Anda di halaman 1dari 9

FORMULIR ISIAN PEDOMAN PELAKSANAAN UPAYA PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP (UKL ) DAN UPAYA PEMANTAUAN


LINGKUNGAN HIDUP (UPL)

Berdasarkan peraturan hidup pemerintah nomor 27 tahun 2012 tentang izin


lingkungan dan keputusan mentri Negara lingkungan hidup no. 16 tahun 2012 tentang
pedomanpenyusunan dokumen lingkungan hidup. Yang bertands tanagn di bawah ini
menyampaikan dokumen pelaksanaan UKL dan upl dari rencana usaha dan tau
kegiatan dengan benar dan akan mematuhi segara persyaratan dn kewajiban yang
telah ditentukan dalam UKL dan UPL serta izin yang di terbitkan oleh pejabat instasi
yang berwenang dapat diuraikan sebagai berikut

1. Identitas pemrkarsa
1. Nama pemarkarsa
2. Nama penangung jawab

Rencana usaha dan atau kegiatan

3. Alamat Kantor
2. Rencana ussaha dan atau kegiatan
2.1 nama rencana usaha dan atau kegiatan
rencana usaha dan atau kegiatan adalah pembangunan unit
pencampuran aspal (asphalt mixing plant ) yang dilakukan oleh pt.
bintang nusantara wolio pada suatu lokasi kegiatan yang dikelola
dengan menggunakan alat berat dan tenaga manusia
2.2 lokasi rencana usaha dan atau kegiatan
lokasi kegiatan terletak pada kordinat 05, 30 298 lintang selatan dan 122
42 122 bujur timur pada ketinggian 7 meter yang meruoakan lahan yang di
tumbuhi pepohonan dan di sekitar lokasi juga terdapat perkebunan
masyarakat yang menanam tanaman musiman dan tanaman keras seperti
pisang , jagung, nangka, manga dll dikelurahan bugi kec. Sorawolio.
Selanjutnya kawasan pembangunan unit pencampur aspal (asphalt mixing
plant) ini meruoakan kawan yang dikelola oleh pt. buntang nusantara
wolio dngan batas batas sebagai berikut:
- sebelah barat berbatasan dengan tanah milik simon
- sebelah timur berbatasan dengan tanah milik la ode ane
- sebelah selatan berbatasan dengan tanah milik la bengke
- sebelah utara berbasan dengan tanah milik simon

jarak rencana usaha dan atau kegiatan dengan pusat kota bau- bau 12 km dapat di
tempuh 30 menit dengan menggunakan kendaraan roda 4 atau roda 2 dari pusat kota.
Lokasi ini merupakan daerah yang berbukit-bukit dengan strktur tanah baruoa tanah
hitam berkaour, jadi tanah ini merupakan tanah yang produktif dan tanaman bias
tumbuh dengan baik apabila ditanami tanaman perkebunan seprti jambu, kelapan dll.
Oleh karena itu maka kawasan ini dijadikan daerah lokasi pembanguna unit
percampran aspal ( aphal mixing palnt) dengan memperhatinkan pengelolaan
lingkungan hidup.

2.3 skala usaha dan atau kegiatan


luas area yang digunakan untu kegiatan pemabnguan unit percampuaran
aspahal (asphalt mixing plant ) seluas 28.006 km dengan kapasitas stone
crusher sebanyak 30-40 m/ hari dan asphalt mix sekitar 60 ton / hari. Skala
usaha kegiatan ini adalah skala usaha kecil pad kegiatan penambangan
unit percamuaran apal (asphalt mixing plant). Jenis tanah pada lokasi ini
berupa tanah merah dan tanah berkapur yang padat pada permukaan tanah
terhadap top soil 10 cm. sednagkan penutup lahan didominasikan olehy
semak belukar dan beberapa pohon seperti lamtoro. Pisang, kelapa,
jagung dan manga yang berukutran sedang . selanjutnya jenis fauna yang
ada dilokasi kegiatan adalah seperti babi huran, anjing, tius burung, ayam
hutan dan lain lain.
Lahan tersebut diperuntukan bagi pembangunan sarana dan prasarana
penunjang kegiatan peningkatan jalan kota bau-nau baruoa operasioanl
unit mixing palnt (AMP) yang terdiri atas unit aspal mix, unit stine
crusher serta fasilitas penunjang kegiatan usaha kainya seperti
kantor,ruham karyawan, laboratorium pengujian material dan hasil
bengkel kerja dan sarana lainya.

Adapun jenis bahan baku dan bahan penolong dalam melaksankan kegiatan
pengolahan Aspal Hotmix adalah Batu Pecah, Pasir dan Aspal Cair. Dalam
menjalankan kegiatan usaha pengolaan Unit Asphalt Mixing Plant (AMP) digunakan
I AMP yang digerakan dengan energi listrik. Pengelolaan Unit Asphalt Mixing
Plant (AMP) berupa pengelolaan aspal bagi keperluan peningkatan jalan poros
Baubau-Pasarwajo dan ruas jalan dalam Kota Baubau dengan hasil adalah Asphalt
Hot Roller. Selanjutnya dalam menunjang operasional kegiatan pengelolaan Unit
Asphalt Mixing Plant (AMP) menggunakan energy listrik sebagai sumber tenaga
dengan kapasitas listrik yang dibangkitkan dari Generatoe Set (Gnset).

Untuk menunjang kelancaran kegiatan pelayanan pengoperasian AMP akan


menggunakan tenaga kerja sebanyak 26 orang yang terdiri dari tenaga kerja lokal dan
tenaga kerja baik dari luar daerah maupun dari dalam daerah. Dalam menjalankan
rencana usaha dan atau kegiatan unit Asphalt Mixing Plant (AMP) diperlukan
berbagai jenis perizinan yang dikeluarkan oleh instansi teknis yang berwenang
sebagai bagian dari control pemerintah bagi usaha dalam pelaksanaannya.

Kegiatan masyarakat yang ada di sekitar lokasi rencana kegiatan adalah merupakan
kebun masyarakat yang menanam tanaman jangka pendek seperti jagung dan
tanaman kereas. Selanjutnya kegiatan yang ada dilokasi adalah berupa aktifitas
penduduk setempat dan ada beberapa perumahan penduduk yang kerapatannya sangat
jarang. Adapun jarak rumah dengan lokasi pembangunan sekitar 2 Kilometer.
Proses kegiatan operasional Unit Asphalt Mixing Plant (AMP) dimaksud dapat
diuraikan sebgaai berikut:

1. Bahan baku berupa Aspal Cair, bahan material pengeras (batu pecah, pasir
dan debu batu ) yang diantar dengan menggunakan Dump Truk.
2. Batu pecah merupakan hasil dari unit Stone Crusher, disesuaikan dengan
kapasitas pengolahan.
3. Terdapat satu unit Asphalt Mixing yang berpotensi parallel sehingga
diharapakan pasokan hasil kegiatan dapat menyerupai pekerjaan pembuatan
jalan dengan baik.

PROSES KEGIATAN AMP

Bahan Baku Proses Limbah/dampak

Bahan baku dari hasil Unit Asphalt Mix Ceceran


Stone Crusher dan bahan baku
Aspal cair dan sisa

Pemanasan
Kenaikan
material dalam
suhu udara
Rolter
lokal

Pengankutan Limbah cair


Kelokasi (ceceran
Pengaspalan BBM)
Secara geografis kelurahan Bugi memiliki luas wilayah 874,85 Ha, dengan batas-
batas sebagai berikut

- Sebelah utara berbatasan dengan Liabuku

- Sebelah selatan berbatasan dengan Sampolawa

- Sebelah timur berbatasan dengan Gonda Baru

- Sebelah barat berbatasan dengan Sorawolio

Pada tahun 2007 jumlah penduduk Kelurahan Bugi adalah 1.831 jiwa terdiri dari laki-
laki 935 jiwa dan perempuan 896 jiwadengan pekerjaan penduduk terdiri dari 320
orang sebagai petani, 28 orang sebagai PNS, 1 TNI/POLRI dan 6 orang pedagang.

Kondisi prasarana perekonomian umum masih sangat terbatas yang


mempunyai 1 unit pasar kelurahan, sehingga kebutuhan Sembilan bahan pokok
penduduk berasal dari pasar dan dari warga masyarakat yang membuka kios-kios
yang menyediakan kebutuhan Sembilan bahan pokok seperti beras, gula, sabun,
minyaktanah, minyakgoreng dan lain-lain.

Mengenai penerangan listri di kelurahan Bugi disuplai dari PLN ranting Baubau
namun karena kemampuan ekonomi masyarakat belum merata sehingga pemakaian
listrik kerumah-rumah masyarakat juga masih terbatas. Keburuhan penerangan listrik
masyarakat di suplay dari listrik PLN cabang Baubau.Kondisi topografi lokasi
kegiatan Unit Asphalt Mixing Plant ( AMP) PT. Bintang Nusantara Wolio di
Kelurahan Bugi Kecamatan Sorawolio Kota Baubau berada pada lahan datar sampai
berbukit.
2.4. Garis Besar Komponen Lingkunagn Rencana Usaha dan atau Kegiatan

Komponen rencana kegiatan yang akan menimbulakan dampak terhadap


lingkunagn adalah komponen kegiatan pada tahap prakonstruksi, tahap
konstruksi, tahap operasi, dan tahap pasca operasi.

2.4.1. Tahap Prakonstruksi

Dalam tahap prakonstruksi ini, kegiatan yang diperkirakan menimbulkan


dampak meliputi kegiatan survey lahan, perizinan, sosialisasi dan penerimaan
tenaga kerja.

a. Survey
Pada kegiatan survey untuk kegiatan pembangunan Unit pencampuran
Aspal (Asphalt Mixing Plant) meliputi pengukuran tanah, pemetaan serta
survey lingkungan. Lahan yang digunakan untuk kegiatan ini adalah tanah
milik pemrakarsa yang diperoleh dengan cara dibeli dari pemilik tanah.
b. Pembebasan Lahan
Kegiatan pembebasan lahan untuk kegiatan pembangunan Unit pencampur
Aspal (Asphalt Mixing Plant) ini meliputi penyelesaian pembelian lahan
dengan pemilik lahan.
c. Sosialisai
Dalam usaha pembangunan Unit pencampuran Aspal ( Asphalt Mixing
Plant ) maka kegiatan akan dilakukan oleh pemrakarsa dilakukan dengan
sosialisai kepada masyarakat dan aparat kelurahan disekitar lokasi
kegiatan dan diharapkan dengan adanya sosialisi ini akan mendapatkan
dukunagan positif dari masyaerakat disekitar lokasi kegiatan tersebut.
d. Perizinan
Kegiatan ini merupakan kegiatan pengrusan perizinan yang merupakan
syarat yang harus dipenuhi oleh pemrakarsa untuk dapat memulai
kegiatan. Dampak dari kegiatan ini berupa adanya peningkatan pendapan
asli daerah (PAD) dari sector pembangunan Unit pencampur Aspal
(Asphal Mixing Plant).
e. Penerimaan Tenaga Kerja
Kegiatan pembangunan Unit pencampur Aspal (Asphalt Mixing Plant) ini
memerlukan tenaga kerja sebanyak 20 orang yang diambil dari masyarakat
sekitar lokasi kegiatan sesuai keahliannya, dimana tenaga kerja tersebut
merupakan tenaga kerja tetap dan harian yang melakukan proses
pembangunan Unit pencamran Aspal ( Asphalt Mixing Plan).

2.4.2. Tahap Konstruksi

a. Pembukaan lahan

Kegiatan ini dilakukan untuk memperlancar mobulisasi keluar


masuknya mobil pengangkut (truk) bahan galian, pada awalnya jalan
masuk lokasi kegiatan cukup kecil dan ditumbuhi oleh semak belukar,
oleh karena itu denan tahapan kegiatan ini diharapkan akan
memperlancar mobilisasi kendaraan dilokasi kegiatan.

b. Pembersihan Lahan

Kegiatan pembersihan lahan yang dilakukan meliputi penebangan


pohon dan semak belukar pada lokasi kegiatan. Kegiatan pembersihan
ini tidak dilaksanakan secara sekaligus, tetapi dilakukan secara
berangsur-angsur yaitu hanya pada lokasi yang akan dibangun untuk
Unit pencampur Aspal (Asphalt Mixing Plant).

c. Pembangunan Basse Camp

Untuk mendukung kegiatan pembangunan, pada tahap konstruksi ini


di buatkan base camp guna menyimpan sementara alat-alat serta untuk
tempat istrahat para pekerja yang telah selesai bekerja.
d. Mobilisasi Peralatan

Mobilisasi peralatan merupakan aktivitas pengangkuatan peralatan


krgiatan pembangunan Unit pencampran Aspal ( Asphalt Mixing Plant
) dan Pemecah Batu ( Stone Criuser) seperti louder, truk, perlengkapan
P3K, alat komunikasi dan alat-alat pemadam kebakaran. Sarana
angkutan dan peralatan berat lainnya diperoleh pemrakarsa dengan
system sewa.

e. Pembangunan Stone Crusher


Pembangunan stone crusher dilakukan dengan membuat pondasi yang
diguanakan sebagai dudukan mesin pemecah batu sebanayak 2 unit.
f. Pembangunan Gedung dan Sarana Prasarana Pendukung
Untuk mendukung kegiatan pembangunan Unit pencampran Aspal (
Asphalt Mixing Plant ) maka perlu dibangun gedung sebagai bangunan
kantor, peralatan, drainase, portal, bengkel, tembok pengaman keliling,
saluran air bersih, perpipaan, box control, papan petunjuk peringatan
keselamatan kerja dll.

2.4.3. Tahap Operasional

Aktifitas pembangunan Unit pencampuran Aspal (Asphalt Mixing Plant) ini


dilakukan dengan menerapkan standar peneglolaan lingkungan serta
mengutaman keselamatan dan kesehatan kerja, adapun kegiatan yang
dilakukan adalah seperti:

a. Penerimaan Bahan Baku


Adapun abahan baku ayang dibutuhkan adalah seperti batu kali,dan batu
gungung yang ada di tempat penampungan diangkut dengan menggunakan
Dump Truck dengan kapasitas 12 Ton dan disalurkan dalam mesin
pemecah batu untuk diolah menjadi batu split dan debu batu yang lebih
kecil.
b. Pengolahan Mesin Pemcah Batu (Stone Crusher)
Bahan baku berupa batu ganung dan batu kali yang berasal dari
masyarakat dimasukkan kedalam feeding system kemudian keunit
cruising. Selanjutnya dari unit cruising diangkut keunit pemisahan butiran
besar memakai whell loader ke ground dump hopper kemudian material
diangkut dengan menggunakan excavator ketempat penyimpanan material.
Selanjutnya material dari tempat penyimpanan diangkut ke tempat Aspalt
Mixing Plant untuk dilakukan pengolahan.
c. Pengolahan Asphalt Mixing

Anda mungkin juga menyukai