Anda di halaman 1dari 52

ESTIMASI EMISI KENDARAAN BERMOTOR

DI BEBERAPA RUAS JALAN KOTA MEDAN

TESIS

Oleh

ABNER TARIGAN
067004001/PSL

K O L A
E
H
S
PA

C
A S A R JA
N
S

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
ESTIMASI EMISI KENDARAAN BERMOTOR
DI BEBERAPA RUAS JALAN KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

ABNER TARIGAN
067004001/PSL

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Judul Tesis : ESTIMASI EMISI KENDARAAN BERMOTOR
DI BEBERAPA RUAS JALAN KOTA MEDAN
Nama Mahasiswa : Abner Tarigan
Nomor Pokok : 067004001
Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. dr. Jazanul Anwar, Sp.FK)


Ketua

(Dr. Ir. Irvan, MS) (Drs. Chairuddin, MSc)


Anggota Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS) (Prof. Dr. T. Chairun Nisa B, MSc)

Tanggal lulus: 21 April 2009

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Telah diuji pada
Tanggal : 21 April 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. dr. Jazanul Anwar, Sp.FK


Anggota : 1. Dr. Ir. Irvan, MS
2. Drs. Chairuddin, M.Sc

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
ABSTRAK

Peningkatan jumlah penduduk di Kota Medan diikuti dengan peningkatan


sarana transportasi yang berpotensi menimbulkan pencemaran akibat emisi kendaraan
bermotor serta dapat membahayakan kesehatan masyarakat.
Penelitian ini adalah untuk mengestimasi konsentrasi dan prosentase emisi
dari berbagai jenis kendaraan bermotor di beberapa ruas jalan Kota Medan. Estimasi
emisi ini dilaksanakan di tiga ruas jalan Kota Medan yaitu Medan – Binjai Km 7;
Medan – Tg Morawa Km 10 dan Medan – Tembung di jalan Letda Sudjono sekitar
150 meter akses masuk jalan Toll Bandar Selamat dengan parameter panelitian adalah
Karbon Monoksida, Nitrogen Oksida dan Sulfur Dioksida dengan memakai faktor
emisi yang didapatkan dari literatur.
Dari hasil penelitian diperoleh estimasi polutan Karbon Monoksida, Nitrogen
Oksida maupun Sulfur Dioksida terbesar diemisikan di ruas jalan Medan – Binjai KM
7 dan Medan – Tembung Jalan Letda Sudjono sekitar 150 meter dari akses masuk toll
Bandar Selamat,
Persentase emisi CO yang terbesar bersumber dari sepeda motor sedangkan
untuk polutan SO2 dan NOx, dari kendaraan truk.

Kata Kunci: Emisi Kendaraan Bermotor, Polusi Udara, Transportasi, Kota Medan.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
ABSTRACT

The growth of population in Medan City followed by incressing of


transportation facilities that potencialy reduce air quality by Vehicles emission which
has adverse affect to the human health.
The research is to estimated the concentration and percentage of emission
that produced by vehicles in the street on Medan City. These estimation of emission
was conducted three street in Medan ie : Medan – Binjai street at Km 7; Medan-Tg
Morawa street at Km 10 and Medan-Tembung street at Jl. Letda Sudjono around 150
meters from gate in of Bandar Selamat highway which analyzed Carbon Monoxide,
Nitrogen Oxide and Sulfur Dioxide by using emission factor fom literature.
The results of analysis shows that the estimated of Carbon Monoxide,
Nitrogen Oxide and Sulfur Dioxide emission in Medan – Binjai street at Km 7 and
Medan-Tembung. Street at Letda Sudjono around 150 meters from gate in of Bandar
Selamat highway are the biggest than Medan-Tg Morawa street at Km 10.
The biggest percentage of emission estimated for CO produced by motor
cycles, and for Sulfur Dioxide and Oxide Nitrogen was produced by truck.

Keywords: Emission of Vehicles, Air Pollution, Transportation, Medan City.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR

Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati

penulis dalam penulisan tesis dengan judul Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor

di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Komisi

Pembimbing, yakni Prof. Dr. dr. Jazanul Anwar, Sp.FK, sebagai Ketua Komisi

Pembimbing, Dr. Irvan, MS dan Drs. Chairuddin, MSc sebagai Anggota Komisi

Pembimbing yang penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan serta

mengarahkan penulis hingga selesainya penulisan tesis ini. Penulis menyadari bahwa

berkat bantuan Bapak dari Komisi Pembimbinglah tesis ini dapat diselesaikan dengan

baik.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Direktur Sekolah Pascasarjana

USU Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc Ketua Program Studi PSL, Prof. Dr. Alvi

Syahrin, SH, MS serta seluruh staf pegawai PSL USU, Kepala Bapedalda Provinsi

Sumatera Utara, Bapak Prof. Syamsul Arifin, SH, MS yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk meneruskan jenjang pendidikan magister di Sekolah

Pascasarjana USU dan juga semua rekan-rekan mahasiswa PSL 2006, buat istri dan

kedua putriku tercinta yang selalu memberikan dorongan semangat kepada penulis

untuk menyelesaikan tesis ini.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Akhirnya penulis berharap kiranya tesis ini ada manfaatnya bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dan Pemerintah serta juga masyarakat.

Medan, 21 April 2009

Penulis

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP

Abner Tarigan lahir di Binjai pada tanggal 26 Nopember 1967, merupakan


anak ke 9 (sembilan) dari 13 bersaudara, orang tua bernama Prt Em Kapt. Purn P.
Tarigan (+), ibu S br Sembiring dan R br Sembiring, S.Pd.
Jenjang pendidikan yang telah dilalui SD Negeri No. 020262 Binjai, SMP
Negeri 1 Binjai, SMA Negeri 1 Binjai, dan S-1 Teknik Kimia USU Medan.
Pada tahun 2006, penulis memilih belajar pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan (PSL).

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK.......……………………………………………..................................... i
ABSTRACT...................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………........... iii
RIWAYAT HIDUP………………………………………............................... v
DAFTAR ISI……………………………….................................................... vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………......... viii
DAFTAR GAMBAR……………………………............................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN………………………................................................ x
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………............................. 1
1.1. Latar Belakang...........………………...……………………………… 1
1.2. Perumusan Masalah............…………………………………………... 5
1.3. Tujuan Penelitian.........……………………………………………….. 5
1.4. Manfaat Penelitian………………………………….............................. 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………… 7
2.1. Polutan Udara.......…………………………………………………….. 7
2.2. Akibat Pencemaran Udara...........……………………………………... 10
2.3. Emisi Kendaraan Bermotor.........…………........................................... 12
BAB III. METODOLOGI………………………................................................. 18
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………..... 18
3.2. Metode Penelitian............……………………………………………... 19
3.2.1. Survey Lapangan…….…………………………………………. 19
3.2.2. Bahan dan Alat….……………………………………………… 20
3.2.3. Persamaan yang Digunakan…………………………………….. 21
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………..………………………… 22
4.1. Total Jumlah Kendaraan Bermotor............................................................ 22
4.2. Total Polutan Karbon Monoksida............................................................. 25
4.3. Total Polutan Nitrogen Oksida................................................................... 29
4.4. Total Polutan Sulfur Dioksida................................................................... 31

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN......……….............................................. 35
5.1. Kesimpulan............................................................................................... 35
5.2. Saran.......................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA……………………………............................................... 37

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis


Kendaraan di Kota Medan …................................................................ 2

1.2. Sumber Pencemaran NOx di Udara…………………………………... 4

2.1. Indeks Standar Pencemar Udara .......................................................... 11

2.2. Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang.............................. 11

2.3. Estimasi Emisi (dalam Ribu Tons) dari 7 (Tujuh) Kota Besar
di India pada Tahun 1997 – 1998......................................................... 15

2.4. Perbandingan Emisi Keseluruhan (perhari)…….................................. 16

2.5. Emisi Kendaraan Bermotor di Enam Ruas Jalan Kota Xi’an................. 17

4.1. Prosentase Rata-rata Jenis Kendaraan di Ruas Jalan Medan-Binjai,


Medan-Tg Morawa dan Medan-Tembung....……………………….. 24

4.2. Prosentase Emisi CO Berdasarkan Jenis Kendaraan Bermotor di


Ruas Jalan Medan-Binjai, Medan-Tg Morawa dan Medan-
Tembung....………………….............................................................. 28

4.3. Prosentase Emisi NOx Berdasarkan Jenis Kendaraan Bermotor


di Ruas Jalan Medan-Binjai; Medan-Tg Morawa dan Medan-
Tembung……….................................................................................. 30

4.4. Prosentase Emisi SO2 Berdasarkan Jenis Kendaraan Bermotor


di Ruas Jalan Medan-Binjai; Medan-Tg Morawa dan Medan-
Tembung......................................................................................…… 32

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1. Peta Lokasi Pengamatan Lapangan………..................................... 19

4.1. Grafik Total Kendaraan di Ruas Jalan Medan-Binjai, Medan-Tg


Morawa dan Medan-Tembung........................................................ 23

4.2. Grafik Total Emisi CO di Ruas Jalan Medan-Binjai, Medan-Tg


Morawa dan Medan-Tembung......................................................... 26

4.3. Total Emisi NOx di Ruas Jalan Medan-Binjai, Medan-Tg


Morawa dan Medan- Tembung....................................................... 29

4.4. Total Emisi SO2 di Ruas Jalan Medan- Binjai; Medan-Tg


Morawa dan Medan-Tembung......................................................... 31

4.5. Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor di Ruas Jalan Medan-


Binjai; Medan-Tg Morawa dan Medan-Tembung Pertahun
(Ton/Thn)…………......................................................................... 33

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Data Volume Kendaraan di Ruas Jalan Medan – Binjai………………... 39

2 Data Volume Kendaraan di Ruas Jalan Medan – Tg Morawa………..... 44

3 Data Volume Kendaraan di Ruas Jalan Medan – Tembung…….............. 49

4 Perhitungan Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor di Ruas Jalan Medan


– Binjai .................................................................................................... 54

5 Perhitungan Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor di Ruas Jalan Medan


– Tg Morawa............................................................................................. 60

6 Perhitungan Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor di Ruas Jalan Medan


– Tembung................................................................................................ 66

7 Data Faktor Emisi……………………………………………………….. 72

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Transportasi merupakan bagian yang sangat bernilai dan diperlukan saat ini

dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun pada

sisi lain peningkatan ini juga sekaligus akan membawa efek negatif yang tidak

diinginkan.

Peningkatan jumlah kendaraan di Negara Eropa sebanding dengan

peningkatan jumlah emisi yang dihasilkan yang merupakan ancaman bagi kesehatan

manusia (Hickman, 1999). Kondisi ini dapat juga terjadi di Kota Medan.

Kota Medan terletak di bagian Utara Provinsi Sumatera Utara, pada 2 27'-2

47' Lintang Utara dan 98 35'-98 44' Bujur Timur dan berada pada ketinggian tempat

2,5-37,5 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2

secara administratif terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan dengan jumlah

penduduk 2.067.288 jiwa (Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup, Energi dan Sumber

Daya Mineral, Kota Medan, 2007).

Berdasarkan Laporan Basis Data Lingkungan Hidup Kota Medan Tahun

2007, tingkat pertumbuhan penduduk di Kota Medan dalam kurun waktu 6 tahun

(Tahun 2000 – 2005) adalah sebesar 1,43 % pertahun. Pertumbuhan penduduk yang

demikian pesat akan membawa konsekuensi peningkatan aktivitas penduduk yang

berakibat kepada peningkatan polusi udara.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Peningkatan penduduk juga diikuti dengan peningkatan jumlah kendaraan

bermotor. Berdasarkan Laporan dari Basis Data Lingkungan Hidup Kota Medan

Tahun 2007 peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Kota Medan dalam 7 (tujuh)

tahun (tahun 2000 – 2006) adalah sebagaimana tertera pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis


Kendaraan di Kota Medan

Tahun Jenis Kendaraan Jumlah


Mobil Mobil Bus Sepeda
Penumpang Gerobak Motor
2000 112.220 84.853 10.773 455.476 663.322
2001 120.271 88.932 11.042 493.896 714.141
2002 128.882 93.989 11.424 558.236 792.531
2003 138.179 99.464 11.815 657.460 906.918
2004 149.302 104.776 12.108 756.569 1.022.755
2005 164.314 112.001 12.406 883.406 1.172.127
2006 175.198 116.184 12.619 985.745 1.289.746
Sumber: Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Medan, 2007

Kegiatan transportasi mempunyai kontribusi terhadap polusi udara atmosfir.

Setiap liter bahan bakar yang dibakar akan mengemisikan sekitar 100 gram Karbon

Monoksida; 30 gram Oksida Nitrogen; 2,5 Kg Karbon Dioksida dan berbagai

senyawa lainnya termasuk senyawa sulfur (Hickman, 1999).

Karbon monoksida (CO) merupakan suatu gas yang tidak berwarna, tidak

berbau, dan tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu -1920C.

Keberadaan gas ini sebagian besar merupakan hasil pembakaran bahan bakar fosil

dengan udara, berupa gas buangan. Buangan asap kendaraan bermotor juga

merupakan salah satu penghasil gas CO terbesar di samping aktivitas industri

(Wardhana, 2001).

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Terhisapnya gas CO ke paru-paru akan menghalangi masuknya oksigen yang

sangat dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini terjadi karena CO mudah bereaksi dengan

darah. Keracunan gas Karbon Monoksida dapat ditandai dari keadaan mula-mula

terasa pusing, sakit kepala dan mual, kondisi lebih berat berupa menurunnya

kemampuan gerak tubuh, serangan jantung sampai kematian (Manik, 2007).

Dampak Sulfurdioksida terhadap kesehatan manusia dan hewan adalah

terganggunya saluran pernapasan dan iritasi mata. Pada konsentrasi yang sangat

tinggi dapat menimbulkan kematian. Konsentrasi SO2 sampai 38 ppm pernah terjadi

di Belgia mengakibatkan 60 orang tewas serta ratusan sapi dan ternak lainnya mati

(Manik, 2007).

Nitrogen dioksida merupakan gas yang berwarna merah keabu-abuan dan

yang terpenting dalam udara tercemar. Reaksi NO dengan oksigen akan

meningkatkan NO2 (Wardhana, 2001).

Kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara di daerah

perkotaan dan menyumbang 70% emisi NOx, 52% emisi VOC dan 23% partikulat

(Department of Environment & Conservation, 2005).

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 1.2. Sumber Pencemaran NOx di Udara
Sumber Pencemaran % Bagian % Total
Transportasi 39,3
- Mobil bensin 32,0
- Mobil diesel 2,9
- Pesawat terbang (dapat 0,0
diabaikan)
- Kereta api 1,9
- Kapal laut 1,0
- Sepeda motor, dll 1,5
Pembakaran stasioner 48,5
- Batubara 19,4
- Minyak 4,8
- Gas alam (termasuk LPG & 23,3
kerosin)
- Kayu 1,0
Proses industri 1,0
Pembuangan limbah padat 2,9
Lain – lain: 8,3
- Kebakaran hutan 5,8
- Pembakaran batubara sisa 1,0
- Pembakaran limbah pertanian 1,5
- Pembakaran lain-lain 0,0
Total 100,0 100,0
Sumber: Wardhana, 2001

Peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Kota Medan juga berpotensi

semakin meningkatnya polusi udara dan gangguan penyakit pada warga. Berdasarkan

data dari Dinas Kesehatan Kota Medan, penyakit ISPA menempati peringkat 1 (satu)

dari 10 (sepuluh) penyakit terbesar yang ada di Puskesmas Kota Medan pada 5 (lima)

tahun terakhir yaitu sejak tahun 2003 – 2007.

Perkembangan Kota Medan menuju Kota Metropolitan dengan pertambahan

jumlah kendaraan bermotor yang sangat pesat, penurunan kualitas udara yang

diakibatkan emisi kendaraan bermotor merupakan suatu masalah yang perlu ditangani

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
dengan melahirkan kebijakan-kebijakan untuk pengendalian kualitas udara namun

pada sisi yang lain adalah suatu hal yang sulit untuk melakukan pengukuran langsung

terhadap kendaraan bermotor yang sangat banyak jumlahnya sehingga mengestimasi

emisi kendaraan bermotor melalui pendekatan faktor emisi sangat membantu untuk

memprediksi besarnya beban pencemar udara ambien yang bersumber dari kendaraan

bermotor, sehingga penelitian Estimasi emisi kendaraan bermotor di beberapa jalan

di Kota Medan ini perlu dilaksanakan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka permasalahan yang dapat

dirumuskan adalah:

1. Berapa besarnya konsentrasi emisi dari kendaraan bermotor?

2. Bagaimana persentase emisi yang dihasilkan oleh berbagai jenis kendaraan

bermotor?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui konsentrasi emisi dari kendaraan bermotor di beberapa ruas jalan

Kota Medan.

2. Mengetahui persentase emisi yang dihasilkan berbagai jenis kendaraan bermotor

di beberapa ruas jalan Kota Medan.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi ilmu pengetahuan: sebagai bahan masukan dalam melakukan kajian

ilmiah tentang pengendalian udara.

2. Manfaat bagi pemerintah: sebagai bahan masukan dalam pembuatan kebijakan

dalam bidang transportasi.

3. Manfaat bagi masyarakat: sebagai masukan untuk mengetahui pengawasan

terhadap perubahan kualitas udara yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Polutan Udara

Salah satu jenis pencemaran lingkungan adalah pencemaran udara. Secara

umum penyebab pencemaran udara ada dua macam, yaitu yang terjadi secara

alamiah, seperti debu yang diterbangkan oleh angin, debu akibat letusan gunung

berapi, pembusukan sampah dan lain-lain. Faktor akibat perbuatan manusia yang

pada umumnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu yang berasal dari sumber

bergerak (kendaraan bermotor, kapal terbang, dll) dan sumber tidak bergerak yaitu

kegiatan industri (Wardhana, 2001).

Menurut Mulia (2005) pencemaran udara dapat menimbulkan dampak

terhadap kesehatan, harta benda, ekosistem, maupun iklim. Gangguan kesehatan

sebagai akibat pencemaran udara terjadi pada saluran pernafasan dan organ

penglihatan. Salah satu dampak kronis dari pencemaran udara adalah bronchitis dan

emphysema.

Pada konsentrasi yang berlebihan zat-zat pencemar dapat membahayakan

kesehatan manusia atau hewan, menyebabkan kerusakan tanaman, atau material, serta

gangguan lainnya seperti berkurangnya jarak pandang dan bau konsentrasi zat

pencemar di udara bebas dipengaruhi beberapa faktor seperti volume bahan

pencemar; karakteristik zat; iklim (terutama curah hujan, arah dan kecepatan angin)

serta topografi (Manik, 2007).

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Secara visual selalu terlihat asap dari knalpot kendaraan dengan bahan bakar

solar dan tidak terlihat pada kendaraan berbahan bakar bensin. Emisi kendaraan

bermotor berupa nitrogen, karbon dioksida dan uap air bukan merupakan gas yang

berbahaya namun selain dari gas-gas tersebut ternyata emisi kendaraan bermotor

mengandung karbon monoksida (CO), senyawa hidrokarbon (HC), berbagai oksida

nitrogen (NOx), oksida sulfur (SOx) dan partikulat debu termasuk timbal (Pb)

(Hickman, 1999).

Senyawa karbon monoksida (CO) yang terbentuk dari emisi gas buang adalah

akibat dari tidak sempurnanya sistem pembakaran pada mesin kendaraan bermotor.

Untuk menurunkan kadar karbon monoksida pada gas buang biasanya dilakukan

penggunaan katalis yang mengubah karbon monoksida menjadi karbon dioksida.

Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan

turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak

(Sudrajad, 2005).

Pencemaran udara yang terjadi di Jakarta 60% adalah disebabkan karena

benda bergerak atau transportasi umum yang berbahan bakar solar terutama dari

Metromini (Sudrajad, 2005).

Menurut Sudrajad (2005) secara teoritis ada 3 (tiga) teori yang

mengemukakan terbentuknya NOx, yaitu:

1. Thermal NOx (Extended Zeldovich Mechanism). Proses ini disebabkan gas

nitrogen yang beroksidasi pada suhu tinggi pada ruang bakar (>1800 K).

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Thermal NOx ini didominasi oleh emisi NO

(NOx NO + NO2).

2. Prompt NOx

Formasi NOx ini akan terbentuk cepat pada zona pembakaran.

3. Fuel NOx

NOx formasi ini terbentuk karena kandungan N dalam bahan bakar.

Nitrogen oksida yang ada di udara yang dihirup oleh manusia dapat

menyebabkan kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi dengan atmosfir zat ini

membentuk partikel-partikel nitrat yang amat halus yang dapat menembus bagian

terdalam paru-paru. Selain itu zat oksida ini jika bereaksi dengan asap bensin yang

tidak terbakar dengan sempurna dan zat hidrokarbon lain akan membentuk ozon

rendah atau smog kabut berawan coklat kemerahan yang menyelimuti beberapa kota

besar dunia (Sudrajad, 2005).

Udara yang telah tercemar oleh gas Nitrogen Oksida tidak hanya berbahaya

bagi manusia dan hewan tetapi juga bagi tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik

pada permukaan daun, dan bila konsentrasi tinggi menyebabkan nekrosis atau

kerusakan jaringan daun sehingga tidak dapat berfungsi sebagai tempat terbentuknya

karbohidrat melalui fotosintesis (Wardhana, 2001).

Menurut Sudrajad (2005) emisi Sulfur Oksida terbentuk dari fungsi

kandungan sulfur dalam bahan bakar, selain itu kandungan sulfur dalam pelumas,

juga menjadi penyebab terbentuknya emisi sulfur oksida. Struktur sulfur terbentuk

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
pada ikatan aromatic dan alkyl. Dalam proses pembakaran sulfur dioxide dan sulfur

trioxide terbentuk dari reaksi:

S + O2 SO2
SO2 + ½ O2 SO3

Kandungan SO3 dalam SOx sangat kecil sekali yaitu sekitar 1-5%. Gas yang

berbau tajam tapi tidak berwarna ini dapat menimbulkan serangan asma, gas ini pun

jika bereaksi di atmosfir akan membentuk zat asam (Sudrajad, 2005).

2.2. Akibat Pencemaran Udara

Menurut Whardana (2001) pencemaran udara ini berdampak sangat luas bagi

kehidupan makhluk hidup terutama manusia. Pencemaran udara menimbulkan

dampak contohnya pemanasan global pada planet bumi yang mengakibatkan

mencairnya es di daerah kutub. Udara yang tercemar dapat meningkatkan berbagai

jenis penyakit seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas). Untuk jangka waktu

yang panjang penurunan kualitas udara dapat menyebabkan kematian, penyakit

kanker yang disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor, asap kebakaran hutan dan

emisi kegiatan industri maupun rumah tangga.

Akibat pencemaran udara dari kendaraan bermotor, saat ini tercatat, penyakit

infeksi saluran pernafasan akut dan gangguan penafasan lain selalu menduduki

peringkat atas dari 10 penyakit terbanyak yang dilaporkan oleh pusat-pusat pelayanan

kesehatan puskesmas, klinik dan rumah sakit (Mulia, 2005).

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun

1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara, Pemerintah menetapkan Indeks

Standar Pencemar Udara yang merupakan angka yang tidak mempunyai satuan untuk

menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu yang

didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk

hidup lainnya sebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel 2.1. Indeks Standar Pencemar Udara

Kategori Rentang Penjelasan


0 – 50 Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi
Baik kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh
pada tumbuhan, bangunan, ataupun estetika.
Sedang 51-100 Tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada
kesehatan manusia atau hewan tetapi berpengaruh pada
tumbuhan yang sensitif, dan nilai estetika
Tidak 101-199 Tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada
sehat manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa
menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai
estetika.
Sangat 200-299 Tingkat kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan
tidak sehat pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.
Berbahaya 300-lebih Tingkat kualitas udara berbahaya yang secara umum
dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.
Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Thn 1997

Tabel 2.2. Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang

Pencemar Sumber Keterangan


Karbon Buangan kendaraan bermotor; Standar kesehatan: 10 mg/m3 (9
monoksida (CO) beberapa proses industri ppm)
Sulfur dioksida Panas dan fasilitas pembangkit Standar kesehatan: 80 ug/m3 (0.03
(S02) listrik ppm)
Nitrogen Buangan kendaraan bermotor; Standar kesehatan: 100 pg/m3
dioksida (N02) panas dan fasilitas (0.05 ppm) selama 1 jam
Sumber: Bapedal, 2002.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
2.3. Emisi Kendaraan Bermotor

Inventarisasi emisi mempunyai berbagai tujuan yaitu untuk mengidentifikasi

kecenderungan pola emisi tahunan; perbandingan emisi saat ini dengan baseline;

memperkirakan konsentrasi polutan ambient dengan menggunakan air quality models

(Frey, 1997).

Kendaraan bermotor yang digunakan sekarang ini adalah penyebab polusi.

Kebanyakan dari kendaraan bermotor mengubah fosil menjadi energi mekanik dan

40% energi fosil diubah menjadi energi panas yang pada akhirnya memanaskan

lingkungan (Torok, 2005).

Gas buang kendaraan bermotor merupakan sumber polusi udara yang utama

di kawasan perkotaan. Emisi kendaraan bermotor disebabkan oleh perilaku

mengemudi dan kondisi lingkungan. Emisi kendaraan bermotor akan berbeda dari

satu daerah dengan daerah lainnya dikarenakan adanya perbedaan atau variasi disain

jalan serta kondisi lalu-lintas (Liu, et.al, 2006).

Polusi yang diakibatkan dari buangan kendaraan bermotor adalah exhaust gas

dan hidrokarbon yang diakibatkan oleh penguapan bahan bakar. Kendaraan bermotor

yang dijalankan di bawah temperatur normal akan boros pada pemakaian bahan bakar

dan akan lebih banyak emisi yang dihasilkan dibandingkan bila mesin telah panas

(Hickman, 1999).

Emisi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor dapat terbagi dalam tiga

kategori yaitu hot emission, start emission, dan evaporation emission (Hickman,

1999).

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Hot Emission adalah emisi yang dihasilkan selama kendaraan beroperasi pada

kondisi normal; Start Emission merupakan emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan

hanya pada saat kendaraan mulai berjalan, sedangkan Evaporation Emission dapat

terjadi dalam berbagai cara misalnya saat pengisian bahan bakar, peningkatan

temperatur harian dan lain sebagainya (Hickman, 1999).

Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup Pasal 1 butir 12 yang berisikan bahwa Pencemaran Lingkungan

Hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau

komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga

kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup

tidak berfungsi sesuai peruntukannya, maka dapat dipastikan bahwa jika sesuatu zat,

benda atau energi yang masuk ke dalam wahana lingkungan yang berakibat turunnya

kualitas lingkungan maka kegiatan tersebut telah dikategorikan dengan pencemaran

(UU No. 23 Tahun 1997).

Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 emisi

didefinisikan sebagai masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan atau komponen

lain ke udara ambient.

Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Bahan bakar

yang dikeluarkan oleh mesin dengan bahan bakar bensin maupun solar sebenarnya

memiliki kandungan gas buang yang tidak jauh berbeda komposisinya. Komposisi

dari gas buang ini bergantung kepada kondisi mengemudi, jenis mesin, alat

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi dan faktor lain yang membuat pola emisi

menjadi rumit (Hickman, 1999).

Estimasi Emisi kendaraan bermotor dilaksanakan dengan satu asumsi bahwa

semua aktivitas kendaraan bermotor adalah sama terlepas dari adanya variasi lalu

lintas dan cara mengemudi. Faktor emisi didasarkan kepada kecepatan rata-rata dan

diasumsikan di daerah perkotaan (Nesamani, et.al, 2006).

Menurut Hickman (1999), beberapa metode dapat digunakan untuk

menghitung emisi, yaitu: perhitungan yang didasarkan kepada kegiatan transportasi.

Ini merupakan metode dasar atau suatu metode yang umum menghitung emisi yang

bersumber dari kendaraan bermotor di jalan; perhitungan yang didasarkan kepada

konsumsi energi, perhitungan yang didasarkan kepada neraca karbon; serta

perhitungan yang dilakukan untuk polutan spesifik.

Faktor emisi adalah massa polutan (gram) yang dikeluarkan oleh kendaraan

bermotor setiap kilometer yang dijalani (Department for Environment, Food, Rural

Affairs, 2007).

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengestimasi besarnya polutan

udara yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor di beberapa kota besar penelitian

yang dilakukan di India oleh Sharma, et.al (2004) telah mengestimasi emisi sektor

transportasi di lima kota besar India sebagaimana tabel di bawah ini.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 2.3. Estimasi Emisi (dalam Ribu Tons) dari 7 (Tujuh) Kota Besar
di India pada Tahun 1997-1998

Nama Kota CO2 CO NO SO2 HC


Delhi 5460 386,8 1520 91,1 177,8
Mumbai 820 153,5 310 19,2 30,8
Kolkata 550 114,9 440 26,8 12,3
Chennai 240 99 230 13,5 63,6
Bangalore 220 92 250 14,8 69,1
Hyderabad 630 44,2 130 8,2 50,5
Ahmedabad 580 39,5 140 8,6 37,6
Sumber: Sharma, et.al, 2004.

Sharma, et.al (2004) melakukan penelitian ini dengan mengasumsikan bahwa

pola berkendara yang sama serta semua kendaraan bermotor adalah baru dan

menggunakan prinsip dasar pembakaran dalam mengestimasi emisi di kota-kota besar

yang ada di India.

Penelitian yang dilakukan oleh Sharma, et.al (2004) ini memperlihatkan

bahwa Kota Delhi paling banyak diemisikan polutan Karbon Monoksida dan ini

merupakan kota dengan populasi total kendaraan bermotor yang paling besar diantara

7 (tujuh) kota yang dilakukan estimasi emisi yang bersumber dari kendaraan

bermotor.

Penelitian yang dilakukan oleh Hoglund, et.al (1999) menyimpulkan bahwa

hasil yang didapatkan pada suatu lokasi tertentu adalah sulit untuk

menyamaratakannya sehingga kajian harus dilakukan untuk kasus khusus dengan

bentuk jalan maupun simpangan jalan berbeda dikarenakan intensitas yang berbeda

sepanjang waktu.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Penelitian yang dilakukan oleh Liu, et.al (2007) telah berhasil

membandingkan emisi kendaraan bermotor di Beijing dan Shanghai di mana kondisi

kedua kota berbeda dalam hal kebijakan transportasi dan didapat hasil sebagaimana

tabel di bawah ini.

Tabel 2.4. Perbandingan Emisi Keseluruhan (perhari)

VKT (Km) CO (t) VOC (t) NOx(t) PM(t) CO2(t)


Beijing 109568844 2403 192 199 3 42753
Shanghai 50928200 1009 113 189 4 21037
Sumber: Liu, et.al, 2007.

Menurut Liu, et.al (2007) perbedaan emisi yang dihasilkan oleh kendaraan

bermotor di kedua kota besar di China terjadi karena perbedaan kebijakan dalam

bidang manajemen transportasi antar kedua kota tersebut.

Emisi kendaraan bermotor berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya

disebabkan oleh perbedaan disain jalan maupun kondisi lalu lintas (Hung, et.al,

2006).

Emisi kendaraan bermotor di jalan disebabkan oleh tiga faktor yaitu volume

total kendaraan bermotor; karakteristik kendaraan bermotor; kondisi umum lalu lintas

saat itu (Zongan, et.al, 2005).

Menurut Zhongan, et.al (2005) formula dasar untuk mengestimasi emisi

dengan memakai emisi faktor adalah sebagai berikut:

Emission (g) = emission factor (g/km) * Vehicle kilometers traveled (km)

Untuk ruas jalan arteri dengan panjang L, karakteristik lalu lintas dianggap tetap,

maka intensitas emisi sumber garis dihitung dengan formula berikut:

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
E p   L * Ni * Fpi
n

i 1

Di mana:

L = Panjang jalan yang diteliti


Ni = Jumlah kendaraan bermotor tipe i yang melintas ruas jalan (kendaraan/jam)
Fpi= Faktor emisi kendaraan bermotor tipe i (g/Km)
I = Tipe kendaraan bermotor (1 –n)
Ep = Intensitas emisi dari suatu ruas (g/jam/km)
P = Jenis polutan yang diestimasi

Penelitian yang dilakukan oleh Zongan, et.al (2005) di enam ruas jalan di kota

Xi’an dilaksanakan dengan memakai formula mendapati besaran polutan CO dan

NO2 adalah sebagaimana tabel berikut ini.

Tabel 2.5. Emisi Kendaraan Bermotor di Enam Ruas Jalan Kota Xi ‘an

Lokasi Rata-rata Harian


CO(mg/meter/detik) NO2(mg/meter/detik)
West 1st Ring Road 27,46 2,58
East 1st Ring Road 24,25 2,12
North 1st Ring Road 22,25 2,25
Hua Qing road 12,31 1,39
Zao Yuan Road 18,60 2,08
Zhang Ba Bei Road 14,21 1,44
Sumber: Zhongan, et.al, 2005.

Berdasarkan penelitian ini Zhongan, et.al (2005) menyimpulkan bahwa

konsentrasi NOx akan meningkat sejalan dengan peningkatan emisi NOx dan polutan

NOx merupakan polutan yang menjadi perhatian utama polusi udara di Xi’an.

Emisi kendaraan bermotor merupakan salah satu sumber utama polusi di Kota

Xi’an dan didapatkan dari estimasi emisi yang dilakukan bahwa sumbangan polusi

NOx dan CO dari lalu lintas kota adalah 46,43% dan 51,64% (Zhongan, et.al, 2005).

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
BAB III

METODOLOGI

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Data lapangan didapatkan secara langsung di tiga ruas jalan yang menjadi

objek penelitian, yaitu: Jalan Medan-Binjai di Km 7,5 sepanjang 200 meter; Jalan

Medan-Tg Morawa Km 10 sepanjang 200 m; dan Jalan Medan-Tembung tepatnya

di Jalan Letda Sudjono sekitar 150 meter dari akses masuk pintu toll Bandar Selamat

sepanjang 200 meter, dilaksanakan masing-masing pada tanggal 5, 6, dan 17 Mei

2008 dilokasi Medan-Binjai dan Medan-Tg Morawa sementara di Medan-Tembung

dilaksanakan pada 19, 20 dan 24 Mei 2008.

Pemilihan panjang jalan 200 meter dimaksudkan agar kendaraan yang

melintas masih dapat terlihat oleh petugas pengamat.

Pemilihan lokasi di ketiga ruas jalan didasarkan pertimbangan bahwa jalan

Medan-Binjai untuk mengantisipasi kendaraan bermotor yang berasal dari Aceh,

Langkat maupun Binjai; ruas Jalan Medan-Tg Morawa mengantisipasi kendaraan dari

arah Tg Morawa yang masuk Kota Medan demikian pula di Medan-Tembung untuk

kendaraan bermotor yang datang dari Tg Morawa melalui toll dan dari kawasan

Tembung.

Ruas Jalan Medan-Binjai, Medan-Tg Morawa dan Medan-Tembung yang

menjadi lokasi penelitian adalah sebagaimana pada Gambar 3.1 berikut ini.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Gambar 3.1. Peta Lokasi Pengamatan Lapangan

3.2. Metode Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan melakukan survei lapangan untuk

menghitung jumlah dan jenis kendaraan bermotor yang melalui jalanan yang menjadi

objek penelitian, dan faktor emisi didapat dari literatur.

3.2.1. Survei lapangan

Pengambilan data berupa jenis dan jumlah kendaraan yang melintas di ruas

jalan yang menjadi target penelitian dilaksanakan secara langsung di lapangan dengan

menempatkan beberapa orang petugas sampling di lokasi yang saling berlawanan.

Pemilihan panjang jalan yang menjadi target kajian adalah merupakan suatu

ruas jalan dengan kondisi bagus dan lurus yang tidak ada belokan. Hal ini diambil

untuk mendapatkan kecepatan rata-rata kendaraan yang konstan dan kendaraan tidak

mendapatkan hambatan samping seperti adanya pemberhentian kendaraan (parkir)

ataupun adanya pedagang kaki lima yang menyebabkan adanya pengurangan

kecepatan oleh pengemudi kendaraan.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Data jumlah dan jenis kendaraan yang melalui ruas jalan di ketiga lokasi yang

menjadi objek penelitian dilakukan secara langsung selama 3 hari (Senin, Selasa, dan

Sabtu) dengan asumsi bahwa Senin dan Selasa mewakili hari sibuk sementara Sabtu

adalah hari libur.

Pengambilan data primer berupa jumlah dan jenis kendaraan bermotor yang

melintas di ketiga ruas jalan yang menjadi objek penelitian adalah dengan

menempatkan posisi pengamat pada inlet dan outlet dengan jarak 200 m dengan

rentang waktu selama 12 jam yang dimulai pada pukul 06.00 hingga pukul 18.00

WIB. Kebutuhan waktu ini dibagi setiap 15 menit, hal ini diperlukan agar data lalu

lintas yang didapatkan lebih akurat.

Penghitungan kecepatan rata-rata kendaraan yang melintas dilakukan dengan

menggunakan stop watch dan dilakukan secara acak terhadap setiap kendaraan yang

melintas sehingga didapatkan rata-rata kecepatan kendaraan yang melintas di area

penelitian.

3.2.2. Bahan dan alat

Dalam pelaksanaan penelitian ini alat dan bahan yang dipergunakan adalah

sebagai berikut:

a. Stop watch.

b. Counter.

c. Kain berwarna.

d. Alat Tulis.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
3.2.3. Persamaan yang digunakan

E p   L * Ni * Fpi
n

i 1

Di mana:
L = Panjang jalan yang diteliti
Ni = Jumlah kendaraan bermotor tipe i yang melintas ruas jalan (kendaraan/jam)
Fpi= Faktor emisi kendaraan bermotor tipe i (g/Km)
i = Tipe kendaraan bermotor (1 –n)
Ep = Intensitas emisi dari suatu ruas (g/jam/km)
P = Jenis polutan yang diestimasi

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Total Jumlah Kendaraan Bermotor

Hasil pengamatan yang dilakukan di ruas Jalan Medan-Binjai sepanjang 200

meter didapat data kecepatan rata-rata kendaraan yang melintas berkisar antara 30-40

Km/jam, serta jenis dan jumlah kendaraan yang melintas sebagaimana tersaji pada

Lampiran 1.

Selanjutnya pengamatan terhadap kendaraan bermotor diruas Jalan Medan-

Tg Morawa didapat rata-rata kecepatan kendaraan berkisar 35-45 Km/jam, dan jenis

serta jumlah kendaraan yang melintas sebagaimana pada Lampiran 2.

Pengamatan yang dilakukan di ruas Jalan Medan-Tembung sepanjang 200

meter, rata-rata kecepatan kendaraan bermotor 30-40 Km/jam dengan jenis dan

jumlah kendaraan yang melintas sebagaimana tersaji pada Lampiran 3.

Bila diasumsikan bahwa kondisi lalu lintas di ruas Jalan Medan-Tembung

pada tanggal 5, 6 dan 17 Mei 2008 adalah sama seperti pada pengamatan tanggal 19,

20 dan 24 Mei 2008 maka data total jumlah kendaraan di ketiga lokasi penelitian

adalah sebagaimana Gambar 4.1 di bawah ini.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
100000
Jumlah Kendaraan 80000
(Unit)
60000
40000
20000
0
Medan - Binjai 5 Mei 6 Mei 17 Mei
Medan - Tg. Morawa Tanggal Pengamatan
Medan - Tembung

Gambar 4.1. Grafik Total Kendaraan di Ruas Jalan Medan-Binjai, Medan-


Tg Morawa dan Medan-Tembung

Dari gambar di atas terlihat bahwa total jumlah kendaraan yang paling banyak

melintas pada saat dilakukan pengamatan lapangan adalah di ruas Jalan Medan-

Binjai yaitu sebanyak 55089 unit. Hal ini disebabkan ruas Jalan Medan-Binjai

merupakan jalan masuk kendaraan yang datang dari Provinsi Aceh, Kabupaten

Langkat maupun Kota Binjai yang akan masuk Kota Medan maupun akses kendaraan

yang akan menuju Belawan.

Hasil pengamatan lapangan juga terlihat bahwa jumlah kendaraan terbanyak

melintas di ruas Jalan Medan-Binjai dan Medan-Tembung adalah pada hari Selasa.

Hal ini disebabkan pada hari Selasa kondisi lalu lintas sudah berjalan normal

sementara hari Senin angkutan barang dan masyarakat yang bepergian masih belum

banyak. Ruas Jalan Medan-Tg Morawa disebabkan akses jalan yang dilakukan

pengamatan sebahagian besar dipergunakan oleh para pekerja yang menggunakan

sepeda motor maupun angkutan penumpang, sementara pada hari Sabtu kembali

terjadi lonjakan volume kendaraan sebanyak 43041 unit dikarenakan hari libur bagi

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
sebagian besar pegawai Pemerintah dan banyak masyarakat yang bepergian baik

dengan sepeda motor maupun dengan angkutan kota.

Total jumlah kendaraan bermotor yang melintas di ruas Jalan Medan-

Tembung paling banyak pada hari Selasa yaitu sebanyak 43931 unit. Hal ini juga

dikarenakan pada hari Selasa situasi lalu lintas telah berjalan normal, dan pada hari

Sabtu kembali arus lalu lintas dari Tembung menuju Medan maupun keluar kota

melalui jalur tol melintas di ruas jalan yang menjadi pengamatan penulis sehingga

hari Sabtu arus lalu lintas sebanyak 42031 unit lebih padat daripada hari Senin yaitu

hanya 41786 unit meskipun tidak sepadat hari Selasa.

Persentase jenis kendaraan yang melalui ketiga ruas jalan adalah sebagaimana

tabel berikut ini.

Tabel 4.1. Prosentase Rata-rata Jenis Kendaraan di Ruas Jalan Medan-Binjai,


Medan-Tg Morawa dan Medan-Tembung

Jenis Kendaraan
Sepeda Motor Mobil Bus/Truk
Tanggal
Lokasi Premiu Mini
Pengamatan 4 tak 2 tak Diesel Bus Truk
m bus
(%) (%) (%) (%) (%)
(%) (%)
A* 5 Mei 2008 52,51 2,28 6,41 11,77 16,58 0,4 10,05
6 Mei 2008 54,36 1,87 6,08 11,79 17,49 0,26 8,14
17 Mei 2008 50,76 1,62 17,89 1,42 17,56 0,48 10,27
B** 5 Mei 2008 60,74 6,72 7,61 4,86 13,01 1,07 5,99
6 Mei 2008 60,75 7,02 6,28 6,66 13,3 0,74 5,25
17 Mei 2008 62,83 5,74 3,78 7,91 14,2 0,55 4,99
C*** 19 Mei 2008 70,43 2,87 5,26 0,60 14,46 0,07 6,31
20 Mei 2008 70,41 2,96 4,52 0,77 13,82 0,08 7,44
24 Mei 2008 72,12 2,81 5,09 0,37 13,54 0,09 5,98
Keterangan:
* : Ruas Jalan Medan Binjai
** : Ruas Jalan Medan-Tg Morawa
*** : Ruas Jalan Medan-Tembung

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Dari tabel persentase jenis kendaraan di atas dapat dilihat bahwa di ruas Jalan

Medan-Binjai total sepeda motor mencapai 52,38% pada hari Sabtu, dan terbesar

pada hari Selasa yaitu sekitar 56% dari total kendaraan yang melintas, demikian pula

untuk ruas Jalan Medan-Tg Morawa sekitar 67% sementara di ruas Jalan Medan-

Tembung 74% pada hari Sabtu. Hal ini bisa dijelaskan karena hari Sabtu merupakan

hari libur sehingga banyak keluarga yang menggunakan sepeda motor untuk

bepergian.

Bila kita melihat persentase jenis kendaraan bermotor yang melintas di ketiga

ruas jalan tersebut, perlu dilakukan pembatasan jumlah kendaraan roda dua yang

melintas dengan menganjurkan warga untuk memakai angkutan publik yang dapat

memuat penumpang lebih banyak namun disisi lain juga harus disikapi Pemerintah

dengan memperbanyak jalur kendaraan angkutan umum serta ongkos angkot yang

lebih murah sehingga masyarakat akan beralih memakai angkutan kota yang dapat

mengurangi volume kendaraan di jalan raya pada saat yang bersamaan.

4.2. Total Polutan Karbon Monoksida

Selanjutnya dari perhitungan estimasi emisi yang dilakukan didapat hasil

berupa besaran polutan CO yang diestimasi dilepaskan pada saat dilakukan

pengamatan sepanjang 200 meter di ruas Jalan Medan-Binjai; Medan-Tg Morawa dan

Medan-Tembung adalah sebagaimana tersaji pada Gambar 2.2.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
0.15

Emisi CO (Ton)
0.1

0.05

0
5 Mei 6 Mei 17 Mei
Medan - Binjai
Medan - Tg. Morawa Tanggal Pengamatan
Medan - Tembung

Gambar 4.2. Grafik Total Emisi CO di Ruas Jalan Medan-Binjai, Medan-Tg


Morawa dan Medan-Tembung

Dari gambar di atas terlihat bahwa emisi CO terbesar adalah di ruas Jalan

Medan-Binjai pada hari Sabtu sebesar 0,146 ton lalu hari Selasa sebanyak 0,12 ton

dan hari Senin sebesar 0,116 ton.

Berdasarkan total kendaraan bermotor yang melewati ruas jalan yang diteliti

hari Sabtu merupakan yang terkecil secara kuantitas namun bila dilihat dari jenis

kendaraan mobil penumpang berbahan bakar premium lebih banyak dari hari Selasa

maupun hari Senin.

Faktor emisi untuk mobil berbahan bakar premium adalah 19,3 gram/Km jauh

di atas faktor emisi untuk sepeda motor yang hanya 9,4 gram/Km. Pada hari Sabtu

jumlah mobil penumpang berbahan bakar premium adalah sebanyak 16893, hari

Senin sebanyak 12319 dan hari Selasa sebanyak 12986 sehingga polutan Karbon

Monoksida yang diemisikan juga jauh lebih besar bila dibandingkan dengan hari

Senin dan Selasa.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Ruas Jalan Medan-Tg Morawa terlihat bahwa kuantitas terbesar kendaraan

yang melintas pada hari Sabtu sebanyak 43041 kendaraan diikuti hari Senin 41801

serta hari Selasa sebanyak 40664.

Emisi Karbon Monoksida yang kuantitas terbesar pada hari Senin yaitu 0,105

ton CO diikuti hari Selasa sebesar 0,096 ton serta hari Sabtu 0,094 ton. Hal ini terjadi

karena kuantitas kendaraan mobil penumpang berbahan bakar premium lebih banyak

melintas pada hari Senin yaitu sebesar 8622 kendaraan sementara pada hari Selasa

sebesar 8126 dan hari Sabtu hanya 7736 kendaraan.

Polutan Karbon Monoksida rata-rata diemisikan sebesar 0,056 ton mulai

pukul 06.00-12.00 Wib diruas Jalan Medan-Binjai dan nilai ini sedikit lebih besar

dibanding pada pukul 12.00-18.00 Wib sebesar 0,053 ton. Hal ini disebabkan karena

jumlah mobil penumpang di pagi hari lebih banyak daripada di sore hari.

Di ruas Jalan Medan-Tg Morawa polutan Karbon Monoksida yang diemisikan

pada pagi hari sebesar 0,045 ton dan 0,042 ton di sore hari, dan diruas Jalan Medan-

Tembung 0,05 di pagi hari.

Dari Tabel 4.1 di atas terlihat bahwa prosentase jenis kendaraan penumpang

berbahan bakar premium di ruas Jalan Medan-Tg Morawa pada hari Senin sebesar

20,62%; hari Selasa 19,58% dan hari Sabtu 17,98% sehingga kuantitas emisi Karbon

Monoksida yang teremisikan juga lebih besar pada hari Senin.

Kuantitas kendaraan yang terbanyak melintas di ruas Jalan Medan-Tembung

adalah hari Selasa sebanyak 43931 kendaraan diikuti hari Sabtu 42031 dan hari Senin

sebanyak 41786. Prosentase jenis mobil penumpang berbahan bakar premium pada

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
hari Senin 19,72 %, hari Selasa 18,34 % dan hari Sabtu 18,63 %. Prosentase mobil

penumpang berbahan bakar premium tidak begitu berbeda jauh di ketiga hari

pelaksanaan penelitian demikian pula prosentase untuk sepeda motor tidak

mengalami perbedaan yang cukup signifikan yaitu hari senin 73,30 %, lalu hari

Selasa sebesar 73,37 % dan hari Sabtu 74,93 % sehingga emisi Karbon Monoksida

terbesar diemisikan pada hari Selasa sebesar 0,092 ton, lalu hari Sabtu sebesar 0,091

ton dan hari Senin sebanyak 0,09 ton.

Dari tabel di bawah ini didapat persentase emisi berdasarkan jenis kendaraan

yang melintas diperoleh bahwa yang paling besar persentase emisi diketiga ruas jalan

adalah untuk jenis sepeda motor 4 tak, diikuti oleh kendaraan mini bus serta mobil

pribadi berbahan bakar premium.

Tabel 4.2. Prosentase Emisi CO Berdasarkan Jenis Kendaraan Bermotor


di Ruas Jalan Medan-Binjai; Medan-Tg Morawa dan Medan-
Tembung

Jenis Kendaraan
Sepeda Motor Mobil Bus/Truk
Tanggal
Lokasi Diese Mini
Pengamatan 4 tak 2 tak Premium Bus Truk
l bus
(%) (%) (%) (%) (%)
(%) (%)
A* 5 Mei 2008 47,83 2,07 12,45 0,76 32,24 0,18 4,47
6 Mei 2008 48,76 1,68 11,64 0,75 33,49 0,11 3,57
17 Mei 2008 38,13 1,17 28,63 0,07 28,09 0,16 3,75
B** 5 Mei 2008 52,69 5,83 14,10 0,30 24,10 0,45 2,54
6 Mei 2008 54,6 5,99 11,81 0,42 24,60 0,35 2,23
17 Mei 2008 57,01 5,21 7,31 0,51 27,50 0,24 2,22
C*** 19 Mei 2008 59,40 2,42 9,48 0,04 26,04 0,03 2,60
20 Mei 2008 60,57 2,55 8,31 0,05 25,37 0,03 3,13
24 Mei 2008 61,28 2,39 9,23 0,02 24,56 0,04 2,48
Keterangan:
* : Ruas Jalan Medan Binjai
** : Ruas Jalan Medan-Tg Morawa
*** : Ruas Jalan Medan-Tembung

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
4.3. Total Polutan Nitrogen Oksida

Berdasarkan estimasi emisi yang telah dilakukan didapat data total emisi

Nitrogen Oksida di ruas jalan Medan-Binjai; Medan-Tg Morawa dan Medan-

Tembung adalah sebagaimana Gambar 4.3 di bawah ini.

0.015
Emisi NOx (Ton)

0.01

0.005

0
5 Mei 6 Mei 17 Mei
Medan - Binjai
Medan - Tg. Morawa Tanggal Pengamatan
Medan - Tembung

Gambar 4.3. Total Emisi NOx di Ruas Jalan Medan-Binjai, Medan-Tg


Morawa dan Medan-Tembung

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa emisi Nitrogen Oksida di ruas Jalan

Medan-Binjai adalah 0,014 ton sementara di ruas Jalan Medan-Tg Morawa 0,009 ton

pada hari Senin dan Selasa serta di ruas Jalan Medan-Tembung 0,01 ton.

Prosentase emisi NOx berdasarkan jenis kendaraan bermotor di ruas Jalan

Medan-Binjai; Medan-Tg Morawa dan Medan-Tembung adalah sebagaimana tabel

di bawah ini.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 4.3. Prosentase Emisi NOx Berdasarkan Jenis Kendaraan Bermotor
di Ruas Jalan Medan-Binjai; Medan-Tg Morawa dan Medan-
Tembung

Jenis Kendaraan
Tanggal Sepeda Motor Mobil Bus/Truk
Lokasi
Pengamatan 4 tak 2 tak Premium Diesel Mini bus Bus Truk
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
A* 5 Mei 2008 16,19 0,70 7,29 6,66 18,87 1,90 48,41
6 Mei 2008 18,36 0,63 7,58 7,30 21,81 1,36 42,96
17 Mei 2008 14,44 0,44 18,74 0,71 18,38 1,88 45,41
B** 5 Mei 2008 23,11 2,56 10,69 3,39 18,28 6,33 35,64
6 Mei 2008 25,15 2,76 9,40 5,01 19,60 5,18 32,90
17 Mei 2008 26,62 2,44 5,90 6,14 22,20 3,63 33,07
C*** 19 Mei 2008 28,51 1,16 7,87 0,45 21,61 0,47 39,93
20 Mei 2008 27,08 1,14 6,42 0,54 19,62 0,48 44,72
24 Mei 2008 30,14 1,18 7,85 0,28 20,89 0,61 39,05
Keterangan :
* : Ruas Jalan Medan Binjai
** : Ruas Jalan Medan-Tg Morawa
*** : Ruas Jalan Medan-Tembung

Jenis kendaraan truk sebagai sumber utama emisi polutan NOx di ketiga ruas

jalan yang dilakukan penelitian. Bila kita hubungkan prosentase jumlah kendaraan

di ruas Jalan Medan-Binjai, kendaraan truk hanya 9% dari total kendaraan yang

melintas dari jalan ruas Jalan Medan-Binjai namun prosentase emisi mencapai 45%

dari total polutan NOx yang diemisikan di ruas jalan tersebut.

Kondisi di atas dapat dijelaskan karena faktor emisi untuk kendaraan truk

adalah 6,69 gram/Km jauh di atas faktor emisi untuk mobil penumpang yang hanya

1,58 gram/Km, sepeda motor hanya 0,428 gram/Km.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
4.4. Total Polutan Sulfur Dioksida

Berdasarkan estimasi yang telah dilakukan didapat besaran polutan SO2 yang

diemisikan di ruas Jalan Medan-Binjai; Medan-Tg Morawa dan Medan-Tembung

adalah sebagaimana gambar di bawah ini.

0.001
0.0008
Emisi SO 2
(Ton)

0.0006
0.0004
0.0002
0
Medan - Binjai 5 Mei 6 Mei 17 Mei
Medan - Tg. Morawa Tanggal Pengamatan
Medan - Tembung

Gambar 4.4. Total Emisi SO2 di Ruas Jalan Medan-Binjai, Medan-Tg


Morawa dan Medan-Tembung

Dari gambar di atas didapat besar polutan SO2 di ruas Jalan Medan-Binjai

rata-rata 0,001 ton, di ruas Jalan Medan-Tg.Morawa rata-rata 0,0007 ton dan di ruas

Jalan Medan-Tembung 0,0004 ton.

Ruas Jalan Medan-Binjai relatif lebih banyak dilalui truk yaitu rata-rata

sebanyak 4918 unit dibandingkan dengan ruas jalan Medan-Tembung maupun

Medan-Tg Morawa sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap polutan SO2 yang

diemisikan di ruas Jalan Medan-Binjai.

Ruas Jalan Medan-Tg Morawa merupakan ruas jalan yang paling sedikit

dilintasi oleh truk dibandingkan dengan dua ruas jalan lainnya. Hal ini dikarenakan

kebanyakan truk melintasi jalur tol menuju Tg Morawa sehingga tidak melintas

di ruas jalan yang dilakukan penelitian.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Ruas Jalan Medan-Tembung relatif lebih banyak dilintasi oleh truk yaitu rata-

rata sebanyak 2806 unit dibandingkan di ruas Jalan Medan-Tg Morawa rata-rata

sebanyak 2277 unit. Hal ini mempengaruhi besar polutan SO2 yang diemisikan di ruas

Jalan Medan-Tembung lebih banyak dibandingkan dengan ruas Jalan Medan-Tg

Morawa.

Selanjutnya prosentase besaran polutan SO2 yang diemisikan di ruas Jalan

Medan-Binjai; Medan-Tg Morawa dan Medan-Tembung berdasarkan jenis kendaraan

bermotor yang melintas adalah sebagaimana pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4. Prosentase Emisi SO2 Berdasarkan Jenis Kendaraan Bermotor


di Ruas Jalan Medan-Binjai; Medan-Tg Morawa dan Medan-
Tembung

Jenis Kendaraan
Tanggal Sepeda Motor Mobil Bus/Truk
Lokasi
Pengamatan 4 tak 2 tak Premium Diesel Mini bus Bus Truk
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
A* 5 Mei 2008 7,21 0,31 1,81 26,18 4,68 2,26 57,55
6 Mei 2008 8,42 0,29 1,94 29,56 5,57 1,66 52,56
17 Mei 2008 8,59 0,26 6,22 3,71 6,10 2,99 72,13
B** 5 Mei 2008 12,58 1,38 3,24 16,30 5,54 9,20 51,76
6 Mei 2008 13,25 1,44 2,75 23,30 5,74 7,28 46,24
17 Mei 2008 13,52 1,24 1,67 27,54 6,29 4,92 44,82
C*** 19 Mei 2008 18,07 0,73 2,76 2,50 7,61 0,78 67,55
20 Mei 2008 16,11 0,68 2,14 2,83 6,51 0,76 70,97
24 Mei 2008 19,37 0,76 2,81 1,59 7,48 1,04 66,95
Keterangan:
* : Ruas Jalan Medan Binjai
** : Ruas Jalan Medan-Tg Morawa
*** : Ruas Jalan Medan-Tembung

Tabel di atas memperlihatkan dengan jelas prosentase sumber polutan SO2

yang diemisikan di ruas Jalan Medan-Binjai; Medan-Tg Morawa dan Medan-

Tembung bersumber dari truk yaitu rata-rata 61% di ruas Jalan Medan-Binjai; 48%

di ruas Jalan Medan-Tg Morawa; serta 69% di ruas Jalan Medan-Tembung dari total

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
polutan SO2 yang diemisikan dari kendaraan bermotor di masing-masing ruas jalan

tersebut.

Polutan SO2 yang diemisikan dari kendaraan bermotor dipengaruhi oleh

kondisi bahan bakar yang dipergunakan. Minyak diesel sebagai bahan bakar truk dan

mobil penumpang berbahan bakar diesel sebagai penyumbang emisi terbesar di ketiga

ruas jalan tersebut.

Bila diasumsikan bahwa total jumlah kendaraan yang melintas di ketiga lokasi

penelitian setiap harinya merupakan jumlah rata-rata kendaraan yang melintas

di ketiga hari pengamatan, maka didapat data total polutan yang diemisikan dalam

setahun di lokasi penelitian sepanjang 200 meter sebagaimana tersaji pada Gambar

4.5.

50
Estimasi Emisi (Ton)

40

30

20

10

0
Medan - Binjai CO Nox SO2
Medan - Tg. Morawa Polutan Udara
Medan - Tembung

Gambar 4.5. Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor di Ruas Jalan Medan-


Binjai; Medan-Tg Morawa dan Medan-Tembung Pertahun
(Ton/Thn)

Dari gambar di atas terlihat bahwa emisi yang bersumber dari kendaraan

bermotor secara kuantitas paling besar di ruas Jalan Medan-Binjai yaitu 41 ton untuk

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Karbon Monoksida; 5,3 ton Nitrogen Oksida serta 0,44 ton Sulfur Dioksida pertahun.

Ruas Jalan Medan-Tembung besaran polutan yang diemisikan sebesar 32 ton untuk

Karbon Monoksida; 3,3 ton Nitrogen Oksida, 0,3 ton polutan Sulfur Dioksida

pertahun. Medan-Tembung untuk Karbon Monoksida 33 ton; 3,3 ton Nitrogen Oksida

dan 0,2 ton Sulfur Dioksida.

Dari gambar terlihat besar polutan Sulfur Dioksida yang diemisikan di ruas

Jalan Medan-Tembung lebih kecil dibandingkan dengan ruas Jalan Medan-Tg

Morawa meskipun rata-rata kendaraan yang melintas di ruas Jalan Medan-Tg

Morawa sebanyak 41837 unit, Medan-Tembung sebanyak 42584 unit namun di ruas

Jalan Medan-Tembung kuantitas mobil diesel sebanyak 247 unit dan ini lebih sedikit

dibandingkan di ruas Medan-Tg Morawa sebanyak 2722 unit sehingga hal ini

mengakibatkan polutan Sulfur Dioksida yang diemisikan di ruas Jalan Medan-Tg

Morawa lebih besar dibandingkan di ruas Jalan Medan-Tembung.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor

di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Emisi tahunan polutan Karbon Monoksida di ruas Jalan Medan-Binjai Km 7

sepanjang 200 meter sebesar 41 ton, Nitrogen Oksida 5,3 ton serta Sulfur

Dioksida 0,4 ton, dan merupakan ruas jalan yang paling besar emisinya

dibandingkan ruas Jalan Medan-Tg Morawa Km 10 yang besarnya Karbon

Monoksida sebesar 32 ton, Nitrogen Oksida 3,3 ton, Sulfur Dioksida 0,3 ton dan

Medan-Tembung di Jalan Letda Sudjono sekitar 150 meter akses masuk jalan Toll

Bandar Selamat untuk Karbon Monoksida 33 ton, Nitrogen Oksida 3,3 ton, Sulfur

Dioksida sebesar 0,2 ton.

2. Prosentase estimasi emisi CO yang terbesar dari sepeda motor sedangkan untuk

polutan SO2 dan NOx dari kendaraan truk di ruas Jalan Medan-Binjai; Medan-Tg

Morawa dan Medan-Tembung.

5.2. Saran

Setelah dilakukan penelitian Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor di Ruas

Jalan Kota Medan ini, Peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
1. Perlu dilakukan suatu upaya untuk mengurangi kuantitas sepeda motor dan

sebaiknya digantikan dengan kendaraan yang memuat penumpang lebih banyak

terangkut sehingga pemakaian sepeda motor berkuran.

2. Perlu dilakukan pembedaan waktu jam masuk dan jam pulang bagi Pegawai

Pemerintah dengan Pegawai Swasta serta jam masuk dan keluar anak sekolah

sehingga kepadatan lalu lintas dapat dikurangi sekaligus polutan udara yang

diemisikan juga akan berkurang kuantitasnya pada waktu yang bersamaan.

3. Perlu diberlakukan pemeriksaan efisiensi proses pembakaran kendaraan bermotor

secara berkala sebagai upaya pencegahan emisi yang lebih besar.

4. Perlu dilakukan upaya pengurangan kandungan sulfur pada bahan bakar.

5. Keterbatasan data faktor emisi merupakan suatu kelemahan dari penelitian ini

sehingga peneliti menyarankan dilakukan penelitian untuk mendapatkan faktor

emisi dari setiap jenis kendaraan yang melintas di Kota Medan.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, 2002, Sumber dan Standar Kesehatan


Emisi Gas Buang. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, medan.

Department for Environment, Food, Rural Affairs, 2007, Passenger Transport


Emission Factor, Methodology Paper.

Department of Environment & Conservation (NSW), 2005, Clean Car for NSW,
ISBN 1 74137 107 4.

Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota
Medan – Sumatera Utara, Basis Data Lingkungan Hidup Daerah Kota
Medan Tahun 2007, Medan.

Dinas Kesehatan Kota Medan, Laporan SP2TP Puskesmas Kota Medan, 2007,
Subdis Pelayanan Kota Medan Dinas Kesehatan Kota Medan.

Environment Australia, 2000, Emission Estimation Technique Manual for


Aggregated Emission from Motor Vehicles, National Pollutant
Inventory, version 1.0, hal. 11-25.

Frey Christoper H, 1997, Variability and Uncertainty in Highway Vehicle


Emission Factor, Departement of Civil Engineering, North Carolina State
University.

Hickman A J, 1999, Methodology for Calculating Transport Emissions and


Energy Consumption, Transport Research Laboratory.

Huan Liu, He Kebin, Wang Qidong, Huo Hong, Lents James, Davis, Nikkila,
Chen, Osses and He Chunyu, 2007, Comparison of Vehicle Activity and
Emission Inventory between Beijing and Shanghai, Journal of Air & Waste
Management Association, Vol. 57.

Kementerian Menteri Lingkungan Hidup RI, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup


No. 13 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.

Kementerian Menteri Lingkungan Hidup RI, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup


No. 45 Tahun 1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Liu, H., He, K., Wang, G., Huo, H., Lents, J., Davis, N., Chen, Ch., Osses, M., and
He, Ch., 2007, Comparison of Vehicle Activity and Emission Inventory
Between Beijing and Shanghai, Journal of Air & Waste Management
Association, Vol 57 hal. 1176.

Manik, 2007, Pengelolaan Lingkungan Hidup, Edisi Revisi, Penerbit


Djambatan.

Mulia M R, 2005, Kesehatan Lingkungan, Edisi Revisi, Penerbit Graha Ilmu.

Nasamani, K.S., Chu, L., McNally, M.G., and Jayakrishnan, R,. 2006, Estimation of
Vehicular Emissions by Capturing Traffic Variations, TRB Annual Meeting,
Paper No.06-1629.

Sharma C, Mittal L, Iyer V, and Deshpande Y, 2004, Estimation of Pollutants


from Transport Sector in Indian Mega-Cities.

Sudrajad, 2005, Pencemaran Udara; Inovasi Online Edisi, Vol.5/XVII/November.

Torok, A., 2005, Estimation method for emission of road transport, Department of
Transport Economics, Budapest University of Technology and Economics
H-1111 Budapest, Bertalan L. u. 2., Hungary.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan


Lingkungan Hidup.

Wardhana, Arya Wisnu, 2001, Dampak Pencemaran Lingkungan, Edisi Revisi,


Penerbit Andi, Yogyakarta.

Zhongan, Slanina, Spaargaren and Yuanhang, 2005, Traffic and Urban Air Pollution,
the Case of Xi’an City, P.R.China.

Abner Tarigan : Estimasi Emisi Kendaraan Bermotor Di Beberapa Ruas Jalan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008

Anda mungkin juga menyukai