Anda di halaman 1dari 2

Depdiknas (2006:131) menyatakan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan

merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan

gerak, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional,

sportifitas, spiritual, sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk

merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Yani

Meimulyani dan Asep (2013:2) mengutarakan hal yang hampir sama bahwa pendidikan

jasmani pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik

untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,

mental, serta emosional bahwa fungsi pendidikan jasmani untuk memfasilitasi agar anak

berkembang menjadi dirinya sendiri secara optimal dengan potensi yang dimilikinya.

Berdasarkan kutipan tersebut diatas, jelas bahwa pendidikan jasmani merupakan

faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Dalam kata lain melalui pendidikan jasmani dapat meningkatkan keterampilan gerak,

pengetahuan, dan penalaran serta mampu mengaplikasikan dalam bentuk nilai-nilai seperti

sikap, mental, emosional, sportifitas, spiritual, dan sosial.

(Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan

Menengah Umum). Untuk pendidikan jasmani pada sekolah luar biasa dikenal dengan

pendidikan penjas adaptif.

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Seperti yang

diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional terutama pada pasal 5 ayat (2) bahwa Warga Negara yang memiliki kelainan fisik,

emosional, mental, dan intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus,

dan pasal 32 ayat (1) behwa pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didikyang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainanfisik, emosional, mental, sosial,
dan/atau memiliki potensi dan bakat istimewa.

Sebagaimana yang telah dijelaskan Undang-Undang Republik Indonesia No.3

Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Pasal 30 ayat 4 yang berbunyi

Pembinaan dan pengembangan olahraga penyandang cacat diselenggarakan pada ruang

lingkup olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi berdasarkan olahraga

Anda mungkin juga menyukai