Anda di halaman 1dari 12

LATAR BELAKANG Umumnya ibu hamil dianggap anemia jika

kadar hemoglobin di bawah 11 g/dl atau


Anemia yakni suatu kondisi dimana hematokrit kurang dari 33 % (Abdul
jumlah dan ukuran sel darah merah atau Muthalib, 2009).
konsentrasi hemoglobin dibawah nilai
batas normal, akibatnya dapat Diperkirakan 41,8% ibu hamil di seluruh
mengganggu kapasitas darah untuk dunia mengalami anemia. Paling tidak
mengangkut oksigen ke sekitar tubuh. setengahnya disebabkan kekurangan zat
Anemia merupakan indikator untuk gizi besi. Di Indonesia, persentasi ibu hamil
buruk dan kesehatan yang buruk. Anemia yang menderita anemia 37,1% dan
pada ibu hamil sangat terkait dengan proporsinya hamil sama antara daerah
mortalitas dan morbiditas pada ibu dan perkotaan (36,4%) dan pedesaan (37,8%).
bayi, termasuk risiko keguguran, lahir Ibu hamil dinyatakan anemia jika kadar
mati, prematuritas dan berat bayi lahir hemoglobin kurang dari 11mg/L. anemia
rendah (WHO, 2014). pada ibu hamil dihubungkan dengan
meningkatnya kelahiran prematur,
Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih kematian ibu dan anak dan penyakit
tinggi sehingga memicu peningkatan infeksi. Anemia defisiensi besi pada ibu
produksi eritropoetin. Akibatnya, volume dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
plasma bertambah dan sel darah merah berkembang janin/bayi saat kehamilan
(eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan maupun setelahnya (Riskedas, 2013;
volume plasma terjadi dalam proporsi Infodatin, 2013).
yang lebih besar jika dibandingkan dengan
peningkatan eritrosit sehingga terjadi Jumlah perempuan meninggal karena
penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) komplikasi selama kehamilan dan
akibat hemodilusi (Abdul Muthalib, persalinan mengalami penurunan sebesar
2009). 45% dari perkiraan 523.000 pada Tahun
1990 dan 289.000 pada Tahun 2013.
Volume plasma yang terekspansi Kemajuan sangatlah penting, tetapi setiap
menurunkan hematokrit (Ht), konsentrasi Tahun tingkat penurunannya masih kurang
hemoglobin darah (Hb), dan hitung dari yang dibutuhkan untuk mencapai
eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah tujuan pembangunan. Milenium
absolut Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Development Goal’s (MDG’s). Target
Ekspansi volume plasma di mulai pada penurunan angka kematian ibu sebesar 75
minggu ke-6 kehamilan dan mencapai % antara Tahun 1990 dan 2015 (WHO,
maksimum pada minggu ke-24 kehamilan, 2014).
tetapi dapat terus meningkat sampai
minggu ke-37. Penurunan hematokrit,
konsentrasi hemoglobin, dan hitung TUJUAN PENULISAN
eritrosit biasanya tampak pada minggu ke-
7 sampai ke-8 kehamilan, dan terus 1.Mengidentifikasi masalah klinis serta
menurun sampai minggu ke-16 sampai ke- faktor risiko internal dan eksternal yang
22 ketika titik keseimbangan tercapai. terdapat pada pasien
Sebab itu, apabila ekspansi volume
plasma yang terus-menerus tidak 2.Menerapkan pendekatan dokter keluarga
diimbangi dengan peningkatan produksi secara holistik, kontinyu, komprehensif,
eritropoetin sehingga menurunkan kadar koordinatif dan kolaboratif serta memberi
Ht, konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit di tatalaksan atau intervensi yang sesuai.
bawah batas normal, timbullah anemia.
ILUSTRASI KASUS menyukai makanan yang digoreng seperti
tempe goreng, telur goreng. Asupan serat
Pasien Ny. N 28 tahun, datang ke Ny.N juga masih tergolong rendah, dalam
Puskesmas Natar untuk melakukan sehari Ny.N hanya memasak satu porsi
pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) sayur untuk dimakan satu hari. Sayur daun
dan pemeriksaan laboratorium. Pasien singkong, kangkung dan daun katuk
hamil anak ke 2, dan tidak pernah adalah sayuran yang paling sering
mengalami abortus sebelumnya. Dengan dikonsumsi. Pasien biasanya sangat jarang
perkiraan usia kehamilan 33 minggu. mengkonsumsi daging merah, maupun
Pasien datang dengan keluhan lemas, daging ayam selama kehamilannya.
pusing, pandangan menjadi kabur saat
bangun dari posisi tidur ke posisi duduk, Ny. N melakukan kegiatan rumah tangga
mudah capek dan mudah mengantuk yang seorang diri, seperti memasak, mencuci
memberat sejak 1 minggu yang lalu. pakaian, membersihkan rumah, dan
Gejala dirasakan tidak tentu waktu. mencuci piring. Ny. N juga berprofesi
Awalnya pasien datang ke bidan, lalu sebagai guru les bimbel. Ny. N tidak
bidan tersebut menyarankan untuk pernah berolahraga. Kesehariannya
melakukan pemeriksaan laboratorium di banyak dilakukan dirumah. Walau
puskesmas Natar. kegiatan yang dilakukan banyak, namun
aktivitas fisik tergolong ringan.
Keluhan yang sama dirasakan juga oleh
pasien pada 1 bulan lalu, namun tidak Ny. N tinggal bersama suami dan seorang
dihiraukan oleh pasien dan hanya anak laki-laki. Pasien memiliki postur
dianggap karena kelelahan. Sehingga badan yang sedang. Ny. N mengaku dekat
pasien hanya beristirahat saja untuk dengan anggota keluarga baik yang
mengurangi gejalanya. tinggal serumah maupun dengan kedua
orangtuanya yang tidak tinggal serumah.
Pasien memiliki riwayat penyakit TB Permasalahan keluarga ditentukan dengan
sekitar 8 tahun yang lalu, namun sudah musyawarah dan diputuskan bersama.
dinyatakan sembuh. Pasien mengaku tidak memiliki masalah
dalam keluarganya sampai membuat sedih
Pasien rutin melakukan pemeriksaan ANC dan stress, kehidupan keluarga dalam satu
di bidan tiap satu bulan sekali sejak awal rumah harmonis dan komunikasi keluarga
kehamilan dan ½ bulan sekali semenjak cukup baik.
memasuki trimester 3. Setiap datang ke
bidan pasien diberi obat tambah darah dan Adapun hubungan pasien dengan
vitamin yang dikatakan bidan untuk lingkungan sekitar rumahnya, seperti
kehamilannya. Namun pasien mengatakan komunikasi antar tetangga kurang, karena
biasanya tablet tambah darah yang pasien lebih sering menghabiskan waktu
diberikan sudah habis sebelum waktu di dalam rumah dan lingkungan rumah
kunjungan berikutnya. pasien cenderung invidual, sehingga
hubungan pasien dengan tetangga masih
Makanan yang dimakan pasien selama kurang dengan interaksi yang terbatas
kehamilan kurang bervariasi. Komposisi
karbohidrat, lemak, protein dan serat tidak METODE
seimbang. Karbohidrat didapatkan dari
nasi, protein didapatkan dari ikan, telur Studi ini merupakan studi deskriptif. Data
dan protein nabati. Makanan berlemak primer diperoleh melalui anamnesis
tidak terlalu sering, namun Ny.N (autoanamnesis), dan pemeriksaan fisik.
Kunjungan rumah, melengkapi data jantung normal, tidak terlihat besar, S1-S2
keluarga, dan psikososial serta normal, tidak ditemukan murmur maupun
lingkungan. Penilaian berdasarkan gallop. Dari pemeriksaan ANC
diagnosis holistik dari awal, proses dan didapatkan
akhir studi secara kuantitatif dan Inspeksi : abdomen membesar seusia usia
kualitatif. kehamilan
- Palpasi :
HASIL Leopold I : TFU 26 cm, teraba bagian
besar, bundar, dan kenyal
Data Klinis: Leopold II : teraba bagian-bagian kecil di
Anamnesis: sebelah kanan serta bagian seperti papan
Keluhan berupa lemas, pusing, pandangan dan keras di sebelah kiri
menjadi kabur saat bangun dari posisi Leopold III: teraba bagian besar, bulat,
tidur ke posisi duduk, mudah capek dan keras, dan melenting
mudah mengantuk yang memberat sejak 1 Leopold IV: konvergen
minggu yang lalu. Gejala dirasakan tidak His tidak ada
tentu waktu. Pasien mengharapkan - Auskultasi : denyut jantung janin 150
keluhan bisa berkurang bahkan sembuh denyut/menit, regular.
kembali.
Status lokalis:
Pemeriksaan Fisik: Mata: Konjungtiva anemis
Keadaan umum: tampak sakit ringan; Pemeriksaan ANC: Tinggi Fundus Uteri
tekanan darah: 100/60 mmHg; nadi: (TFU) 26 cm, puki (punggung kiri)
76x/menit; laju pernafasan: 20x/menit; dengan posisi kepala sudah di bawah dan
suhu: 36,5°C; berat badan 50 kg; tinggi didapatkan DJJ: 150x/ menit.
badan: 156 cm. Dengan IMT pra hamil
dengan berat badan 41 kg dan tinggi Pemeriksaan Penunjang
badan 156 cm adalah 16,8 (berat badan Pemeriksaan laboratorium
kurang menurut who). Selama kehamilan - Hb: 8,6 gr/dl
pasien hanya mengalami kenaikan berat - Glukosa: negatif
badan sebanyak 9 kg. - Protein: negatif
Lingkar lengan atas pasien sebelum - Hbsag: negatif
kehamilan sebesar 21 cm dan pada saat -Hiv stik: negatif
dilakukan pemeriksaan fisik sebesar 24 -Sifilis: non reaktif
cm.
DATA KELUARGA
Status generalis:
Kepala dan hidung, dalam batas normal. Bentuk keluarga: keluarga inti
Mata sklera putih, konjungtiva anemis. Genogram :
Regio coli tidak ditemukan adanya
peningkatan Jugular Venous Pressure
(JVP), tidak ditemukan pembesaran
limfonodi di regio coli. Pada region pulmo
secara inspeksi tidak tampak retraksi
interkostal, secara palpasi dalam batas
normal, secara perkusi ditemukan bunyi Tn. hT Ny.
Nn
sonor pada kedua lapang paru, dan pada n y
. .
auskultasi ditemukan napas vesikuler (+/ h A n
+), rhonki (-/-), wheezing (-/-). Batas An. a
n Keterangan :
.
a
: Laki-laki
KM
: Perempuan Dapur Keterangan:

: Pintu
: Identifikasi Pasien Ruang
keluarg
a : Jendela

: Tinggal satu rumah bersama Kamar 2


Denah
Rumah
Family mapping:
Kamar 1 Ruang tamu
Ny. N (28 tahun)

Tn. H (34 tahun) An. A ( 3 tahun)

Keterangan gambar :
: Laki-laki Data Lingkungan Rumah
: Perempuan Pasien tinggal bersama dengan suami dan
:Hubungan erat satu orang anak laki-laki. Jumlah anggota
keluarga yang tinggal adalah 3 orang.
Gambar 2. Family map Luas rumah sekitar 6 x 10 m2, Rumah
pasien berdinding bata, lantai keramik,
Family Apgar Score: dan beratap genteng dengan 2 buah kamar
Adaptation :2 tidur, 1 buah kamar mandi, 1 dapur, 1
Partnership :1 ruang tamu dan 1 ruang keluarga. Kamar
Growth :2 pertama ditempati oleh pasien, suami serta
Affection :2 anaknya. Sedangkan kamar kedua kosong
Resolve :1 dan digunakan untuk bermain anak.
Total Family Apgar score 8 (nilai 8-10,
fungsi keluarga baik) Kondisi dalam rumah kurang rapih dan
keadaan terasa lembab serta pencahayaan
sinar matahari kurang pada ruang keluarga
karena jendela ada dikamar masing-
masing dan ventilasi yang sedikit dan
ditutup dengan alas an takut nyamuk
masuk. Kebersihan didalam rumah cukup
bersih. Fasilitas dapur, masak dengan
menggunakan kompor gas dan sebuah
kuali sedang. Dapur dan WC − Peningkatan berat badan pasien
bersebelahan. Air minum berasal dari air selama kehamilan tidak sesuai
minum kemasan (galon), air untuk mandi- yang diharapkan
cuci-kakus didapat dari sumur. Didalam − Kedisiplinan mengkonsumsi tablet
kamar mandi terdapat jamban jongkok besi.
dengan lantai kamar beralaskan keramik. − Pengetahuan yang kurang tentang
Di dalam kamar mandi, bak mandi terlihat pola makan yang baik serta gizi
bersih dan terbuat dari semen yang seimbang.
dihaluskan. Saluran air dialirkan ke got − Pengetahuan yang kurang tentang
belakang rumah yang mengalir sampai ke penyakit yang diderita pasien.
kali. Tempat pembuangan sampah berada
di luar rumah yang biasanya dibiarkan 4. Aspek Risiko Eksternal
menumpuk lalu dibakar.
-Kondisi persediaan zat besi di
DIAGNOSTIK HOLISTIK AWAL bidan desa/ puskesmas, sehingga
pasien tidak mengkonsumsi tablet
1. Aspek Personal
besi secara teratur.
-Kondisi ekonomi pasien yang
- Alasan kedatangan: Keluhan
berupa lemas, pusing, pandangan cukup.
menjadi kabur saat bangun dari
posisi tidur ke posisi duduk, 5. Aspek Psikososial Keluarga
mudah capek dan mudah
mengantuk yang memberat sejak − Kurangnya dukungan keluarga
1 minggu yang lalu. yang kurang memperhatikan pola
- Kekhawatiran: makan pasien.
Khawatir keadaan pasien − Kurangnya perhatian keluarga
memburuk sehingga berpengaruh terkait peningkatan berat badan
terhadap kondisi bayi yang sedang pasien selama kehamilan.
dikandungnya dan juga khawatir
bila terjadi hal-hal yang tidak 6. Derajat Fungsional
diinginkan saat kehamilan dan
persalinan. 2, yaitu mampu melakukan perawatan diri,
- Harapan: dapat melakukan aktivitas ringan sehari-
Kadar Hb dapat naik sehingga hari di dalam dan di luar rumah
tidak timbulkan efek samping
pada ibu dan janin. INTERVENSI
2. Aspek Klinik
Penatalaksanaan
G2P1A0 hamil 33 minggu dengan Nonmedikamentosa:
anemia sedang. 1. Edukasi penyakit mengenai penyebab,
cara penularan, penanganan awal, dan
3. Aspek Risiko Internal pencegahan kekambuhan penyakitnya
2. Edukasi mengenai pola makan dan gizi
− Indeks masa tubuh pasien seimbang untuk membantu
sebelum hamil masuk kategori penyembuhan.
kurang. 3. Edukasi untuk tidak menggaruk karena
dapat meningkatkan resiko infeksi
sekunder dan penyembuhan semakin − Pengetahuan yang cukup tentang
lama penyakit yang diderita pasien serta
4. Edukasi untuk menghindari paparan cara menanggulanginya.
penyebab penyakitnya yaitu serangga
tomcat dengan menggunakan kaos kaki 4. Aspek Risiko Eksternal
bola apabila bermain sepak bola dan
tidak bermain di tempat yang kotor - Kondisi persediaan zat besi di
5. Edukasi kepada anggota keluarga bidan desa/ puskesmas yang
mengenai penyebab, penatalaksanaan mencukupi sehingga pasien
dan pengunaan obat yan dioleskan tipis
dapat rutin mengkonsumsi
pada lesi.
obat
- Kondisi ekonomi pasien yang
Medikamentosa:
cukup.
- Salep hidrokortison 2,5 % 2x1
- Salep Basitrasin Polymiksin B 2x1 5. Aspek Psikososial Keluarga
- Chlorpheniramine maleat 4 mg 3x1 - Keluarga sangat mendukung
untuk memperhatikan pola makan
DIAGNOSIS HOLISTIK AKHIR pasien.
− Keluarga sudah memperhatikan
1. Aspek personal terkait peningkatan berat badan
- Alasan kedatangan: pasien selama kehamilan.
Keluhan berupa lemas, pusing, − Keluarga sangat memperhatikan
pandangan menjadi kabur saat konsumsi tablet besi dan asam
bangun dari posisi tidur ke posisi folat yang sudah diberikan,
duduk, mudah capek dan mudah
mengantuk sudah tidak dirasakan.
- Kekhawatiran: 6. Derajat Fungsional
Kekhawatiran sudah tidak
dirasakan 1 (satu) yaitu mampu melakukan
- Harapan: pekerjaan seperti sebelum sakit (tidak
Harapan sudah tercapai. ada kesulitan).

2. Aspek Klinis
PEMBAHASAN
G2P1A0 hamil 33 minggu dengan
anemia sedang. Masalah kesehatan yang dibahas pada
kasus ini adalah seorang pasien Ny. N
3. Aspek Risiko Internal berusia 28 tahun yang mengalami
− Pengetahuan yang cukup terkait keluhan berupa lemas, pusing, pandangan
kedisiplinan mengkonsumsi tablet menjadi kabur saat bangun dari posisi
besi sehingga anemia dapat tidur ke posisi duduk, mudah capek dan
diatasi. mudah mengantuk yang memberat sejak 1
− Pengetahuan yang cukup tentang minggu yang lalu. Gejala dirasakan tidak
pola makan yang baik serta gizi tentu waktu.
seimbang.
Kunjungan pertama kali kerumah pasien
dilakukan pada tanggal 15 Februari 2018.
Kegiatan yang dilakukan adalah
pendekatan dan perkenalan terhadap kg; tinggi badan: 156 cm. Dengan IMT
pasien serta menerangkan maksud dan pra hamil dengan berat badan 41 kg dan
tujuan kedatangan, diikuti dengan tinggi badan 156 cm adalah 16,8 (berat
anamnesis tentang keluarga dan perihal badan kurang menurut who). Selama
penyakit yang telah diderita. Dari hasil kehamilan pasien hanya mengalami
kunjungan tersebut, dari segi perilaku kenaikan berat badan sebanyak 9 kg.
kesehatan pasien dan keluarga masih Mata: Konjungtiva anemis
mengutamakan upaya kuratif dari pada Pemeriksaan ANC: Tinggi Fundus Uteri
preventif dan keluarga pasien memiliki (TFU) 26 cm, puki (punggung kiri)
pengetahuan yang kurang tentang dengan posisi kepala sudah di bawah dan
penyakit yang dialami pasien. didapatkan DJJ: 150x/ menit.
Dan berdasarkan pemeriksaan
Lingkungan psikososial, pasien tidak sulit laboratorium didapatkan Hb 8,6 gr/dl.
menjangkau pusat pelayanan kesehatan
karena terdapat kendaraan dan jarak Diagnosis anemia pada pasien ditegakkan
tempuh yang tidak begitu jauh. Dalam berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
lingkungan rumah, pasien rutin mengikuti dan pemeriksaan penunjang. Keluhan
kerja bakti yang diadakan seminggu sekali berupa lemas, pusing, pandangan menjadi
dan jika ada kegiatan lomba disekitar kabur saat bangun dari posisi tidur ke
rumah, pasien aktif dalam kegiatan. Life posisi duduk, mudah capek dan mudah
style, kesadaran keluarga pasien dan mengantuk yang memberat sejak 1
pasien sendiri terhadap konsumsi gizi minggu yang lalu. Gejala dirasakan tidak
seimbang masih kurang. Pasien tinggal tentu waktu. Pasien mengharapkan
ditempat yang sedikit kumuh. Lingkungan keluhan bisa berkurang bahkan sembuh
rumah pasien sudah cukup bersih namun kembali. Keluhan yang sama juga
peletakan barang masih kurang tertata dirasakan sekitar 1 bulan yang lalu.
rapih. Pemeriksaan fisik Mata: Konjungtiva
anemis dan berdasarkan pemeriksaan
Hubungan dengan sesama anggota laboratorium didapatkan Hb 8,6 gr/dl.
keluarga terjalin baik. Pasien dekat satu Pada pasien ini didapatkan pula beberapa
sama lain dengan anggota keluarga yang faktor resiko dan kebiasaan yang
tinggal serumah, begitu juga dengan mendukung untuk terjadinya anemia,
anggota keluarga yang sudah tinggal seperti keadaan kurang gizi yang dapat
terpisah. Keluarga memberikan dukungan dilihat dari IMT sebelum hamil dan juga
serta perhatian terhadap kesembuhan LILA sebelum hamil. Selain itu, pada
pasien. pasien ini preparat besi oral yang
diberikan tidak mencukupi hingga
Keuangan keluarga bergantung pada kunjungan selanjutnya, sehingga
pasien dan suami. Pasien mengaku bahwa kemungkinan terdapat defisiensi besi
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, meningkat., dan kurangnya konsumsi zat
pendapatannya cukup. Namun pasien gizi yang seimbang.
tidak memiliki jaminan kesehatan baik
KIS maupun BPJS. Gejala dan tanda anemia pada ibu hamil
sangat tidak spesifik (Keith Edmonds,
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik 2007). Biasanya ibu hamil dengan anemia
didapatkan Keadaan umum: tampak sakit akan datang dengan keluhan lemah, pucat,
ringan; tekanan darah: 100/60 mmHg; dan mudah pingsan. Secara klinis, dapat
nadi: 76x/menit; laju pernafasan: dilihat tubuh yang malnutrisi dan pucat.
20x/menit; suhu: 36,5°C; berat badan 50 Apabila tekanan darah masih dalam batas
normal, perlu dicurigai adanya anemia Penyebab anemia umumnya adalah kurang
defisiensi besi (Saiffudin, 2002). Selain gizi, kurang zat besi, kehilangan darah
itu, tanda-tanda seperti demam, memar, saat persalinan yang lalu, dan penyakit –
jaundice, hepatomegali, dan splenomegali penyakit kronik (Mochtar, 2011). Dalam
juga perlu diperhatikan untuk mengetahui kehamilan penurunan kadar hemoglobin
apakah ada penyebab yang serius dari yang dijumpai selama kehamilan
anemia (Albert Reece, 2007). disebabkan oleh karena dalam kehamilan
keperluan zat makanan bertambah dan
Secara fungsional, anemia merupakan terjadinya perubahan-perubahan dalam
keadaan dimana sel darah merah darah : penambahan volume plasma yang
mengantarkan oksigen yang dibutuhkan relatif lebih besar daripada penambahan
ke jaringan perifer secara tidak adekuat. massa hemoglobin dan volume sel darah
Secara klinis, anemia merupakan kadar merah. Darah bertambah banyak dalam
hemoglobin atau hematokrit dibawah kehamilan yang lazim hipervolemia.
batas normal. Nilai normal hemoglobin Bertambahnya sel-sel darah adalah kurang
pada wanita dewasa adalah 12 - 15 g/dL.5 jika dibandingkan dengan bertambahnya
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi plasma sehingga terjadi pengenceran
ibu pada trimester 1 dan 3 dengan kadar darah. Dimana pertambahan tersebut
hemoglobin di bawah 11 g/dL atau kondisi adalah sebagai berikut: plasma 30% , sel
ibu pada trimester 2 dengan kadar darah 18 %, dan hemoglobin 19% .
hemoglobin di bawah 10,5 g/dL. Pada Pengenceran darah dianggap sebagai
wanita hamil terjadi kondisi hemodilusi penyesuaian diri secara fisiologi dalam
sehingga terdapat perbedaan nilai batas kehamilan dan bermanfaat bagi wanita
hemoglobin normal pada wanita hamil hamil tersebut. Pengenceran ini
dengan wanita tidak hamil (Saiffudin, meringankan beban jantung yang harus
2010). bekerja lebih berat dalam masa hamil, ka
rena sebagai akibat hipervolemia tersebut,
keluaran jantung (cardiac output) juga
Status Hb (g/dl) Ht ( %) meningkat. Kerja jantung ini lebih ringan
kehamilan apabila viskositas darah rendah. Resistensi
Tidak 12,0 36 perifer berkurang pula, sehingga tekanan
hamil darah tidak naik (Wiknjosastro, 2005 ).
Hamil
Trimester 1 11,0 33 Pemeriksaan penunjang awal yang perlu
Trimester 2 10,5 32 dilakukan adalah pemeriksaan kadar
Trimester 3 11,0 33 hemoglobin dan darah tepi. Pemeriksaan
hemoglobin dengan spektrofotometri
Tabel . Nilai batas untuk anemia pada merupakan standar, kesulitannya adalah
kehamilan (Saiffudin, 2010). alat ini tidak selalu tersedia di semua
layanan masyarakat. Pemeriksaan
penunjang yang berlebihan tidak efektif
Pembagian anemia dalam kehamilan dan tidak ekonomis untuk menguji setiap
menurut Wiknjosastro (2005) adalah wanita hamil dengan anemia, mengingat
anemia defisiensi besi (62,3%), anemia bahwa sebagian besar anemia dalam
megaloblastik (29,0%), anemia kehamilan yang sifatnya ringan
hipoplastik (8,0%), anemia hemolitik disebabkan oleh defisiensi zat besi. Maka
(0,7%). dari itu, terapi suplementasi besi perlu
diberikan apabila ibu hamil yang
mengalami anemia tersebut belum besi di dalam tubuh terdapat pada
mengkonsumsinya. hemoglobin. Besi diabsorpsi oleh usus,
Apabila dicurigai adanya penyebab dan dibawa dalam darah oleh protein
penyakit kronik seperti malaria dan transferin, dan disimpan sebagai feritin.
tuberkulosis, diperlukan adanya Zat besi terdapat pada bagian pengikat
pemeriksaan khusus seperti pemeriksaan oksigen dalam hemoglobin sehingga zat
darah tepi dan pemeriksaan sputum. besi merupakan hal yang sangat penting
Selain itu, diperlukan adanya beberapa untuk penyaluran oksigen tubuh.
pemeriksaan untuk membedakan anemia Anemia defisiensi besi dapat disebabkan
akibat defisiensi besi, defisiensi asam oleh beberapa hal seperti penurunan
folat, dan thalassemia (Albert Reece, asupan besi, peningkatan kehilangan besi
2007). dari tubuh, dan peningkatan kebutuhan
besi. Kebutuhan besi paling tinggi
Seminggu setelah kunjungan pertama terdapat pada wanita hamil. Pada kasus
kerumah pasien, maka dilanjutkan dengan ini, pasien tidak mencukupi kebutuhan
kunjungan ke dua pada tanggal 22 besi yang dibutuhkan oleh kehamilannya.
Februari 2018 untuk melakukan intervensi Apabila terjadi secara kronik, anemia
terhadap pasien dengan menggunakan defisiensi besi dapat menyebabkan
media slide dan leaflet bergambar tentang penurunan kapasitas kerja, kehamilan
penyakit anemia dan cara pencegahannya preterm, dan bayi berat lahir rendah.
serta penanggulangannya, juga Pilihan tatalaksana yang dapat diberikan
menjelaskan tentang gizi yang diperlukan pada penderita anemia mikrositik
selama kehamilan, termasuk menjelaskan hipokrom adalah dengan terapi besi oral,
mengenai bahan makanan yang ekonomis terapi besi parenteral, serta transfusi
namun tinggi zat besi sebagai alternatif. darah.
Ketika intervensi dilakukan, keluarga juga Tatalaksana diberikan sesuai dengan
turut serta mendampingi dan tingkat keparahan dari anemia, usia
mendengarkan apa yang disampaikan kehamilan, dan adanya faktor risiko
pada pasien. Intervensi ini dilakukan tambahan (Anuradha, 2013).
dengan tujuan untuk merubah pola pikir
dan perilaku pasien terhadap penyakit Preparat besi oral merupakan terapi yang
yang diderita. sering menjadi pilihan karena efektif,
aman, dan ekonomis. Preparat besi oral
Beberapa langkah yang digunakan dalam yang tersedia antara lain ferro sulfat, ferro
mengadopsi perilaku baru. Pertama adalah glukonat, ferro fumarat, dan ferro laktat.
awareness (kesadaran) yaitu menyadari Akan tetapi untuk memperbaiki kadar
stimulus tersebut dan mulai tertarik hemoglobin, preparat besi oral
(interest). Selanjutnya, orang tersebut memerlukan waktu 2-4 minggu. Lalu
akan menimbang-nimbang baik atau keadaan anemia dapat membaik dalam
tidaknya stimulus tersebut (evaluation) waktu 1-3 bulan (Anuradha, 2013).
dan mencoba melakukan apa yang
dikehendaki oleh stimulus (trial). Pada Preparat besi parenteral biasanya
tahap akhir adalah adoption, berperilaku diberikan pada pasien yang tidak
baru sesuai dengan pengetahuan, mengkonsumsi preparat besi oral dengan
kesadaran dan sikapnya (Maryunani, baik, pasien yang tidak memberi respon
2013) yang baik pada preparat besi oral, dan
pada pasien yang memerlukan pemulihan
Zat besi merupakan nutrisi yang sangat besi dengan cepat seperti pada kehamilan
dibutuhkan oleh setiap sel. Hampir semua trimester akhir. Beberapa contoh pilihan
preparat besi parenteral adalah besi fitat, fosfat, tannin (Wiknjosastro, 2005;
sorbitol sitrat (jectofer) dan ferri Masrizal, 2007).
hidroksida sukrosa (venover). Pemberian
preparat besi parenteral memiliki efek Berdasarkan teori penatalaksanaan sudah
samping yang lebih berat daripada sesuai menurut Sulistyoningsih (2011)
preparat besi peroral sehingga penanggulangan anemia pada ibu hamil
pemberiannya harus dipertimbangkan dapat dilakukan dengan cara pemberian
dengan baik (Victor, 2006). Dosis terapi tablet besi serta peningkatan kualitas
kebutuhan besi parenteral juga harus makanan sehari-hari. Ibu hamil biasanya
diperhitungkan dengan rumus tidak hanya mendapat preparat besi tetapi
Kebutuhan besi = (Hb target - Hb juga asam folat. Dosis pemberian asam
sekarang) x berat badan x 3 folat sebanyak 500 mg dan zat besi
sebanyak 120 mg. pemberian zat besi
Berdasarkan jurnal berbasis EBM berjudul sebanyak 30 gram perhari akan
“A prospective randomized, controlled meningkatkan kadar hemoglobin sebesar
trial of intravenous versus oral iron 0,3 gr/dl/minggu atau dalam 10 hari.
for moderate iron deficiency anaemia Pemberian konseling serta pemahaman
of pregnancy” didapatkan kesimpulan ibu akan konseling yang telah diberikan
juga sangat berpengaruh, untuk konseling
bahwa preparat besi intravena
yang diberikan pada ibu hamil dengan
dikombinasikan dengan preparat besi anemia sedang diantaranya : memberikan
oral merupakan kombinasi terbaik konseling pada ibu mengenai makanan
untuk menatalaksana pasien dengan yang banyak mengandung zat besi dan
anemia defisiensi besi pada kehamilan cara pengolahannya. Beberapa contoh
(A. Khalafallah, 2010). makanan yang banyak mengandung zat
besi seperti daging sapi, ayam, sarden, roti
Namun, pada pasien ini diberikan preparat gandum, kapri, buncis panggang, kacang
besi oral karena dianggap lebih ekonomis merah, sayuran berdaun hijau, brokoli,
dan tidak terdapat preparat besi parenteral daun bawang, bayam dan telur.
di puskesmas. Besi oral diberikan dengan (Proverawati, 2011).
dosis 2 x 60mg dan dibarengi dengan
pemberian asam folat 500 mg serta Transfusi darah jarang diberikan pada
dengan perbaikan pola makan pasien agar anemia defisiensi besi. Akan tetapi dapat
mengkonsumsi makanan yang banyak diberikan dengan indikasi tertentu. Pada
mengandung zat besi. pasien ini belum perlu dilakukan transfusi
darah mengingat keadaan hemodinamik
Pada pasien ini juga diberikan tatalaksana pasien masih stabil, tidak adanya
berupa pemberian vitamin C. Peningkatan perdarahan aktif dan pasien juga tidak
konsumsi vitamin C sebanyak 25, 50, 100 inpartu, dimana dapat terjadi kehilangan
dan 250 mg dapat meningkatkan darah yang dapat memperburuk keadaan
penyerapan zat besi sebesar 2, 3, 4 dan 5 pasien.
kali. Buah-buahan segar dan sayuran
sumber vitamin C , namun dalam proses Kunjungan ketiga dilakukan pada tanggal
pemasakan 50 - 80 % vitamin C akan 3 Maret 2018, dari hasil anamnesis lebih
rusak. lanjut didapatkan bahwa kondisi pasien
Pasien juga disarankan untuk mengurangi membaik dengan keluhan berupa lemas,
konsumsi makanan yang bisa pusing, pandangan menjadi kabur saat
menghambat penyerapan zat besi seperti : bangun dari posisi tidur ke posisi duduk,
mudah capek dan mudah mengantuk diperlukan pemeriksaan dan
sudah tidak dirasakan. penanganan yang holistik,
Tingkat kepatuhan pasien cukup baik, hal komperhensif dan berkesinambungan.
ini terlihat dengan pasien meminum obat
sesuai anjuran dokter, serta mulai SARAN
membiasakan makan dengan kadar gizi Bagi pasien:
seimbang, hal ini juga didukung oleh Pasien disarankan mengikuti dan
perilaku anggota keluarga lain yang mematuhi manajemen pendekatan dokter
mendampingi dan mendukung pasien keluarga mengenai pola makan dengan
untuk mengkonsumsi obat dan prinsip gizi seimbang dan mengkonsumsi
mengkonsumsi makanan bergizi suplemen yang disarankan selama
seimbang. Dan setelah dilakukan kehamilan.
pemeriksaan laboratorium ulang
didapatkan hasil Hb sebesar 9,5 gr/ dl. Bagi keluarga:
Memberikan dukungan penuh, semangat,
Prognosis pada pasien ini dalam hal quo dan berperan aktif dalam pengobatan
ad vitam: ad bonam dilihat dari kesehatan maupun pengendalian faktor
dan tanda-tanda vitalnya yang sudah biopsikososialnya.
mulai baik; quo ad functionam: ad bonam
karena pasien masih bisa beraktivitas
sehari-hari secara mandiri; dan quo ad
sanationam: ad bonam karena pasien Bagi klinik:
masih bisa melakukan fungsi sosial 1. Tidak hanya fokus terhadap faktor
dengan baik dan memiliki hubungan yang internal namun juga faktor eksternal
baik dengan tetangga sekitar. dalam mengatasi masalah pasien .
2. Memberikan pelayanan kesehatan
SIMPULAN yang holistik dan komprehensif, yang
berbasis EBM sesuai dengan panduan
1. Didapatkan faktor internal berupa terbaru.
pengetahuan kurang mengenai
penyakit yang diderita, perilaku UCAPAN TERIMA KASIH
berobat kuratif. Faktor eksternal:
Kondisi persediaan zat besi di bidan Penulis mengucapkan terima kasih yang
desa/ puskesmas, sehingga pasien sebesar-besarnya kepada dr. Sahab H.
tidak mengkonsumsi tablet besi secara Sibuea, M.Sc selaku pembimbing yang
teratur serta kondisi ekonomi pasien senantiasa memberikan waktunya dalam
yang cukup. menyempurnakan laporan kasus ini.
2. Telah dilakukan penatalaksanaan pada Penulis juga mengucapkan terima kasih
pasien secara holistik, pasien center, pada dr. Sandy, dr Maya dan dr. Citra serta
family appropried dengan pengobatan pihak Puskesmas Natar dan lainnya yang
anemia dalam kehamilan sesuai telah memberikan kontribusi besar mulai
literatur berdasarkan EBM. dari awal hingga penulisan laporan kasus
3. Peran keluarga amat penting dalam ini selesai.
perawatan dan pengobatan anggota
keluarga yang sakit. DAFTAR PUSTAKA
4. Dalam melakukan intervensi terhadap
pasien tidak hanya memandang dalam
hal klinis tetapi juga terhadap Abdul Bari Saifuddin, dkk. 2002. Buku
psikososialnya, oleh karenanya Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Proverawati, A. 2011. Anemia dan Anemia
Kehamilan. Yogyakarta : Nuha
Abdul Bari Saifuddin, dkk. 2010. Ilmu Medika
Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Riset Kesehatan Dasar Kemenkes
Prawirohardjo. (RISKEDAS). 2013. Profil
Kesehatan Indonesia dalam Angka.
Abdulmuthalib. 2009. Kelainan Jakarta: Kementerian Kesehatan
Hematologik. Dalam : Winkjosastro
H, Saifuddin A.B., Rachimhadhi T Sulistyoningsih. 2011. Gizi Kesehatan Ibu
(editor). Ilmu kebidanan, edisi ke-4. Dan Anak. Yogyakarta : Graha Ilmu
Jakarta; Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Praworiharjo. Wiknjosastro, H. 2005. dalam Ilmu
Kebidanan Jakarta: Yayasan Bina
A. Khalafallah, et al. 2010. A prospective Pustaka Sarwono Prawirohardjo
randomized, controlled trial of
intravenous versus oral iron for
moderate iron deficiency anaemia of
pregnancy. Australia; Journal of
Internal Medicine.
Anuradha Gupta, et al. 2013. Guidelines
for Control of Iron Deficiency
Anaemia. India: National Iron+
Initiative.

D. Keith Edmonds. 2007. Dewhurst’s


Textbook of Obstetrics &
Gynaecology. Blackwell Publishing.

E Albert Reece, John C Hobbins. 2007.


Clinical Obstetrics: the fetus &
mother. Blackwell Publishing.

Maryunani, Anik. 2013.Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat. Jakarta: Rineka
Cipta

Masrizal. 2007. Anemia defisiensi besi.


Jurnal kesehatan masyarakat, II (I).

Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri.


Edisi 3. Jakarta: EGC

Pusat Data dan Informasi Kementrian


Kesehatan (InfoDATIN). 2013.
Situasi Dan Analisis Gizi. Jakarta:
Kemenrian Kesehatan Republik
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai