A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui prinsip kerja dari alat AAS di laboratorium.
2. Terampil menggunakan dan mengoperasikan alat AAS dengan baik dan benar.
3. Menentukan kadar Cu dalam sampel dengan menggunakan AAS.
B. Prinsip Kerja
Ketika atom diberi energi yaitu energi termal (2300 0C) atau nyala, elektron
terluar dari atom tersebut akan tereksitasi dari keadaan dasar (terjadi perpindahan energi
rendah menuju energi tinggi) menuju keadaan tereksitasi (terjadi perpindahan dari energi
tinggi menuju energi rendah). Pada saat elektron tereksitasi secara bersamaan, sumber
cahaya dipancarkan dari lampu katoda. Elektron yang tereksitasi tersebut akan
mengabsorpsi energi yang berasal dari sumber cahaya (lampu katoda) dan besarnya energi
yang diabsorpsi sebanding dengan jumlah atom tersebut.
C. Dasar Teori
Spektrometri Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada
metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam yang didasarkan pada penyerapan
energi sinar (cahaya) dengan panjang gelombang tertentu oleh atom-atom netral dalam
keadaan gas dan sinar yang diserap biasanya adalah sinar tampak atau sinar ultra
lembayung. Metode ini sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah, selain itu
juga dapat dianalisis dengan fotometri nyala, tetapi fotometri nyala tidak cocok untuk
unsur-unsur dengan energi eksitasi tinggi. Pelaksanaannya relatif sederhana dan analisis
logam tertentu dapat dilakukan dalam campuran dengan unsur-unsur logam lain tanpa
pemisahan.
Fotometri nyala memiliki range ukur optimum pada panjang gelombang 400-800
nm, sedangkan AAS memiliki range ukur optimum pada panjang gelombang 200-300 nm.
Untuk analisis kualitatif, metode fotometri nyala lebih disukai dari AAS karena AAS
memerlukan lampu katoda spesifik (hallow cathode) dan kemonokromatisan dalam AAS
merupakan syarat utama. Suatu perubahan temperatur nyala akan mengganggu proses
eksitasi sehingga analisis dari fotometri nyala berfilter. Dapat dikatakan bahwa metode
fotometri nyala dan AAS merupakan komplementer satu sama lainnya.
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom, atom-atom menyerap
cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu dan tergantung pada sifat unsurnya.
Misalkan Natrium menyerap pada 589 nm, Uranium pada 358.5 nm, dan Kalium pada
766,5 nm. Apabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada suatu sel
yang mengandung atom-atom bebas yang bersangkutan, maka sebagian cahaya tersebut
akan diserap dan intensitas penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom
bebas logam yang berada pada sel. Hubungan antara absorbansi (A) dengan konsentrasi
(c) diturunkan dari :
Hukum Lambert yaitu bila suatu sumber sinar monokromatik melewati medium
transparan, maka intensitas sinar yang diteruskan berkurang dengan bertambahnya
ketebalan medium yang mengabsorbsi.
Hukum Beer yaitu Intensitas sinar yang diteruskan berkurang secara eksponensial
dengan bertambahnya konsentrasi spesi yang menyerap sinar tersebut.
Dari kedua hukum tersebut diperoleh suatu persamaan:
dimana :
lo = intensitas sumber sinar
lt = intensitas sinar yang diteruskan
ε = absortivitas molar
b = panjang medium
c = konsentrasi atom-atom yang menyerap sinar
A = absorbansi
Dengan
T = transmitan
Dari persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa absorbansi cahaya berbanding
lurus dengan konsentrasi atom.
Hukum absorpsi sinar (Lambert-Beer) yang berlaku pada spektrofotometer
absorpsi sinar ultra violet, sinar tampak maupun infra merah juga berlaku pada
Spektrometri Serapan Atom (AAS). Perbedaan analisis Spektrometri Serapan Atom (AAS)
dengan spektrofotometri molekul adalah peralatan dan bentuk spektrum absorpsinya.
Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu :
- Unit atomisasi (atomisasi dengan nyala dan tanpa nyala)
- Sumber radiasi
- Sistem pengukur fotometri
Instrumentasi Alat AAS
Sampel harus diatomisasi terlebih dahulu sebelum dianalisis, lalu harus diterangi
oleh cahaya, kemudian cahaya yang ditransmisikan diukur oleh detektor tertentu.
Sebuah sampel cairan biasanya berubah menjadi gas atom melalui tiga langkah, yaitu :
- Desolvation (pengeringan) : larutan pelarut menguap dan sampel tetap kering.
- Penguapan : sampel padat berubah menjadi gas.
- Atomisasi : senyawa berbentuk gas berubah menjadi atom bebas.
Sumber radiasi yang dipilih memiliki lebar spektrum sempit dibandingkan
dengan transisi atom. Lampu katoda Hollow adalah sumber radiasi yang paling umum
dalam spekstroskopi serapan atom (AAS). Lampu katoda hollow berisi gas argon atau
neon, silinder katoda logam mengandung logam untuk mengeksitasi sampel. Ketika
tegangan yang diberikan pada lampu meningkat, maka ion gas mendapatkan energi
yang cukup untuk mengeluarkan atom logam dari katoda. Atom yang tereksitasi akan
kembali ke keadaan dasar dan mengemisikan cahaya sesuai dengan frekuensi
karakteristik logam.
d) Perhitungan
1. Mencari nilai absorbansi (A) untuk masing-masing konsentrasi (C) larutan standart
maupun larutan sampel.
2. Membuat kurva kalibrasi antara nilai absorbansi (A) dengan konsentrasi (C),
sehingga diperoleh persamaan garis linear : y = ax +b.
3. Mencari konsentrasi/kadar sampel dari persamaan garis linear.