Dasar-Dasar Agronomi
KOMPOS
NAMA : NURJANNA
NIM : G011171338
KELAS : DDA B
KELOMPOK : 4
ASISTEN : ANDRI JASMITRO
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
KOMPOS
Nurjanna, G011 171 338
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin, Makassar
Abstrak
Metode
Prkatikum ini dilaksanakan di Teaching Farm, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin, Makassar pada hari Selasa, 6 Maret 2018 pukul 16.00
WITA sampai selesai. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah parang,
karung dan sekop, sedangkan bahan yang digunakan yaitu daun gamal, EM4,
rumput gajah, pupuk kandang,dedak dan gula pasir.
Prosedur yang dilakukan pada saat praktikum yaitu sebagai berikut ini :
1. Menyiapkan alat dan bahan untuk mmbuat kompos yaitu sayuran sisa atau
sayuran yang sudah hampir membusuk.
2. Sampah organik yang telah dipilah, dicacah kecil-kecil berukuran 1-2 cm.
3. Setelah dicacah, masukkan ke karung serta campurkan dengan pupuk
kandang dan dedak.
4. Menambahkan air dan larutangula ke dalam karung.
5. Menambahkan aktivitor seperti EM4 untuk mempercepat pengomposan.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 6. Hasil Pengamatan Pembuatan Kompos Minggu Pertama samapai Minggu
Terakhir
Indikator Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 4
Warna Hijau tua Hijau lumut Hijau Hijau
kehitaman kehitaman
Aroma Busuk Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau
Terkstur Kasar Agak kasar Sedikit halus Halus
Sumber:Data prime setelah diolah, 2018
Berdasarkan hasil yang di dapat pada praktikum ini yaitu pada warna, lama-
kelamaan menjadi warna yang gelap. Pernyataan ini didukung oleh pendapat
Dewilda (2016), yang menyatakan bahwa warna awal kompos berwarna kehijauan
karena belumterjadi proses dekomposisi pada bahan kompos, sedangkan kompos
yang telah matang warnanya menjadi kehitaman.
Aroma pada awal pembuatan kompos sangatlah berbau, akan tetapi setelah
beberapa minggu kemudian baunya sudah mulai menghilang. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Yanqoritha (2013), yang menyatakan bahwa kompos sangatlah
berbau sehingga mengundang serangga buah dan lalat untuk datang
mengerubungi sekitar wadah pengomposan. Setelah satu minggu kemudian
serangga buah dan lalat berkurang seiring berkurangnya bau yang di timbulkan.
Pemberian aktivator EM4 menghasilkan susut bobot massa paling kecil. Kompos
dengan EM4 mengalami penyusutan paling sedikit sehingga kompos yang
dihasilkan lebih banyak. Hal ini dikarenakan EM4 mengandung mikroba asam
laktat yang berfungsi meningkatkan percepatan perombakan bahan-bahan organik
dan dapat menghancurkan bahan-bahan organik seperti lignin dan selulosa, serta
memfermentasikannya tanpa menimbulkan pengaruh-pengaruh merugikan yang
diakibatkan oleh bahan-bahan organik yang tidak terurai.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa
pengomposan dapat dilakukan dengan menggunakan sampah-sampah pupuk
organik yang sederhana serta dengan penambahan EM4 dapat mempercepat
kematangan pengomposan.
Ucapan Terima Kasih
Saya berterima kasih kepada asisten yang tidak terlalu memberatkan kami
dalam membuat artikel ini.
Daftar Pustaka
Dewilda, Yommi dan Ichsan Apris. 2016. Studi Optimasi Kematangan Kompos
dari Sampah Organik denganPenambahan Bioaktivator Limbah Rumen dan
Air Lindi. Jurnal Seminar Nasional Sains dan Teknologi Lingkungan. e-
ISSN 2541-3880.
Jumain, Hasan Basri. 2014. Dasar-Dasar Agronomi. Ed. Revisi, Cet. 9. Jakarta :
Pers Rajawali.
Tantri, Tantya. 2016. Uji Kualitas Beberapa Pupuk Kompos yang Beredar di Kota
Denpasar. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. ISSN: 2301-6515 Vol. 5,
No. 1, Januari.
Tarigan. 2012. Pembuatan Pupuk Organik Cair DenganMemanfaatkan Limbah
Padat Sayuran Kubis(Brassica Aleracege. L) Dan Isi Rumen Sapi.
Yanqoritha, Nyimas. 2013. Optimasi Aktivator dalam Pembuatan Kompos
Organik dariLimbah Kakao. Jurnal Mektek. Tahun XV No. 2, Mei.
Lampiran