara lain bertujuan untuk
mengetahui minat calon pembeli efek dan atau pun perkiraan harga penawaran efek.
Perusahaan Publik (public company) dapat juga diartikan sebagai suatu Perseroan yang telah Go
Publik atau telah melakukan Penawaran Umum atau telah melakukan penjualan saham kepada
masyrakat, walaupun jumlah kepemilikan saham Emiten setelah Penawaran Umum di bawah 50%,
bahkan ada Emiten yang melakukan penawaran umum saham hanya sebesar 10% dari seluruh Modal
Ditempatkan dan Disetor Penuh Perseroan, atau dengan kata lain publik atau masyarakat hanya
memiliki porsi kepemilikan sebesar 10%.
9
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
1. Akuntan
Akuntan yang melakukan kegiatan dibidang Pasar Modal wajib terlebih dahulu terdaftar OJK serta
memenuhi persyararatan sebagaimana diatur dalam VII.A.1
2. Notaris
Notaris yang melakukan kegiatan dibidang Pasar Modal wajib terlebih dahulu terdaftar di OJK dan
memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan VIII.D.1
Tugas Pokok Notaris: membuat perjanjian-perjanjian notarial, antara lain, Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek
3. Konsultan Hukum
Konsultan hukum yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal wajib terlebih dahulu terdaftar
di OJK dan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku (VIII B.1)
Konsultan hukum bertugas melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dari segi hukum (legal
audit), memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion) terhadap emiten dan perusahaan
publik.
4. Penilai
Penilai yang melakukan kegiatan penilaian di bidang Pasar Modal wajib terlebih dahulu terdaftar di
OJK serta memenuhi persyaratan sebagaimana diarur dalam Peraturan yang berlaku (VII.C.1)
Penilai bertugas antara lain memberikan penilaian atas nilai wajar properti atau usaha, tergantung
tujuan penggunaan dana.
5. Penjamin Emisi Efek
Penjamin Emisi Efek adalah Pihak yang membuat kontrak dengan Emiten untuk melakukan
Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek
yang tidak terjual. Penjamin Emisi Efek tidak wajib ada dalam setiap Penawaran Umum
Jenis Penjaminan yang diberikan:
1) Full Commitment: Disertai dengan kewajiban untuk membeli Efek yang tersisa
2) Best Effort: Tidak disertai dengan kewajiban untuk membeli Efek yang tersisa
10
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
11
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
F.1.1 Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
Dasar Hukum
Definisi
1) HMETD:
Hak yang melekat pada saham yang memberikan kesempatan pemegang saham yang
bersangkutan untuk membeli saham dan/atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya baik yang
dapat dikonversikan menjadi saham atau yang memberikan hak untuk membeli
saham, sebelum ditawarkan kepada Pihak lain
2) Waran:
Efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang
Efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu setelah 6
(enam) bulan sejak Efek dimaksud diterbitkan.
3) Pembeli Siaga
Pihak yang akan membeli baik sebagian maupun seluruh sisa saham dan/atau Efek
Bersifat Ekuitas lainnya yang tidak diambil oleh pemegang HMETD.
Pernyataan Pendaftaran
Beberapa alasan umum yang berlaku di setiap upaya emiten dalam melakukan penawaran
right issue adalah menyangkut tujuan yang ingin dicapai, yaitu yang terpenting adalah:
12
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
1. Tujuan dari pada penawaran saham baru dapat tercapai yang berhubungan erat dengan
pengembangan usaha emiten
2. Setiap pemegang saham lama akan bersedia untuk melakukan excersice mengingat
harga saham akan mengalami kenaikan yang dapat memberikan keuntungan kepada
investor
3. Harga saham diperdagangkan di atas harga teoritis untuk jangka waktu tertentu,
karena dengan adanya penambahan dana maka ekspansi perseroan akan dapat
memberikan keuntungan
4. Penawaran right issue bukan ditujukan untuk kepentingan rekayasa keuangan yang
tidak berdampak positif kepada pemegang saham lama, walaupun akibat dari pada
right issue akan menyebabkan dilusi atas harga saham yang diperdagangkan.
5. Emiten di dalam rangka melakukan penawaran atas right issue benar-benar melakukan
keterbukaan informasi yang sebenarnya tanpa ada yang ditutupi.
Dapat dimengerti bahwa jelaslah right issue atau penerbitan saham baru merupakan
hak yang diberikan bagi pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang
dikeluarkan emiten, dengan harga tertentu.Dan tujuan perusahaan untuk melakukan
right issue adalah untuk menghemat biaya emisi, menambah modal perusahaan atau
memperkuat modal perusahaan dan menambah jumlah saham yang beredar.
13
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
1) Paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum pelaksanaan penambahan modal tanpa HMTD,
Perusahaan wajib memberitahukan kepada OJK serta mengumumkan kepada masyarakat
mengenai waktu pelaksanaan penambahan modal tersebut.
2) Paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pelaksanaan penambahan modal tanpa HMTD,
Perusahaan wajib memberitahukan kepada OJK serta masyarakat mengenai hasil
pelaksanaan penambahan modal tersebut, yang meliputi informasi antara lain jumlah dan
harga saham yang diterbitkan.
Pengaturan mengenai Transaksi Material diatur dalam peraturan IX.E.2 tentang Transaksi
Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama
14
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
Untuk menghitung apakah sebuah transaksi sudah “material” atau tidak (minimal 20% dari
ekuitas) dan masuk pada kategori nilai transaksi material yang mana maka nilai transaksi
tersebut dihitung berdasarkan laporan keuangan sebagai berikut:
1) laporan keuangan tahunan yang diaudit;
2) laporan keuangan tengah tahunan yang disertai laporan Akuntan dalam rangka penelaahan
terbatas paling sedikit untuk akun ekuitas; atau
3) laporan keuangan interim yang diaudit selain laporan keuangan interim tengah tahunan,
dalam hal Perusahaan mempunyai laporan keuangan interim, mana yang terkini.
Tanggal laporan keuangan yang digunakan untuk menghitung nilai Transaksi Material tidak
boleh melebihi 12 (dua belas) bulan sebelum:
1) Tanggal transaksi dilaksanakan dalam hal Transaksi Material bernilai 20%-50% dari ekuitas
perusahaan; atau
2) Tanggal diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam hal Transaksi
Material bernilai lebih dari 50% ekuitas perusahaan.
15
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
16
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
Definisi
17
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
Transaksi Afiliasi sebagai Transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan atau Perusahaan
Terkendali dengan Afiliasi dari Perusahaan atau Afiliasi dari anggota Direksi, anggota
Dewan Komisaris, atau pemegang saham utama Perusahaan.
18
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
2) Melaporkan (penulis: tidak wajib diumumkan) Transaksi berikut ini kepada OJK
paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya Transaksi:
a) Penggunaan setiap fasilitas yang diberikan oleh Perusahaan atau Perusahaan
Terkendali kepada anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan/atau
pemegang saham utama dalam hal pemegang saham utama juga menjabat
sebagai Karyawan dan fasilitas tersebut langsung berhubungan dengan
tanggung jawab mereka terhadap Perusahaan dan sesuai dengan kebijakan
Perusahaan, serta telah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS);
Note: tiga hal yang harus diperhatikan bahwa fasilitas yang diberikan:
- Langsung berhubungan dengan tanggung jawab terhadap Perusahaan
- Sesuai dengan kebijakan Perusahaan
- Telah disetujui oleh RUPS
b) Transaksi antara Perusahaan dengan Karyawan, anggota Direksi, atau anggota
Dewan Komisaris Perusahaan tersebut maupun dengan Karyawan, anggota Direksi,
atau anggota Dewan Komisaris Perusahaan Terkendali dengan persyaratan yang
sama, sepanjang hal tersebut telah disetujui RUPS. Dalam Transaksi tersebut
termasuk pula manfaat yang diberikan oleh Perusahaan kepada semua Karyawan,
anggota Direksi, atau anggota Dewan Komisaris dengan persyaratan yang sama,
menurut kebijakan yang ditetapkan Perusahaan;
c) Transaksi dengan nilai transaksi tidak melebihi 0,5% (nol koma lima perseratus)
dari modal disetor Perusahaan dan tidak melebihi jumlah Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah);
- kata “dan” berarti bersifat kumulatif tidak melebihi 0,5% dari modal disetor
Perusahaan dan tidak melebihi jumlah 5 miliar rupiah yang berarti Transaksi
menjadi hanya wajib dilaporkan kepada OJK tanpa wajib Mengumumkan
keterbukaan informasi atas Transaksi kepada masyarakat.
- Apabila salah satu saja melebihi (terlewati) maka terkena kewajiban untuk
mengumumkan keterbukaan informasi kepada masyarakat dan
menyampaikan bukti pengumuman dan dokumen pendukungnya kepada OJK.
d) Transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan sebagai pelaksanaan peraturan
perundang-undangan atau putusan pengadilan;
e) Transaksi antara Perusahaan dengan Perusahaan Terkendali yang saham atau
modalnya dimiliki paling kurang 99% (sembilan puluh sembilan perseratus) atau
antara sesama Perusahaan Terkendali yang saham atau modalnya dimiliki paling
kurang 99% (sembilan puluh sembilan perseratus) oleh Perusahaan dimaksud
Illustrasi
19
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
- Tiga hal yang harus dipenuhi pada point ini, yaitu: (a) Transaksi terjadi
antara Perusahaan dengan Perusahaan Terkendali; (b) Saham/modal
Perusahaan Terkendali tidak dimiliki seluruhnya oleh Perusahaan; (c) Tidak
satu pun Saham/modal Perusahaan Terkendali dimiliki oleh anggota dewan
komisaris, anggota direksi, pemegang saham utama Perusahaan, atau Pihak
terafiliasi dari anggota dewan komisari, anggota direksi, pemegang saham
utama Perusahaan; (d) Laporan Keuangan Perusahaan Terkendali telah
dikonsolidasikan dengan Perusahaan.
- “tidak dimiliki seluruhnya” berarti hanya dimiliki sebagian oleh Perusahaan.
Sebagian dapat mengandung 2 (dua) pengertian: sebagian besar dan
sebagian kecil. Contoh sebagian besar adalah 50,01% hingga 99,99 %
sementara yang sisanya dimiliki pihak lain, apakah ini yang dimaksud oleh
peraturan ini? Sedangkan sebagian kecil bisa berarti 0,1 % hingga 49,99 %.
- “tidak satu pun saham/modal perusahaan terkendali dimiliki ...” berarti jika
satu pun saham/modal perusahaan terkendali dimiliki maka terkena
kewajiban untuk mengumumkan keterbukaan informasi kepada masyarakat
dan menyampaikan bukti pengumuman dan dokumen pendukungnya kepada
Bapepam dan LK.
1) Imbalan, termasuk gaji, iuran dana pensiun, dan/atau manfaat khusus yang
diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan pemegang
saham utama dalam hal pemegang saham utama menjabat juga sebagai
Karyawan, jika jumlah secara keseluruhan dari imbalan tersebut diungkapkan
dalam laporan keuangan berkala;
2) Transaksi berkelanjutan yang telah dilakukan sebelum Perusahaan
melaksanakan Penawaran Umum perdana atau sebelum disampaikannya
pernyataan pendaftaran sebagai Perusahaan Publik, dengan persyaratan: a)
Transaksi telah diungkapkan sepenuhnya dalam Prospektus Penawaran Umum
perdana atau dalam keterbukaan informasi pernyataan pendaftaran Perusahaan
Publik; dan b) syarat dan kondisi Transaksi tidak mengalami perubahan yang
dapat merugikan Perusahaan;
3) Transaksi berkelanjutan yang dilakukan sesudah Perusahaan melakukan
Penawaran Umum atau setelah pernyataan pendaftaran sebagai Perusahaan
Publik menjadi efektif, dengan persyaratan: a) Transaksi awal yang mendasari
Transaksi selanjutnya telah memenuhi peraturan ini; dan b) syarat dan kondisi
Transaksi tidak mengalami perubahan yang dapat merugikan Perusahaan;
4) Transaksi yang merupakan kegiatan usaha utama Perusahaan atau Perusahaan
Terkendali; dan
5) Transaksi yang merupakan penunjang kegiatan usaha Perusahaan atau
Perusahaan Terkendali.
Definisi
1) Benturan Kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis
Perusahaandengan kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi, anggota Dewan
Komisaris, atau pemegang saham utama yang dapat merugikan Perusahaan
dimaksud.
2) Pemegang Saham Independen adalah pemegang saham yang tidak
mempunyaiBenturan Kepentingan sehubungan dengan suatu Transaksi tertentu
dan/atau bukan merupakan Afiliasi dari anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris
atau pemegang saham utama yang mempunyai Benturan Kepentingan atas Transaksi
tertentu.
3) “yang dapat merugikan perusahaan” berarti bahwa kerugian tersebut
masihberupa potensi belum berupa kerugian secara nyata yang telah dialami oleh
perusahaan. Sehingga dapat kita berkata bahwa peraturan tentang benturan
kepentingan dibuat untuk mencegah terjadinya kerugian bagi perusahaan sebagai
akibat dari benturan kepentingan. Mencegah kerugian bagi perusahaan secara
20
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
21
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
10) Transaksi antara Perusahaan dengan Perusahaan Terkendali yang saham atau
modalnya dimiliki sekurang-kurangnya 99% (sembilan puluh sembilan per seratus)
atau antara sesama Perusahaan Terkendali yang saham atau modalnya dimiliki
sekurang-kurangnya 99% (sembilan puluh sembilan per seratus) oleh Perusahaan
dimaksud, jika laporan keuangan dari Perusahaan tersebut dikonsolidasikan.
Transaksi yang mengandung benturan kepentingan membutuhkan persetujuan Pemegang
Saham Independen (PSI), dengan ketentuan berikut:
Perubahan Kegiatan Usaha Utama diatur didalam diatur dalam peraturan IX.E.2 tentang
Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama
Perusahaan yang melakukan perubahan Kegiatan Usaha Utama wajib terlebih dahulu
memperoleh persetujuan RUPS. Dalam agenda RUPS harus ada acara khusus mengenai
pembahasan studi kelayakan tentang perubahan Kegiatan Usaha Utama perusahaan
tersebut.
Perubahan Kegiatan Usaha Utama berupa pengurangan Kegiatan Usaha Utama tidak
diwajibkan memperoleh persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan
ketentuan:
1) Kegiatan Usaha Utama yang akan dikurangi mengalami kerugian usaha selama 3
(tiga) tahun berturut-turut berdasarkan laporan keuangan tahunan Perusahaan
2) pengurangan Kegiatan Usaha Utama tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha
Perusahaan
3) Perusahaan wajib mengumumkan kepada masyarakat dan menyampaikan informasi
perubahan Kegiatan Usaha Utama tersebut kepada Bapepam dan LK dalam jangka
waktu paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak keputusan perubahan Kegiatan Usaha
Utama.
Perusahaan yang melakukan perubahan Kegiatan Usaha Utama wajib memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
1) Mengumumkan dalam paling sedikit satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang
berperedaran nasional, dalam waktu bersamaan dengan pengumuman RUPS
sebagaimana diatur pada Peraturan Nomor IX.J.1
2) Menyediakan data tentang perubahan Kegiatan Usaha Utama tersebut bagi pemegang
saham sejak saat pengumuman RUPS dan menyampaikan kepada OJK paling lambat
pada saat pengumuman RUPS
Persetujuan RUPS ini dibutuhkan karena transaksi material sangat berpengaruh pada kinerja
perseroan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi harga efek dan keputusan investasi
22
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
pemodal. Adapun batasan transkasi material adalah transaksi yang nilainya lebih dari 105
pendapatan adatu 20% ekuitas.Apabila transaksi akuisi mengandung benturan kepentingan,
maka Perusahaan harus mengacu pada Peraturan BAPEPAM no IX.E.1 tentang Benturan
Kepentingan Transaksi Tertentu, dimana salah satu persyaratannya adalah adanya
persetujuan RUPS Independen.
Prosedur atau tata cara Dalam pengambil alihan perusahaan terbuka, pihak pengambil alih
wajib mengikuti prosedur atau tata cara pengambil alihan sebagaimana ditetapkan dalam.
IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka mewajibkan calon pengendali baru
untuk menginformasikan kepada Perusahan yang akan diambil alih, BAPEPAM, Bursa dan
masyarakat semua informasi yang berkaitan dengan perkembangan negoasiasi selambat-
lambatnya pada akhir hari kerja ke-2 setelah dimulainya negosiasi dan setiap adanya
perubahan baru. Peraturan ini juga mewajibkan agar dalam 2 hari kerja setelah pengambil
alihan, prosedur Penawaran Tender harus sudah mulai dilaksanakan. Dalam penentuan harga
Penawaran Tender, perlu dicermati bahwa harga Penawaran Tender sebagai akibat dari
pengambil alihan perusahaan terbuka berbeda dengan harga penawaran tender murni
sebagaimana diatur dalam Peraturan BAPEPAM No. IX.F.1 tentang Penawaran Tender.
Dalam pengambilalihan Perusahaan Terbuka, harga pelaksanaan Penawaran Tender mengacu
pada Peraturan BAPEPAM No. IX.H.1 tentang Pengambil Alihan Perusahaan Terbuka sebagai
berikut:
1) Dalam hal perusahaan yang diambil alih tidak tercatat di bursa, maka harga Penawaran
Tender sekurang-kurangnya sama dengan harga tertinggi antara harga pengambialihan
atau harga wajar menurut penilai independen.
2) Dalam hal perusahaan yang diambil alih tercatat di bursa namun sudah tidak
diperdagangkan dalam 90 hari terakhir, maka harga Penawaran Tender sekurang-
kurangnya sama dengan harga tertinggi antara harga pengambilalihan atau harga
tertinggi selama 12 bulan sebelum hari terakhir perdagangan.
3) Dalam hal perusahaan yang diambil alih tercatat dan diperdagangkan di bursa, maka
harga Penawaran Tender sekurang-kurangnya sama dengan harga tertinggi antara harga
pengambilalihan atau harga tertinggi selama 90 hari sebelum pengumuman informasi
mengenai negosiasi pengambilalihan.
Definisi:
23
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
24
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
4) Dalam setiap Pengambilalihan, apabila antara Pemegang Saham Utama atau Pengendali
dengan calon Pengendali baru membuat suatu kontrak atau aktivitas yang
mengakibatkan adanya:
a. Penggunaan sumber daya Perusahaan Terbuka yang akan diambil alih
b. Dalam jumlah yang material;
c. Perubahan perjanjian atau kesepakatan yang sudah dibuat oleh
d. Perusahaan Terbuka yang akan diambil alih; atau
e. Perubahan terhadap standar prosedur operasional Perusahaan Terbuka yang akan
diambil alih; dimana hal tersebut merupakan Transaksi Afiliasi atau transaksi yang
mengandung Benturan Kepentingan, wajib memenuhi ketentuan Peraturan Nomor
IX.E.1.
25
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
Dalam perkembangannya, peraturan tentang tender offer kini ada dua macam yakni tender
offer yang sifatnya wajib terdapat dalam Peraturan IX.H.1 tentang Pengambilalihan
Perusahaan Terbuka dan tender offer yang sifatnya sukarela diatur didalam POJK No. 54
/POJK.04/2015 tentang Penawaran Tender Sukarela.
Definisi
1) Penawaran Tender Sukarela adalah penawaran yang dilakukan
secarasukarela oleh Pihak untuk memperoleh Efek Bersifat Ekuitas yang
diterbitkan oleh Perusahaan Sasaran dengan cara pembelian atau
pertukaran dengan Efek lainnya melalui Media Massa.
2) Pernyataan Penawaran Tender Sukarela adalah dokumen yang
wajibdisampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan oleh Pihak yang
melakukan Penawaran Tender Sukarela
3) Perusahaan Sasaran adalah Perusahaan Terbuka yang Efek
BersifatEkuitasnya merupakan obyek dari Penawaran Tender Sukarela.
1) Masa Penawaran Tender Sukarela wajib dimulai paling lambat 2 (dua) hari
kerja setelah Pernyataan Penawaran Tender Sukarela menjadi efektif.
2) Masa Penawaran Tender Sukarela adalah paling singkat 30 (tiga puluh) hari
dan dapat diperpanjang paling lama menjadi 90 (sembilan puluh) hari,
kecuali disetujui lain oleh Otoritas Jasa Keuangan
Penawaran Tender Wajib adalah penawaran untuk membeli sisa saham Perusahaan
Terbuka yang wajib dilakukan oleh Pengendali baru.
Ketentuan Pelaksanaan
26
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
27
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
Definisi
1) Penggabungan Usaha adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 1 (satu)
Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada
dan selanjutnya Perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar.
28
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
2) Peleburan Usaha adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 2 (dua) Perseroan atau
lebih untuk meleburkan diri dengan cara
Persyaratan
Terdapat empat persyaratan utama yang harus dipenuihi oleh Emiten/Perushaan Publik
dalam hal akan melakukan merger dan Akuisisi, yaitu:
1) Direksi dan Komisaris perusahan-perusahaan yang akan merger wajib membuat
pernyataan bahwa kegiatan penggabungan usaha atau peleburan usaha dilakukan
dengan memperhatikan kepentingan perseroan, pemegang saham, persaingan usaha
yang sehat, pemegang saham publik dan kearyawan.
2) Pernyataan tersebut harus didukung oleh pihak independen.
3) Emiten/Perusahaan Publik wajib menyampaianpernyataan penggabungan usaha atau
peleburan usaha yang berisi rancangan usaha/peleburan usaha.
4) Memperoleh persetujuan rapat umum pemegang saham Emiten/ Perusahaan Publik.
Tata Cara
Sehubungan dengan hal ini, pembelian tersebut dapat dilakukan oleh pemegang saham
utama selaku pembeli siaga.Apabila Perseroan bermaksud membeli sendiri saham-saham
tersebut, maka wajib mengikuti Peraturan Bapepam No XI.B.2 mengenai Pembelian
Kembali Saham Yang Dikeluarkan Emiten atau Perusahaan Publik.Setelah menjajagi
kelayakan penggabungan atau peleburan usaha, Direksi masing-masing Perseroan wajib
secara bersama-sama menyusun rancangan penggabungan usaha atau peleburan usaha.
Rancangan tersebut wajib mengungkapkan antara lain hal-hal seperti :
a. Nama dan alamat perseroan peserta penggabungan/peleburan usaha
b. Alasan masing-masing perseroan melakukan penggabungan/peleburan usaha
c. Tata cara konversi saham
d. Rancangan anggaran dasar
e. Laporan keuangan 3 tahun terakhir
f. Laporan keuangan proforma perushaan hasil penggabungan
g. Hasil enilaian independen mengenai kewajaran nila saham dan kekayaan perseroan
h. Cara penyelesaian hak-hak pemegang saham minoritas yang tidak setuju dengan
rencana penggabungan/peleburan usaha.
Perusahaan Terbuka peserta pengabungan atau peleburan usaha menyampaikan
peryataan penggabungan usaha berserta dokumen pendukungnya kepada OJK selambat-
lambatnya akhir hari kerja kedua setelah persetujuan komisaris. Apabila dalam 20 hari
setelah pengajuan pernyataan pendaftaran tersebut dianggap telah dinyatakan secara
lengkap dan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan pada tanggal pengajuan.
Penyelenggaraan RUPS
29
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
Kuasi Reorganisasi adalah reorganisasi, tanpa melalui reorganisasi nyata (true reorganisation
Atau corporate restructuring) yang dilakukan dengan menilai kembali akun-akun aktiva dan
kewajibanpada nilai wajar dan mengeliminasi saldo laba negatif.
Keterbukaan Informasi
30
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
31
Materi Pelatihan WPPE | Edisi Agustus 2016
Modul Hukum & Etika | Emiten dan Perusahaan Publik
Daftar Peraturan
NO. KETERANGAN
Penawaran Umum
IX.A.3 Tata cara Untuk Memintan Perubahan dan atau Tambahan Informasi atas
Pendaftaran
Aksi Korporasi
POJK 32/POJK.04/2015 Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Dengan Memberikan HMETD
IX.D.3 Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penerbitan Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu
IX.G.1 Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha Perusahaan Publik atau Emiten
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.23.1. April (2018): 80-109
DOI: https://doi.org/10.24843/EJA.2018.v23.i01.p04
Analisis Pengaruh Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Growth, dan Risiko
Sistematis pada Return Saham
1
Luki Setiawan Djajadi
2
Gerianta Wirawan Yasa
1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia
email: setiawanlucki@gmail.com/ Tlp: 082342461022
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia
ABSTRAK
Sistem perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh investasi dari luar maupun dalam negeri baik
itu investasi langsung maupun tidak langsung.Menurut investor, semakin tinggi harga saham,
maka semakin tinggi kemakmuran pemegang saham.Penelitian ini bertujuan
untukmembuktikan secara empiris pengaruh Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio
(DER), growth dan risiko sistematis pada return saham.Populasi dalam penelitian ini adalah
85perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45.Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling, maka didapatkan jumlah pengamatan sebanyak 17 perusahaan yang
memenuhi kriteria sampel.Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa EPS,
DER, dan growth tidak berpengaruh pada return saham, sedangkan risiko sistematis
berpengaruh negatif pada return saham.
Kata kunci: EPS, DER,growth, risiko sistematis,returnsaham
ABSTRACT
Indonesia's economic system is influenced by both foreign and domestic investment, whether it
is direct or indirect investment. According to investors, the higher the stock price, the higher
the shareholder's wealth. This study aims to prove empirically the influence of Earning Per
Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), and growth in stock returns and systematic risk.The
population in this research is 45 companies incorporated in LQ45 index. Sampling technique
used is purposive sampling, then got the number of observations as many as 18 companies that
meet the criteria of the sample. Data analysis techniques used to test the hypothesis in this
study is multiple linear regression analysis.The result showed that EPS had negative effect on
stock return, while DER and growth had positive effect on stock return. In the second
regression equation shows that EPS has no effect on systematic risk while DER and growth
have negative effect on systematic risk.
Keywords: EPS, DER, growth, systematic risk, stock return
PENDAHULUAN
Sistem perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh investasi dari luar maupun dalam
negeri baik itu investasi langsung maupun tidak langsung.Pemerintah saat ini sedang
80
Luki Setiawan Djajadi dan Gerianta Wirawan Yasa. Analisis…
total. Investasi ke dalam aktiva produktif dapat berbentuk aktiva nyata (seperti rumah,
tanah dan emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang
modal memiliki peran penting bagi pembangunan ekonomi sebagai salah satu
pembiayaan eksternal bagi dunia usaha.Investasi dalam pasar modal merupakan salah
satu instrumen yang dapat digunakan oleh investor untuk melakukan investasi.
kondisi ekonomi Indonesia dan aspek fundamental perusahaan itu sendiri. Investor
berdasarkan tujuannya ada yang bertujuan untuk investasi jangka pendek tetapi juga
ada yang investasi jangka panjang.Tujuan jangka pendek yang ingin dicapai adalah
capital gain yaitu selisih antara harga beli saham dan harga jual saham sedangkan
81
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.23.1. April (2018): 80-109
untuk investasi jangka panjang adalah dividen yaitu keuntungan yang diperoleh dari
pemilihan investasi saham yang akan dibeli. Para investor dalam melakukan investasi
akan mempertimbangkan dua hal yang utama yaitu return yang diharapkan
dirasakan oleh pihak investor atas investasi yang telah dilakukan. Return yang ingin
diperoleh investor berupa expected return, karena terdapat suatu ketidakpastian atau
risiko yang harus dihadapi dalam investasinya. Investor yang rasional akan selalu
ketidakpastian atau risiko dalam investasinya. Oleh sebab itu, peneliti melakukan
Pasar yang selalu berubah dari waktu ke waktu membuat investor harus
yang dapat mempengaruhi return saham. Melalui dua pendekatan informasi tersebut
memberikan gambaran yang jelas dan bersifat analisis terhadap prestasi manajemen
82
Luki Setiawan Djajadi dan Gerianta Wirawan Yasa. Analisis…
suatu perusahaan bisa menjadi media bagi investor sebagai faktor fundamental untuk
mengestimasi harga saham atau return saham suatu perusahaan. Ada banyak rasio-
rasio yang dapat digunakan oleh investor dalam menganalisis suatu saham seperti
rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio rentabilitas, rasio solvabilitas dan rasio
pasar.Investasi pada saham memiliki risiko paling tinggi dibandingkan dengan risiko
investasi lainnya.Risiko dalam saham terdiri dari dua macam risiko yaitu risiko
sistematis dan risiko tidak sistematis.Risiko yang menjadi perhatian investor adalah
risiko sistematis yaitu risiko yang dipengaruhi pasar secara keseluruhan.Ukuran dari
yang menggambarkan tingkat laba yang diperoleh oleh para pemegang saham,
dimana tingkat laba (per lembar saham) menunjukkan kinerja perusahaan terutama
dari kemampuan laba yang dikaitkan dengan pasar. EPS menunjukkan bahwa
lembar saham bagi pemiliknya maka hal tersebut akan mempengaruhi return saham
pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik pada Earning
PerShare (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk
83
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.23.1. April (2018): 80-109
setiap lembar saham biasa dan menggambarkan prospek earning perusahaan di masa
depan.
Para calon pemegang saham tertarik dengan earning per share yang besar,
karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan
tinggi nilai EPS tentu saja akan menyenangkan pemegang saham, karena semakin
besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Sebagai indikator keberhasilan di
masa yang lalu dan harapan di masa yang akan datang, earning per share
earningper share bukan satu-satunya alat penilai keberhasilan perusahaan. Alat ini
masihharus dikombinasikan dengan alat yang lain dan diinterpretasikan lebih jauh.
ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk
besar utang-utang perusahaan dijamin modal sendiri. Ketika jumlah utang secara
juga menyediakan estimasi pertumbuhan earnings yang akan datang. Apabila suatu
84
Luki Setiawan Djajadi dan Gerianta Wirawan Yasa. Analisis…
saham perusahaan dimonitor secara terus menerus oleh banyak analis, dan analis
tersebut memiliki informasi yang lebih baik dari pasar, maka proyeksi tingkat
pertumbuhan tersebut akan menjadi lebih baik daripada menggunakan data historis
ataupun hanya mendasarkan pada informasi publik. Data historis dan estimasi dari
memengaruhi suatu nilai, tetapi estimasi dengan menggunakan metode tersebut tidak
saham dengan return pasar. Sesuai dengan falsafah investasi high risk high return,
maka ketika investor ingin memperoleh return saham yang tinggi tentu juga harus
penting untuk diteliti karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari return
kembali pengaruh EPS, DER, Growth dan Risiko sistematis terhadap return saham.
Namun rasio-rasio yang digunakan pada penelitian ini untuk mengestimasi return
saham diantaranya EPS, DER, Growth dan Risiko Sistematis. Alasan peneliti memilih
EPS dan DER karena merupakan rasio yang paling sering digunakan oleh investor
untuk melakukan analisis dan dapat dilihat di laporan keuangan yang dipublikasikan
85
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.23.1. April (2018): 80-109
pertumbuhan perusahaan dalam satu periode dan risiko sistematis menurut peneliti
rasio ini perlu diteliti karena dalam berbagai jenis investasi masing-masing memiliki
unggulan dari berbagai industri yang paling aktif diperdagangkan, serta memiliki
kapitalisasi pasar yang besar sehingga dianggap mampu mewakili kondisi pasar
yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Jakarta Islamic Index (JII), Indeks
Kompas 100, Indeks sector, Indeks Bisnis 27, Indeks PEFINDO25, Indeks SRI-
KEHATI, Indeks Papan Utama, dam Indeks pembangunan. Penelitian pada indeks
LQ45 dinilai tepat karena volume perdagangan yang lebih aktif dibandingkan dengan
menghitung risiko sistematis yang diproksikan dengan beta tidak disarankan periode
observasi terlalu lama, adanya anggapan beta konstan dan stabil kurang tepat,
karenanya beta berubah dari waktu ke waktu. (Bogue, 1972) dan (Gonedes, 1973)
menginvestigasi hal ini dan menyimpulkan bahwa untuk data return bulanan, 60
bulan merupakan periode yang optimal sehingga penelitian ini dilakukan pada lima
tahun terakhir 2010-2014 agar dapat digunakan investor sebagai bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi di masa yang akan datang
86
Luki Setiawan Djajadi dan Gerianta Wirawan Yasa. Analisis…
yang tercermin pada laba per saham atau earning per share. Hal tersebut sesuai
investor supaya mau berinvestasi pada perusahaan tersebut. Jika laba per saham lebih
tinggi, maka prospek perusahaan lebih baik, sementara jika laba per saham lebih
rendah berarti kurang baik, dan laba per saham negatif berarti tidak baik. EPS
menunjukkan laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang
saham perusahaan, maka semakin besar EPS akan menarik investor untuk melakukan
saham serta harga saham meningkat (Susilowati, 2011).Teori tersebut juga didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh (Azim Khan dan Iqbal Khan, 2011), (Ebrahimi
(Maholtra dan Tandon, 2013), (Wang, 2013), dan (Omete, 2013), menunjukkan
bahwa EPS memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Dengan
penelitian sebelumnya tersebut, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini
adalah:
perbandingan total utang dengan total ekuitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat leverage (penggunaan utang) terhadap total shareholders equity yang dimiliki
87
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.23.1. April (2018): 80-109
risiko dari penggunaan lebih banyak utang akan cenderung menurunkan harga saham.
modal sendiri dan modal pinjaman. Jika modal sendiri lebih besar dari modal
pinjaman maka perusahaan tidak akan mudah bangkrut. Maka makin tinggi DER
Hal ini sesuai dengan Signaling theory, dimana sinyal yang diberikan oleh
perusahaan berupa informasi maka investor akan mengetahui jumlah utang yang
dimiliki perusahaan. Perusahaan dengan utang yang tinggi akan sangat berisiko,
turunnya harga saham yang berakibat pada menurunnya return saham.Teori tersebut
juga didukung oleh penelitian yang dilakukan (Arista, 2012) yang menyatakan bahwa
DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hal
sangat sensitif, karena jika salah mengestimasi pertumbuhan harga wajar saham
tersebut maka tidak akan sesuai atau jauh dari harga pasar. Hal ini sesuai dengan
investor tertarik untuk berinvestasi pada perusahaaan tersebut. Teori tersebut juga
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Ariestiani 2014) yang menyatakan
bahwa
88
Luki Setiawan Djajadi dan Gerianta Wirawan Yasa. Analisis…
Risiko sistematis atau Beta sebagai pengukur risiko yang berasal dari
hubungan antara tingkat keuntungan suatu saham dengan pasar.Risiko ini berasal dari
beberapa faktor fundamental perusahaan dan faktor karakteristik pasar tentang saham
memiliki risiko pasar yang tinggi akan sangat berfluktuatif terhadap pergerakan pasar,
karena semakin tinggi beta suatu perusahaan maka semakin sensitif pula terhadap
perubahan pasar, karena pergerakan pasar yang tidak stabil. Sehingga perusahaan
dengan beta yang tinggi akan sangat berfluktuatif terhadap pergerakan pasar dan
memberikan return yang tidak stabil. Dalam teori Single Index Model (SIM) dan
Konsep Risk-Return Trade Off menyatakan bahwa jika risiko yang ditanggung oleh
para pemegang saham itu besar, maka saham tersebut akan memperoleh return saham
yang besar pula. Hal itu juga didukung penelitian sebelumnya.Penelitian yang
dilakukan oleh (Thomas W, 2000), (Furda dan Jalaludin, 2012), (Budialim, 2013)
Semakin tinggi risiko sistematis perusahaan, maka semakin besar return yang
diterima oleh investor (high risk high return). Berdasarkan penelitian sebelumnya,
89
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.23.1. April (2018): 80-109
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang
digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu yang bertujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2010:13). Lokasi penelitian ini dilakukan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dimana data tersebut diperoleh dari laporan
LQ45 karena merupakan saham paling liquid di BEI dan dianggap dapat mewakili
Obyek penelitian adalah suatu sifat dari obyek yang ditetapkan oleh peneliti
dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan LQ45 di Bursa Efek
Indonesia secara berturut-turut dari tahun 2010-2014. Adapun variabel yang dapat
diteliti dari obyek penelitian ini, antara lain EPS, DER, growth dan risiko sistematis
pada return perusahaan. Variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:59). Variabel terikat
keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Return saham terdiri
dari capital gain (loss) dan yield. Jika harga investasi sekarang (Pt) lebih tinggi dari
harga investasi periode lalu (Pt-1) ini berarti terjadi keuntungan modal (capital gain),
90
Luki Setiawan Djajadi dan Gerianta Wirawan Yasa. Analisis…
Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
2014:59).Variabel bebas dalam penelitian ini adalah EPS, DER, growth dan risiko
yang digunakan untuk mengetahui laba per lembar saham yang diberikan kepada
digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap modal yang dimiliki
perusahaan. Total utang yang digunakan disini adalah total utang periode tahun
Berdasarkan sifatnya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data kuantitatif.Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka atau data
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam
bentuk sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain (Sugiyono, 2010:193).
Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan auditan yang di-publish
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
91
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.23.1. April (2018): 80-109
penelitian ini adalah 85 perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2010-2014.Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
merupakan sampel yang ditarik sejumlah tertentu dari populasi emiten dengan
pengamatan dalam penelitian ini adalah sebesar 18 perusahaan LQ45 yang terdaftar
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
observasi non participant yaitu observasi yang dilakukan tanpa melibatkan diri atau
menjadi bagian dari lingkungan sosial atau perusahaan dan hanya sebagai pengumpul
data. Data dikumpulkan dengan cara mengamati, mencatat, serta mempelajari buku-
Penelitian ini digunakan teknik analisis regresi linear berganda yang diuji
variabel terikat. Model regresi linear berganda ini dirumuskan sebagai berikut
(Sugiyono, 2009:277) :
Keterangan:
RS = Return Saham
α = Konstanta
92
Luki Setiawan Djajadi dan Gerianta Wirawan Yasa. Analisis…
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi. Hasil statistik
Tabel 1.
Hasil Statistik Deskriptif
N Minimum Maksimum Mean Deviasi Standar
RS 85 -0,7590 0,9412 0,1530 0,3213
EPS 85 0,0303 1,6570 0,6186 0,4489
DER 85 0,1364 10,0240 2,5088 2,9254
Growth 85 -0,0826 0,5636 0,1651 0,0999
Beta 85 -1,1362 3,4119 0,9882 0,7708
Valid N 85
Sumber: data sekunder diolah, 2017
deskriptif menunjukkan nilai rata-rata EPS perusahaan yang menjadi sampel sebesar
0,6186, sedangkan nilai deviasi standarnya sebesar 0,4489. Dari hasil ini terlihat nilai
deviasi
93
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.23.1. April (2018): 80-109
standar 0,4489< 0,6186 nilai mean sehingga dapat disimpulkan bahwa data EPS
memiliki sebaran data yang merata.Nilai rata-rata cenderung lebih mendekati nilai
0,0303<x<0,6186.
rata-rata DER sebesar 2,5088 atau 250,88 persen rata-rata perbandingan jumlah
hutang dengan modal perusahaan sendiri sehingga dapat disimpulkan bahwa dari
dibandingkan dengan modal perusahaan sendiri. Nilai deviasi standar DER sebesar
2,9254 atau 292,54 persen di mana nilai standar deviasi lebih besar 42 persen dari
nilai rata-ratanya yang menunjukkan adanya sebaran data yang tidak merata pada
perusahaan yang menjadi sampel. Nilai minimum DER sebesar 0,1364 memiliki arti
bahwa ada perusahaan sampel yang mampu menutup seluruh jumlah utang
Sedangkan nilai maksimum DER sebesar 10,024 memiliki arti bahwa ada perusahaan
sampel apabila ingin menutup seluruh jumlah utang dengan menggunakan modal
perusahaan sebesar 10 kali lipat dari modal perusahaan yang dimiliki. Hal ini
94
Luki Setiawan Djajadi dan Gerianta Wirawan Yasa. Analisis…
dikurangi jumlah asset pada periode sebelumnya kemudian dibagi dengan jumlah
melihat peningkatan asset yang dimiliki perusahaan. Hasil analisis statistik deskriptif
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,1651 atau 16,51 persen rata-rata pertumbuhan
aset perusahaan yang menjadi sampel. Nilai standar deviasi sebesar 0,0999 atau 9,99
persen di mana nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya yang
menunjukkan sebaran data yang merata pada perusahaan yang menjadi sampel. Nilai
minimum growth sebesar -0,0826 yang berarti bahwa terdapat perusahaan sampel
yang memiliki pertumbuhan aset yang menurun atau negatif sebesar -8,26 persen.
sampel yang memiliki pertumbuhan aset yang sangat besar mencapai 56,36 persen.
yang mengukur perubahan Ri akibat dari perubahan Rm dalam model indeks tunggal
memiliki nilai rata-rata sebesar 0,9882 atau 98,82 persen menunjukkan bahwa nilai
rata-rata beta hampir sama dengan 1 sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan-
perusahaan yang menjadi sampel memiliki tingkat perubahan atau volatilitas hampir
sama dengan pasar secara keseluruhan. Untuk nilai standar deviasi sebesar 0,7708
atau 77,08 persen lebih kecil dari nilai rata-rata menandakan sebaran data yang
sebesar -1,1362 ini berarti bahwa masih terdapat perusahaan yang menjadi sampel
memiliki tingkat perubahan atau volatilitas yang berbanding terbalik dan di atas
95
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.23.1. April (2018): 80-109
3,4119 memiliki arti bahwa terdapat perusahaan sampel yang memiliki tingkat
Uji normalitas residual bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, residu dari persamaan regresi mempunyai distribusi normal atau tidak
normal.Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau
memenuhi uji normalitas karena nilai Asymp.Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05yang
sebesar 1,9930.Nilai dU untuk k= 4 dan n= 85 pada α=0,05 adalah 1,75. Maka nilai 4-
dU adalah 2,25.Oleh karena nilai d-statistic2,2160 berada diantara dU dan 4-dU (1,75
tidak ada autokorelasi maka ini berarti pada model persamaan tidak terjadi gejala
autokorelasi.
memiliki tolerance> 0,1 dan VIF < 10, artinya pada model regresi tidak terdapat
gejala multikolinieritas.
96
Luki Setiawan Djajadi dan Gerianta Wirawan Yasa. Analisis…
memiliki Asym.Sig (p value)> 0,05, artinya pada model regresi tidak terdapat gejala
Uji kelayakan model (uji F) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
sama pada variabel dependen. Kriteria pengujian ini adalah jika nilai tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi return saham. Hasil perhitungan uji F dapat dilihat pada Tabel 6 berikut
ini:
Tabel 2.
Hasil Uji F
Model Df F Sig.
Regression 4 3,089 0,020
Residual 80
Total 84
Sumber: data sekunder diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai Uji F hitung sebesar 14,390
nilai yang lebih kecil dari 0,05 ini berarti model regresi dapat digunakan untuk
Tabel 3.
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 0,167 0,087 1,911 0,060
EPS -0,082 0,076 -0,115 -1,086 0,281
DER 0,022 0,012 0,202 1,869 0,065
Growth 0,663 0,344 0,206 1,926 0,058
Beta -0,130 0,046 -0,311 -2,848 0,006
Sumber: data sekunder diolah, 2017
97
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.23.1. April (2018): 80-109
Nilai konstanta sebesar 0,167dengan p value 0,06> 0,05 memiliki arti tidak ada
beda atau sama dengan nol, sehingga tidak bisa disimpulkan.Nilai koefisien regresi
EPS sebesar -0,082 memiliki arti bahwa setiap peningkatan 1 satuan EPS, maka
bahwa setiap peningkatan 1 satuan DER, maka return saham akan mengalami
regresi growth sebesar 0,663 memiliki arti bahwa setiap peningkatan 1 satuan growth,
maka return saham akan mengalami peningkatan sebesar 0,663 dengan asumsi
variabel lain konstan. Nilai koefisien regresi Beta sebesar -0,130 memiliki arti bahwa
setiap peningkatan 1 satuan Beta, maka return saham akan mengalami penurunan
return saham. Berdasarkan Tabel 6 diperoleh hasil bahwa variabel EPS memiliki nilai
tingkat signifikansi sebesar 0,281 (> α=0,05). Hal ini berarti bahwa H 1 ditolak
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel EPS tidak berpengaruh pada return
saham.
Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif pada return
saham. Berdasarkan Tabel 6 diperoleh hasil bahwa variabel DER memiliki nilai
tingkat signifikansi sebesar 0,065 (> α=0,05). Hal ini berarti bahwa H2 ditolak
98
Luki Setiawan Djajadi dan Gerianta Wirawan Yasa. Analisis…
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel DER tidak berpengaruh pada return
saham.
memilikinilai tingkat signifikansi sebesar 0,058 (> α=0,05). Hal ini berarti bahwa H 3
ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel growth tidak berpengaruh pada
return saham. Hipotesis keempat (H4) menyatakan bahwa beta risiko sistematis
berpengaruh positif pada return saham. Berdasarkan Tabel 6 diperoleh hasil bahwa
variabel risiko sistematis memiliki nilai tingkat signifikansi sebesar 0,006(< α=0,05).
Hal ini berarti bahwa H4 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel risiko
2
sebab-sebab lain di luar model. Hasil uji koefisien determinasi (R ) dapat dilihat pada
2
Pada Tabel 8 menunjukkan nilai koefisien determinasi(R ) sebesar 0,134 yang
memiliki arti bahwa 13,4 persen perubahan nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh
99
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.23.1. April (2018): 80-109
variabel EPS, DER, growth, dan beta. Sedangkan sisanya sebesar 86,6 persen (100 –
berganda yang ditunjukkan pada Tabel 6 dapat diketahui nilai koefisien regresi
sebesar -0,082 dengan tingkat signifikansi 0,281>0,05 yang berarti bahwa EPS
bahwa EPS berpengaruh positif pada return saham ditolak. Hasil penelitian ini
cenderung menyukai EPS yang semakin tinggi karena memperkecil risiko yang
sebagian besar investor merasa EPS atau laba yang dihasilkan per lembar sahamnya
terlalu kecil sehingga tidak menjadi masalah atau tidak diperhitungkan oleh investor
meskipun EPS menunjukkan jumlah yang kecil atau rendah, hal tersebut tidak
menjadi masalah apabila investor melihat ada potensi atau prospek untuk berkembang
di masa yang akan datang. Hal ini dikarenakan saham LQ45 merupakan saham yang
dkk, 2011), dan (Omete, 2013), yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh positif dan
100
Luki Setiawan Djajadi dan Gerianta Wirawan Yasa. Analisis…
berganda yang ditunjukkan pada Tabel 6 dapat diketahui nilai koefisien regresi DER
sebesar 0,022 dengan tingkat signifikansi 0,065>0,05 yang berarti bahwa DER tidak
dilakukan oleh (Natarsyah, 2000), (Sugiarto, 2011) dan (Gunadi, 2015). Artinya
hipotesis kedua yang menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif pada return
saham ditolak. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya
pertimbangan yang berbeda dari beberapa investor dalam memandang DER. Oleh
sebagian besar investor DER dipandang sebagai besarnya tanggung jawab perusahaan
terhadap pihak ketiga yaitu kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan.
Sehingga semakin besar nilai DER akan memperbesar tanggung jawab perusahaan
kepada pihak luar. Namun demikian nampaknya beberapa investor justru memandang
bahwa perusahaan yang tumbuh pasti akan memerlukan utang sebagai dana tambahan
memerlukan dana operasional yang banyak dan tidak mungkin dapat dipenuhi hanya
dari modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Sumber pendanaan perusahaan yang
sehingga biaya utang rendah, 2) kreditur memperoleh return yang terbatas sehingga
pemegang saham tak perlu berbagi keuntungan ketika kondisi bisnis sedang maju, 3)
kreditur tidak memiliki hak suara sehingga pemegang saham dapat mengendalikan
perusahaan dengan penyertaan dana yang kecil. Penggunaan utang yang makin
banyak, yang dicerminkan oleh debt ratio (rasio antara utang dengan total aktiva)
101
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.23.1. April (2018): 80-109
yang makin besar, pada perolehan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang sama
akan menghasilkan laba per lembar saham yang lebih besar. Jika laba per lembar
saham meningkat, maka akan berdampak pada meningkatnya harga saham atau
return saham, sehingga secara teoritis DER akan berpengaruh positif pada return
saham. (Susilowati, 2011).Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh (Liestyowati, 2002), (Ulupui, 2005) dan (Malintan, 2012) yang
berganda dapat diketahui nilai koefisien regresi growth sebesar 0,663 dengan
saham. Artinya hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa growth berpengaruh positif
pada return saham ditolak. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
yang dilakukan oleh Ariestiani (2013). Hal ini disebabkan karena perusahaan yang
sedang bertumbuh akan membutuhkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan
rendah dibandingkan saham dengan tingkat pertumbuhan aset tinggi karena harga
relatif lebih tinggi.Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
102
Luki Setiawan Djajadi dan Gerianta Wirawan Yasa. Analisis…
oleh (Chen, 2008),(Wen, 2012) dan (Asri, 2014) yang menyatakan bahwa growthtidak
signifikasi 0,006<0,05 yang berarti bahwa risiko sistematis yang diproksi dengan beta
menyatakan bahwa risiko sistematis berpengaruh positif pada return saham ditolak.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi risiko
beta menunjukkan perusahaan yang memiliki beta yang tinggi maka return sahamnya
justru semakin rendah. Namun beta berpengaruh signifikan terhadap return saham
dikarenakan pasar yang tidak stabil yang menyebabkan investor menghitung beta
yang merupakan parameter yang mengukur perubahan return saham akibat perubahan
return pasar sehingga investor selalu memperhatikan beta saham namun alasan beta
manajemen lebih pada meminimalisir risiko untuk meraih keuntungan yang optimal
disamping itu tidak semua investor menyukai tantangan atau justru cenderung
Hasilpenelitian ini bertentangan oleh (Elly, 2002), (Alfred, 2005) dan (Budialim,
2013) yang menyatakan bahwa risiko sistematis berpengaruh positif terhadap return
saham.
103
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.23.1. April (2018): 80-109
SIMPULAN
Berdasarkan hasil uji statistik dan pembahasan sebelumnya serta hasil pengujian
dapat diberikan adalah bagi para investor yang mengambil keputusan melakukan
dengan beta, dimana saat ini pemikiran investor yang ingin memperkecil risiko untuk
meraih hasil yang optimal sehingga risiko menjadi salah satuh variabel penting yang
perlu diperhitungkan. Sedangkan EPS yang tidak sesuai dengan hipotesis dikarenakan
hipotesis dikarenakan perusahaan yang menjadi sampel terdiri dari berbagai industri
karna bank mengelola dana masyarakat atau pihak luar, hal tersebut juga terlihat pada
sebaran data yang luas pada DER. Sehingga diharapkan penelitian selanjutnya
menunjukkan tidak sesuai hipotesis dengan batasan 5% atau 0,05 namun pada
104
Luki Setiawan Djajadi dan Gerianta Wirawan Yasa. Analisis…
potensinya untuk dapat bertumbuh di masa yang akan datang, jadi sebenarnya apabila
batasan diperbesar menjadi 10% atau 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa growth
2
sesuai hipotesis. Pada Tabel 8 menunjukkan nilai koefisien determinasi(R ) sebesar
0,134 yang memiliki arti bahwa variasi variabel dependen yaitu nilai perusahaan
sebesar 13,4 persen mampu dijelaskan oleh variabel independen yaitu EPS, DER,
growth, dan risiko sistematis. Sedangkan sisanya sebesar 58,2 persen (100–13,4 =
REFERENSI
Alfred, Joan. 2005. Pengaruh Risiko Sistematis (Beta) dan Likuiditas Terhadap
Return Saham Perusahaan LQ 45 periode tahun 2001.Jurnal UniversitasKatolik
Soegijapranata.
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft
Indonesia.
Anindyaguna, Bhagas. 2014. Analisis Pengaruh Size, Market To Book Value, Beta
dan Mispricing Terhadap Return Saham (Studi Kasus Perusahaan Yang terdaftar
Dalam Indeks LQ45 periode 2010-2013). Skripsi Universitas Diponegoro
Ariestiani, Fifi. 2014. Analisis Pengaruh ROE, Sales growth, Dividend Yield, Firm
Size, Book To Market,Momentum Terhadap Volatilitas Return Saham (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun
2010- 2012). Skripsi Universitas Diponegoro.
105
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.23.1. April (2018): 80-109
Azim Khan, Ather and Kanwal Iqbal Khan. 2011. Dividend Policy and Stock Prices –
A case of KSE-100 Index Companies. Journal of Commerce, pp:1-25.
Budialim, Giovanni. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan & Risiko Terhadap Retrun
Saham Perusahaan Sektor Consumer Goods Di BEI Periode 2007-2011.
JurnalIlmiah Mahasiswa Universitas Surabaya.Vol 2, No. 1.
Chen Shaw, Tong Yao, Tong Yu, dan Ting Zhang. 2008. Asset Growth and Stock
Return: Evidence from the Pacific Basin Markets. College of
BusinessAdministration, University of Rhode Island.
Davesta, Rivail. 2014. Pengaruh Risiko Sistematis dan Likuiditas Saham Terhadap
Return Saham pada Industri Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2013. Jurnal Universitas Katolik Soegijapranata.
Ebrahimi, Mohammad and Chadegani, Areso Aghei. 2011. The Relationship Between
Earnings, Dividend, Stock Price And Stock Return: Evidence from Iranian
Companies. International Conference On Humanities, society andCulture, Vol
20, pp: 318-323.
Eljelly, A.M., & Alghurair K.S. 2001. Performance measures and Wealth Creation in
An Emerging Market: The Case Of Saudi Arabia. International Journal
ofCommerceand Management. 11(3/4).pp: 54-71.
106
Luki Setiawan Djajadi dan Gerianta Wirawan Yasa. Analisis…
Erianda Budi, Arif Siswanto, Renny Nur’ainy. 2011. Penentuan Harga wajar Saham
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan Metode Gordon growth
Model.Jurnal Fakultas Ekonomi Gunadarma Depok.
Fahmi, Irham. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Gunadi, Gd Gilang. 2015. Pengaruh ROA, DER, EPS Terhadap Return Saham
Perusahaan Food and Beverages BEI.Jurnal Manajemen Unud Vol. 4 No 6:
1636-1647.
Hermi dan Kurniawan, Ari. 2011. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return
Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2008-2010. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, Dan
KeuanganPublik. 6(2), pp: 83-95.
Indraswari, A.A. Ayu Raras. 2013. Pengaruh Kondisi Ekonomi, Kondisi Pasar Modal,
dan Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Automotive
and Allied Products Di BEI.Skripsi Universitas Udayana.
Jogiyanto. 2012. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE-
YOGYAKARTA.
Maholtra, Nidhi and Kamini Tandon. 2013. Determinants of Stock Prices: Empirical
Evidence From NSE 100 Companies. International Journal of Research
inManagement & Technology, 3(3), pp: 86-95.
Malintan, Rio. 2012. Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER),
Price Earning Ratio (PER) dan Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham
Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI periode 2005-2010.
JurnalUniversitas Brawijaya.
107
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.23.1. April (2018): 80-109
Omete, Francis I. 2013. Effects of Earnings Per Share, Dividend Per Share, Price to
Earning Ratio on Share Prices: The Case of Firm Listed at Nairobi Securities
Exchange. International Journal of Innovative Research & Studies, 2(9), pp: 1-
9.
Purwaningrat, Atim. 2014. Pengaruh Perubahan Earning Per Share, Debt to Equity
Ratio dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Perusahaan yang
Tercatat di BEI Periode 2011-2013. Skripsi Universitas Udayana.
Quan Wen. 2012. Asset Growth and Stock Market Returns: a time series analysis.
Journal Department of Finance, Emory University.
Seyed Heidar Mirfakhr, Al-Dini., Dehavi, Hassan Dehghan, Zarezadeh, Elham. 2011.
Fiting the Relationship Between Financial Variables and Stock Price Through
Fuzzy Regression Case Study: Iran Khodro Company. International Journal
ofBusiness and Social Science, 2(11), pp:140-145.
Sharma, Sanjeet. 2011. Determinants Of Equity Share Prices In India. Journal ofArts,
Science & Commerce, 2(4), pp: 51-60.
Suarjaya, I Wayan Adi dan Rahyuda, Henny. 2013. Pengaruh Faktor Fundamental
Terhadap Return pada perusahaan Makanan dan Minuman di BEI. Skripsi
Universitas Udayana.
Sukhemi, Inggit Nugroho. 2015. Pengaruh Risiko Sistematis dan Likuiditas Terhadap
Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI.JurnalAkuntansi Vol. 3 No. 2.
Sugiarto, Agung . 2011. Analisa Pengaruhi Beta, Size Perusahaan, DER Dan PBV
Ratio Terhadap Return Saham.Jurnal Dinamika Akuntansi 3(1), h: 8-14
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suharli, Michell. 2005. Studi Empiris Terhadap Dua Faktor yang Mempengaruhi
Return Saham pada Industri Food & Beveragesdi Bursa Efek
Jakarta.JurnalAkuntansi & Keuangan Vol. 7 No. 2: 99-116.
108
Luki Setiawan Djajadi dan Gerianta Wirawan Yasa. Analisis…
Susilowati, Yeye. 2011. Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap
Return Saham Perusahaan. Jurnal Dinamika Keuangan DanPerbankan, h: 17-37.
Ulupui, I.G.K.A. 2005. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan
Profitabilitas Terhadap return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman
Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ). Skripsi Universitas Udayana.
Wang, Junjie, Gang Fu, and Chao Luo. 2013. Accounting Information and Stock Price Reaction
of Listed Companies – Empirical Evidence from 60 Listed Companies in Shanghai Stock
Exchange. Journal of Business & Management, 2(2), pp: 11-21.
Yunanto, Muhammad. 2009. Studi Empiris Terhadap Faktor Fundamental dan Teknikal yang
Mempengaruhi Return Saham Pada Bursa Efek Jakarta. JurnalEkonomi Bisnis No. 1 Vol .
14
109
1. Judul Penelitian
Analisis Pengaruh Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Growth, dan Risiko
Sistematis pada Return Saham
Karya:
3. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang
berbentuk kausalitas.Pendekatan kuantitatif merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu yang bertujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, maka
didapatkan jumlah pengamatan sebanyak 17 perusahaan yang memenuhi kriteria
sampel.Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
adalah analisis regresi linear berganda.
4. Alasan Tertarik dengan Jurnal Ini
Kelompok kami tertarik untuk menggunakan jurnal ini sebagai bahan untuk critical
review karena kami ingin menambah wawasan kami mengenai pengaruh earning per
share, debt to equity ratio, growth, dan risiko sistematis pada return saham, dan melihat
apakah ada peluang untuk melakukan penelitian mengenai topik serupa kedepannya.
Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa EPS berpengaruh positif pada return saham.
Berdasarkan Tabel 6 diperoleh hasil bahwa variabel EPS memiliki nilai tingkat signifikansi
sebesar 0,281 (> α=0,05). Hal ini berarti bahwa H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel EPS tidak berpengaruh pada return saham.
Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif pada return saham.
Berdasarkan Tabel 6 diperoleh hasil bahwa variabel DER memiliki nilai tingkat signifikansi
sebesar 0,065 (> α=0,05). Hal ini berarti bahwa H2 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel DER tidak berpengaruh pada return saham.
Hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa growth berpengaruh positif pada return saham.
Berdasarkan Tabel 6 diperoleh hasil bahwa variabel growth memilikinilai tingkat signifikansi
sebesar 0,058 (> α=0,05). Hal ini berarti bahwa H3 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel growth tidak berpengaruh pada return saham.
Hipotesis keempat (H4) menyatakan bahwa beta risiko sistematis berpengaruh positif pada
return saham. Berdasarkan Tabel 6 diperoleh hasil bahwa variabel risiko sistematis memiliki
nilai tingkat signifikansi sebesar 0,006(< α=0,05). Hal ini berarti bahwa H4 ditolak sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel risiko sistematis berpengaruh negatif pada return saham.
Berdasarkan hasil uji statistik dan pembahasan sebelumnya serta hasil pengujian dalam
penelitian ini menunjukkanbahwa EPS, DER, dan Growthtidak dapat membuktikan hipotesis
awal. Sedangkan risiko sistematis berpengaruh negatif pada return saham, hasil pengujian ini
tidak mendukung hipotesis penelitian ini.Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan
sebelumnya, maka saran yang dapat diberikan adalah bagi para investor yang mengambil
keputusan melakukan investasi sebaiknya investor mempertimbangkan risiko sistematis yang
diproksikan dengan beta, dimana saat ini pemikiran investor yang ingin memperkecil risiko
untuk meraih hasil yang optimal sehingga risiko menjadi salah satuh variabel penting yang perlu
diperhitungkan. Sedangkan EPS yang tidak sesuai dengan hipotesis dikarenakan perusahaan
yang menjadi sampel merupakan perusahaan LQ 45 yang mana paling sering diperdagangkan,
sehingga investor merupakan trader dan bukan investor jangka panjang, sehingga tidak
memperhatikan EPS.Untuk DER tidak sesuai hipotesis dikarenakan perusahaan yang menjadi
sampel terdiri dari berbagai industri seperti perbankan, consumer goods dan manufaktur yang
masing-masing industri memiliki komposisi aktiva dan passiva yang jauh berbeda.
7. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
Jurnal ini menyajikan dengan lengkap tentang materi yang disampaikan di dalam jurnalnya
sehingga para pembaca dapat mengetahui dengan lengkap informasi yang disampaikan. Dalam
jurnal ini juga terdapat nama nama peneliti sebelumnya yang artinya jurnal ini telah dilakukan
berulang kali penelitian sehingga terdapat berbagai macam bukti yang jelas dan akurat yang
disampaikan oleh para peneliti.
Kekurangan
Pada jurnal ini terdapat kekurangan yang membuat para pembaca harus dibaca berulang kali agar
dapat dimengerti sepenuhnya dan juga contoh yang diterapkan terlalu sederhana sehingga para
pembaca apabila menghadapi hal yang rumit akan membingungkan pembaca itu sendiri. Selain,
itu pada hasil dan pembahasan oleh peneliti sebelumnya tidak dibahas sehingga membingungkan
para pembaca akan hasil dari penelitian sebelumnya dengan penelitian jurnal ini tentang apa saja
perbedaan yang ada pada jurnal sebelumnya dan jurnal ini sebelumnya dihasilkan dari alat bantu
aplikasi sehingga pembaca akan susah mengerti apabila hanya membaca jurnal ini tanpa
mempraktikkannya pada aplikasi pembantu.
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai jurnal“Analisis Pengaruh Earning Per Share, Debt
To Equity Ratio, Growth, dan Risiko Sistematis pada Return Saham”. Dapat disimpulkan bahwa
EPS, DER, dan Growthtidak dapat membuktikan hipotesis awal. Sedangkan risiko sistematis
berpengaruh negatif pada return saham, hasil pengujian ini tidak mendukung hipotesis penelitian
ini.EPS yang tidak sesuai dengan hipotesis dikarenakan perusahaan yang menjadi sampel
merupakan perusahaan LQ 45 yang mana paling sering diperdagangkan, sehingga investor
merupakan trader dan bukan investor jangka panjang, sehingga tidak memperhatikan EPS.Untuk
DER tidak sesuai hipotesis dikarenakan perusahaan yang menjadi sampel terdiri dari berbagai
industri seperti perbankan, consumer goods dan manufaktur yang masing-masing industri
memiliki komposisi aktiva dan passiva yang jauh berbeda.
Dalam bagian kesimpulan, penulis menyarankan kedepannya agar penyaji jurnal dapat
menambahkan variabel dependen yang digunakan karena masih banyak faktor utama lainnya
yang dapat mempengaruhi EPS, DER, dan Growthselain itu penulis juga perlu menambahkan
hal-hal yang harus diperhatikan investor jangka panjang mengenai EPS yang mengalami
penurunanserta memperluas lingkup sample yang digunakan dalam penelitian. Selain itu
disarankan pula agar kutipan jurnal juga dapat dikembangkan agar lebih banyak menggunakan
jurnal berskala Internasional.