Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODOLOGY PENELITIAN

3.1. Pengertian Metodologi Penelitian


Metodologi penelitian merupakan satu tahap dalam suatu proses penelitian ini
akan sensintesa pengetahuan yang ada sekarang, menunjukkan celah dalam
pengetahuan dan mengespesifikasi rencana untuk menjawab permasalahan.
Metodologi adalah cara atau metode. Metodologi penelitian dapat diartikan
sebagai salah satu metode atau cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data- data pengujian dan rancangan campuran di laboratorium.

3.2. Sumber Data


Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh
langsung dari objek penelitian memlalui metode observasi dilapangang secara
langsung.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil atau diperoleh langsung dari lapangan,
seperti : Agregat Halus ( Pasir) dan Agregat Kasar ( Kerikil ).
2. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi, institusi dan
lainnya seperti : Literatur kajian pustaka, standar ASTM serta arsip-arsip yang
ada terkait dengan obyek penelitian.

3.3. Proses Pengumpulan Data


Sesuai dengan karakteristik data penelitian ini, maka teknik pengumpulan data
yang dipergunakan adalah teknik observasi (pengamatan lansung dari lapangan)
yaitu pengamatan secara visual.

30
1. Metode observasi
Metode observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan secara langsung di lapangan.
2. Metode interview
Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan wawancara berupa
tanya jawab secara langsung dengan pegawai yang ada di instansi tersebut untuk
memperoleh data dan informasi.
3.4. Pengolahan Data
Agregat yang diambil dari lokasi kemudian diangkut ke Concrete Laboratorium-
DIT untuk diuji. Pengujian agregat di laboratorium berdasarkan langkah – langkah
dalam Buku Panduan Praktikum ASTM.

1. Test Laboratorium
Test yang dilakukan di Concrete Laboratorium-DIT meliputi test :
a). Analisa saringan agregat halus dan kasar ( Sieve analysis of fine aggregate
and coarse agregat ) - ASTM C 136 - 96a.
b). Pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat halus ( Mud content of aggregate
) - ASTM C 177 - 69.
c). Kadar air dalam agregat ( Moisture content of aggregate ) - ASTM C 566 -
89.
d). Berat jenis penyerapan dalam agregat halus ( Specivic gravity and water
absoption of fine aggregate ) - ASTM C 128 - 93. Berat jenis penyerapan
dalam agregat kasar ( Specivic gravity and water absoption of coarse
aggregate ) - ASTM C 127 - 93.
e). Bobot isi ( unit weight ) rongga udara dalam agregat - ASTM C 138 - 92.
f). Keausan agregat dengan Abrasi Los Angeles – ASTM C 131 - 96.
g). Perencanaan campuran beton dengan metode American concrete institute (
ACI Committee 211.1- 1991 ).
h). Pengujian kuat tekan beton dengan standar ASTM C 39 – 04a.

31
2. Prosedur dan Pelaksanaan Pratikum
Bahan – bahan seperti agregat kasar dan agregat halus sebelum dipakai untuk
membuat campuran atau mix design terlebih dahulu harus diperiksa di
laboratorium untuk pengetesan terhadap beberapa item sebagai berikut :
1. Analisa saringan agregat ( sieve analysis aggregate )
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir ( gradasi )
agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.Untuk
rumus perhitungan hasil uji lihat pada persamaan 2.1.
2. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat kasar dan Halus
1. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis ( bulk ),
berat jenis kering permukaan jenuh ( saturated surface dry ), berat jenis
semu ( apparent ) dan penyerapan ( absortion ) dari agregat kasar. Untuk
rumus perhitungan lihat persamaan 2.2 – 2.5.
2. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis ( bulk ),
berat jenis kering permukaan jenuh ( saturated surface dry ), berat jenis
semu ( apparent ) dan penyerapan ( absortion ) dari agregat halus. Untuk
menghitung hasil uji menggunakan rumus seperti persamaan 2.6– 6.9.
3. Pemeriksaan Kadar Air Dalam Agregat
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air agregat dengan cara
pengeringan. Untuk menghitung hasil uji mengunakan rumus seperti pada
persamaan 2.10.
4. Kehausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan agregat kasar
terhadap keausan dengan mempergunakan mesin Los Angeles. Keausan
tersebut dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan
no. 12 terhadap berat semula, dalam persen. Untuk menghitung hasil uji
menggunakan rumus pada persamaan 2.11.

32
5. Pemeriksaan bobot isi ( unit weight )atau berat isi agregat
Maksud dari pengujian ini adalah untuk mengetahui dan menentukan
besarnya angka pori dalam agregat. Untuk menghitung hasil uji menggunakan
rumus pada persamaan 2.12.
6. Pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat
Percobaan ini bermaksud untuk menentukan prosentase kadar lumpur yang
terkandung dalm agregat halus. Kandungan lumpur kurang dari 5% merupakan
ketentuan dalam peraturan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan
beton. Untuk menghitung hasil uji menggunakan rumus pada persamaan 2.13.
3.5. Pengujian Perencanaan Campuran Beton Methode ACI
1. Metode ACI ( American concrete institute )
Pengujian perencanaan campuran ini dimaksudkan untuk menentukan
campuran beton dari data yang diperoleh dalam pengujian agregat, untuk
mengetahui cara pencampuran material beton yang teknis maupun ekonomis dan
untuk menentukan perbandingan bahan-bahan sehingga menghasilkan mutu beton
yang diinginkan. Untuk menghitung rancangan campuran beton mengunakan
table 2.1 sampai 2.5 dan menggunakan rumus persamaan 2.14 sampai 2.23.
2. Pembuatan sampel ( Benda uji )
Semen, kerikil pasir dan air ditimbang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
perencanaan campuran ( mix desing ) kemudian dicuci agar bersih dari kotoran dan
diangin-dianginkan agar diperoleh keadaan jenuh permukaan. Material tersebut
dimasukkan kedalam molen ( mesin pengaduk ) kemudian diaduk sampai
homogen diberi air secara berangsur – angsur hingga ukuran yang disyaratkan
habis atau mengunakan pengadukan manual yaitu dilakukan dengan tangan.
Setelah pengadukan selesai terlebih dahulu uji nilai slumpya.Pengujian nilai slump
sesuai standar, maka adukan tersebut dituangkan kedalam benda uji berbentuk
kubus dan silinder, setelah cetakan tersebut dibersihkan, 24 jam kemudian cetakan
dibuka lalu direndam selama umur beton mencapai 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28
hari.

33
3. Proses perawatan benda uji
Sala satu aspek dari pembuatan yang kadang diabaikan adalah pada saat
perawatan (curing). Proses perawatan atau curing diartikan sebagai kegiatan yang
bertujuan untuk menjaga benda uji agar tetap memenuhi atau mempunyai keadaan
yang baik, guna mencegah terjadinya penguapan yang berlebihan dan menjaga
terjadinya keretakan pada beton akibat perbedaan yang berlebihan. karena hal – hal
tersebut akan berpengaruh pada suatu konstruksi atau bangunan gedung. Proses
perawatan/ curing untuk umur beton 7 hari.
4. Proses pengujian kuat tekan beton sebagai berikut :
1. Benda uji diletakkan ditengah mesin secara simetris kemudian mesin
dinyatakan, pembebanan diberikan berangsur – angsur oleh mesin secara otomatis
dan baca beban maksimum sesuai dengan yang ditunjukkan oleh jarum petunjuk,
ketika benda uji tersebut retak atau patah dan hitung nilai kuat tekan balok beton
tersebut.
2. Benda uji diamati keadaan yang pecah, retak atau patah untuk mengambil
kesimpulan akan faktor – faktor yang menyebabkan kebaikan dan keburukkan
selama proses persiapan, pelaksanaan dan perawatan pengujian. Menghitung kuat
tekan beton mengunakan rumus persamaan 2.24.

34
3.6. Alur penelitian
Mulai

Pengumpulan data

Data primer Data sekunder


- Foto kondisi - Literature kajian
- Pengambilan data. pustaka.
* Pasir. - Standar ASTM
* Kerikil - internet.

Pengolahan data

Persiapan Bahan

PC type Agregat halus (pasir) Agregat kasar (kerikil) Air


I(Tonasa) ( PAM )
Uji Laboratorium

Mix Design

Cetak Benda Uji

Uji kuat tekan


TIDAK
Sesuai dengan hasil rencana
YA

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar .3.1. Alur Penilitian.

35
3.7. Waktu Penilitian.
Waktu yang dibutuhkan dalam Penilitian ini adalah selama Lima bulan, terhitung
mulai tanggal 1 Abril 2015 sampai dengan 1 September 2015 atau selama 25 minggu
(dua pulu lima minggu).

Tabel 3.1. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan.


I II III IV V
No Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

Penulisan
proposal.
1
Bimbing dan
Ujian
Pengambilan
sampel.
2 Uji lab, Mix
desing dan
uji kuat tekan
Pengumpulan
data
3
Dari Hasil uji
lab.
Olah data,
bimbing
4
Hasil dan
pembahasan
Bimbing dan
5 Ujian
Teje/skripsi

36
37

Anda mungkin juga menyukai