Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Dilema
Etik” untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Keperawatan.
Karya tulis ini berisi pengertian dari dilema etik, prinsip moral dalam
menyelesaikan masalah etik,langkah-langkah penyelesaian masalah atau dilema
etik, enam pendekatan dalam mengahadapi dilema etik, pemecahan masalah etik
menurut para ahli dan masalah masalah yang berkaitan dengan dilema etik.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menemukan beberapa kendala,
namun berkat partisipasi dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan masalah ini,
2. Bapak Sugiyanto, S.Pd, M.App.Sc selaku direktur Politeknik Kemenkes
Semarang.
3. Ibu Lulut handayani, S.Kep,Ns,M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah
etika keperawatan.
4. Semua pihak yang membantu terselesaikannya penyusunan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk yang membacanya. Penulis
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penyusunan
makalah selanjutnya. Akhir kata mohon maaf jika masih banyak kesalahan baik
dalam penyusunan maupun penulisan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi yang membaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Magelang, Oktober 2016

Etika Keperawatan Page 1


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang
sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya.
Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika
dan moral sering digunakan secara bergantian. Sehingga perawat perlu mengetahui
dan memahami tentang etik itu sendiri termasuk didalamnya prinsip etik dan kode
etik.
Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis yang lain tidaklah selalu
bebas dari masalah. Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab etik dan
konflik yang mungkin meraka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam
praktik profesional. Kemajuan dalam bidang kedokteran, hak klien, perubahan
sosial dan hukum telah berperan dalam peningkatan perhatian terhadap etik.
Standart perilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh asosiasi
keperawatan internasional, nasional, dan negara bagian atau provinsi. Perawat harus
mampu menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan mencakup nilai
dan keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang terlibat. Perawat
memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak klien dengan bertindak sebagai
advokat klien. Para perawat juga harus tahu berbagai konsep hukum yang berkaitan
dengan praktik keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas terhadap
keputusan dan tindakan profesional yang mereka lakukan (Ismaini, 2001).
Dalam berjalannya proses semua profesi termasuk profesi keperawatan
didalamnya tidak lepas dari suatu permasalahan yang membutuhkan berbagai
alternative jawaban yang belum tentu jawaban-jawaban tersebut bersifat memuaskan
semua pihak. Hal itulah yang sering dikatakan sebagai sebuah dilema etik. Dalam
dunia keperawatan sering kali dijumpai banyak adanya kasus dilemma etik

Etika Keperawatan Page 2


sehingga seorang perawat harus benar-benar tahu tentang etik dan dilema etik
serta cara penyelesaian dilema etik supaya didapatkan keputusan yang terbaik. Oleh
karena itu penulis menyusun suatu makalah tentang etik dan dilema etik supaya bisa
dipahami oleh para mahasiswa yang nantinya akan berguna ketika bekerja di klinik
atau institusi yang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian etik?
2. Apa tipe tipe etik?
3. Apa prinsip-prinsip etik?
4. Apa saja macam-macam kerangka pemecahan masalah?
5. Apa contoh etik dan bagaimana cara menyelesaikannya?
C. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui konsep tentang etik dan dilema etik khususnya
dibidang keperawatan.
D. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi etik.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tipe-tipe etika.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami teori etik.
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami prinsip-prinsip etik.
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami dilema etik dan cara
penyelesainnya.
6. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami contoh kasus dilema etik dan
penyelesainnya.

Etika Keperawatan Page 3


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
1. Etik
Etik adalah cara bagaimana seseorang menetapkan norma atau
standar kehidupan seseoarang dan yang seharusnaya dilakukan (Mandla,
Boyle dan O’Donohoe. 1994).
2. Dilema Etik
Dilema Etik adalah suatu masalah yang melibatkan masalah dua
atau lebih landasan moral atau tindakan tetapi tidak dapat dilakukan
keduanya.
3. Dilema Etik dalam Keperawatan Kritis
Merupakan suatu tindakan yang harus diputuskan oleh perawat
dalam menangani kasus pasien perawatan kritis dengan tidak
mengesampingkan nilai-nilai yang dipegang oleh keluarga.
B. Prinsip Etik Dalam Mengambil Keputusan
Sebagaimana yang tercermin dalam model pengambilan keputusan,
prinsip-prinsip etika yang relevan harus dipertimbangkan ketika dilema etik
muncul. Terdapat beberapa prinsip-prinsip etik yang terkait dam pengaturan
perawatan kritis, prinsip-prinsip ini dimaksudkan untuk memberikan hormat
dan martabat bagi semua yang terlibat dalam pengambialn keputusan.
1. Menghargai otonomi (facilitate autonomy)
Suatu bentuk hak individu dalam mengatur kegiatan/prilaku dan
tujuan hidup individu. Kebebasan dalam memilih atau menerima suatu
tanggung jawab terhadap pilihannya sendiri. Prinsip otonomi menegaskan
bahwa seseorang mempunyai kemerdekaan untuk menentukan keputusan
dirinya menurut rencana pilihannya sendiri. Bagian dari apa yang
didiperlukan dalam ide terhadap respect terhadap seseorang, menurut

Etika Keperawatan Page 4


prinsip ini adalah menerima pilihan individu tanpa memperhatikan apakah
pilihan seperti itu adalah kepentingannya. (Curtin, 2002). Permasalahan
dari penerapan prinsip ini adalah adanya variasi kemampuan otonomi
pasien yang dipengaruhi oleh banyak hal, seperti tingkat kesadaran, usia,
penyakit, lingkungan Rumah SAkit, ekonomi, tersedianya informsi dan
lain-lain (Priharjo, 1995). Contoh: Kebebasan pasien untuk memilih
pengobatan dan siapa yang berhak mengobatinya sesuai dengan yang
diinginkan.
2. Kebebasan (freedom)
Prilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan
atau paksaan pihak lain (Facione et all, 1991). Bahwa siapapun bebas
menentukan pilihan yang menurut pandangannya sesuatu yang terbaik.
Contoh : Klien dan keluarga mempunyai hak untuk menerima atau
menolak asuhan keperawatan yang diberikan.
3. Kebenaran (Veracity)  truth
Melakukan kegiatan/tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral dan
etika yang tidak bertentangan (tepat, lengkap). Prinsip kejujuran menurut
Veatch dan Fry (1987) didefinisikan sebagai menyatakan hal yang
sebenarnya dan tidak bohong. Suatu kewajiban untuk mengatakan yang
sebenarnya atau untuk tidak membohongi orang lain. Kebenaran
merupakan hal yang fundamental dalam membangun hubungan saling
percaya dengan pasien. Perawat sering tidak memberitahukan kejadian
sebenarnya pada pasien yang memang sakit parah. Namun dari hasil
penelitian pada pasien dalam keadaan terminal menjelaskan bahwa pasien
ingin diberitahu tentang kondisinya secara jujur (Veatch, 1978).
Contoh : Tindakan pemasangan infus harus dilakukan sesuai dengan SOP
yangberlaku dimana klien dirawat.
4. Keadilan (Justice)
Hak setiap orang untuk diperlakukan sama (facione et all, 1991).
Merupakan suatu prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu.
Artinya individu mendapat tindakan yang sama mempunyai kontribusi

Etika Keperawatan Page 5


yang relative sama untuk kebaikan kehidupan seseorang. Prinsip dari
keadilan menurut beauchamp dan childress adalah mereka uang sederajat
harus diperlakukan sederajat, sedangkan yang tidak sederajat diperlakukan
secara tidak sederajat, sesuai dengan kebutuhan mereka.
Ketika seseorang mempunyai kebutuhan kesehatan yang besar,
maka menurut prinsip ini harus mendapatkan sumber-sumber yang besar
pula, sebagai contoh: Tindakan keperawatan yang dilakukan seorang
5. Tidak Membahayakan (Nonmaleficence)
Tindakan/ prilaku yang tidak menyebabkan kecelakaan atau
membahayakan orang lain.(Aiken, 2003). Contoh : Bila ada klien dirawat
dengan penurunan kesadaran, maka harus dipasang side driil.
6. Kemurahan Hati (Benefiecence)
Menyeimbangkan hal-hal yang menguntungkan dan
merugikan/membahayakan dari tindakan yang dilakukan. Melakukan hal-
hal yang baik untuk orang lain. Merupakan prinsip untuk melakukan yang
baik dan tidak merugikan orang lain/pasien. Prinsip ini sering kali sulit
diterapkan dalam praktek keperawatan. Berbagai tindakan yang dilakukan
sering memberikan dampak yang merugikan pasien, serta tidak adanya
kepastian yang jelas apakah perawat bertanggung jawab atas semua cara
yang menguntungkan pasien.Contoh: Setiap perawat harus dapat merawat
dan memperlakukan klien dengan baik dan benar.
7. Kesetiaan (fidelity)
Memenuhi kewajiban dan tugas dengan penuh kepercayaan dan
tanggung jawab, memenuhi janji-janji. Veatch dan Fry mendifinisikan
sebagai tanggung jawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan.
Tanggung jawab dalam konteks hubungan perawat-pasien meliputi
tanggung jawab menjaga janji, mempertahankan konfidensi dan
memberikan perhatian/kepedulian. Peduli kepada pasien merupakan salah
satu dari prinsip ketataatan. Peduli pada pasien merupakan komponen
paling penting dari praktek keperawatan, terutama pada pasien dalam
kondisi terminal (Fry, 1991). Rasa kepedulian perawat diwujudkan dalam

Etika Keperawatan Page 6


memberi asuhan keperawatan dengan pendekatan individual, bersikap
baik, memberikan kenyamanan dan menunjukan kemampuan profesional
Contoh: Bila perawat sudah berjanji untuk memberikan suatu tindakan,
maka tidak boleh mengingkari janji tersebut.
C. Tanggungjawab Legal Dalam Keperawatan Kritis
Selain kewajiban etik perawat pada keperawatan kritis harus memiliki
tanggung jawab dan tanggunggugat kepada pasien beberapa masalah hukum
yang melibatkan perawat diantaranya:
1. Lisensi
Perawat yang terlibat dalam keperawatn kritis harus memiliki
lisensi sebagai standar bahwa perawat tersebut dapat bertanggung jawab
dan bertanggung gugat terhadap pasien yang ditangani. Lisensi ini
dibutuhkan pada keperawatan kritis diantaranya lisensi dari PPNI yang
didapatkan dengan melalui ujian kompetensi, lisensi pelatihan keperawatn
gawat darurat (pelatihan PPGD) .
2. Tuntutanperkara
Perawatdalammelaksanakanperawatnkritisharusmemperhatikanseg
alaprosedur yang ada.
Ketikaperawattidakdapatmelaksanakantugasdenganbenarmakaakanterjadit
untutanataumasalah-masalahhukum. Masalahhukum yang
dapatdihadapidapatberupapidanaatauperdata.
Olehkarenaituperawatkritisdalammelakukankeperawatanpenyelesainkritish
arusbersikapbaikpadapasienataupunkeluarga.
D. Kerangka Model Etik
1. Menurut Townswnd ( 2003 ) ,mengemukakan beberapa langkah yang
dapat digunakan dalam pengambilan keputusan etis. Langkahnya mirip
dengan langkah dalam proses keperawatan :
a. Pengkajian
Mengumpulan data subyektif dan obyektif tentang suatu situsi
b. Perencanaan
1) Eksplorasi keuntungan dan konsekuensi dari tiap tiap pilihan

Etika Keperawatan Page 7


2) Mempertimbangkan prinsip prinsip dalam teori etik
3) Menyeleksi tindakan

c. Implementasi
Mengambil keputusan dan membicarakan keputusan yang telah
dibuat kepada orang lain
d. Evaluasi
Evaluasi hasil
2. Kozier et. al (2004) menjelaskan kerangka pemecahan dilema etik sebagai
berikut :
a. Mengembangkan data dasar
1) Orang yang terlibat
2) Tindakan yang diusulkan
3) Maksud dari tindakan
4) Konsekuensi tindakan yang diusulkan
b. Mengidentifikasi konflik
c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang
direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi
tindakan tersebut
d. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat
1) Mendefinisikan kewajiban perawat
e. Membuat keputusan
3. Model murphy dan murphy
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin
dilaksanankan
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif
keputusan

Etika Keperawatan Page 8


g. Memberi keputusan
h. Mempertmbangkan bagaimana keputusa tersebuut hingga sesuai
dengan falsafah umum perawatan klien
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan
menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan
berikutnya.
4. Menurut ( Yosep, 2007 ) berikut ini langkah langkah yang harus dilakukan
untuk menyelesaikan masalah etik yang timbul khusus pada area
keperawatan
a. Pengumpulan informasi
1) Dilema etik yang muncul adalah sebagai berikut:
2) Informasi yang didapatkan
3) Informasi yang diperlukan
4) Kontek dilema
5) Identifikasi komponen isu :
a) Titik tekan isue
b) Pihak yang terlibat dalam dilema
c) Klarifikasi berbagai pihak :
(1) Hak pasien menurut yang dipasung
(2) Hak keluarga dengan pasien pasung
(3) Hak perawat
(4) Kewajiban pasien
(5) Kewajiban keluarga
(6) Kewajiban perawat
(7) Pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan
(8) Pihak yang menetapkan keputusan
(9) Harapan klien terkait pelayanan yang diberikan
5. Model Pemecahan Masalah ( Megan, 1989 )
a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan

Etika Keperawatan Page 9


d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil

E. Kode Etik Keperawatan


1. Berikut ini merupakan hak perawat jiwa terhadap pasien jiwa :
a. Mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya
b. Mendapat perlindungan terhadap resiko kerja yang dapat menimbulkan
bahaya fisik maupun mental
c. Mendapat peningkatan ilmu pengetahuan dibidang keperawatan
kesehatan secara bekesinambungan
d. Mendapat perlindungan terhadap resiko kerja yang dapat menimbulkan
bahaya fisik maupun mental
e. Mendapat imbalan penghargaan jasa profesinya terhadap rumah sakit
f. Mendapat informasi dari pasien atau keluarga tentang ketidakpuasan
dalam penyusunan keperawatan
g. Diikutsetakan dalam penyusunan dan penetapan kebijaksanaan
pelayanan kesehatan di rumah sakit
h. Menolak anjuran atau permintaan tertulis dari pihak lain yang
bertentangan dengan standar prodesi atau kode etik keperawatan
2. Kewajiban perawat jiwa terhadap pasien dengan ganggun jiwa :
a. Wajib mematuhi semua peraturan yang berlaku di rumah sakit
b. Wajib memberi pelayanan keperawatan yang sesuai dengan standar
profesi dan batas kewenangan
c. Wajib menghormati hak pasien dalam menunjang kesembuhannya
d. Wajib memberikan kesempatan kepada pasien bertemu dengan
keluarga dan melakukan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya
e. Wajib berkolaborasi dengan tenaga medis dan tenaga kesehatan
lainnya yang terkait dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien

Etika Keperawatan Page 10


f. Wajib membuat dokumnetasi asuhan keperawatan secara akurat dan
berkesinambungan
g. Wajib melakukan pertolongan darurat sebagai tugas perikemanusiaan
sesuai dengan batas wewenang
h. Wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien
bahkan juga setelah pasien meninggal, kecuali jika diminta oleh yang
berwenang.
i. Wajib memberikan informasi yang adekuat tentang tindakan
keperawatan kepada pasien atau keluarganya dalam batas
wewenangnya.
j. Wajib memenuhi hal – hal yang telah disepakati dalam perjanjian yang
telah dibuat
3. Hak pasien gangguan jiwa
a. Mendapat informasi tentang tata gertib dan peraturan RS jiwa
b. Mendapat pelayanan yang manusiawi, adil, jujur
c. Mendapat pelayanan informasi tentang penyakitnya, tindkan yang akan
dilakukan, kemungkinan yang terjadi amibat tindakan, alternatif
pengobatan dan masa depan pasein
d. Menyetujui atau menolak bahkan mngakhiri tindakan medis
keperawatan yang dilalaikan
e. Dalam keadaan krisis boleh didampingi oleh keluarga
f. Menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya
g. Mendapat perlindungan keamana selama dalam perawatan di rumah
sakit jiwa
h. Mengajukan usul atau kritik atas perlakuan rumah sakit terhadap
pasien
F. Konsep Etika dalam Praktik Keperawatan
Konsep etika mampu menberikan fondasi dalam pengambilan keputusan
etis. Konsep etika dalam keperawatan meliputi.
1. Advokasi

Etika Keperawatan Page 11


Menurut konhnke ( 1982 dalam kozier 1987 ) tindakan advokasi
adalah untuk menginformasikan dan mendukung. Advokasi
menginformasikan pasien tentang hak pasien dalam suatu situasi dan
menyediakan informasi yang mereka butuhkan dalam membuat
keputusan. Advokasi memwajibkan perawat memberikan informasi
kepada pasien, kemudian mendukung mereka dalam keputusan yang
mereka buat. Dan perawat harus mengakui bahwa pasien mempunyai hak
unuk membuat keputusan sendiri ( Bandman & Bandman, 2000 ).
Mentut Stuart dan laraia ( 2001 ) mengemukanakn tiga area advokasi
dalam praktik keperawatan jiwa yaitu:
a. Mendidik staf kesehatan jiwadan mengimplementasikan kebijakan
dan prosedur yang telah ditetapkan dan melindungi hak – hak pasien
b. Membuat prosedur tambahan untuk mengatasi masalah yang ada,
menjawab segala pertanyaan, atau ketidaksetujua yang sering terjadi
berdasarkan hak legal pasien
c. Meberikan bantuan pelayanan legal ketika hak – hak pasien gangguan
jiwa diabaikan
d. Tanggung jawab dan tanggung gugat

2. Kerjasama
Merupakan sebuah konsep yeng mengandung partisipasi aktif
dengan yang lain untuk menghasilkan perawatan yang berkualitas bagi
klien.
3. Caring
Merupakan seni dan ilmmu karena merupakan sebuah proses dan
yang satu kepada yang lain dan tampak dalam interaksi interpersonal (
Taylor, Lilis, LeMone, 1997 ) IV Strategi menghadapi dilema etik.
Beberapa studi menunjukan bahwa dalam menghadapi dilema etikm
diperlukan beberapa strategi untuk peneyelesaian masalah etiak terkait
dengan cara pengambilan keputusa etik. Setiap individu emmepunyai
persepektif yang berbeda – beda tentang dilema etik dan perbedaan ini

Etika Keperawatan Page 12


akan membutuhkan peneyelesaian yang berbeda pula. ( Husted & Husted,
1999 )\Chaowalit dan Takvirayanum ( 1999 ) mengungkapkan ada lima
pokok penyelesaian dilema etik yaitu:
a. Diskusi dan konsultasi dengan orang lain
Diskusi dan konsultasi dengan orang lan merupakan proses interaksi
yang terjadi antara profesional, konsultan dan consultee yang meinta
bantuan untuk mengatasi masalah ( Hamri & Spross, 1989 )
Perawat kadang berhadpan dengan dilema etik yang sanagt sulit utuk
diatasi oelh dirinya sendiri.Pada siuasi ini stafv perawat dapat
berdiskusi atau berkonsultasi dengan orang lain seperti kepala
keperawatab, komite etik yang ada dirumah sakit sehingga sumber
b. Strategi koping emosional
Menurut Lazarus dan Folkam ( 1984 ) staretegi koping emosional
merupakan cara menagtur respon emosi ketika seseorang menghadapi
masalah, sementara proses kognitif merupakan berkurangnya distress
emosional. Startego koping emosional terdiri dari penginderaan,
minimalisasi, menjauhi, perhatian selektif, perbandingan positif,
mendapatkan nilai positif dari kejadian negatif. Menurut studi
Gatsman ( 2002; Pujiastuti 2004 ) mengemukakan bahwa emosi
perawat harus dipererat, karena perawat memainkan peran ganda
dalam proses mempertimbangkan etik.
c. Pendekatan keagamaan
Agama memberikan peraturan dan kepercayaan yang membuat
seseorang dapat menjawab pertanyaan tentang tujuan kehidupan
manusia. Kepercayaan mempunyai peran yang sanagt penting dalam
menghadapi masalah etik yang dihadapi oleh perawat ( Sampson,
1982 dikutip dari setiawan, 2002 ), Davis melaporkan bahwa
umumnya perawat menyatakan kepercayaan yang mereka anut
membimbing mereka secara moral dalam dilema etik
d. Membuat tindakan moral

Etika Keperawatan Page 13


Merupakan proses tindakan sebagi proses ketika seseorang
melakukan perintah untuk mencapai hasil moral yang diinginkan.
Selain itu dapat digunakan sebagai kemampuan mengenal impikasi
dari isu untuk profesi keperawatan dan mengembangkan strategi
untuk berespon tehadap isu secara tepat dan efektif

BAB III
KASUS
1. Contoh Kasus
Ny. M seorang ibu rumah tangga, umur 35 tahun, mempunyai seorang
anak umur 4 tahun, Ny.M. berpendidikan SMA, dan suami Ny.M bekerja
sebagai PNS di suatu kantor kelurahan. Saat ini Ny.M dirawat di ruang
kandungan sejak 3 hari yang lalu.Sesuai hasil pemeriksaan Ny.M positif
menderita kanker rahim grade III, dan dokter merencanakan untuk dilakukan
operasi pengangkatan kanker rahim. Semua pemeriksaan telah dilakukan
untuk persiapan operasi Ny.M. Menjelang dua hari operasi, Ny.M hanya diam
dan tampak cemas dan binggung dengan rencana operasi yang akan
dijalaninnya. Dokter hanya menjelaskan bahwa Ny.m harus dioperasi karena
tidak ada tindakan lain yang dapat dilakukan dan dokter memberitahu perawat
kalau Ny.M atau keluarganya bertanya, sampaikan operasi adalah jalan
terakhir. Dan jangan dijelaskan tentang apapun, tunggu saya yang akan
menjelaskannya.Saat menghadapi hal tersebut Ny.M berusaha bertanya
kepada perawat ruangan yang merawatnya. Ny.M bertanya kepada perawat
beberapa hal, yaitu: “apakah saya masih bisa punya anak setelah dioperasi
nanti”.karena kami masih ingin punya anak. “apakah masih ada pengobatan
yang lain selain operasi” dan “apakah operasi saya bisa diundur dulu suster”
Dari beberapa pertanyaan tersebut perawat ruangan hanya menjawab
secara singkat,“ibu kan sudah diberitahu dokter bahwa ibu harus operasi”
“penyakit ibu hanya bisa dengan operasi, tidak ada jalan lain”
“yang jelas ibu tidak akan bisa punya anak lagi…”

Etika Keperawatan Page 14


“Bila ibu tidak puas dengan jawaban saya, ibu tanyakan lansung dengan
dokternya…ya.” Dan setelah menjawab beberapa pertanyaan Ny.M. perawat
memberikan surat persetujuan operasi untuk ditanda tangani, tetapi Ny.M
mengatakan “saya menunggu suami saya dulu suster”, perawat mengatakan
“secepatnya ya bu… besok ibu sudah akan dioperasi”tanpa penjelasan lain,
perawat meninggalkan Ny.M.
Sehari sebelum operasi Ny.M berunding dengan suaminya dan
memutuskan menolak operasi dengan alasan, Ny.M dan suami masih ingin
punya anak lagi.Dengan penolakan Ny.M dan suami, perawat mengatakan
pada Ny.M dan suami” Ibu ibu tidak boleh begitu, ibu harus dioperasi agar
penyakit ibu tidak parah, kita hanya berusaha” dan perawat meninggalkan
pasien dan suami tanpa penjelasan apapun. Dan setelah penolakan pasien
tersebut, perawat A datang ke Kepala ruangan dan mengatakan bahwa Ny.M
menolak untuk operasi. Ny.M masih ragu karena dokter belum menjelaskan
rencana operasi yang akan dilakukan, Kepala ruangan bertanya kepada
perawat A “kenapa tidak dijelaskan” Perawat A menjawab “pesan dokter, saya
tidak boleh menjelaskan tentang operasi tersebut, disuruh menunggu
dokter…”, kepala ruangan mengatakan “ kalau begitu buat surat pernyataan
saja” dan kita sampaikan ke dokter bedahnya. Dan sampai saat ini dokter
belum menjelaskan operasi yang akan dilakukan pada Ny.M dan keluarga.
Dan akhirnya pasien pulang.
Beberapa hari kemudian Rumah Sakit mendapat surat keluhan dari
keluarga Ny.M yang berisi ketidakpuasan dari pelayanan dimana Ny.M
dirawat. Oleh karena itu pihak Rumah Sakit (pimpinan) menanggapi surat
tersebut dan berusaha mencari tahu kebenaran kasus yang tejadi pada Ny.M
dan akan mengambil tindakan bila ada unsure pelanggaran kode etik dalam
pelayanan kesehatan yang dilakukan staff Rumah Sakit.
Sekilas berkaitan dengan ruangan, kepala ruangan adalah Ners S1 yang
bekerja telah lima tahun dan perawat A, adalah perawat lulusan DIII baru
bekerja diruang tersebut dua tahun.
2. Analisa Kasus

Etika Keperawatan Page 15


Hal pertama yang harus dilakukan oleh tim pencari fakta adalah
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan beberapa informasi yang
diperlukan, baik dari internal maupun exsternal ruangan termasuk staf yang
terlibat, perawat primer, kepala ruangan dan dokter yang merawat dan
pasien/keluarga. Hal-hal lain yang menyangkut prinsip-prinsip moral dalam
pemberian asuhan keperawatan dan berkaitan dengan standarisasi asuhan
keperawatan yang diberikan (SOP).
Pada kasus yang melibatkan Ny.M dapat dianalisa dengan beberapa hal
menyangkut nilai-nilai etika, prinsip moral dalam professional keperawatan,
Kode etik keperawatan (PPNI), hak-hak pasien, hak dan kewajiban perawat
dan juga bentuk standar praktek keperawatan yang harus dilaksanakan pada
pasien yang akan menjalani operasi. Bila diidentifikasi masalah-masalah yang
mungkin merupakan pelanggaran etik yang terjadi dan merupakan data dari
informasi yang dibutuhkan, adalah sebagai berikut:
a. Berkaitan dengan prinsip-prinsip moral/etik dalam praktek keperawatan,
yaitu:
1) Otonomi pasien
Prinsip autonomy menegaskan bahwa seseorang mempunyai
kemerdekaan untuk menentukan keputusan dirinya menurut rencana
pilihannya sendiri. Bagian dari apa yang diperlukan dalam ide terhadap
respect terhadap seseorang, menurut prinsip ini adalah menerima
pilihan individu tanpa memperhatikan apakah pilihan seperti itu adalah
kepentingannya.
Seperti telah banyak dijelaskan dalam teori bahwa otonomi
merupakan bentuk hak individu dalam mengatur keinginan melakukan
kegiatan atau prilaku. Kebebasan dalam memilih atau menerima suatu
tanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Pada kasus Ny.M. bahwa pasien menginginkan informasi yang
banyak tentang tindakan operasi yang akan dilakukan terhadap
dirinnya, informasi-informasi yang dibutuhkannya karena Ny.M
berkeinginan bahwa ia masih ingin punya anak lagi dan bila operasi

Etika Keperawatan Page 16


dilakukan berarti pasien merasa tidak akan mempunyai anak lagi.
Tetapi keinginan pasien untuk mendapat informasi yang lebih banyak
tidak terpenuhi, hal inilah yang menjadi dilema bagi pasien sementara
itu kondisi sakitnya akan membuat Ny.M tidak tertolong lagi.
Penolakan Ny.M dan keluarga untuk dilakukan operasi merupakan
hak pasien tetapi, hak dan kewajiban perawat juga untuk dapat
memberikan asuhan keperawatan yang optimal dengan membantu
penyembuhan pasien yaitu dengan jalan dilakukan operasi.
2) Advokasi perawat terhadap pasien
Advokasi merupakan salah satu peran perawat dalam
menjalankan praktek keperawaatan dan asuhan keperawatannya.
Perawat seharusnya memberikan penjelasan lebih rinci dan
mendukung pasien agar dapat berkonsultasi kepada tim dokter yang
akan melakukan operasinya.
Advoaksi perawat yang dapat dilakukan pada kondisi kasus
Ny.M, dapat berupa: penjelasan yang jelas dan terinci tentang kondisi
yang dialami Ny.M, melakukan konsultasi dengan tim medis berkaitan
denganmaslah tersebut, juga harus disampaikan bahwa Ny.M ingin
mempunyai anak lagi. Bentuk-bentuk advokasi inilah yang
memungkinkan tim baik keperawatan dan medis akan bersama
menjelaskan dengan lengkap dan baik.Bentuk advokasi lainnya adalah
Perawat ruangan dapat membuat tim keperawatan dan medis dan dapat
menberikan informasi dan komunikasi yang baik pada pasien.
b. Berkaitan hak-hak pasien
Pada teori telah dijelaskan bahwa pasien juga mempunyai hak-hak
yang harus diperhatikan oleh perawata dalam praktek keperawatan,
diantarannya yang berhubungan dengan kasus Ny.M. Pasien berhak
mendapatkan informasi yang lengkap jelas, pasien berhak memperoleh
informasi terbaru baik dari tim medis dan perawat yang mengelolannya,
pasien juga berhak untuk memilih dan menolak pengobatan ataupun
asuhan bila merasa dirinnya tidak berkenan.

Etika Keperawatan Page 17


Ny.M. merasa bahwa dirinya tidak memperoleh informasi yang
diharapkannya, pasien berharap banyak informasi dan hal-hal yang
berkaitan dengan kondisinnya sehingga pasien dapat memnentukan
pilihannya dengan tepat. Apapun pilihan pasien dan keputusan pasien
setelah mendapatkan informasi yang jela merupakan hak automi pasien.
c. Berkaitan Kode Etik Keperawatan (PPNI)
1) Kewajiban perawat dalam melaksanakan tugas.
Sebagai tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan langsung
kepada individu, keluarga dan masyarakat, perawat berkewajiban
untuk melaksanakan kode etik profesinya dan menjalankan semua
kewajiban yang didasari oleh nilai-nilai moral yang telah diatur dalam
profesinya.
Terdapat beberapa kewajiban perawat yang tidak dijalankan
dengan baik dalam kasus Ny.M. diantaranya berkewajiban
memberikan informasi, komunikasi kepada pasien, memberikan peran
perlindungan kepada pasien, perawat wajib memberi kesempatan
kepada pasien untuk dapat menentukan pilihan dan memberikan
alternative penyelesaian atas kondisi dan keinginan pasien dalam arti
bahwa perawat wajib menghargai pilihan atau autonomi pasien. Sesuai
kode etik keperawatan (PPNI) bahwa perawat senantiasa
mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien dalam
melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam melaksanakan
tugas. Bila kewajiban diatas dapat dilaksanakan dengan baik maka
dapat memberikan kesempatan kepada Ny.M dan keluarga dapat
berfikir rasional dan logic atas kondisi yang menimpannya.
2) Hubungan Perawat terhadap Pasien, tenaga kesehatan lain (dokter)
Sesuai kode etik keperawatan (PPNI) bahwa perawat senantiasa
menjaga hubungan baik antar sesame perawat, pasien dan tenaga
kesehatan lain dengan tujuan keserasian suasana dan ligkungan kerja
maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh.

Etika Keperawatan Page 18


Pada kasus Ny.M terdapat beberapa dilema etik yaitu perawat tidak
mampu mengambil suatu keputusan yang terbaik dari intruksi yang
telah disampaikan oleh dokter seharusnya perawat mengklarifikasi atas
apa yang disampaikan oleh tim medis. Dan perlunya tim konsultasi
yang berkaitan dengan masalah-masalah yang terggambar pada kasus
Ny.M. tim inilah yang merupakan kelompok yang baik sebagai tempat
untuk menjelaskan kondisi pasien. Tim inipun akan memberikan
alternatif-alternatif atau masukan yang berarti tentang dampak dari
tindakan dan bila tidak dilakukan tindakan. Tim ini juga terdiri dari
beberapa profesi yaitu: medis, keperawatan, dan tenaga lain yang
berkaitan dengan masalah Ny.M. Hubungan yang baik harus
diciptakan sehingga pada setiap interaksi dengan pasien terjadi
komunikasi yang terintegrasi dan menyeluruh sehingga informasi yang
diberikan kepada pasien dapat sama dan saling menunjang.
d. Berkaitan nilai-nilai praktek keperawatan professional.
Secara teori dikatakan bahwa nilai-nilai professional perawat harus
selalu dijalankan pada setiap berhubungan dan melaksanakan praktek
keperawatan, nilai-nilai professional yang dimaksud yaitu Aesthetics,
altruism, equality, freedom, human dignity, justice dan truth. Dari kasus
Ny.M. dapat dikatakan bahwa perawat ruangan menlanggar nilai-nilai
praktek profesionalnya.
Sifat altruism yang ditunjukan pada pasien Ny.M tidak terlihat
sama sekali apalagi kepedulian “caring” terhadap Ny.M, seakan perawat
mengabaikan pasien, selayaknya perawat menunjukan perhatiannya
kepada pasien terhadap isu/kondisi saat ini sehingga dampak dari
tindakan/pengobatan dapat melegakan bagi pasien. Disamping itu nilai
kebebasan dalam menentukan sikap terhadap tindakan/pengobatan yang
diambil oleh tim medis seharusnya perawat menggunakan kapasitasnya
secara independent, confidence, serta menghargai hak pasien.
Nilai yang lain adalah menghargai martabat manusia dengan sikap
empathy, respect full, yang dapat dijalankan oleh perawat menghadapi

Etika Keperawatan Page 19


kasus Ny.M. penting dalam melindungi hak individu, memperlakukan
pasien sesuai keinginannya. Disamping nilai-nilai tersebut penting juga
berkata jujur sesuai kebenaran, walaupun kadang-kandang kebenaran itu
akan memberikan dampak yang tidak selalu baik, tetapi dalam nilai
kebenaran ini yang penting adalah perlu dilihat kondisi, dampak dan apa
keinginan pasien sehingga apa yang kita sampaikan kepada pasien dapat
diterima dan dipertimbangkan dengan baik, apapun keputusannya dapat
memberikan keduannya hal yang baik yang telah dilaksanakan.
e. Tinjauan dari standar praktek dan SOP
Didalam standar praktek keperawatan pada pasien yang akan
dilakukan operasi harus dipersiapkan baik fisik dan mental, termasuk
memberikan informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana operasi
yang akan dilakukan. Saat penanda tanganan persetujuan operasi harus
dijelaskan, walaupun kewajiban memberikan informasi hal tersebut adalah
dokter yang akan melakukan operasi, tetapi perawat harus tetap
mendampingi dan memberikan advokasi dan memberikan penjelasan lain
secara lengkap agar pasien dapat menjalani operasi dengan baik. Didalam
setiap SOP-pun hal ini telah diidentifikasi beberapa tindakan yang harus
dilakukan pada pasien yang akan menjalani operasi, maka harus dilihat
lagi apakah SOP di ruangan tersebut telah tersedia dan selalu diperbaharui.

Etika Keperawatan Page 20


BAB IV
PENYELESAIAN KASUS

A. Kerangka Pemecahan Menurut Kozier, erb. (1989)


Dalam menyelesaikan kasus dilema etik yang terjadi pada kasus Ny. M,
dapat diambil salah satu kerangka penyelesaian etik, yaitu kerangka
pemecahan etik yang dikemukan oleh Kozier, erb. (1989), dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Mengembangkan data dasar dalam hal klarifiaksi dilema etik, mencari
informasi sebanyaknya, berkaitan dengan:
a. Orang yang terlibat, yaitu: Pasien, suami pasien, dokter
bedah/kandungan, kepala ruangan dan perawat primer.
b. Tindakan yang diusulkan, yaitu: Akan dilakukan operasi pengangkatan
kandungan/rahim pada Ny.M. dan perawat primer tidak boleh
menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan operasi, menunggu
dokter bedahnya.
c. Maksud dari tindakan, yaitu: Agar kanker rahim yang dialami Ny.M
dapat diangkat (tidak menjalar ke organ lain) dan pengobatan tuntas.
d. Konsekuensi dari tindakan yang diusulkan, yaitu: bila operasi tetap
dilaksanakan keinginan Ny.M dan keluarga untuk mempunyai anak
kemungkinan tidak bisa lagi dan bila operasi tidak dilakukan
penyakit/kanker rahim Ny.M kemungkinan akan menjadi luas. Dan
mengenai pesan dokter untuk tidak menjelaskan hal-hal yang berkaitan
dengan rencana operasi Ny.M, bila dilaksanakan pesan tersebut,
perawat melannggar prinsip-prinsip moral, dan bila pesan dokter
tersebut melanggar janji terhadap teman sejawat.
2. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut.
a. Konflik yang terjadi pada perawat A, yaitu:

Etika Keperawatan Page 21


1) Bila menyampaikan penjelasan dengan selengkapnya perawat
kawatir akan kondisi Ny.M akan semakin parah dan stress, putus
asa akan keinginannya untuk mempunyai anak.
2) Bila tidak dijelaskan seperti kondisi tersebut, perawat tidak
melaksanakan prinsip-prinsip professional perawat
3) Berkaitan dengan pesan dokter, keduanya mempunyai dampak
terhadap prinsip-prinsip moral/etik.
4) Bila perawat menyampaikan pesan dokter, perawat A melangkahi
wewenang yang diberikan oleh dokter, tetapi bila tidak
disampaikan
b. Konflik yang terjadi pada Kepala Ruangan, yaitu:
1) Berkaitan dengan pesan dokter kondisinya sama dengan perawat
primer
2) Atas penolakan pasien merupakan gambaran manajemen ruangan
yang kurang terkoordinasi dengan baik.
3) Meninjau kembali SOP pada pasien yang akan dilakukan operasi
apakah masih relevan atau tidak.
3. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang
direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi
tindakan tersebut.
a. Menjelaskan secara rinci rencana tindakan operasi termasuk dampak
b. Menjelaskan dengan jelas dan rinci hal-hal yang berkaitan dengan
penyakit bila tidak dilakukan tindakan operasi
c. Memberikan penjelasan dan saran yang berkaitan dengan keinginan
dari mempunyai anak lagi, kemungkinan dengan anak angkat dan
sebagainnya.
d. Mendiskusikan dan memberi kesempatan kepada keluarga atas
penolakan tindakan operasi dan memberikan alternative tindakan yang
mungkin dapat dilakukan oleh keluarga.
e. Memberikan advokasi kepada pasien dan keluarga untuk dapat
bertemu dan mendapat penjelasan langsung pada dokter bedah, dan

Etika Keperawatan Page 22


memfasilitasi pasien dan kelurga untuk dapat mendapat penjelasan
seluas-luasnya tentang rencana tindakan operasi dan dampaknya bila
dilakukan dan bila tidak dilakukan.
4. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa
pengambil keputusan yang tepat.
Perawat tidak membuat keputusan untuk pasien, tetapi perawat
membantu dalam membuat keputusan bagi dirinya dan keluarganya, tetapi
dalam hal ini perlu dipikirkan, beberapa hal:
a. Siapa yang sebaiknya terlibat dalam membuat keputusan dan mengapa
mereka ditunjuk.
b. Untuk siapa saja keputusan itu dibuat
c. Apa kriteria untuk menetapkan siapa pembuat keputusan (social,
ekonomi, fisiologi, psikologi dan peraturan/hukum).
d. Sejauh mana persetujuan pasien dibutuhkan
e. Apa saja prinsip moral yang ditekankan atau diabaikan oleh tindakan
yang diusulkan.
Dalam kasus Ny.M. dokter bedah yakin bahwa pembuat keputusan,
jadi atau tidaknya untuk dilakukan operasi adalah dirinya, dengan
memperhatikan faktor-faktor dari pasien, dokter akan memutuskan untuk
memberikan penjelasan yang rinci dan memberikan alternatif pengobatan
yang kemungkinan dapat dilakukan oleh Ny.M dan keluarga. Sedangkan
perawat primer seharusnya bertindak sebagai advokasi dan fasilitator agar
pasien dan keluarga dapat membuat keputusan yang tidak merugikan bagi
dirinya, sehingga pasien diharapkan dapat memutuskan hal terbaik dan
memilih alternatif yang lebih baik dari penolakan yang dilakukan.
Bila beberapa kriteria sudah disebutkan mungkin konflik tentang
penolakan rencana operasi dapat diselesaikan atau diterima oleh pasien
setelah mendiskusikan dan memberikan informasi yang lengkap dan valid
tentang kondisinya, dilakukan operasi ataupun tidak dilakukan operasi
yang jelas pasien telah mendapat informasi yang jelas dan lengkap
sehingga hak autonomi pasien dapat dipenuhi serta dapat memuaskan

Etika Keperawatan Page 23


semua pihak. Baik pasien, keluarga, perawat primer, kepala ruangan dan
dokter bedahnya.

5. Mendefinisikan kewajiban perawat


Dalam membantu pasien dalam membuat keputusan, perawat perlu
membuat daftar kewajiban keperawatan yang harus diperhatikan, sebagai
berikut:
a. memberikan informasi yang jelas, lengkap dan terkini
b. meningkatkan kesejahteran pasien
c. membuat keseimbangan antara kebutuhan pasien baik otonomi, hak
dan tanggung jawab keluarga tentang kesehatan dirinya.
d. membantu keluarga dan pasien tentang pentingnya sistem pendukung
e. melaksanakan peraturan Rumah Sakit selama dirawat
f. melindungi dan melaksanakan standar keperawatan yang disesuikan
dengan kompetensi keperawatan professional dan SOP yang berlaku
diruangan.
6. Membuat keputusan.
Dalam suatu dilema etik, tidak ada jawaban yang benar atau salah,
mengatasi dilema etik, tim kesehatan perlu dipertimbangkan pendekatan
yang paling menguntungkan atau paling tepat untuk pasien. Kalau
keputusan sudah ditetapkan, secara konsisten keputusan tersebut
dilaksanakan dan apapun yang diputuskan untuk kasus tersebut, itulah
tindakan etik dalam membuat keputusan pada keadaan tersebut. Hal
penting lagi sebelum membuat keputusan dilema etik, perlu mengali
dahulu apakah niat/untuk kepentinganya siapa semua yang dilakukan,
apakah dilakukan untuk kepentingan pasien atau kepentingan pemberi
asuhan, niat inilah yang berkaitan dengan moralitas etis yang dilakukan.
Pada kondisi kasus Ny.M. dapat diputuskan menerima penolakan
pasien dan keluarga tetapi setelah perawat atau tim perawatan dan medis,
menjelaskan secara lengkap dan rinci tentang kondisi pasien dan
dampaknya bila dilakukan operasi atau tidak dilakukan operasi. Penjelasan

Etika Keperawatan Page 24


dapat dilakukan melalui wakil dari tim yang terlibat dalam pengelolaan
perawatan dan pengobatan Ny.M. Tetapi harus juga diingat dengan
memberikan penjelasan dahulu beberapa alternatif pengobatan yang dapat
dipertanggung jawabkan sesuai kondisi Ny.M sebagai bentuk tanggung
jawab perawat terhadap tugas dan prinsip moral profesionalnya. Pasien
menerima atau menolak suatu tindakan harus disadari oleh semua pihak
yang terlibat, bahwa hal itu merupakan hak, ataupun otonomi pasien dan
keluarga.
Pada kasus diatas dapat diputuskan dan disimpulkan, bahwa terjadi
pelanggaran etik, dengan alasan-alasan dan informasi yang telah ditelaah,
yaitu:
a. Belum ada penjelasan yang lengkap dari perawat dan dokter (Tim)
berkaitan dengan tindakan operasi yang akan dilakukan (tidak sesuai
dengan SOP atau standar praktek keperawatan)
b. Pasien dan keluarga tidak diberi kesempatan dan mendiskusikan
mengenai penyakit, akibat dan tindakan-tindakan yang akan dilakukan
terhadapnya
c. Berdasarkan kajian dan hasil analisa kasus bahwa hubungan dokter,
perawat dan psien tidak sesuai dengan harapan kode etik keperawatan
(PPNI)
d. Terdapat pelanggaran nilai-nilai moral dan professional perawat,
meliputi, otonomi, altruism, justice, truh dan lainya
e. Terdapat pelangaran hak-hak pasien, yaitu hak mendapatkan informasi
yang valid dan terkini.
Dengan alasan-alasan tersebut dan telah melalui langkah-langkah
penyelesaian etik maka Komite etik di Rumah Sakit tersebut harus
menentukan tindakan dengan hati-hati dan terencana sesuai tingkat
pelanggaran etik yang dilakukan baik terhadap dokter, perawat primer
(perawat A) dan kepala ruangan, masing-masing perlu mendapatkan
beberapa peringatan atau bentuk pembinaan sesuai tingkat pelanggaran
etik masing-masing.

Etika Keperawatan Page 25


B. Kerangka Pemecahan Masalah Menurut Megan (1989)
Berdasarkan kasus dilema etik di atas maka perawat yang merawat Ny. M
ini dapat membentuk kerangka penyelesaian sebagai berikut :
1. Mengkaji situasi
Dalam hal ini perawat harus bisa melihat situasi, mengidentifikasi
masalah/situasi dan menganalisa situasi. Dari kasus diatas dapat
ditemukan permasalahan atau situasi sebagai berikut :
a. Ny. M tidak mendapatkan pelayanan sesuai dengan prosedur
b. Dokter bedah tidak memberikan penjelasan terperinci mengenai
penyakit yang diderita Ny. M kepada Ny. M
c. Perawat tidak menjelaskan prosedur tentang penyakit Ny. M kepada
Ny.M dikarenakan larangan dari dokter bedah yang mengangani Ny.M
2. Mendiagnosa Masalah Etik Moral
Berdasarkan kasus dan analisa situasi diatas maka
menimbulkan permasalahan. Perawat dihadapkan pada tiga pilihan, yaitu:
a. Perawat harus melaksanakan kewajibannya untuk melakukan segala
sesuatu sesuai dengan prosedur dan komunikasi yang jelas.
b. Perawat tidak dapat memberitahukan kondisi pasien dikarenakan
larangan dari dokter bedah.
c. Perawat juga harus memenuhi hak pasien untuk menerima informasi
atas semua hasil pemeriksaan Ny.M sendiri.
3. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
Berdasarkan kasus diatas, pihak dokter ingin melakukan tindakan
pengangkatan rahim kepada Ny.Magar penyakit yang diderita Ny.Mtidak
semakin meluas. Karena itu berhubungan dengan tindakan infasif,
seharusnya dokter memberikan penjelasan kepada Ny.M mengenai
prosedur pembedahan dan penjelasan mengenai penyakit Ny.M beserta
dampak yang akan terjadi apabila tetap/tidak dilakukannya operasi.

Etika Keperawatan Page 26


4. Melaksanakan rencana
Dalam melaksanakan rencana pemecahan kasus di atas, pihak
rumah sakit harus tetap menghargai apapun keputusan yang diambil oleh
pasien. Sementara pihak dokter harus tetap meyakinkan pasien untuk
melakukan operasi.
5. Evaluasi Hasil
Dalam kasus tersebut pihak rumah sakit harus menindaklanjuti
kasus Ny.M apakah sudah sesuai prosedur tindakan atau belum. Pihak
dokter harus tetap berusaha melakukan tindakan operasi kepada Ny.M
agar penyakit Ny.M tidak menjadi semakin parah, meskipun di sisi lain
dokter harus tetap menghargai keputusan yang diambil oleh pasien.
Sementara perawat seharusnya berusaha menyakinkan dokter untuk
memberikan penjelasan penyakit dan tindakan operasi kepada Ny.M
karena hal tersebutlah yang sesuai sesuai dengan prosedur pelayanan
pasien.

Etika Keperawatan Page 27

Anda mungkin juga menyukai