PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk yang hidup dalam
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes RI, 2000
pengobatan penyakit. Salah satu upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah
kesehatan lain yang ada di rumah sakit. Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan
faktor penunjang dalam rangka meningkatkan status gizi pasien. Saat ini
pelayanan gizi mulai dijadikan tolak ukur mutu pelayanan di rumah sakit karena
1
makanan merupakan kebutuhan dasar manusia dan sangat dipercaya menjadi
faktor pencegah serta membantu dalam penyembuhan suatu penyakit (Depkes RI,
Pelayanan gizi di Rumah Sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan
dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme
pasien. Salah satu kegiatan pelayanan gizi di Rumah Sakit adalah penyelenggaraan
makanan yang merupakan suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu,
dengan adanya sisa makanan, karena sisa makanan yang melebihi 25% menunjukkan
jumlah makanan yang tidak dimakan oleh pasien dari yang disajikan oleh rumah sakit
menurut jenis makanannya. Sisa makanan dikatakan tinggi atau banyak jika pasien
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zakyah (2005) menunjukkan bahwa
2
rata-rata sisa makanan yang ada di rumah sakit berkisar antara 17% hingga 67%.
Banjarnegara yang merupakan rumah sakit tipe C menunjukkan bahwa sisa makanan
Hasil penelitian lain mengenai sisa makanan juga dilakukan oleh Rizani (2013)
terhadap 42 pasien rawat inap kelas II di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang yang
sisa makanan dalam kategori sedikit yakni ≤25% (Rizani, 2013). Demikian juga hasil
penelitian yang dilakukan oleh Aula (2011) di Rumah Sakit Haji Jakarta terhadap 58
meninggalkan sisa makanan dalam kategori sedikit yakni ≤25% (Aula, 2011).
Adanya sisa makanan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang meliputi :
faktor internal, faktor eksternal dan faktor lingkungan pasien. Faktor internal yang
mempengaruhi sisa makanan adalah keadaan psikis pasien, fisik dan kebiasaan makan
Penampilan makanan dapat diamati dari warna, bentuk, konsistensi, besar porsi dan
cara penyajian makanan. Rasa makanan dapat dilihat dari aroma, bumbu, keempukan,
tingkat kematangan dan suhu makanan. Faktor yang terakhir yaitu faktor lingkungan
3
yaitu jadwal atau waktu pemberian makanan, makanan dari luar rumah sakit, alat
Jakarta terhadap 797 pasien yang penyakitnya tidak berat, 43,2% pasien menyatakan
pendapatnya kurang baik terhadap mutu makanan yang disajikan (meliputi aspek
rupa, besar porsi, rasa, keempukan, dan suhu makanan). Hasil penelitian lain yang
dilakukan oleh Aritonang (2011), terdapat 1,5% pasien menyatakan tidak puas,
17,75% menyatakan kurang puas, dan 81,5% menyatakan puas terhadap warna
makanan. Dari tekstur makanan yang disajikan, sebanyak 27,27% pasien menyatakan
kurang puas. Sementara itu, penilaian terhadap bentuk makanan, sebanyak 13,64%
Menurut Djamaluddin, dkk (2005) dalam (Rizani 2013), bila makanan yang
disajikan rumah sakit untuk pasien tidak dihabiskan dengan jumlah yang melebihi
25% dan berlangsung dalam waktu yang lama, akan menyebabkan pasien mengalami
hospital malnutrition. Selain itu, adanya biaya yang terbuang pada sisa makanan akan
pemerintah daerah kota Banjarbaru dengan tipe C. Memiliki kapasitas tempat tidur
sebanyak 137 tempat tidur dengan BOR (Bed Occupancy Rate) yang berisi 89,86%
4
dari jumlah tempat tidur yang ada pada tahun 2014. Dan rumah sakit ini mempunyai
4 ruang perawatan yang terdiri dari kelas I, II, III dan VIP.
(47,1%) tidak menghabiskan makanan paginya sekitar 41,8%. Untuk makanan yang
disajikan pada siang hari, sebanyak 11 pasien (32,3%) tidak menghabiskan makanan
siangnya sekitar 33,5%. Data ini menunjukkan bahwa sisa makanan pasien di RSUD
Banjarbaru tergolong dalam kategori sisa makanan banyak yakni >25% menurut
Rizani (2013)
gambaran sisa makanan dan cita rasa makanan pada pasien rawat inap di RSUD
Banjarbaru.
B. Rumusan Masalah
ini : “Bagaimanakah gambaran sisa makanan dan cita rasa makanan pada pasien
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran sisa makanan dan
cita rasa makanan pada pasien rawat inap di RSUD Banjarbaru Tahun 2015.
5
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi jumlah sisa makanan pasien.
b. Mengidentifikasi penilaian pasien terhadap penampilan makanan (warna,
bentuk makanan, konsistensi, besar porsi dan cara penyajian) pada makan
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi/rumah sakit
Sebagai bahan informasi untuk evaluasi penyelenggaraan makanan di
maksimal.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan tambahan perbendaharaan
pasien dan zat gizi yang terbuang akibat dari sisa makanan tersebut.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan pengetahuan
E. Keaslian Penelitian
6
1. Khairun Nida, Faktor-faktor yang Variabel penelitian Variabel penelitian
2011 berhubungan dengan tidak memuat memuat cita rasa
sisa makanan pasien variabel dan sisa makanan
rawat inap di RS Jiwa karakteristik pasien, pasien , metode
Sambang Lihum jenis penelitian pengukuran sisa
deskriptif, tempat makanan dengan
penelitian. metode taksiran
visual comstock.