MEMBUAT BERITA
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
2018
1. Aspek Sosial
Lombok – Masyarakat Lombok pada saat lebaran rata-rata membuat kue lebaran untuk
dihidangkan pada saat turun hari raya idul fitri. Itu sudah menjadi kebiasaan social masyarakat di
Lombok. Karena sebagian besar masyarakat Lombok masih sangat menjaga kebiasaan membuat
kue lebaran tanpa harus membeli di supermarket. Selain itu juga kebiasaan masyarakat Lombok
yaitu membagi-bagikan rejeki atau dzikirin ketika sore hari pada hari lebaran, momen tersebut
dijadikan momen untuk bapak-bapak yang ada di Lombok bisa kumpul bersama setelah dzikiran
usai. Jumat, 15 Juni 2018 pukul 16.00 di rumah bapak muzakkir dilakukan dzikir bersama untuk
silaturrahmi, “Ini sebagai tanda ucap syukur, atau untuk mendoakan keluarga yang sudah
mendahului kita” Ucap Bapak Pian salah satu warga yang ikut hadir dalam dzikir tersebut.
2. Aspek Ekonomi
Gili terawangan terletak di Lombok Barat. Untuk sampai ke Gili Terawangan, wisatawan
menggunakan kapal untuk bisa menyebrang dengan waktu yang kurang dari 15 menit. Minggu,
17 juni 2018 pukul 13.00 ada seorang wisatawan bernama pita “Gili terawangan sangat cocok
untuk dijadikan tempat melepas penat pasca hari raya idul fitri sebelum kembali ke rutinitas
perkuliahan” ujarnya. Selain itu juga penduduk banyak menyediakan penginapan disekitar pantai
juga untuk menambah pemasukan. Selain itu disekitar gili terawangan juga terdapat transportasi
sepeda yang disewakan kepada wisatawan yang ingin menikmati keindahan Gili Terawangan
sambil bersepeda. Pasca lebaran cukup meningkatkan perekonomian masyarakat di Pantai-pantai
yang ada di Lombok, tidak hanya di Gili Terawangan. Tetapi juga di Pantai-pantai lainnya.
Seperti Gili Meno, Pantai pink, tanjung Aan, Pantai Mawun, dll.
3. Aspek Ritual
Lebaran Momen Untuk Kumpul Keluarga
Lombok – Hari Raya Idul Fitri merupakan momen yang pas untuk kumpul dengan keluarga
besar setelah berpuasa satu bulan penuh. Di Lombok pun juga begitu tepatnya di Desa Aikmel,
Kabupaten Lombok Timur, tradisi yang dilakukan pada hari lebaran yaitu kumpul keluarga
sambil menyantap hidangan, seperti ketupat, opor ayam, dan lain sebagainya. Momen lebaran
juga dijadikan sebagai waktu untuk ziarah ke kuburan sanak saudara yang lebih dulu dipanggil
Tuhan, ziarah kubur dilakukan pada saat selesai shola ied. Selain itu juga momen lebaran
dijadikan momen untuk berbagi rejeki atau biasa disebut dengan Tunjangan Hari Raya (THR),
yaitu diberikan oleh orang yang sudah menikah kepada orang yang masih lajang. Jumat, 15 Juni
2018 “Momen lebaran asyik untuk kumpuk keluarga karna memanfaatkan libur kuliah dan
momen untuk melepas rindu kepada keluarga besar karna jarang pulang” ucap Heti seorang
mahasiswa yang berkuliah di Malang.
4. Aspek Pariwisata
Lombok – Pariwisata yang ada di Lombok memang sangat banyak, sehingga tidak heran
pasca lebaran wisatawan berbondong-bondong mengunjungi wisata yang ada di Lombok. Pantai,
air terjun, gunung, bukit, dan mall pun tak kalah ramai di kunjungi pengunjung. Selain dijadikan
momen untuk kumpul keluarga, lebaran juga biasa digunakan untuk berlibur bersama untuk
orang Lombok. Wisata yang ada di Lombok seminggu setelah lebaran mengalami peningkatan
kepadatan disbanding hari-hari biasanya. Selasa, 19 Juni 2018 pukul 10.00 seorang pengunjung
bersama keluarganya tengah menikmati liburan di wisata puncak Pusuk, Sembalun. “Pusuk
dipenuhi oleh pengunjung baik dari orang Lombok asli maupun luar Lombok, karena memang
wisata di pusuk ini juga sudah banyak memiliki perubahan yang memanjakan pengunjung” Ujar
Novi seorang pelajar yang sedang asyik berselfie ria di tengah padatnya pengunjung waktu itu.