Anda di halaman 1dari 3

Akuntansi Perbankan & LPD

Nama : I Made Gaura Hari Jaya


Nim : 1607531161
No Absen : 17
Peretemuan : 5

1. Syarat atau Aturan Pemberian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia


Pada dasarnya pemberian BLBI kepada perbankan didasarkan atas berbagai
ketentuan sebagai berikut:
a. Undang-undang nomor 13 tahun 1968 tentang Bank Sentral dalam
pasal 29 ayat (1) dan pasal 32 ayat (3) serta Penjelasan
Umumnya yang menyebutkan bahwa sebagai lender of last resort Bank
Sentral dapat memberikan kredit likuiditas kepada bank-bank untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan likuiditas yang dihadapi dalam keadaan
darurat
b. Pasal 37 ayat (2) huruf b UU no 7 tahun 1992 yang mengatakan
bahwa " Dalam hal suatu bank mengalami kesulitan yang
membahayakan kelangsungan usahanya, maka Bank Indonesia dapat
mengambil tindnakan lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
c. Pasal 2 ayat (1) Keputusan Presiden no 120 tahun 1998 yang
mengatakan "Bank Indonesia dapat memberikan jaminan atas pinjaman
luar negeri dan atau atas pembiayaan perdagangan internasional yang
dilakukan oleh bank"
d. Pasal 1 Keputusan Presiden no 26 tahun 1998 yang mengatakan
"Pemerintah membebri jaminan bahwa kewajiban pembayaran bank
umum kepada pemilik simpanan dan krediturnya akan dipenuhi" dan
e. Pasal 2 ayat(1) Keputusan Presidien no 1998 yang mengatakan
"Pemerintah memberikan jaminan terhadap kewajiban pembayaran
Bank Perkreditan Rakyat"
f. Petunjuk-petunjuk dan Keputusan Presiden pada Sidang Kabinet
Terbatas Bidang Ekku Wasbang dan Prodis pada tanggal 3
September 1997 yang mengatakan" Krisis di beberapa negara
menunjukkan bahwa sektor keuangan --khususnya perbankan--
merupakan unsur yang sangat penting dan dapat menjadi pemicu serta
memperbuuruk keadaan. Untuk itu kepada Saudara Menteri Keuangan
Akuntansi Perbankan & LPD
Nama : I Made Gaura Hari Jaya
Nim : 1607531161
No Absen : 17
Peretemuan : 5

dan Saudara Gubernur Bank Indonesia saya minta untuk mengambil


langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Bank-bank nasional yang sehat tetapi mengalami kesulitan
likuiditas untuk sementara supaya dibantu
(2) Bank-bank yang nyata-nyata tidak sehat, supaya diupayakan
penggabungan atau akuisisi dengan bank-bank lainnya yang sehat.

2. Persentase Cadangan Likuiditas Bank


Implementasi Giro Wajib Minimum (GWM) Rata-rata merupakan
kelanjutan dari rangkaian reformulasi kerangka operasional kebijakan moneter
yang ditempuh Bank Indonesia sejak 2016. GWM rata-rata merupakan salah
satu instrumen kebijakan moneter yang ditujukan untuk meningkatkan
fleksibilitas pengelolaan likuiditas oleh perbankan, mendorong fungsi
intermediasi perbankan, dan mendukung upaya pendalaman pasar keuangan.
Berbagai sasaran ini pada gilirannya akan meningkatkan efektivitas transmisi
kebijakan moneter dalam menjaga stabilitas perekonomian.
Sistem Giro Wajib Minimum (GWM) yang sebelumnya bersifat fixed
(tetap), dimana pemenuhan seluruh kewajiban giro wajib minimum primer
harus dilakukan setiap akhir hari, diubah menjadi pemenuhan sebagian giro
wajib minimum primer secara rata-rata pada akhir periode tertentu.
Pada saat ini, dari total GWM Rupiah bank umum konvensional sebesar
6,5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK), porsi GWM Rata-rata Rupiah untuk bank
umum konvensional adalah 2% dari DPK (berlaku sejak 16 Juli 2018).
Sementara, dari total GWM Valas bank umum konvensional sebesar 8% dari
DPK, porsi GWM Rata-rata valas mulai diberlakukan sebesar 2% dari DPK
(berlaku sejak 1 Oktober 2018). Untuk bank umum syariah dan Unit Usaha
Syariah (UUS), dari total GWM Rupiah sebesar 5% dari DPK, porsi GWM
Rata-rata Rupiah mulai diberlakukan sebesar 2% dari DPK (berlaku sejak 1
Oktober 2018).
Akuntansi Perbankan & LPD
Nama : I Made Gaura Hari Jaya
Nim : 1607531161
No Absen : 17
Peretemuan : 5

Referensi :
http://www.pacific.net.id/pakar/sj/permasalahan_blbi2.html (Diakses pada 21
September 2018)
http s://www.bi.go.id/id/moneter/gwm/Contents/default.aspx (Diakses pada 21
September 2018)

Anda mungkin juga menyukai