Anda di halaman 1dari 6

Gas Sempurna

Pada kenyataannya, sangat membantu jika kita menggambarkan gas sebagai kumplan
molekul-molokul dengan gerakan kacau balau, acak tapi berkesinambungan denga kecepatan
yang bertambah jika temperatur dinaikkan. Gas memang berbeda dengan cairan ( yang
molekul-molekulnya juga ebergerak secara kacau balau) karena molekul-molekul gas
teepisah jauh satu sama lain, kecuali selama tabraka, dan bergerak tak bergantung satu sama
lain. Sebagian dari tujuan mempelajari kimia fisika adalah untukmengetahui cara
menerjemahkan sebuah model menjadi penyataan kuantitatif untuk sesuatu sifat yang dapat
diamati dan diukur, dan dalam bagian 3, kita akan melihat bahwa model ini secara kuantitatif
konsisten dengan sifat-sifat yang akan dijelaskan.

1.1.Keadaan gas
Selain volume Vyang ditempati dan jumlah zatnya (jumlah mol, n) sifat dasar untuk
mempelajari gas adalah tekanan p dan temperaturnya T. Sekali tau nilai V, n, p, dan T,
dari sampel zat murni apapun, kita tau keadaannya, dan yakin bahwa kapanpun dalam
keadaan tersebut, zat itu akan mempunyai sifat-sifat yang tepat sama ( misalnya rapatan,
kapasitas kalor, warna, dan sebagainya yang sama). Dengan kata lain ada persamaan
keadaan yang menghubungkan volume, jumlah, tekanan, dan temperatur setiap zat murni,
dan hanya ada tiga variabel bebas yang diperlukan untuk menyatakan keadaannya.

Tekanan
Tekanan adalah gaya per satuan luas, dan makin besar gaya yang bekerja pada
permukaan tertentu, makin besar tekanannya. Satuan SI tekanan, pascal (Pa) dinyatakan
sebagai 1 newton per meter persegi:
1Pa = 1 Nm-2
Namun demikian, beberapa satuan lain masih banyak digunakan, yaitu meliputi bar dan
atmosfer (atm):
1 bar = 100 kPa tepat
1 atm + 101,325 kPa tepat

Tekanan satu bar adalah tekanan standar yang digunakan untuk melaporkan data
termodinamika, dan kita memberinya tanda p0. Tekanan atmosfer diukur dengan
barometer. Versi barometer asli ( yang ditemukan oleh Torricelli) adalah tabung raksa
yang dibalik, tinggi kolom raksa sebanding dengan tekanan luar.
Tekanan suatu sampel gas dalam sebuah wadah diukurv dengan manometer. Sebuah
manometer adalah pipa U yang diisi dengan sejumlah cairan yang tak mudah menguap
(seperti minyak silikon). Tekanan gas sebanding dengan perbedaan tinggi cairan pada
kedua kolom (ditambahkan dengan tekanan luar jika satu pipa terbuka terhadap atmosfer).
Metode untuk menghindarkan kerumitan dalam menghitung uap cairan manometer
meliputi pemantauan pembelokan sebuah diafragma secara mekanis atau elektris, atau
menantau perubahan pada sifat listrik yang peka terhadap tekanan.

Temperatur
Konsep temperatur muncul dari pengamatan terhadap energi, yang dapat mengalir
dari satu zat ke zat lain, jika zat-zat itu bersentuhan ( seperti pada saat logam panas merah
dimasukkan ke dalam air). “Temperatur” adalah sifat yang menunjukkan arah aliran
energi. Jadi, jika energi mengalir dari A ke B, kita akan katakan bahwa A mempunyai
temperatur yang lebih tinggi dari B. Jika tidak ada energi yang mengalir ketika A dan B
bersentuhan, kita katakan bahwa A dan B mempunyai temperatur yang sama dan sudah
mencapai keadaan kesetimbangan termal.
Hukum Ke Nol Termodinamika: jika A dalam keseimbangan termal dengan B dan B
dalam keseimbangan termal dengan C maka C juga dalam keseimbangan termal dengan
A. Hukum Ke Nol adalah asas yang memungkinkan kita membuat termometer, yaitu alat
yang menunjukkan perubahan temperatur dengan perubahan sifat fisik (seperti panjang
kolam raksa). Pada masa awal termometri, temperatur dihubungkan dengan panjang
kolom cairan, dan perbedaan panjang yang terlihat sewaktu termometer mula-mula
disentuhkan dengan es meleleh dan kemudian dengan air mendidih dibagi menjadi 100
tahap yang disebut derajat, titik terendah dberi label 0.hal ini mengarah ke skala celcius.
Namun demikian, tekanan gas pada vlume tetap dapat digunakan untuk membuat
skala temperatur yang hampir tidak bergantung pada identitas gas. Temperatur pada skala
termodinamika (atau kelvin) diberi notasi T yang biasanya dinyatakan dalam kelvin, K.
Kedua skala dihubungkan dengan
T/K = Ɵ/oC + 273,15
1.2 Hukum-hukum Gas

Pada tekanan rendah, tekanan, volume, temperature, dan jumlah gas dihubungkan
dengan pernyataan
pV = nRT (1)0

dimana konstanta gas R sama untuk setiap gas. Persamaa ini merupakan contoh
persamaan keadaan yang sejenis dengan yang disebutkan dalam subbab 1.1 karna
persamaan ini merupakan hubungan antara dua variabel sampel suatu zat, dan disebut
persamaan keadaan gas sempurna. Semua gas semakin mematuhi persamaan itu ketika
tekanan berkurang.

Persamaan 1 adalah hukum pembatasan dengan pengertian bahwa semua gas


mematuhinya pada batas tekanan nol. Gas yang mematuhi persamaan 1 secara tepat
disebut gas sempurna atau gas ideal. gas nyata adalah gas sebenarnya, seperti hidrogen,
oksigen, atau udara, yang tidak mematuhu persamaan 1 dengan tepat kecuali pada batas
tekanan nol.

RESPON TERHADAP TEKANAN

Dalam membuat n dan T tetap dalam persamaan1, kita memperoleh Hukum boyle

pV = tetap (pada n, T tetap) (2)0

hukum yang diajukan oleh robert boyle pada tahun 1667, membuktuikan bahwa pada
temperatur tetap, volume sejumlah tertentu gas berbanding terbalik dengan tekanan.
Hukum boyle digunakan untuk meramalkan tekanan gas jika volume berubah (atau
sebaliknya). Jika nilai mula-mula tekanan dan volume adalah P1 dan V1 dan karna hasil
kali pV tetap, nilai akhir P2 dan V2 harus memenuhi

P2V2 = P1V1 (pada n, T tetap) (3)0

Penjelasan molekuler hukum boyle dapat ditelesuri pada kenyataan bahwa bila jika
volume ruang suatu sampel dikurangi setengahnya, maka ada dua kali jumlah molekul
per satuan volume. Jika volume menjadi separuhnya, tekanan gas menjadi dua kali lipat,
dan p × v merupakan konstanta.
RESPON TERHADAP TEMPERATUR

Hukum gas sempurna diperoleh dengan membuat tetap tekanan p dan jumlah n dari gas.
Ini menghasilkan Hukum Gay Lussac.

V∞ T ( pada n, p tetap) (4a)0

Penjelasan molekular Gay Lussac terletak pada kenyataan bahwa menaikkan temperatur gas
akan menambah kecepatan rata-rata molekulnya. Molekul-molekul ini lebih sering
bertabrakan dengan dinding dan dengan pengaruh yang lebih kuat. Karnanya gas tersebut
melakukan gaya rata-rata yang lebih besar pada dirinya sendiri dan kemudian melakukan
tekanan lebih besar.

SKALA TEMPERATUR TERMODINAMIKA

Temperatur dapat diukur dengan termometer gas volume-tetap dengan membangdingkan


tekanan gas yang ada di dalamnya sewaktu termometer tersebut berhubungan ternal dengan
sampel yang diperiksa dengan tekanan yang sudah standar. Jika tekanan yang diukur ketika
termometer gas bersentuhan dengan sampel adalah p, dan tekanan ketika termometer tersebut
pada temperatur titik tripel air T3 adalah P3. Nilai ini tetap hanya jika gas berperilaku
sempurna, sehingga nilai yang diambil didasarkan pada pengurangan jumlah gas dalam
termometer, dan hasilnya diekstrapolasikan pada tekanan nol.

ASAS AVOGADRO

Pada tekanan dan temperatur tetap, volume gas sempurna sebanding dengan jumlah gas
yang ada:

V∞ n (pada p, T tetap)

Pernyataan ini adalah kandungan utama dari asas yang dinyatakan oleh amedeo avogadro,
yaitu volume yang sama dari gas pada tekanan dan temperatur sama mengandung jumlah
molekul yang sama. Asasnya menunjukkan bahwa volume molar Vm suatu gas yaitu volume
yang ditempati per mol molekul.

Vm = v/n

Harus sama untuk semua gas selama temperatur dan tekanan bertingkah laku sempurna.
HUKUM DALTON

Pertanyaan yang perlu kita jawab ketiaka menghadapi campuran gas adalah sumbangan
yang diberikan oleh setiap komponen gas terhadap tekanan total sampel. Pada abad ke-19
John Dalton membuat pengamatan yang menghasilkan jawabannya dan meringkaskannya
dalam sebuah hukum :

Hukum Dalton : tekanan yang dilakukan oleh campuran gas sempurna adalah jumlah
tekanan yang dilakukan oleh masing-masing gas tersebut yang secara sendiri menempati
volume yang sama.

Dalton menunjukkan kepada kita bahwa tekanan total adalah

P = Pa + Pb

Jika campuran terdiri atas beberapa gar A,B,C, . . . ada dalam jumlah NA. NB, NC

FRAKSI MOL DAN TEKANAN PARSIAL

Fraksi mol J dalam suatu campuran adalah jumlah mol dari molekul J yang ada (n3)
dinyatakan sebagai faraksi jumlah mol dari molekul (n)

GAS NYATA

Gas nyata bersifat tidak sempurna, yaitu gas yang tidak mematuhi dengan tepat
hukum gas sempurna. Pemyimpangan hukum terutama lebih terlihat pada tekanan tinggi dan
temperatur rendah, khususnya pada saat gas akan mengembun menjadi cairan.

1.3 interaksi molekuler

Gas nyata memperlihatkan penyimpangan dari hukum gas sempurna karna molekul-
molekulnya berinteraksi satu sama lain: gaya tolak menolak antar molekul membantu
pemuaian dan gaya tarik membantu pamampatan. Gaya ini adalah interaksi jangka pendek,
tolak menolak tidak boleh diabaikan hanya jika molekul-molekul tersebut secara rata-rata
berdekatan. Sebaliknya gaya tarik antar molekul memiliki jarak relatif jauh dan gaya tarik itu
pun efektif diatas beberapa diameter molekuler.
Gaya tarik menjadi tidka efektif jika molekul-molekul terpisah jauh. Dengan
demikian, pada tekanan rendah jika molekul-molekul menempati volume besar, pada
sebagian besar waktu, molekul-moleku begitu jauh terpisah sehingga gaya antarmolekul tidak
mempunyai peranan berarti, dan gas berperilaku sempurna. Pada tekana sedang, ketika
molekul-molekul secara rata-rata hanya terpisah sejauh beberapa diameter molekuler, gaya
tarik menang terhadap gaya tolak.

FAKTOR PENAMPATAN

Gas nyata yang memperlihatkan ketergantungan gaya terhadap jarak dapat

Z = pVm / RT

Karna untuk gas ssempurna Z = 1 pada semua konndisi, penyimpangan Z dari1 adalah ukuran
ketidaksempurnaan. Pada tekanan tinggi semua gas mempunyai Z >1, menunjukkan bahwa
gas-gas tersebut lebih sulit dimampatkan ketimbang gas sempurna

KONVISIAN VIRIAL

Pada volume molar besar dan temperaur tinggi isoterm gas nyata dan isoterm gas
sempurna tidak jauh beda. Persamaan virial dapat digunakan untuk memeragakan suatu hal
penting yaitu walaupun persamaan keadaan gas nyata dapat sama dengan gas sempuran
sewaktu p → 0, semua sifat-sifatnya tidak perlu sama dengan sifat-sifat gas sempurna.

PENGEMBUNAN

Tekanan yang berpadanan dengan garis CDE, pada saat baik cairan maupun uap ada
dalam kesetimbangan, disebut tekanan uap cairan itu pada temperatur eksperimen.
Pengurangan volume lebih jauh memerlukan pengerahan tekana yang besar.

KONSTANTA KRITIS

Isoterm pada sepersekian kelvin dibawah Tc beperilaku seperti yang sudah kita
gambarkan. Pada tekanan tertentu, cairan mengembun dari gas dan dapat dibedakan dari
berkurangnya akibat gaya tarik, yang terjadi akibat kekuatan yang secara kasar sebanding
dengan kosentrasi molar n/V molekul-molekul didalam sampel. Oleh karna itu, tekana
berkurang sebanding dengan kuadrat kosentrasi ini.

Anda mungkin juga menyukai