Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini. Tak
lupa Shalawat serta Salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
diutus kemuka bumi ini sebagai Rahmatanlil Alamin yang kita nantikan syafaatnya di
hari akhir nanti.
Makalah ini disusun untuk mengetahui lebih lnjut tentang perhitungan angka
kuman. Dimana dalam makalah ini diharapkan lebih membuka wawasan berpikir
dibidang terkait dengannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Setelah kita mempelajari bagaimana menumbuhkan suatu koloni bakteri, tentu harus
mengatahui kuantitas dan kualitas dari bakteri tersebut. Dalam hal ini yang akan
dibahas adalah bagaimana mengetahui kuantitas dari suatu bakteri. Ada berbagai cara
untuk menghitung jumlah sel bakteri, antara lain hitungan langsung dengan
menggunakan mikroskop, dan hitungan tidak langsung dengan metode hitung cawan
baik dengan metode cawan tuang maupun metode cawan sebar.
Pengukuran kuntitatif populasi mikroba dari suatu sampel dilakukan untuk mengetahui
kualitas bahan atau tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba yang ada dalam sampel
tersebut. Sehingga dengan kita dapat mengetahui apakah mikroba tersebut berbahaya
atau bahkan baik bagi lingkungan dalam jumlah tertentu.
TINJAUAN PUSTAKA
Menghitung atau menentukan banyaknya mikroba dalam suatu bahan (makanan, minuman, dan
lain-lain) dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh bahan itu tercemar oleh mikroba.
Dengan mengetahui jumlah mikroba, maka dapat diketahui kualitas mikrobiologi dari bahan
tersebut. Bahan yang dapat dikatakan baik jika jumlah mikroba yang terkandung dalam bahan
tersebut masih di bawah jumlah standar yang ditentukan oleh suatu lambaga. Kandungan
mikroba pada suatu bahan juga sangat menentukan tingkat kerusakannya, serta dapat ditentukan
oleh tingkat kelayakan untuk dikonsumsi.
Jumlah mikroba dalam suatu bahan dapat dihitung menggunakan beberapa cara. Namun secara
garis besar dibedakan menjadi :
Cara perhitungan langsung berarti kita dapat mengetahui beberapa jumlah mikroba pada saat
dilakukan perhitungan. Hasil perhitungan secara langsung menunjukkan seluruh jumlah mikroba
yang masih hidup maupun yang sudah mati. Adapun caranya:
Cara perhitungan tidak langsung, hasil perhitungan jumlah mikroba baru dapat diperoleh
kemudian setelah dilakukan perlakuan terlebih dahulu. Hasil perhitungan tidak langsung akan
menunjukan jumlah mikroba yang masih hidup saja. Adapun caranya :
a. Menghitung jumlah total mikroba (Total plate count = angka lempeng total)
b. Cara pengenceran
c. Memperkirakan jumlah terkecil mikroba yang ada (MPN = Most Probable Number)
Tujuan pengenceran
Menghitung jumlah kuman aerob yang terdapat dalam produk obat, obat tradisional, makanan,
kosmetik dan alat kesehatan.
Prinsip pengenceran
Sediaan yang telah dihomogenkan dan diencerkan dengan pengenceran yang sesuai ditanam
pada media agar (PCA= plate count agar), setelah inkubasi pada suhu 370c selama 24-48 jam
dihitung jumlah koloni yang tumbuh. Satuan perhitungan jumlah mikroba dikenal dengan
istilah Colony Forming Units(CFUs) untuk perhitungan bakteri dan kapang/khamir.
4. Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni
5. Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan) tidak dihitung
6. Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni.
Standar perhitungan
Cawan yang dipilih adalah yang mengandung jumlah koloni 30-300 koloni, beberapa
koloni yang bergabung menjadi satu dihitung sebagai satu koloni, maupun koloni yang seperti
sederetan garis tebal. Hasil yang dilaporkan terdiri dari 2 angka, yaitu angka pertama didepan
koma dan angka dibelakang koma. Jika angka ketiga lebih besar dari 5 maka harus dibulatkan
satu angka lebih tinggi pada angka kedua.
234 28 1 2,3x104
Jika semua pengenceran menghasilkan angka lebih dari 300 koloni pada cawan petri
maka hanya koloni pada pengenceran tertinggi yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai lebih
dari 300 koloni dikalikan dengan factor pengenceran tetapi jumlah sebenarnya harus
dicantumkan didalam kurung. Cara perhitungan hanya ¼ bagian saja kemudian hasilnya
dikalikan.
Jika semua pengenceran menghasilkan angka antara 30-300 koloni pada cawan petri.
Perbandingan dari pengenceran tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran lebih kecil atau
sama dengan 2, tentukan rata-rata dari kedua pengenceran tersebut dengan memperhitungkan
pengencerannya. Jika perbandingan antara hasil pengenceran tertinggi dan terendah hasilnya
lebih dari 2 maka yang dilaporkan hanya hasil yang terkecil.
Perhitungan duplo
Jika digunakan dua cawan petri (duplo) perpengenceran, data yang diambil harus dari
kedua cawan tersebut, tidak boleh diambil salah satu, meskipun salah satu dari cawan duplo tidak
memenuhi syarat 30-300 koloni. Berikut contoh duplo :
METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Cawan petri
2. Tabung reaksi
3. Pipet volume
4. Vortex
5. Lampu Bunsen
6. Tanah
7. Aquadest steril
Prosedur praktikum :
2. Tanah seberat 1g dimasukkan kedalam aquadest steril 9ml (tabung pengenceran 10-1) secara
aseptis dan divortex, lalu ambil 1ml larutan masukkan dalam 9ml aquadest steril (pengenceran
10-2) dan selanjutnya dilakukan pengenceran bertingkat sampai 10-7.
3. Dari masing-masing 3 pengenceran terakhir (pengenceran 10-5, 10-6, 10-7) diambil 0,1ml
untuk ditanam secara spread pleate pada medium petri PCA.
1 - - ?
Perhitungan :
Pembahasan :
Jumlah kuman yang terdapat pada pengenceran 10-5 adalah <30 x 106 (1 x 106 CFUs).
Pengenceran 10-5 yang dipilih karena hasil pengenceran yang kami dapat menghasilkan angka
kurang dari 30 koloni. Hal ini disebabkan karena pada saat melakukan isolasi tindakan yang
dilakukan kurang aseptis dan alat-alat yang digunakan kurang steril dan jumlah bakteri terdapat
pada sampel tanah yang kami ambil juga sedikit sehingga jumlah yang kami hitung dalam
perhitungan kuman juga kecil jumlahnya.
Prinsip dari pemeriksaan ini menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada Plate Count Agar.
Hitung angka kuman dilakukan pengenceran bertingkat bertujuan agar koloni tiap plate dapat
dihitung. Tahap akhir, jumlah koloni dari tiap plate dikali dengan pengenceran dan dicari rata-
rata dari semua plate. Nilai yang didapat adalah Jumlah Angka Kuman dari Sampel yang di
Periksa.
Perhitungan
Angka Kuman : Σ (Jumlah koloni - Jumlah koloni control) X pengenceran /Banyak plate
BAB V
KESIMPULAN
1. Jumlah kuman perhitungan kuman yang didapat tergantung pada jumlah bakteri yang
terdapat saat pengenceran.
2. Prinsip metode cawan hitung (Plate Count) adalah jika sel mikroba yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium agar, maka sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat lansung dengan mata tanpa menggunakan
mikroskop.
3. Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.
4. Pengencceran serial merupakan penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat
menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang
dilarutkan/diencerkan.
5. Perhitungan angka kuman bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh bahan tercemar oleh
mikroba.
DAFTAR PUSTAKA