Sang raja yang sudah tertipu tiga kali oleh Abu Nawas ingin menguji kecerdasannya. Ia pun
mengusir Abu Nawas dari negaranya. Kalau sampai besok Abu Nawas masih menginjakkan kaki
di negara itu, ia akan dijebloskan ke penjara.
Abu Nawas sangat sedih mendengar perintah raja. Namun, ia tak kehilangan akal dan mencari
cara untuk menyelamatkan diri.
Keesokan harinya, dua pengawal istana pergi ke rumah Abu Nawas. Betapa terkejutnya mereka
melihat pria cerdik itu bukannya berkemas, malah asyik berenang dengan santai.
Saat ditanya mengapa ia masih belum pergi, Abu Nawas berkilah. Ia mengaku sama sekali tidak
menginjakkan kaki di negeri itu. Ia berada di dalam air alih-alih tanah.
Karena kebingungan menjawab alasan Abu Nawas, para pengawal membawanya ke hadapan raja.
Ia pun berangkat dengan menaiki egrang.
Sesampainya di istana, sang raja murka melihat Abu Nawas masih belum pergi dan bermain
egrang seperti anak kecil. Abu Nawas beralasan, egrang itu membuatnya tak menginjakkan kaki
sama sekali di negeri itu. Karena itulah ia masih berhak berada di sana dan tak boleh diusir.
Mendengar penjelasan itu, raja pun mengakui kecerdasan Abu Nawas. Ia batal mengusir pria
tersebut, bahkan mengundangnya untuk mengikuti jamuan makan.
Cerita dongeng anak sebelum tidur selanjutnya diambil dari kisah 1001 Malam Abu Nawas.
Hampir sama seperti sebelumnya, kisah ini juga mengedepankan pentingnya kecerdikan.
Selalu ada jalan untuk mengatasi setiap masalah yang ada. Hanya saja, terkadang jalan tersebut
mungkin tidak pernah terlintas dalam pikiran kita sebelumnya. Oleh karena itu, teruslah berusaha
dan buka diri dari segala kemungkinan yang ada.