Anda di halaman 1dari 13

Tugas Desain Rekayasa Produksi

Laporan Singkat
DESAIN DAN PRODUKSI JARUM JAHIT

Nama : Samantha Aziza


NPM : 1506717456

Departemen Teknik Metalurgi dan Material


Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
2014
AKTIVITAS DESIGN SECARA MENYELURUH
“Jarum Jahit”
A. Pendahuluan
Jarum jahit telah digunakan selama ribuan tahun. Penggalian yang dilakukan di
kepulauan Oland, di Alby, Swedia mengungkapkan bahwa jarum yang terbuat dari tulang
telah digunakan sejak 6000 tahun SM. Bahkan jarum yang terbuat dari gading juga telah
ditemukan di Kostenki, Rusia yang telah berusia 30,000 tahun.
Jarum barangkali merupakan alat tertua yang dikenal manusia. Selama zaman
Paleolitikum (26.000-20.000 SM) jarum tidak lebih dari sebuah serpihan tulang yang
ditajaman salah satu sisinya. Jarum pertama tidak memiliki mata (lubang), hanya sedikit alur
pada tulang sebagai tempat memasang tali kulit pada jarum. Barulah pada desain berikutnya
jarum memiliki lubang dikulit atau kain. Pembuatan lubang jarum itu sendiri melibatkan alat
dari batu. Beberapa jarum awalnya memiliki tiga atau empat lubang dengan ukuran yang
berbeda.
Seiring kedatangan Zaman Perunggu, bahan untuk membuat jarum pun bertabah, selain
tulang atau gading. Kemudian sekitar 100 SM dating Zaman Besi. Tak banyak yang diketahui
tentang jarum Zaman Besi karena tidak ada contoh yang tertinggal. Di Yunani, jarum dibuat
dari semacam porselen yang dikenal sebagai “fayan” yang cukup tebal dan kasar. Masa awal-
awal Mesir juga menyediakan banyak jarum dan pin.
Semasa abad kegelapan tidak ada catatan tentang pembuatan jarum. Hal ini tampaknya
berakhir pada 1370 ketika ditemukannya reerensi tentang pembuatan jarum. Pada pertengahan
1500an, Mary I, istri Philip II dari Spanyol, mendorong seorang Moor Spanyol untuk
mendirikan bisnis pembuatan jarum di Inggris. Etika ia meninggal, bisnis itupun berhenti
mengingat tak satupun pekerjanya yang diizinkan unuk mempelajari proses produksi.
Elizabeth I, yang menggantikan Mary, lantas membujuk orang asing lainnya utnuk
melanjutkan bisnis tersebut. Alhasil, banyak yang mendirikan usaha di London, beberapa
diantaranya berbasis dibangunana tua di Londong Bridge dan distrik sekitarnya. Produksi dan
penjualan jarum di London mulai menyebar sehingga impor jarum dari Jerman, Perancis dan
Spanyol terhenti. Ingrispun jadi eksportir jarum.
Pada kemunculan tenaga uap dan pabrik menyebabka seluruh produksi jarum
dilakukan dibawah satu atap. Meskipun demikian, beberapa proses tetap dilakukan dalam
industry rumah tangga.Selama era Victoria ini, jarum jarum terbuat dari timah sehingga murah
dalam pembuatunnya dan mudah digunakan.
B. Masalah.
Dalam hal ini, penulis mengambil masalah tentang ‘Jarum Jahit’
C. Isi
1. Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)
Jarum jahit adalah alat menjahit berbentuk batang yang salah satu ujungnya runcing,dan
memiliki mata jarum sebagai lubang lewatnya benang. Jarum jahit di desain untuk
menyatukan 2 helai kain dengan benang. Jarum jahit adalah adalah alat jahit yang paling
penting selain benang. Menjahit pada dasarnya adalah menyatukan potongan kain,
menggabungkan kain dengan bantuan benang dan jarum.
Jarum jahit terdiri dari dua jenis, yaitu jarum jahit tangan dan jarum jahit mesin. Kedua
jarum ini berbeda. Jarum tangan khusus digunakan untuk menjahit dengan tangan, sedangkan
jarum jahit mesin digunakan khusus untuk menjahit dengan mesin. Bentuk keduanya pun
berbeda. Pada jarum tangan memiliki mata runcing dengan kepala jarum yang berlubang.
Sedangkan pada jarum mesin ujung bagian yang runcing juga merupakan bagian jarum yang
berlubang.
Pada zaman kuno, jarum dibuat dari tulang hewan atau kayu. Jarum jahit modern dibuat
dari kawat baja karbon tinggi berlapis nikelatau emas sebagai pencegah korosi.

3.2. Penelurusan Informasi dan / Analisi kebutuhan (Tate of the Art)


Jarum jahit telah digunakan selama ribuan tahun. Pada awalnya jarum terbuat dari tulang
atau gading yang diruncingkan. Jarum pertama tidak memiliki mata (lubang), hanya sedikit
alur pada tulang sebagai tempat memasang tali kulit pada jarum. Barulah pada desain
berikutnya jarum memiliki lubang dikulit atau kain. Pembuatan lubang jarum itu sendiri
melibatkan alat dari batu. Beberapa jarum awalnya memiliki tiga atau empat lubang dengan
ukuran yang berbeda.
3.3. Identifikasi dan Pembuatan Spesifikasi (Problem Identification and Specification)
Beberapa permasalahan yang ada pada pemakaian jarum jahit adalah sebagai berikut:
 Sulit menjahit bahan atau kain yang tipis atau transparan seperti sippon.
 Jarum yang berkarat karena korosi dapat merusak kain
 Ujung jarum yang mudah tumpul/patah membuat kain menjadi rusak serta
menimbulkan kesulitan dalam menjahit.

Berikut adalah Product Design Specification (PDS) dari pembuatan jarum jahit :

Penerbitan : Spesifikasi Desain Produk No Referensi:


Tanggal: ‘Jarum Jahit’
SPESIFIKASI-SPESIFIKASI YANG BERKAITAN :
OTORITAS PENERBIT :
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR: Gambar diatas adalah bentuk jarum jahit yang biasa digunakan oleh
manusia. Benda ini memang sangat sederhana, namun adanya alat ini sangat membantu
aktivitas manusia yaitu dalam hal menjahit atau menyatukan 2 helai kain yang berbeda.
Jarum untuk menjahit ini sudah ada sejak 6.000 Sm. Di zaman Paleolitikum ((26.000-20.000
SM) jarum terbuat dari tulang yang diruncingkan, namun tidak memiliki lubang di
pangkalnya. Setelah muncul zaman Perunggu, jarum jahit di design dengan 4 lubang dengan
besar yang berbeda. Namun dengan adanya 4 lubang membuat diameter jarum menjadi
besar sehingga mengalami kesulitan untuk menjahit. Seiring berkembangnya zaman, jarum
jahit menjadi lebih efisien. Namun masih ada permasalahan yang muncul, diantaranya sulit
untuk menjahit kain yang sangat tipis seperti sippon, ujung jarum yang mudah rusak dan
jarum yang mudah terkorosi.
PENDAHULUAN : Tujuannya adalah :
Untuk mendesain sedemikian sehingga menjahit tidak merusak pakaian tipis
Untuk mendesain sedemikian jarum terbuat dari material yang kuat sehingga ujungnya tidak
mudah patah
Mendesain sedemikian sehingga jarum tidak mudah terkorosi
RUANG LINGKUP: Desain jarum ini di khususkan untuk :
Mejahit pakaian yang sangat tipis dengan serap kain yang sensitive atau mudah rusak.
Jarum yang desain adalah jarum jahit tangan, bukan jarum jahit mesin.
DEFINISI
KETENTUAN PERFORMA:
Desin jarum ini harus di desain dengan diameter sekecil mungkin dan berpermukaan sehalus
mungkin sehingga gaya gesek antara jarum dan kain hampir tidak ada sehingga tidak
merusak kain, serta ujungnya di desain sangat mulus, halus dan runcing serta tidak mudah
patah. Panjang jarum 1 in / 25.4 mm dari ujung jarum hingga kepala jarum, berdiameter 1
mm, dengan sudut keruncingan pada ujung jarum <1 deg dengan lubang dikepala berbentuk
oval memanjang (bukan bulat) dengan ukuran tertera pada gambar yang akan di lamirkan
pada halaman berikutnya.
KETENTUAN PABRIKASI:
Jarum tersebut harus dibuat dengan material yang kuat dan halus serta anti korosi. Produk
ini diproduksi untuk kebutuhan harian, bukan bulanan apalagi tahunan.
STANDAR-STANDAR PENERIMAAN:
Tidak ada cacat pada jarum, baik itu badanjarum yang kasar atau ujung jarum yang tidak
runcing.
PENGURAIAN:
Desain tidak boleh menggunakan kualitas material yang buruk dan berbahaya seperti jarum
yang budah berkarat, karena ketika menjahit tangan sangat rentan terluka karena tertusuk
jarum, jika jarumnya berkarat, maka karatan tersebut akan masuk melalui bagian yang luka
dan darah membawa ‘karat’ tersebut mengalir keseluruh tubuh. Sehingga berbahaya untuk
tubuh.

3.4 Pembuatan dan Evaluasi Konsep-Konsep Desain (Conceptual Desain)


Gambar sketsa dari seluruh konsep

Gambar c
Gambar a Gambar b Gambar c

Matriks evaluasi dari seluruh konsep


 Gambar a
Diameter
Diameter kecil : +
Diameter besar : -
Permuakaan
Permuakaan halus : +
Permukaan kasar : -
Kekuatan
Ujung yang kuat : +
Ujung mudah patah : -
Kekuatan material
Tahan korosi : +
Mudah korosi : -
Keefektifan
Efektif : +
Kurang efektif : -
 Gambar b
Diameter
Diameter kecil : +
Diameter besar : -
Permuakaan
Permuakaan halus : +
Permukaan kasar : -
Kekuatan
Ujung yang kuat : +
Ujung yang mudah patah : -
Kekuatan material
Tahan korosi : +
Mudah korosi : -
Kefektifan
Efektif : -
Kurang efektif : +
 Gambar c
Diameter
Diameter kecil : +
Diameter besar : -
Permuakaan
Permuakaan halus : +
Permukaan kasar : -
Kekuatan
Ujung yang kuat : +
Ujung yang mudah patah : -
Kekuatan material
Tahan korosi : +
Mudah korosi : -
Kefektifan
Efektif : -
Kurang efektif : +

Sketsa definitive dari konsep terpilih

Desain Rinci
Gambar teknik dari konsep terbaik
Analisis Garis Gaya/Tegangan

Pada gambar 1 diatas, perbedaan gaya yang bekerja pada F1 tidak sama dengan gaya
yang bekerja pada F2 karena adanya perbedaan luas bidang sentuh. Gaya pada F1 lebih kecil
daripada F2 karena pada F2 bidang sentuh berbentuk runcing, sementara pada F2 luas
permukaan bidang sentuh lebih besar dari F1.
F1<F2
Oleh karena itulah untuk mengurangi gaya pada F2, kepala jarum jahit di desain
sedemikian sehingga perbandingan gaya antar F1 dan F2 tidak terlalu besar dan tidak merusak
kain. Kepala jarum di desain dengan kepala berbentuk oval (bulat memanjang) dengan
diameter lubang 0.5 mm
Pada ganmbar 2, jika menjahit (jahit tangan) tentu ada sudut yang terbentuk antara
jarum dan bidang tekan. Oleh karena itulah analisis gaya seperti demikian.

Pemilihan material
Permasalahan yang sering muncul pada jarum jahit adalah jarum yang mudah berkarat,
sehingga dapat merusak tekstur kain yang tipis, oleh karna itu pemilihan materialnya yaitu
dari baja karbon tinggi berlapis nikel untuk mencegah korosi.
Analisis biaya
Untuk produksi 1 set jarum jahit (12 buah) tidak terlalu mahal dikarenakan desain yang
cukup simple dan berukuran kecil sehingga material yang digunakan tidak terlalu banyak dan
tidak terlalu mahal. Biaya produksi 1 set jarum maksimal Rp.6000.00, sehingga untuk
penjualannya harga masih terjangkau sebagai kebutuhan harian.

3.6. Manufaktur (Manufacture)


Berikut adalah proses-proses pembuatan jarum:
a. Pemilihan Material
Komposisi yang tepat dari kawat adalah kunci untuk jarum berkualitas tinggi. Kawat baja
karbon tinggi adalah bahan baku utama. Kawat diuji untuk diameter, sifat tarik dan tidak
adanya cacat permukaan. Untuk tujuan ini, sejumlah bahan kimia dan metalurgi
pemeriksaan dilakukan sebelum kawat yang tersedia dipilih untuk produksi.
b. Penempaan
Kawat dingin ditempa dengan ketebalan akhir seperti pisau jarum.

c. Pressing and Punching


Ini adalah operasi yang paling
penting untuk membentuk jarum.
Sebuah alat master dibuat
digunakan untuk menekan bagian
mata jarum. Setiap jarum akurat
ditekan untuk memberikan
kedalaman yang sama dari syal,
mata yang sempurna pembulatan
dan dimensi lain yang sangat penting untuk stabilitas menjahit.

d. Milling

e. Barb Grinding and Soft Pointing


Selama operasi die
press, "barb" hasil yang
harus dihapus oleh
grinding. Hal ini dilakukan
dalam mesin otomatis. Hal
ini diikuti dengan soft
pointing jarum. Dilakukan
pada tahap berikutnya setelah jarum telah melalui pengerasan atau proses perlakuan panas.
f. Hardening
Proses ini memberikan jarum kekuatan dan sifat elastis untuk kinerja yang unggul. Hal ini
terjadi dalam tungku khusus dilindungi dengan menciptakan suasana bebas oksigen khusus
untuk mencegah oksidasi permukaan dan juga untuk memastikan bahwa ada tanpa kehilangan
karbon dari baja. Jarum-jarum keluar dari tungku yang dipadamkan dalam penangas minyak
dan akhirnya disimpan untuk periode pra-ditentukan dalam pendingin mendalam pada suhu
dibawah minus 70 derajat celcius. Operasi ini mengubah sisa austenit dan meningkatkan
ketangguhan jarum.
g. Chemical Deburring
Ini adalah operasi yang sangat penting yang membuat permukaan jarum secara
menyeluruh.

h. Straightening
Tahap ini melibatkan penegakan jarum yang mungkin menjadi bengkok akibat semua
proses sebelumnya. Penegakan jarum dilakukan dengan menggunakan state-of-the-art
teknologi yang mendeteksi tikungan, Rektifikasi mereka dan juga memeriksa
kelurusan sebelum keluar dari mesin.
i. Plating
Industri mesin jahit jarum berlapis krom dan jarum rumah tangga berlapis nikel. Operasi
ini dilakukan dalam besar, operasi sepenuhnya otomatis tanpa gangguan manusia. Plating
memberikan penampilan mengkilap dengan jarum dan juga melindungi jarum dari korosi,
keausan, dan mengurangi gesekan selama menjahit.
j. Final Pointing and Polishing

3.7. Penjualan (Sell)


Karna produk ini adalah produk Harian, maka untuk proses pemasaranpun relative mudah.
Untuk mengetahui bagaimna umpan balik dari konsumen maka perlu di adakan kuisioner.
Referensi :

Soekarno (2002). Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. ISBN 9-7968-6973-X.

http://books.google.co.id/books?id=oecHiLBNiOIC&pg=PA25&lpg=PA25&dq=CONTOH+pds&s
ource=bl&ots=RPGIpbrW2q&sig=OoHPkmCvlJ-
GejsUak6tO2FTfOo&hl=id&sa=X&ei=CiUnVMvcG5OjugTSxoKwCg&ved=0CBwQ6AEwAA#v
=onepage&q=CONTOH%20pds&f=false

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30867/3/Chapter%20II.pdf

http://kabarmasasilam.blogspot.com/2012/11/sejarah-pembuatan-jarum.html

Anda mungkin juga menyukai