Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KESUBURAN,PEMUPUKAN DAN KESEHATAN TANAH

REZA MEGA DAMAYANTI

2016009117

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2018
BAB I PENDAHULUAN
Tanah merupakan bagian dari tubuh alam yang menutupi bumi dengan lapisan tipis,
disintesis dalam bentuk profil dari pelapukan batu dan mineral, dan mendekomposisi bahan
organik yang kemudian menyediakan air dan unsur hara yang berguna untuk pertumbuhan
tanaman. Yang membuat tanah itu subur diantaranya pelapukan lanjut, bahan mineralogi,
kapasitas pertukaran kation yang tinggi, kelembaban air dan pH netral.
Tanah bersifat sangat penting bagi kehidupan, sehingga perlindungan kualitas dan
kesehatan tanah sebagaimana perlindungan terhadap kualitas udara dan air harus sangat
dijaga. Namun banyak faktor yang dapat menurunkan kualitas dan kesehatan tanah tersebut,
misalnya kadar hara yang terkandung dalam tanah, vegetasi, iklim, sifat fisik, kimia dan
biologi tanah (Fitri, 2011).
Kesehatan tanah itu sendiri dapat didefinisikan secara umum sebagai kemampuan
berkelanjutan dari suatu tanah untuk berfungsi sebagai suatu sistem kehidupan yang penting
didalam batas – batas ekosistem dan tata guna lahannya, untuk menyokong produktivitas
hayati, meningkatkan kualitas udara dan lingkungan perairan, serta memelihara kesehatan
tanaman, hewan dan manusia. Kualitas tanah itu sendiri dapat didefinisikan secara umum
sebagai kemampuan tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang bergizi dan aman
secara berkelanjutan, serta meningkatkan kesehatan manusia dan ternak, tanpa menimbulkan
dampak negatif terhadap sumberdaya dan lingkungan
Faktor yang mempengaruhi kualitas tanah pada bagian fisiknya adalah tekstur tanah,
bahan organik, agregasi, kapasitas lapang air, drainase, topografi, dan iklim. Sedangkan yang
mempengaruhi pada bagian pengolahannya adalah Intensitas pengolahan tanah, penambahan
organik tanah, pengetesan pH tanah, aktivitas mikrobia dan garam. Tanah sebagai habitat
biota tanah sebagai medium alam untuk pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisiologinya.
Tanah menyediakan nutrisi, air dan sumber karbon yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
aktivitasnya. Di dalam hal ini, lingkungan tanah seperti faktor abiotik (yang meliputi sifat
fisik dan kimia tanah) dan faktor biotik (adanya biota tanah dengan tanaman tingkat tinggi)
ikut berperan dalam menentukan tingkat pertumbuhan dan aktivitas biota tanah tersebut
(Fitri, 2011).
Terkait pada kedua definisi tersebut dapat kita ketahui bahwa kualitas dan kesehatan
tanah adalah faktor penting yang harus dijaga agar fungsi tanah sebagai mediator tumbuh
organisme, biota tanah dan vegetasi dapat terlaksana dengan baik yang kemudian dapat
diaplikasikan untuk menunjang kehidupan, karena semua faktor yang terkait dengan keadaan
tanah dan daya dukung tanah akan berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap
perkembangan populasi mikroorganisme tanah.
Kemampuan tanah sebagai habitat tanaman dan menghasilkan bahan yang dapat dipanen
sangat ditentukan oleh tingkat kesuburan atau sebagai alternatif kapasitas berproduksi atau
berproduktivitas. Hasil akhir dari kesuburan tanah adalah hasil tanaman yang diukur
berdasarkan keadaan asli tanah, produksi berat kering tanaman setiap tahun, setelah deskripsi
keragaman tanaman dan variasi produktivitas musiman; total hasil tertinggi, keragaman
vegetasi terbesar, dan adanya variasi terkecil dari tahun ke tahun yang menunjukkan keadaan
kesuburan tanah yang tinggi.
Sejumlah besar organisme tanah hidup di dalam tanah. Bagian terbesar organisme tanah
terdiri dari kehidupan tumbuhan. Hal ini tidaklah berarti memperkecil arti hewan-hewan
terutama dalam tahap permulaan dekomposisi organik. Dipandang dari sudut tanaman, ada
dua kelompok besar jasad hidup (organisme) tanah, yaitu yang menguntungkan dan
merugikan. Kelompok yang menguntungkan meliputi seluruh organisme yang melakukan
pelapukan bahan organik tanah, perubahan unsur hara dari senyawa organik ke anorganik dan
penambatan nitrogen. Sedangkan kelompok yang merugikan adalah organisme yang
melakukan persaingan hara atau organisme yang menyebabkan tanaman terkena hama dan
penyakit. Secara umum, aktivitas organisme tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor
diantaranya iklim, kondisi tanah, dan vegetasi.
BAB II PERMASALAHAN
Tanah dikatakan subur bila mempunyai kandungan dan keragaman biologi yang
tinggi
Organisme (mikroorganisme) tanah penting dalam kesuburan tanah karena ;
1. berperan dalam siklus energi
2. berperan dalam siklus hara3. berperan dalam pembentukan agregat tanah
4. menentukan kesehatan tanah (suppressive / conducive terhadap munculnya penyakit
terutama penyakit tular tanah-soil borne pathogen).

Siklus energy
- Sumber 4energy utama adalah matahari yang diubah oleh tanaman melalui proses
fotosintesis menjadi bahan 4nergy4
- Beberapa mikroorganisme mampu melakukan fotosinthesis (menangkap 4nergy
matahari: algae)
- Sumber 4nergy yang lain adalah hasil oksidasi-reduksi mineral anorganik: S dan Fe.
- Energi dalam bahan 4energy4 dimanfaatkan oleh organisme / mikroorganisme
- Organisme 4nergy4ser: 4nergy4se dll.
- Mikroorganisme 44sernergy: jamur dan bakteri
- Mikroorganisme yang tumbuh di rhizosfer memanfaatkan 4nergy dalam eksudat akar:
bakteri Azotobacter
2. Siklus hara
Mikroorganisme mempunyai peran yang sangat penting dalam siklus hara karena:
1. ukurannya yang kecil sehingga mempunyai rasio permukaan:volume yang sangat besar
memungkinkan pertukaran material (hara) dari sel ke lingkungannya dengan sangat cepat
2. reproduksi yang sangat cepat (dalam hitungan menit)
3. distribusi keberadaan yang sangat luas
Macam-macam siklus hara penting
a. Siklus Nitrogen
- Pool N terbesar di udara sebagai gas N2
- N menjadi tersedia melalui proses fiksasi (kimia maupun mikrobiologis)
(nitrogen fixer: rhizobium dll)
- N organik (dalam jaringan mahluk hidup - bentuk protein, asam amino dan asam nukleat)
menjadi N anorganik melalui proses mineralisasi NH4+ (ammonium) == MO dekomposer
- NH4+ mengalami Nitrifikasi oleh Nitrosomonas, Nitrosococcus dan Nitrosovibrio
- NO2- menjadi NO3- oleh Nitrobacter dan Nitrococcus
- NO3- mengalami Denitrifikasi menjadi NO2- oleh Pseudomonas, Bacillu dan Alcaligenes
- N anorganik dapat diasimilasi oleh mikroorganisme == Imobilisasi
b. Siklus Sulfur
- Oksidasi sulfur menjadi sulfat oleh Thiobacillus, Arthrobacter dan Bacillus
2H2S + O2 2S + 2H2O
2S + 2H2O + 3O2 2SO42- + 4H+
S2O32- + H2O + 2O2 2SO42- + 2H+
- Reduksi Sulfat menjadi sulfida (S2-) oleh Desulphovibrio desulphuricans
2SO42- + 4H2 S2- + 4H2O
c. Siklus fosfor
- Fosfor di alam dalam bentuk terikat sebagai Ca-fosfat, Fe- atau Al-fosfat, fitat atau protein
- Mikroorganisme (Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Aerobacter aerogenes) dapat
melarutkan P menjadi tersedia bagi tanaman
3. Pembentukan agregat tanah
- organisme tanah menghasilkan polimer organik (misal humic dan fulvic acids) yang
mengikat partikel lempung menjadi mikro agregat
- pembentukan mikroagregat menjadi makro agregat dimediasi oleh bahan organik dan
berbagai jenis mikro dan makroorganisme (bakteri, jamur-terutama jamur VAM, algae,
cacing, semut, serangga dsb.).
4. Kesehatan tanah
- tanah suppressive terhadap patogen tular tanah umumnya mempunyai total mikroorganisme
yang lebih besar dari tanah yang kondusif
- kompetisi nutrisi
- Amuba memakan jamur
- populasi Pseudomonas spp (antagonistic bakteria) atau Trichoderma tinggi.
Bakteri sangat banyak di tanah karena kemampuannya beradaptasi dan berkembangbiaknya
dengan membelah diri. Ketahanan mikroba tanah terhadap logam berat juga
beragam,tergantung mekanisme yang dikandungnya untuk menyesuaikan diri terhadap polusi
dan tergantung pada kondisi lingkungan tempat tinggal organisme tersebut tumbuh.
Ketahanan mikroba terhadap logam berat bervariasi dalam kelompok mikroorganisme, genus
maupun spesies. Pengaruh logam terhadap mikroba tersebut terlihat pada beberapa daur
kehidupannya. Pada fungi pengaruh pengaruh tersebut terlihat dalam pembentukan miselium,
maupun perkecambahan spora. Pada khamir berupa peningkatan kegiatan lipolitik,
respirasi(penghambatan sistein). Pada bakteri terlihat pada penurunan dan perpanjangan laju.
Pertumbuhan, penundaan perkembangbiakan dan sebagainya. Berikut kandungan bakteri
pada tanah :
 Tanah pasir

320 – 500 ribu sel bakteri/gr tanah


 Tanah lempung

360 – 600 ribu sel bakteri/gr tanah


 Tanah subur

2 – 200 juta sel bakteri/gr tanah


PEMANFAATAN MIKROORGANISME DALAM PENYUBURAN TANAH
Mikroorganisme tanah merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi kesuburan
tanah. Sebagian besar pertumbuhan tanaman tidak lepas dari mikroorganisme tanah.
Mikroorganisme dapat hidup jika didalam tanah terdapat asam amino. Asam amino ini
berasal dari protein yang diuraikan oleh bakteri dalam tanah. Tanaman bisa tumbuh dengan
baik jika mempunyai hubungan simbiosis mutualisme dengan mikroorganisme. Namun
demikian perlu diingat tidak semua mikroorganisme bermanfaat, ada mikroorganisme yang
merugikan.
Fungsi lain mikroorganisme tanah adalah menguraikan bahan kimia yang sulit diserap
menjadi bentuk yang mudah diserap oleh tanaman. Mikroorganisme ternyata mengeluarkan
suatu jenis zat yang berfungsi untuk memperlancar penyaluran hara dan air dari akar ke daun.
Zat yang dikeluarkan mikroorganisme ini dapat membantu penyebaran air dan nutrisi di
seluruh permukaan daun. Keadaan ini akan meningkatkan produktivitas tanaman, karena
penyaluran air dan nutrisi dapat berjalan lancar.
Mikroorganisme penyubur tanah dapat juga dimanfaatkan dalam dunia pertanian
Pemanfaatan teknologi mikroba di bidang pertanian dapat meningkatkan fungsi mikroba
indigenous (asli alamiah), dalam berbagai sistem produksi tanaman, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Pertanian ramah lingkungan secara umum diartikan sebagai usaha pertanian yang bertujuan
untuk memperoleh produksi optimal tanpa merusak lingkungan, baik secara fisik, kimia,
biologi, maupun ekologi. Aspek keberlanjutan sistem produksi merupakan salah satu ciri
pertanian ramah lingkungan. Kriteria pertanian ramah lingkungan adalah (1) terpeliharanya
keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekologis biota pada permukaan dan lapisan olah
tanah, (2) terpeliharanya kualitas sumber daya pertanian dari segi fisik, hidrologis, kimiawi,
dan biologi mikrobial, (3) bebas cemaran residu kimia, limbah organik, dan anorganik yang
berbahaya atau mengganggu proses hidup tanaman, (4) terlestarikannya keanekaragaman
genetik tanaman budi daya, (5) tidak terjadi akumulasi senyawa beracun dan logam berat
yang membahayakan atau melebihi batas ambang aman, (6) terdapat keseimbangan ekologis
antara hama penyakit dengan musuh-musuh alami, (7) produktivitas lahan stabil dan
berkelanjutan, dan (8) produksi hasil panen bermutu tinggi dan aman sebagai pangan atau
pakan (Sumarno et al. 2007).
Atas dasar kriteria tersebut, pertanian ramah lingkungan dapat didefinisikan sebagai:
Pertanian yang menerapkan teknologi serasi dengan kelestarian lingkungan, ditujukan untuk
optimalisasi pemanfaatan sumber daya pertanian, guna memperoleh hasil panen optimal yang
aman dan berkelanjutan.
Mikroba berguna (effective microorganism) sebagai komponen habitat alam mempunyai
peran dan fungsi penting dalam mendukung terlaksananya pertanian ramah lingkungan
melalui berbagai proses, seperti dekomposisi bahan organik, mineralisasi senyawa organik,
fiksasi hara, pelarut hara, nitrifikasi dan denitrifikasi. Dalam aliran .pertanian input organik.,
mikroba diposisikan sebagai produsen hara, tanah dianggap sebagai media biosintesis, dan
hasil kerja mikroba dianggap sebagai pensuplai utama kebutuhan hara bagi tanaman. Di
Amerika Serikat, mikroba tanah dipandang sangat penting, sehingga menjadi salah satu
indikator dalam menentukan indeks kualitas tanah (Karlen et al. 2006). Semakin tinggi
populasi mikroba tanah semakin tinggi aktivitas biokimia dalam tanah dan semakin tinggi
indeks kualitas tanah.
BAB III PEMBUKAAN
Populasi fauna tanah sangat banyak dan memainkan peran utama sebagai pengubah bahan
organik, baik segar maupun setengah segar atau sedang melapuk, sehingga menjadi bentuk
senyawa lain yang bermanfaat bagi kesuburan tanah. Kebanyakan fauna tanah merupakan
konsumen yang memakan bangkai dan sampah yang membusuk. Fauna tanah dapat dianggap
konsumen dan pengurai karena fauna ini memakan atau menelan bahan organik, dan
beberapa penguraian bahan organik terjadi dalam pencernaan.

Jumlah terbesar populasi fauna tanah terdapat di lapisan tanah permukaan yang diperkaya
dengan bahan organik, sesuai dengan fungsinya sebagai konsumen. Permukaan tanah
merupakan daerah peralihan antara litosfer dan atmosfer. Pada atau di dekat daerah peralihan
ini kuantitas bahan hidup lebih besar dari yang berada di mintakat atas atau bawah. Sebagai
akibatnya, lapisan atas mengandung lebih banyak debu organik yang bertindak sebagai
makanan untuk fauna tersebut dibandingkan dengan lapisan yang berada dibawahnya.

Makrofauna
Hewan besar pelubang tanah
tikus, kelinci, kadang dapat memperbaiki tata udara tanah dan mengubah kesuburan serta
struktur tanah, tetapi hewan ini juga makan dan menghancurkan tanaman sehingga secara
umum lebih mengganggu daripada menguntungkan.
Cacing tanah tersebar diseluruh penjuru dunia dengan sekitar 7000 spesies. Tiga spesies yang
paling umum yaitu helodrilus calliginosus (cacing kebun), hellodrilus feotidus (cacing merah)
dan lumbridus terrestris (night crawler). Cacing tanah tidak makan vegetasi hidup tetapi
makan bahan organik mati sisa-sisa hewan atau tanaman. Bahan organik yang dimakan
kemudian dikeluarkan berupa agregat-agregat banyak mengandung unsur hara yang berguna
bagi tanaman. Cacing memperbaiki tata udara tanah sehingga infiltrasi air menjadi lebih baik
dan lebih mudah ditembus akar tanaman.Kebanyakan cacing hidup di kedalaman kurang dari
2m.cacing suka hidup pada tanah-tanah lembab. Tata udara baik, hangat sekitar 21 derajat c,
pH 5,0-8,4,. Banyak bahan lorganik, kandungan garam renda, tetapi Ca tersedia tinggi, tanah
agak dalam, tekstur sedang sampai halus.Arthropoda dan mollusca. Arthropoda dalam tanah
digolongkan kedalam beberapa famili yaitu crustacea(kepiting, lobster, crayfish) chilopoda
(sejenis kelabang), arachnida (laba-laba), insek (belalang, jangkrik). Crustacea banyak
ditemukan di rawa pasang surut.Hewan ini membuatt lubang yang menyebabkan terjadinya
perpindahan tanah dalam (under) ke permukaan (top) yang banyak mengandung sulfida,
sehingga teroksidasi menjadi sulfat dengan tingkat keasaman yang sangat tinggi. Jenis
mollusca yang hidup diatas tanah yang terpenting adalah bekicot.Hewan ini memakan sisa
tanaman yang membusuk maupun yang masih hidup.
Protozoa
Merupakan hewan bersel satu yang memakan bakteri, sehingga dapat menghambat daur
ulang unsur hara atau menghambat berbagai proses dalam tanah yang melibatkan bakteri.
Nematoda merupakan cacing yang sangat kecil seperti benang, berdasarkan jenis
makanannya nematoda dibedakan menjadi omnivorus makan sisa bahan organik, predaceous,
makan hewan-hewan tanahtermasuk nematoda yang lain, parasitik merusak akar tanaman,

3. Makroflora
Akar tumbuhan yang mati di dalam tanah menyediakan energi dan makanan hewan dan
mikroflora. Akar tanamanmeningkatkan agregasi tanah, dan karena akar menembus ke
lapisan tanah yang dallam maka ia membusuk dan mmenjadi humus. akar tanaman yang
masih hidup mempengaruhi keseimbangan hara tanah akibat penyerapan unsur hara oleh akar
tersebut. Selain itu akar juga mempengaruhi ketersediaan unsur hara karna dapat membentuk
asam organik dipermukaannya yang dapat meningkatkan kelarutan unsur hara.
Dikeluarkannya asam AMINO yang mudah dihancurkan dan terlepasnya beberapa bagian
kulit akar dapat meningkatkan aktifitas mikroorganisme disekitar akar .jumlah organisme
disekitar akar ini 10-100 kali lebih banyak daripada diluar daerah perakaran. Jadi
ketersediaan unsur hara sangat dipengaruhi oleh bahan yang dikeluarkan oleh akar dan
aktivitas mikroorganisme di rhizophere (daerah sekitar perakaran)
BAB IV KESIMPULAN
. 1. Kesuburan tanah adalah suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara dalam
keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman, baik fisik, kimia dan
biologi tanah
2. Indikator kesuburan tanah meliputi:
a. kapasitas absorbsi
b. tingkat kejenuhan basa
c. kandungan liat
d. kandungan bahan organik
3. Kandungan unsur hara yang terdapat dalam tanah mempunyai pengaruh yang berbeda-beda
terhadap kesuburan tanah sesuai dengan kebutuhan tanah terhadap unsur hara tersebut
4. Peranan cacing sebagai penyubur tanah yaitu dengan cara cacing tanah bersarang dan
membawa makannnya ke dalam tanah kemudian memakannya bersama dengan tanah yang
bercampur kepadanya. Liang digali dengan cara melumat tanah ke dalam mulutnya.
5. Cara evaluasi kesuburan tanah dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu melalui
pengamatan gejala defisiensi pada tanaman secara visual, analisa tanaman dan analisa tanah.
Analisa tanaman meliputi analisa serapan hara makro primer (N, P dan K) dan uji vegetatif
tanaman dengan melihat pertumbuhan tanaman. Sedangkan analisa tanah meliputi analisa
ketersediaan hara makro primer (N, P dan K) dalam tanah.

Makrofauna: hewan besar penghuni tanah yaitu hewan besar pelubang tanah, cacing tanah,
arthropoda dan molusca (gastropoda).

Ø Mikro fauna: hewan berukuran mikroskopis yang hidup di dalam tanah yaitu protozoa,
nematoda.

Ø Makroflora: merupakan tanaman tanaman yang mempunyai akar yang besar yang dapat
menembus kedalam tanah, misalnya berbagai macam jenis pepohonan..

Ø Mikro flora: yaitu jenis-jenis flora berukuran mikroskopis yang hidup di dalam tanah
misalnya fungi, bakteri, actinomycetes, dan algae.

Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang
atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun
senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan
ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya.

Anda mungkin juga menyukai