Pasal pada Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana yang mengandung atau berisi arti cepat.
o Pasal 18 ayat (2)
Dalam hal tertangkap tangan penangkapan dilakukan tanpa surat perintah, dengan ketentuan bahwa penangkap harus segera menyerahkan tertangkap beserta barang bukti yang ada kepada penyidik atau penyidik pembantu yang terdekat. Penjelasan Pasal 18 ayat (2): Pada saat penangkapan dilakukan, penangkap wajib menyerahkan pihak tertangkap beserta barang bukti yang ada kepada penyidik atau penyidik pembantu terdekat.
o Pasal 18 ayat (3)
Tembusan surat perintah penangkapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus diberikan kepada keluarganya segera setelah penangkapan dilakukan. Penjelasan Pasal 18 ayat (3) : Tembusan surat perintah penangkapan wajib diberikan kepada keluarga dari tertangkap segera setelah dilakukan nya penangkapan.
o Pasal 24 ayat (4)
Setelah waktu enam puluh hari tersebut, penyidik harus sudah mengeluarkan tersangka dari tahanan demi hukum. Penjelasan Pasal 24 ayat (4) : Setelah waktu yang ditentukan (enam puluh hari), masih terdapat kemungkinan apabila tersangka dikeluarkan dari tahanan sebelum berakhirnya waktu penahanan tersebut apabila kepentingan pemeriksaan sudah terpenuhi.
o Pasal 25 ayat (4)
Setelah waktu lima puluh hari tersebut, penuntut umum harus sudah mengeluarkan tersangka dari tahanan demi hukum. Penjelasan Pasal 25 ayat (4) : Setelah waktu yang ditentukan (lima puluh hari), terdapat kemungkinan apabila tersangka dikeluarkan dari tahanan sebelum berakhirnya waktu penahanan tersebut jika kepentingan pemeriksaan sudah terpenuhi.
o Pasal 26 ayat (4)
Setelah waktu Sembilan puluh hari walaupun perkara tersebut belum diputus, terdakwa harus sudah dikeluarkan dari tahanan demi hukum. Penjelasan Pasal 26 ayat (4) : Setelah waktu yang ditentukan yaitu sembilan puluh hari, tidak menutup kemungkinan apabila tersangka dikeluarkan dari tahanan sebelum waktu penahanan tersebut berakhir jika kepentingan pemeriksaan sudah terpenuhi.
o Pasal 27 ayat (4)
Setelah waktu Sembilan puluh hari walaupun perkara tersebut belum diputus, terdakwa harus sudah dikeluarkan dari tahanan demi hukum. Penjelasan Pasal 27 ayat (4) : Setelah waktu yang ditentukan (sembilan puluh hari), tidak menutup kemungkinan apabila tersangka dikeluarkan dari tahanan sebelum waktu penahanan tersebut berakhir tersebut apabila kepentingan pemeriksaan sudah terpenuhi.
o Pasal 28 ayat (4)
Setelah waktu seratus sepuluh hari walaupun perkara tersebut belum diputus, terdakwa harus sudah dikeluarkan dari tahanan demi hukum. Penjelasan Pasal 28 ayat (4) : Setelah waktu yang ditentukan (seratus sepuluh hari), tersangka bisa saja dikeluarkan dari tahanan sebelum waktu penahanan tersebut berakhir apabila kepentingan pemeriksaan sudah terpenuhi.
o Pasal 29 ayat (6)
Setelah waktu enam puluh hari, walaupun perkara tersebut belum selesai diperiksa atau belum diputus, tersangka atau terdakwa harus sudah dikeluarkan dari tahanan demi hukum. Penjelasan Pasal 29 ayat (6) : Setelah waktu yang ditentukan (enam puluh hari), terdapat kemungkinan bahwa tersangka dikeluarkan dari tahanan sebelum waktu penahanan tersebut berakhir apabila kepentingan pemeriksaan sudah terpenuhi.
o Pasal 50 ayat (1)
Tersangka berhak segera mendapat pemeriksaan oleh penyidik dan selanjutnya dapat diajukan kepada penuntut umum. Penjelasan Pasal 50 ayat (1) : Tersangka harus segera diperiksa oleh penyidik atau dengan cepat tanpa ada suatu kesengajaan untuk memperlambat penyidikan.
o Pasal 50 ayat (2)
Tersangka berhak perkaranya segera dimajukan ke pengadilan oleh penuntut umum. Penjelasan Pasal 50 ayat (2) : Setiap tersangka memiliki hak untuk perkaranya diajukan ke pengadilan oleh penuntut umum.
o Pasal 50 ayat (3)
Terdakwa berhak segera diadili oleh pengadilan. Penjelasan Pasal 50 ayat (3) : Terdakwa memiliki hak mendapatkan proses yang cepat untuk segera diadili oleh pengadilan tanpa sengaja untuk ditunda-tunda.
o Pasal 102 ayat (1)
Penyelidik yang mengetahui, menerima laporan atau pengaduan tentang terjadinya suatu peristiwa yang ‘patut diduga merupakan tindak pidana’ wajib segera melakukan tindakan penyelidikan yang diperlukan. Penjelasan Pasal 102 ayat (1) : Penyelidik wajib melakukan tindakan penyelidikan tanpa sengaja melakukan tindakan untuk memperlambat proses penyelidikan.
o Pasal 102 ayat (2)
Dalam hal tertangkap tangan tanpa menunggu perintah penyidik, penyelidik wajib segera melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka penyelidikan sebagaimana tersebut pada pasal 5 ayat (1) huruf b. Penjelasan Pasal 102 ayat (2) : Penyelidik wajib melakukan tindakan yang di butuhkan walaupun tanpa menunggu perintah penyidik, agar tidak adanya tindakan yang sengaja dilakukan untuk memperhambat proses.
o Pasal 110 ayat (1)
Dalam hal penyidik telah selesai melakukan penyidikan, penyidik wajib segera menyerahkan berkas perkara itu kepada penuntut umum. Penjelasan Pasal 110 ayat (1) : Penyidik harus segera menyerahkan hasil dari sidikan kepada penuntut umum setelah penyidikan telah selesai tanpa ada kesengajaan untuk memperlambat penyerahan hasil yang disidik kepada penuntut umum.
o Pasal 110 ayat (3)
Dalam hal penuntut umum mengembalikan hasil penyidikan untuk dilengkapi, penyidik wajib segera melakukan penyidikan tambahan sesuai dengan petunjuk dari penuntut umum Penjelasan Pasal 110 ayat (3) : Apabila ada hal yang kurang pada hasil penyidikan, maka pada saat penuntut umum menyerahkan kembali hasil penyidikan, penyidik harus segera melakukan penyidikan tambahan sesuai petunjuk penuntut umum.
o Pasal 111 ayat (2)
Setelah menerima penyerahan tersangka sebagaimana dimaksud dalam pasal 111 ayat (1) penyelidik atau penyidik wajib segera melakukan pemeriksaan dan tindakan lain dalam rangka penyidikan. Penjelasan Pasal 111 ayat (2) : Penyelidik ataupun penyidik wajib melakukan pemeriksaan dan tindakan pada tersangka pada saat sudah menerima tersangka tanpa adanya hal yang ditunda.
o Pasal 140 ayat (2) huruf b
Isi surat ketetapan tersebut diberitahukan kepada tersangka dan bila ia ditahan, wajib segera dibebaskan. Penjelasan Pasal 140 ayat (2) huruf b : Jika tidak terdapat cukup bukti maka penuntut umum akan menuangkan hal tersebut di surat ketetapan, ketika surat ketetapan sudah terbit maka tersangka harus segera dibebaskan tanpa menunda suatu hal.
o Pasal 226 ayat (1)
Petikan surat putusan pengadilan diberikan kepada terdakwa atau penasihat hukumnya segera setelah putusan diucapkan. Penjelasan Pasal 226 ayat (1) : Setiap putusan yang telah diucapkan harus segera diserahkan kepada terdakwa atau penasihat hukumnya tanpa penundaan penyerahan yang dapat mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan putusan tersebut.