Anda di halaman 1dari 2

Tenaga Medis Kelelahan, Layanan

Kesehatan Pasca Gempa Tak Maksimal


Meski pernah bertugas dalam bencana tsunami Aceh dan gempa
Padang, dr Arief Rachman tetaplah manusia biasa dengan banyak
keterbatasan. Tentu saja, dia datang ke Lombok dengan semangat
membantu sesama. Perannya sebagai dokter juga sangat penting
saat ini, tetapi karena jumlah tenaga medis yang tak sebanding
dengan pasien, Arief khawatir situasinya kurang menguntungkan.

“Tenaga medis juga sudah mulai kelelahan. Bantuan medis untuk


bisa merawat pasien secara regular harus dilakukan dengan tiga
shift. Itu sangat diperlukan untuk menjaga stamina teman
relawan medis supaya mereka tetap berada dalam kondisi sehat.
Demikian pula bagi rekan TNI yang membantu memidahkan
pasien dari rumah sakit lapangan ke unit lain, misalnya untuk
pemeriksaan radiologi,” ungkap dr. Arief Rachman.

Arief Rachman adalah dokter yang tergabung dalam organisasi


relawan medis Mer C. dalam bencana gempa Lombok ini, dia
bertugas di RSUD Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Berada di
kawasan paling dekat dengan pusat gempa, rumah sakit ini sudah
tidak bisa digunakan.

Pelayanan untuk korban gempa dilakukan di rumah sakit


lapangan yang menggunakan tenda. Setidaknya ada dua lokasi
utama, yaitu di halaman RSUD dan halaman Kantor Bupati
Lombok Utara. Arief menambahkan, kondisi terbuka ini
membawa konsekuensi, jika siang terlalu panas dan ketika malam
pasien kedinginan.

Menurut Arief, obat-obatan juga semakin menipis. Di sisi lain,


akibat gempa hari Kamis lalu, dalam beberapa hari terakhir
pasien bertambah.
“Memang ada rencana tambahan rekan tenaga medis yang akan
datang, tetapi sampai sekarang belum tiba. Beberapa lembaga
yang sebelumnya sudah hadir, sekarang sudah tidak terlihat lagi
karena mereka memiliki program mobile clinic untuk mendatangi
pasien yang tidak bisa datang ke RSUD Tanjung ini,” tambah
Arief.

Rumah sakit lapangan yang ada saat ini, kata Arief, fasilitasnya
sangat baik. Namun dia mengingatkan, untuk merawat pasien,
sistem layanan juga harus menjaga dokter dan paramedisnya dari
kelelahan. Hingga saat ini, banyak dokter terpaksa bekerja hingga
12 jam sehari untuk merawat pasien. Kondisi itu tidak ideal, kata
Arief, karena bisa mengganggu kesehatan tenaga medis sendiri.

https://www.voaindonesia.com/s?k=perawat&tab=all&pi=1&r=any&pp=10d

Anda mungkin juga menyukai