Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena
berkat rahmat dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas referat
ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada tauladan sepanjang
masa, Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarganya, sahabatnya, dan umatnya
hingga akhir zaman, aamiin. Penulisan referat yang berjudul “Band
Keratopathy“ ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas dalam menempuh
kepanitraan klinik di bagian ilmu kesehatan mata.
Penulis menyadari bahwa penyusunan referat ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu, terutama kepada dokter konsulen yang telah memberikan
arahan serta bimbingan ditengah kesibukan dan padatnya aktivitas beliau.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa referat ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan guna perbaikan di kemudian hari. Akhir kata, semoga referat ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang
kedokteran.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Serang, Juli 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang. ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................... 2
1.2.1 Tujuan Umum ..................................................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus .................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Kornea ..................................................................... 3
2.2 Band keratopathy.......................................................................................... 6
2.2.1 Definisi............................................................................................... 6
2.2.2 Etiologi............................................................................................... 6
2.2.3 Faktor Risiko...................................................................................... 7
2.2.4 Patofisiologi ....................................................................................... 7
2.2.5 Penegakan Diagnosis ......................................................................... 8
2.2.6 Diagnosis Banding ............................................................................ 10
2.2.7 Penatalaksanaan ................................................................................. 11
2.2.8 Prognosis ............................................................................................ 14

BAB III KESIMPULAN ...................................................................................... 15


DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi kornea ............................................................................... 5


Gambar 2.2. Pita kornea pada band keratopathy................................................. 9
Gambar 2.3. Gambaran Histopatologi Band-Keratopathy .................................. 10
Gambar 2.4. Prosedur Terapi EDTA ................................................................... 12
Gambar 2.5. Prosedur Chelation.......................................................................... 13
Gambar 2.6. Laser excimer phototherapeutic keratectomy ................................. 13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Band keratopathy adalah pengendapan kalsium pada kornea, terutama
lapisan bowman, dengan gambaran mirip seperti pita. Band keratopathy juga
didefinisikan sebagai deposisi lemak dan mineral terutama pada kornea lapisan
membran basemen bagian anterior yang berhubungan dengan keratitis, dengan
letak lesi pada fissura interpalpebra bagian horizontal band.5
Band keratopathy merupakan deposisi kalsium fosfat pada kornea terutama
bagian subepitel. Penyakit ini terjadi pada mata dengan uveitis, keratitis intertitial,
dan glaukoma kronis maupun tubuh dengan penyakit sistemik yang ada seperti
penyakit gout, hiperparatiroidisme, hipophosphatasia, dan diskoid lupus
eritematosus. Selain itu, dapat juga disebabkan oleh penyebaran infeksi sekitar
seperti etmoiditis kronik, sinusitis maksilaris kronik, dan pulpitis kronik.4
Penatalaksanaan band keratopathy dilakukan baik secara farmakologi
maupun pembedahan. Terapi farmakoterapi pada penatalaksanaan band
keratopathy adalah mengatasi penyebab dari band keratopathy seperti
menurunkan kadar kalsium, magnesium, dan potasium dalam plasma serta
mengurangi morbiditas. Sedangkan teknik pembedahan yang dilakukan pada band
keratopathy adalah Ethylenediaminetetra-Acetic acid (EDTA), chelation, dan
keratectomi.9
Pasien yang menderita band keratopathy mengalami penurunan visus karena
adanya penumpukan material di sumbu penglihatan dan penampakan pita kornea
yang mengganggu secara estetika dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Seperti disebutkan sebelumnya, kecuali kondisi yang mendasarinya telah
ditangani, menghilangkan deposit kalsium dalam band keratopathy akan dikaitkan
dengan tingginya insiden kekambuhan. Maka dari itu, tindakan debridement dapat
mengembalikan visus dan kenyamanan bagi sebagian besar pasien dengan band

1
keratopathy, dengan kejadian hasil yang merugikan mengikuti prosedur ini
menjadi sangat rendah.10
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.1.1 Mengetahui tentang band keratophaty

1.2.2 Tujuan Khusus


1.2.2.1 Mengetahui anatomi dan fisiologi kornea
1.2.2.2 Mengetahui definisi band keratophaty
1.2.2.3 Mengetahui etiologi band keratophaty
1.2.2.4 Mengetahui faktor risiko band keratophaty
1.2.2.5 Mengetahui patofisiologi band keratophaty
1.2.2.6 Mengetahui penegakan diagnosis band keratophaty
1.2.2.7 Mengetahui penatalaksanaan band keratophaty
1.2.2.8 Mengetahui komplikasi band keratophaty
1.2.2.9 Mengetahui prognosis band keratophaty

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI KORNEA


Kornea merupakan bagian selaput mata yang tembus cahaya, bersifat
transparan, berukuran 11-12 mm horizontal dan 10-11 vertikal, tebal 0,6-1mm.
Indeks bias kornea 1,375 dioptri dengan kekuatan pembiasan 80%. Sifat kornea
yang dapat ditembus cahaya ini disebabkan oleh struktur kornea yang uniform,
avaskuler, dan disturgen atau keadaan dehidrasi relatif jaringan kornea yang
dipertahakan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar
epitel dan endotel. Endotel lebih penting daripada epitel dalam mencegah
dehidrasi dan cedera kimiawi atau fisik oleh karena kerusakan sel endotel akan
menyebabkan hilangnya sifat transparan dan edema kornea, sedangkan kerusakan
epitel dapat menyebabkan edema lokal sesaat dan akan menghilang seiring
dengan regenerasi epitel yang cepat.1
Kornea mendapat perdarahan dari pembuluh-pembuluh darah limbus,
aqueous humor, dan air mata. Kornea superfisial juga mendapat oksigen dari
atmosfir. Kornea dipersarafi banyak serat saraf sensorik yang didapat dari
percabangan pertama dari nervus kranialis V yang berjalan supra koroid masuk ke
dalam stroma menembus membran bowman dan melepaskan selubung schwann.1
Kornea terdiri dari lima lapisan dari anterior ke posterior yaitu epitel, membran
bowman, stroma, membran descement, dan endotel. Berikut merupakan lapisan
kornea.2

2.1.1 Epitel
Epitel kornea merupakan lapisan pipih berlapis tanpa tanduk yang terdiri dari
lima atau enam lapis sel. Sel ini bersifat fat soluble substance. Sel-sel basal
berikatan erat dengan sel basal di sekitarnya dan sel poligonal melalui desmosom

3
dan makula okluden. Ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit, dan glukosa
melalui barrier. Daerah regenerasi epitel cukup besar.2

2.1.2 Membran Bowman


Membran Bowman merupakan bagian stroma yang berubah berupa lapisan
jernih aselular.2
2.1.3 Stroma
Menyusun sekitar 90% ketebalan kornea. Stroma terdiri atas jaringan
kolagen yang tersusun dari lamela-lamela. Lamela ini berjalan sejajar dengan
permukaan kornea serta karena ukuran dan kerapatannya, kornea menjadi jernih
secara optis.2
2.1.4 Membran Descement
Merupakan lamina basalis endotel kornea.
2.1.5 Lapisan Endotel
Memiliki satu lapis sel yang berperan dalam mempertahankan deturgesensi
stroma kornea. Reparasi endotel terjadi hanya dalam wujud pembesaran dan
pergeseran sel dengan sedikit pembelahan sel. Endotel kornea cukup rentan
terhadap trauma dan kehilangan sel seiring penuaan.2

4
Gambar 2.1. Anatomi kornea3

Kornea dipersarafi oleh beberapa nervi yang bersifat sensoris, terutama


berasal dari nervus siliar longus dan nervus nasosiliar. Nervus siliar longus
berjalan sepanjang suprakoroid dan masuk ke dalam stroma kornea, kemudian
menembus membran bowman dan melepaskan selubung schwannya. Kornea
merupakan tempat pembiasan sinar terkuat, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri
pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea. Kornea berfungsi sebagai
membran pelindung dan media refrakta yang dilalui berkas cahaya menuju retina.
Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya yang uniform dan avaskuler.1

5
2.2 BAND KERATOPATHY
2.2.1 DEFINISI
Band keratopathy adalah pengendapan kalsium pada kornea, terutama
lapisan bowman, dengan gambaran mirip seperti pita. Band keratopathy
merupakan gangguan umum relatif yang ditandai dengan pengendapan garam
kalsium pada bagian subepitel lapisan membran bowman terutama di ruang
anterior.4 Band keratopathy juga didefinisikan sebagai deposisi lemak dan mineral
terutama pada kornea lapisan membran basemen bagian anterior yang
berhubungan dengan keratitis, dengan letak lesi pada fissura interpalpebra bagian
horizontal band.5

2.2.2 ETIOLOGI
2.2.2.1 Umum
Berikut merupakan penyebab umum dari band-keratopathy.
1. Uveitis kronik
2. Keratitis interstitial
3. Edema kornea
4. Phtisis bulbi
5. Glukoma kronis
6. Riwayat operasi mata4

2.2.2.2 Khusus
Berikut merupakan penyebab khusus dari band-keratopathy.
1. Hiperkalsemia, akibat dari Hiperkalsemia, akibat dari
hiperparatiroidisme, toksisitas vitamin D, dan gangguan sistemik
lainnya.
2. Penyakit gout
3. Distropi kornea
4. Terpajan zat iritasi dalam jangka waktu yang lama
5. Gagal ginjal4

6
2.2.3. FAKTOR RISIKO
2.2.3.1 Sistemik
Berikut merupakan faktor risiko yang terjadi secara sistemik pada band-
keratopathy.
1. Hiperparatiroidisme
2. Hypophosphatasia
3. Diskoid lupus eritematosus
4. Tuberous sclerosis
5. Keratitis sicca4

2.2.3.2 Lokal
Berikut merupakan faktor risiko yang terjadi secara lokal pada band-
keratopathy.
1. Juvenile idiopathic arthritis dengan uveitis
2. Glaukoma
3. Anterior mosaik distrofi4

2.2.4. PATOFISIOLOGI
Band keratopathy merupakan deposisi kalsium fosfat pada kornea
terutama bagian subepitel. Penyakit ini terjadi pada mata dengan uveitis, keratitis
intertitial, dan glaukoma kronis maupun tubuh dengan penyakit sistemik yang ada
seperti penyakit gout, hiperparatiroidisme, hipophosphatasia, dan diskoid lupus
eritematosus. Selain itu, dapat juga disebabkan oleh penyebaran infeksi sekitar
seperti etmoiditis kronik, sinusitis maksilaris kronik, dan pulpitis kronik.4
Pada uveitis anterior, terjadi perlekatan pada cornea saat eksudat dan fibrin
berpindah dari camera oculi posterior menuju ke camera oculi anterior. Pada saat
melewati iris yang kaya akan pembuluh darah, suhu meningkat dan berat jenis
menurun sehingga cairan bergerak ke atas. Sedangkan saat mendekati kornea,

7
suhu menurun dan berat jenis meningkat sehingga cairan bergerak ke bawah dan
eksudat bergerak ke atas kemudian melekat di endotel cornea sehingga timbul
keratik presipitat. Selain itu, eksudat dan fibrin yang menempel pada endotel
cornea bersifat endotelitis toksik sehingga timbul sebagai edema kornea.5
Edema kornea ini akan mengubah tekanan hidrostatik dan menyebabkan
pengendapan mineral pada kornea. Pengendapan ini akan terjadi secara konstan
sehingga menghambat media refrakta dan menyebabkan hilangnya penglihatan
atau rasa tidak nyaman seperti adanya sensasi benda asing yang sangat
mengganggu penderitanya.5

2.2.5. PENEGAKAN DIAGNOSIS


2.2.5.1. Anamnesis
Pada anamnesis terhadap penderita band keratopathy perlu ditanyakan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Gejala yang dialami, seperti penurunan visus, sensasi benda asing, nyeri
tumpul pada mata, dan nyeri kepala
2. Riwayat penyakit mata kronis, seperti glaukoma dan uveitis kronik
3. Riwayat trauma mata sebelumnya
4. Riwayat operasi mata sebelumnya
5. Penyakit sistemik yang diderita
6. Paparan kronis terhadar faktor iritan4,5

2.2.5.2. Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan slitlamp dilakukan untuk menunjukkan adanya pita kornea
yang merupakan ciri khas dari band keratopathy, yaitu lesi interpalpebral dengan
batas yang tegas pita dari limbus.4 Pita kornea yang terdapat pada limbus kornea
dengan arah jam 3 dan jam 9, menunjukan kecenderungan band keratopathy yang
disebabkan oleh kondisi hiperkalsemia sistemik.5

8
Gambar 2.2. Pita kornea pada band keratopathy5

2.2.5.3. Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan Laboratorium
1) Elektrolit darah, terutama kalsium dan magnesium
2) Albumin
3) Nitrogen urea darah dan kreatinin
4) Asam urat bila diduga gout 5

2. Histopatologi
Temuan histopatologis pada band keratopathy ditandai dengan deposisi
kalsium yang melibatkan lapisan Bowman dan stroma superfisial kornea.
Perubahan awal meliputi pewarnaan basofilik dari lapisan Bowman. Amorf,
jaringan ikat eosinophilic dan pannus berserat sering hadir antara deposisi
kalsium dan bagian atas epitel.6

9
Gambar 2.3. Gambaran Histopatologi Band-Keratopathy6

2.2.6 DIAGNOSIS BANDING


2.2.6.1. Degenerasi kornea
Degenerasi kornea dan band keratopathy merupakan deposisi lemak dan
mineral terutama pada kornea lapisan membran basemen bagian anterior yang
berhubungan dengan keratitis. Pada degenerasi kornea, distribusi mineral
berhubungan dengan daerah trauma pada kornea dan deposisi lemak tergantung
pada kandungan kalsium hidroksiapatit. Sedangkan pada band keratopathy, lesi
terdapat pada fissura interpalpebra bagian horizontal band.7
2.2.6.2 Keratitis interstitial
Keratitis merupakan peradangan kornea. Radang kornea biasanya
diklasifikasikan dalam lapis kornea yang terkena, seperti keratitis superficialis dan
interstisial atau profunda. Keratitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur,
dan protozoa.6
2.2.6.3 Calciphylaxis
Calciphylaxis adalah suatu kondisi dimana ada deposisi kalsium abnormal
dalam tubuh terutama mempengaruhi pembuluh darah kecil tertentu dan
menyebabkan kerusakan kulit. Ini juga disebut sebagai kalsifikasi vaskular
sebagai pembuluh darah menjadi mengeras karena pengendapan kalsium.
10
Pembuluh darah utama yang terpengaruh dalam calciphylaxis adalah arteriol
kecil. Selain itu, reaksi hipersensitivitas okular dan sistemik ditandai dengan
deposisi kalsium dalam menanggapi antigen atau agen tertentu.6

2.2.7 PENATALAKSANAAN
2.2.7.1 Terapi Farmakologi
Tujuan dari terapi farmakoterapi pada penatalaksanaan band keratopathy
adalah mengatasi penyebab dari band keratopathy seperti menurunkan kadar
kalsium, magnesium, dan potasium dalam plasma serta mengurangi morbiditas.
Preparat yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar kalsium serum adalah
edetat kalsium dinatrium yang diberikan secara intravena. Mekanisme kerja dari
edetat kalsium dinatrium adalah menyebabkan mobilisasi simpanan kalsium di
pembuluh darah. Edetat kalsium dinatrium juga berhubungan dengan logam
polivalen lainnya, sehingga meningkatkan ekskresi magnesium, seng, dan
potasium. Preparat ini dikontraindikasikan pada penderita toksisitas timbal.7
Terapi lain yang dapat diberikan pada pasien dengan band keratopathy
adalah analgesik. Analgesik diberikan untuk mengurangi gejala berupa sensasi
benda asing, nyeri tumpul pada mata, dan nyeri kepala. Analgesik dapat diberikan
baik secara oral maupun topikal. Selain itu, dapat diberikan air mata buatan untuk
mengurangi gejala mata kering yang dialami oleh penderita. Pada pasien dengan
band keratopathy dikontraindikasikan dalam penggunaan preparat pilokarpin,
karena dapat merangsang pembentukan pita kornea yang lebih banyak.8

2.2.7.2 Terapi Pembedahan


Tujuan dari pembedahan pada penatalaksanaan band keratopathy adalah
menghilangkan deposit kalsium yang menghalangi media refrakta serta
mengembalikan permukaan kornea menjadi normal dan halus. Beberapa teknik
pembedahan yang dilakukan pada band keratopathy adalah
Ethylenediaminetetra-Acetic acid (EDTA), chelation, dan keratectomi.

11
Keratektomi dapat dilakukan secara mekanik maupun laser excimer
phototherapeutic keratectomy.9
1. Ethylenediaminetetra-Acetic acid (EDTA)
Terapi EDTA dilakukan dengan cara meneteskan 0,5 mol larutan netral
disodium EDTA 1,5% pada permukaan kornea untuk membantu tindakan
debridement pada band keratopathy. Setelah tindakan debridement
menggunakan larutan netral disodium EDTA, dilakukan irigasi dengan
menggunakan larutan NaCl untuk menghilangkan larutan EDTA dari
permukaan konjungtiva dan forniks. Teknik ini dilakukan dibawah prosedur
anestesi. Namun pembedahan dengan larutan EDTA dapat mengakibatkan
permukaan yang tidak teratur.8,9

Gambar 2.4. Prosedur Terapi EDTA9


2. Chelation
Berikut merupakan prosedur yang dilakukan pada tindakan keratektomi
menggunakan chelation.
1) Menyuntikan anestesi topikal pada kelopak mata (misal : propakain)
2) Meletakkan speculum mata
3) Menyayat epitel kornea dengan skalpel steril dengan ujung kapas steril
yang telah diolesi anastesi lokal atau larutan EDTA
4) Membersihkan spons selulosa dengan kapas yang telah diberikan
larutan disodium EDTA 3% pada bagian yang terdapat band

12
keratopathy sampai bersih (mungkin memakan waktu 10 sampai 20
menit)
5) Membersihkan dengan larutan NaCl 0,9%, kemudian berikan antibiotik
salep misalnya eritromicin, tetes sikloplegia misalnya cyclopentolate
1%
6) Tutup mata dengan kasa selama 24 jam
7) Dapat dipertimbangkan pemberian obat analgesik pada pasien misalnya
acetaminophen dengan codein8,9

Gambar 2.5. Prosedur Chelation9


3. Laser excimer phototherapeutic keratectomy
Laser excimer phototherapeutic keratectomy dapat digunakan untuk
kasus-kasus dengan keterlibatan yang lebih luas dan lebih dalam.
Keuntungan dari laser tersebut adalah menghapus jaringan kornea dengan
presisi ekstrim dan meminimalkan kerusakan jaringan yang berdekatan.
Laser excimer phototherapeutic keratectomy dapat dilakukan dengan 2
teknik yaitu smooth band keratopathy dan rough band keratopathy.8,9

13
Gambar 2.6. Laser excimer phototherapeutic keratectomy9

2.2.8 PROGNOSIS
Pasien yang menderita band keratopathy mengalami penurunan visus
karena adanya penumpukan material di sumbu penglihatan dan penampakan pita
kornea yang mengganggu secara estetika dapat menurunkan kualitas hidup
penderitanya. Seperti disebutkan sebelumnya, kecuali kondisi yang mendasarinya
telah ditangani, menghilangkan deposit kalsium dalam band keratopathy akan
dikaitkan dengan tingginya insiden kekambuhan. Maka dari itu, tindakan
debridement dapat mengembalikan visus dan kenyamanan bagi sebagian besar
pasien dengan band keratopathy, dengan kejadian hasil yang merugikan
mengikuti prosedur ini menjadi sangat rendah.10

14
BAB III
KESIMPULAN

1. Band keratopathy merupakan gangguan umum relatif yang ditandai dengan


pengendapan garam kalsium pada bagian subepitel lapisan membran bowman
terutama di ruang anterior.
2. Band keratopathy terjadi pada mata dengan uveitis, keratitis intertitial, dan
glaukoma kronis maupun tubuh dengan penyakit sistemik yang ada seperti
penyakit gout, hiperparatiroidisme, hipophosphatasia, dan diskoid lupus
eritematosus. Selain itu, dapat juga disebabkan oleh penyebaran infeksi
sekitar seperti etmoiditis kronik, sinusitis maksilaris kronik, dan pulpitis
kronik.
3. Penatalaksanaan band keratopathy dilakukan baik secara farmakologi
maupun pembedahan. Terapi farmakoterapi pada penatalaksanaan band
keratopathy adalah mengatasi penyebab dari band keratopathy seperti
menurunkan kadar kalsium, magnesium, dan potasium dalam plasma serta
mengurangi morbiditas. Sedangkan teknik pembedahan yang dilakukan pada
band keratopathy adalah Ethylenediaminetetra-Acetic acid (EDTA),
chelation, dan keratectomi.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. Kornea. In: Ilmu Penyakit Mata ed 5. 2015. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
2. Biswell D. Kornea. Dalam: Riordan-Eva P, Witcher JP, editor. Vaughan &
Ausbury oftalmologi Umum ed 17. 2015. Jakarta: EGC; p125-49.
3. Anatomi kornea. [homepage on internet]. Diakses pada 10 maret 2017. Dapat
diakses di: http://www.researchgate.net/figure/262608568_fig1_Figure-1-
anatomical-structure-of-the-retina-and-cornea-the-retina-upper-blowout-
panel.
4. Robert Hoffman. Diagnosis and Treatment of Band Keratopathy. American
College of Ophthalmologoist 2016.
5. Ortueta Schreyger. Band Keratopathy : Diagnosis and Treatment. European
Journal of Ophthalmology 2016 (16)4: 618-620.
6. Heloisa Nascimento. Uveitic Band Keratopathy : child and adult. Journal of
Ophthalmic Inflammation and infection (2015) 5 : 35.
7. Berryhill, E. Comparison of corneal degeneration and calcific band
keratopathy from 2000 to 2013. American College of Ophthalmologoist 2016.

16
8. Brart Gartry. Treatment of Band Keratopathy by Excimer Laser
Phototherapeutic Keratectomy : Surgical Techniques and Long Terms Follow
Up. British Journal of Ophtahlmology 2013; 77: 702-708.
9. Young Sam Kwon. New Treatment for Band Keratopathy : Superficial
Lamellar Keratectomy, EDTA Chelation, and Amniotic Membrane
Transplantation. Korean Journal Medical Sciences 2014; 19 : 6111-615.
10. Seong-Kyu Im. Combined Ethylenediaminetetraacetic Acid Chelation,
Phototherapeutic Keratectomy and Amniotic Membrane Transplantation for
Treatment of Band Keratopathy. Korean Journal of Ophthalmology
2010;24(2): 73-77.
11. Jasna Pasivic. Eye Drops Preservative as the Cause of Corneal Band
Keratopathy in Long-term Pilocarpine Hydrochloride Treatment. ACta
Clinical Croat 2012; 51:107-111.

17

Anda mungkin juga menyukai