Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM IV – UJI NINHIDRIN

Oleh
Majiddatul Faidah
NIM 16030204007
PBA 2016

LABORATORIUM BIOKIMIA JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2017
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam amino merupakan senyawa organik yang merupakan satuan penyusun protein
yang mempunyai gugus amino (–NH2) dan karboksilat (–COOH). Oleh karena itu asam
amino mempunyai sifat-sifat asam maupun basa. Asam amino tidak bersifat seperti
senyawa organik, tetapi bersifat seperti garam organik. Pada umumnya asam amino larut
dalam air, tetapi hanya larut sebagian didalam pelarut organik.
Beberapa asam amino mengandung gugus terionisasi pada rantai samping R, hal ini
mempengaruhi karakteristik apakah asam amino tersebut bebas di dalam larutan atau
bergabung dengan asam amino yang lain. pada kenyataannya, sifat muatan dari protein
banyaknya gugus yang terionisasi pada rantai samping asam amino. Dalam protein, asam
amino satu dengan asam amino yang lain bergabung melalui ikatan peptida [-CO – NH].
Ikatan peptida dibentuk dengan kondensasi gugus R–COOH dari asam amino yang satu
dengan gugus –NH2 dari asam amino yang lain.
Asam amino bebas adalah asam amino dimana gugus aminonya tidak terikat. Untuk
dapat mengetahui hal tersebut dapat digunakan larutan uji ninhidrin. Ninhidrin merupakan
suatu senyawa oksidator kuat yang dapat bereaksi dengan semua asam α-amino pada Ph
4-8 dan dihasilkan senyawa berwarna biru atau keunguan. Asam-asam amino, prolin dan
hidroksi prolin juga bereaksi dengan ninhidrin akan tetapi manghasilkan warna kuning.
Untuk membuktikan kebenaran teori tersebut yang menyatakan bahwa suatu asam
amino dapat berikatan dengan larutan ninhidrin yang kemudian akan menghasilkan
perubahan warna menjadi biru atau keunguan maka dianggap penting melakukan
percobaan ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka didapatkan sebuah rumusan masalah yaitu:
Bagaimana cara mahasiswa untuk dapat membuktikan adanya suatu asam amino yang ada
pada suatu sampel/bahan uji?

1.3 Tujuan
Bedasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari praktikum ini yaitu:
Mahasiswa dapat membuktikan adanya suatu asam amino yang ada pada suatu sampel
atau bahan uji melalui praktikum yang ada.
BAB II
LANDASAN TEORI

Menurut Hart (2003), protein berasal dari kata protos. Protos memiliki arti, yaitu
utama. Protein merupakan senyawa organik kompleks yang memiliki berat molekul yang
tinggi dan merupakan polimer yang terdiri dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Menurut Lehninger (1982), struktur umum
asam amino mempunyai dua gugus pada tiap molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus
karboksil yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar.

CO 2 H
g u g u s α - a m in o

NH 2 C H
v a r ia s i s tr u k tu r te r ja d i
R d a la m r a n ta i s a m p in g

Gambar 2.1 Struktur molekul asam amino (Fessenden 1986)

Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat
spesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua gugus terebut, senyawa ini akan
memberikan reaksi kimia yang mencirikan gugus-gugusnya. Asam amino juga bersifat
amfoter, yaitu dapat bersifat sebagai asam dan memberikan proton kepada basa kuat atau
dapat bersifat sebagai basa dan menerima proton dari basa kuat. Protein terbentuk dari
beberapa asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Peptida merupakan oligomer
dari asam amino yang memainkan peran penting dalam banyak proses biologis.

H O H O

H2N C C NH C OH

ikatan peptida R2
R1
Gambar 2.2 Ikatan peptida antar asam amino dalam membentuk protein

Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang dibagi
berdasarkan gugus R-nya. Berdasarkan gugus sampingnya hidrogen adalah glisina. Gugus
samping alkil terdiri dari alanina, valina, leusina, isoleusina, dan prolina. Fenilalanina,
tirosina, serta triptofan didasarkan pada gugus samping yang dimiliki adalah aromatik. Untuk
gugus samping yang mengandung alkohol, di antaranya serina dan treonina. Gugus samping
basa, yaitu lisina, arginina, dan histidina sedangkan untuk gugus samping berupa asam, yaitu
asam aspartat dan asam glutamat. Sedangkan untuk gugus samping amida, yaitu asparagina
dan glutamina dan untuk gugus samping yang mengandung sulfur, yaitu sisteina dan
metionina. Dari ke-20 asam amino yang ada, terdapat sembilan macam asam amino esensial,
yaitu leusina, isoleusina, fenilalanina, triptofan, treonina, lisina, arginine, histidina, dan
metionina. Asam amino esensial ini tidak dapat disintesis oleh manusia sehingga harus
didapatkan dari luar seperti makanan dan zat nutrisi lainnya.
Uji Ninhidrin pada asam amino yang mengandung gugus amina dan karboksil bebas
bereaksi akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk produk berwarna. Dalam reaksi ini,
gugus amina pertama melekat pada karbon alfa rantai asam amino kemudian atom nitrogen
dari gugus amina bereaksi dengan ninhidrin menghasilkan warna biru keunguan.Asam amino
yang mempunyai perlekatan gugus sekunder juga bereaksi dengan ninhidrin menghasilkan
warna dari kuning sampai ungu. Protein yang mengandung gugus amina bebas pada karbon
alfa akan bereaksi dengan ninhidrin menghasilkan senyawa berwarna biru-violet. Reaksinya
sebagai berikut:

O O O
CO2H
C OH C C
R H + C C N HC + +
H
OH
C C CH
NH2 -
O O biru O
ninhidrin O
asam amino
+ 3H2O + CO2 + R C H

Gambar 2.3 Reaksi yang terjadi pada uji Ninhidrin

Ninhidrin merupakan reagen pengoksidasi kuat yang bereaksi dengan seluruh α asam
amino. Dalam suasana asam yang lebih jelasnya pada PH 4 – 8 yang menghasilkan senyawa
berwarna ungu. Ninhidrin ini zat yang bereaksinya adalah protein dengan triketohydrindene
hidrat. Semua asam amino, atau peptida yang mengandung asam-α amino bebas akan bereaksi
dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Namun, prolin dan
hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning.
Ninhidrin merupakan oksidator yang menyebabkan dekarboksilasi oksidatif dari α
asam amino yang menghasilkan CO2, NH3, dan aldehid yang rantainya lebih pendek 1 C dari
asam amino asalnya. Ninhydrin yang tereduksi akan bereaksi dengan NH3 sehingga
membentuk senyawa kompleks berwarna biru atau ungu dengan absorpsi warna maksimum
pada panjang gelombang 570 nm. Reaksi ini bereaksi positif hampir dengan semua jenis
protein.
Prinsip dari uji ninhidrin yaitu semua asam amino atau peptida yang mengandung
asam α-amino bebas dan sedikitnya satu gugus hidroksil akan bereaksi dengan ninhidrin
(triketohidrindenahidrat) membentuk senyawa kompleks berwarna biru ungu. Namun, prolin
dan hidroksi prolin menghasilkan senyawa berwarna kuning. Fungsi dari uji ninhidrin adalah
untuk membuktikan adanya asam amino bebas dalam protein. Uji ini umum sifatnya karena
semua protein mengandung sedikitnya satu gugus karboksil dan gugus amino bebas (asam α-
amino). Hasil percobaan kurang sesuai dengan literatur. Hasil positif seharusnya ditunjukkan
pula pada gelatin dan kasein selain pada albumin dan pepton. Albumin, gelatin, dan pepton
membentuk warna biru ungu karena mempunyai gugus asam amino bebas dan kasein
menunjukkan warna kuning karena mengandung gugus prolin atau hidroksiprolin.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Pelaksanaan


Kamis, 30 Maret 2017 pukul 08.00 – 11.00 WIB

3.2 Tempat Pelaksanaan


Laboratorium Biokimia (Fisiologi Tumbuhan) Jurusan Biologi Universitas Negeri
Surabaya

3.3 Alat Dan Bahan


3.3.1 Alat
1. Tabung reaksi secukupnya
2. Pipet tetes secukupnya
3. Rak tabung reaksi 1 buah
4. Penjepit tabung reaksi 1 buah
5. Gelas ukur 1 buah
6. Pembakar spiritus 1 buah
7. Korek api 1 buah

3.3.2 Bahan
1. Larutan ninhidrin 0,1%
2. Ekstrak brokoli 1 mL
3. Ekstrak keju 1 mL
4. Ekstrak daging ayam 1 mL
5. Ekstrak ikan tongkol 1 mL
6. Ekstrak kacang tanah 1 mL
7. Kuning telur ayam 1 mL
8. Ekstrak kacang kapri 1 mL
9. Ekstrak kecambah 1 mL
10. Ekstrak tempe 1 mL
11. Susu sapi segar 1 mL
12. Ekstrak tahu 1 mL

3.4 Prosedur Kerja


1. Masukkan 1 mL ekstrak brokoli ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 5 tetes larutan ninhidrin 0,1 %
3. Panaskan hingga mendidih tunggu sampai dingin
4. Amati perubahan warna yang terjadi
5. Lakukan pengujian yang sama terhadap bahan uji lainnya.
Ekstrak brokoli 1mL

Larutan Ninhidrin 0,1 %

Masukkan ke dalam tabung reaksi


Panaskan hingga mendidih
Tunggu sampai dingin
Amati perubahan warna yang terjadi

HASIL PENGAMATAN
Perubahan warna

Bagan 3.1 Alur praktikum uji Ninhidrin


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Tabel Hasil Praktikum Uji Ninhidrin


Hasil Pengamatan
No Bahan Uji Kegiatan
Sebelum Sesudah
- Ekstrak brokoli (1mL) - Ekstrak Ungu (bening)
dimasukkan ke dalam tabung brokoli : hijau
reaksi muda (++)
- Tambahkan larutan ninhidrin - Ninhidrin :
Ekstrak tak berwarna
1 0,1 % (5 tetes)
brokoli
- Panaskan hingga mendidih
dan tunggu sampai dingin
- Amati perubahan warna yang
terjadi
- Ekstrak keju (1mL) - Ekstrak keju: Ungu
dimasukkan ke dalam tabung putih kekuni-
reaksi ngan
- Tambahkan larutan ninhidrin - Ninhidrin :
2 Ekstrak keju 0,1 % (5 tetes) tak berwarna
- Panaskan hingga mendidih
dan tunggu sampai dingin
- Amati perubahan warna yang
terjadi
- Ekstrak daging ayam (1mL) - Ekstrak Ungu (+)
dimasukkan ke dalam tabung daging ayam : (Terdapat
reaksi putih gumpalan
- Tambahkan larutan ninhidrin kekuningan berwarna ungu
Ekstrak - Ninhidrin : (++))
3 0,1 % (5 tetes)
daging ayam tak berwarna
- Panaskan hingga mendidih
dan tunggu sampai dingin
- Amati perubahan warna yang
terjadi
- Ekstrak ikan tongkol (1mL) - Ekstrak ikan Ungu pekat
dimasukkan ke dalam tabung tongkol :
reaksi putih keruh
- Tambahkan larutan ninhidrin - Ninhidrin :
Ekstrak ikan 0,1 % (5 tetes) tak berwarna
4
tongkol - Panaskan hingga mendidih
dan tunggu sampai dingin
- Amati perubahan warna yang
terjadi

5 Ekstrak - Ekstrak kacang tanah (1mL) - Ekstrak Ungu muda


dimasukkan ke dalam tabung kacang tanah : (+), terdapat
reaksi crème endapan
- Tambahkan larutan ninhidrin - Ninhidrin :
0,1 % (5 tetes) tak berwarna
kacang tanah
- Panaskan hingga mendidih
dan tunggu sampai dingin
- Amati perubahan warna yang
terjadi
- Kuning telur ayam (1mL) - Ekstrak Biru keunguan
dimasukkan ke dalam tabung kuning telur :
reaksi kuning
- Tambahkan larutan ninhidrin - Ninhidrin :
Kuning telur tak berwarna
6 0,1 % (5 tetes)
ayam
- Panaskan hingga mendidih
dan tunggu sampai dingin
- Amati perubahan warna yang
terjadi
- Ekstrak kacang kapri (1mL) - Ekstrak Ungu
dimasukkan ke dalam tabung kacang kapri :
reaksi putih keruh
- Tambahkan larutan ninhidrin - Ninhidrin:
Ekstrak bening
7 0,1 % (5 tetes)
kacang kapri kekungingan
- Panaskan hingga mendidih
dan tunggu sampai dingin - Kacang kapri
- Amati perubahan warna yang + ninhidrin :
terjadi putih keruh
- Ekstrak tempe (1mL) - Ekstrak Ungu
dimasukkan ke dalam tabung tempe: kuning kecoklatan
reaksi - Ninhidrin :
- Tambahkan larutan ninhidrin tak berwarna
Ekstrak
8 0,1 % (5 tetes)
tempe
- Panaskan hingga mendidih
dan tunggu sampai dingin
- Amati perubahan warna yang
terjadi
9 Ekstrak - Ekstrak kecambah (1mL) - Ekstrak Ungu
kecambah dimasukkan ke dalam tabung kecambah :
reaksi hijau keabu-
- Tambahkan larutan ninhidrin abuan(++)
0,1 % (5 tetes) - Ninhidrin: tak
- Panaskan hingga mendidih berwarna
dan tunggu sampai dingin - Ninhidrin+
- Amati perubahan warna yang kecambah:
terjadi hijau keabu-
abuan (+)
- Susu sapi segar (1mL) - Susu : putih Ungu
dimasukkan ke dalam tabung (+++)
reaksi - Ninhidrin:
- Tambahkan larutan ninhidrin tidak
Susu sapi berwarna
10 0,1 % (5 tetes)
segar
- Panaskan hingga mendidih
dan tunggu sampai dingin
- Amati perubahan warna yang
terjadi
- Ekstrak tahu (1mL) - Ekstrak tahu: Ungu muda,
dimasukkan ke dalam tabung putih ada endapan
reaksi - Larutan
- Tambahkan larutan ninhidrin ninhidrin :
11 Ekstrak tahu 0,1 % (5 tetes) tidak
- Panaskan hingga mendidih berwarna
dan tunggu sampai dingin - Setelah
- Amati perubahan warna yang dicampur
terjadi keruh.

4.2 Analisis
Uji ninhidrin pada macam-macam bahan uji ini bertujuan untuk membuktikan
adanya asam amino pada sampel. Praktikum ini dilakukan dengan cara sebagai berikut,
masukkan 1 mL ekstrak brokoli ke dalam tabung reaksi kemudian tambahkan larutan
ninhirin 0,1% sebanyak 5 tetes. Panaskan di atas api spirtus hingga mendidih kemudian
tunggu sampai dingin dan amati perubahan yang warna yang terjadi. Pengujian ini juga
dilakukan terhadap bahan uji lainnya seperti seperti ekstrak brokoli, ekstrak keju, ekstrak
daging ayam, ekstrak ikan tongkol, ekstrak kacang tanah, kuning telur ayam, ekstrak
kacang kapri, ekstrak tempe, ekstrak kecambah, susu sapi segar dan ekstrak tahu.
Masing-masing sampel yang diuji menunjukkan hasil yang hampir sama, dimana
semua sampel tersebut mengalami perubahan warna menjadi ungu. Namun hanya saja
berbeda pada tingkat kepekatan warna ungu tersebut. Pada ekstrak brokoli menunjukkan
warna ungu (bening), pada ektrak keju menunjukkan warna ungu, pada ekstrak daging
ayam menunjukkan warna ungu (+) yang terdapat gumpalan berwarna ungu (++), pada
ekstrak ikan tongkol menunjukkan warna ungu pekat, pada ekstrak kacang tanah
menunjukkan warna ungu muda (+) ada endapan, pada kuning telur menunjukkan warna
biru keunguan, pada ekstrak kacang kapri menunjukkan warna ungu, pada ekstrak tempe
menunjukkan warna ungu kecoklatan, pada ekstrak kecambah menunjukkan warna ungu,
pada susu sapi segar menunjukkan warna ungu, dan pada ekstrak tahu menunjukkan warna
ungu muda ada endapan.

4.3 Pembahasan
Praktikum uji ninhidrin yang bertujuan untuk membuktikan adanya asam amino
pada sampel dilakukan dengan menggunakan tabung reaksi agar mempermudah proses uji
pada saat melakukan pembakaran di atas lampu spriritus. Bahan uji yang digunakan pada
praktikum ini juga bermacam-macam yang berasal dari protein nabati dan protein hewani.
Bahan uji yang berasal dari protein nabati diantaranya, ekstrak brokoli, ekstrak kacang
tanah, ekstrak kacang kapri, ekstrak tempe, ekstrak kecambah, dan ekstrak tahu.
Sedangkan bahan uji yang berasal dari protein hewani diantaranya, ekstrak daging ayam,
ekstrak keju, ekstrak ikan tongkol, kening telur ayam, dan susu sapi segar. Hal ini
bertujuan sebagai pembanding hasil uji ninhidrin yang dilakukan pada macam-macam
protein.
Pengujian ini dilakukan secara prosedural sesuai dengan buku panduan praktikum
biokimia Unesa. Langkah yang dilakukan yaitu

4.4 Diskusi
1. Mengapa larutan ninhidrin dapat digunakan untuk menentukan adanya asam amino?
Jelaskan!
Larutan ninhidrin dapat digunakan untuk menentukan adanya asam amino karena
ninhidrin (2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione) merupakan senyawa kimia yang dapat
digunakan untuk mendeteksi adanya gugus amina dalam molekul asam amino. Asam
amino bereaksi dapat bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehida dengan satu
atom C lebih rendah dan melepaskan molekul NH 3 dan CO2. Ninhidrin yang telah
bereaksi akan membentuk hidrindantin. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya
kompleks berwarna biru keunguan yang disebabkan oleh molekul ninhidrin dengan
gugus amin (-NH3) setelah asam amino tercebut dioksidasi.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Praktikum uji ninhidrin yang dilakukan pada sebelas macam bahan uji kali ini, secara
keseluruhan menghasilkan hasil yang positif. Mulai dari sampel ektrak brokoli, ekstrak
keju, ekstrak daging ayam, ekstrak ikan tongkol, ekstrak kacang tanah, kuning telur ayam,
ekstrak kacang kapri, ekstrak tempe, ekstrak kecambah, susu sapi segar dan ekstrak tahu
seluruhnya menunjukkan hasil yang positif terhadap uji ini. Dimana setelah dilakukan
proses uji warna dari larutan berubah menjadi ungu, hanya saja berbeda pada tingkat
kepekatan warna ungu tersebut (muda – tua). Hal ini bergantung pada kadar asam amino
bebas pada bahan uji yang bereaksi dengan larutan ninhidrin, semakin banyak ninhidrin
yang bereaksi dengan bahan uji maka hasil warna yang diperoleh semakin pekat.

5.2 Saran
Saran untuk praktikan selanjutnya adalah harus lebih teliti dalam melakukan
praktikum misalnya dalam hal menentukan warna hasil uji serta lebih memperhatikan
kebersihan baik peralatan maupun media yang akan digunakan untuk praktikum agar hasil
yang diperoleh dari praktikum sesuai/valid dan relevan.
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden RJ, JS Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jilid ke-2. Pudjaatmaka AH, penerjemah;
Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Organic Chemistry. Ed. ke-3.

Hart Harold, LE Craine, DJ Hart. 2003. Kimia Organik. Achmadi SS, penerjemah; Jakart
(ID): Erlangga. Terjemahan dari: Organic Chemistry. Ed. ke-11.

Lehninger AL. 1982. Dasar- Dasar Biokimia. Maggy T, penerjemah; Jakarta (ID): Erlangga.
Terjemahan dari: Principle of Biochemistry.

Poedjiadi Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta (ID): UI Press.

Rahayu, Yuni Sri. dkk. 2017. Petunjuk Praktikum Biokimia.Surabaya: Unesa University Press

Anda mungkin juga menyukai