Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah hal terpenting dalam hidup setiap makhluk hidup


khususnya manusia. Manusia diciptakan dengan kelengkapan panca indra,
karena panca indra merupakan penghubung antara jiwa dalam wujud kesadaran
rohani. Panca Indra tersebut diantaranya penglihatan (mata), indra pendengaran
(telinga), indra peraba (kulit), indra pembau pencium (hidung) dan indra
pengecap (lidah). Mata adalah alat penglihatan atau alat untuk melihat. Mata
digunakan untuk menangkap informasi yang tampak oleh mata, yaitu cahaya
dan warna. Ketika kita sedang mellihat film cerita di televisi, dan kemudian
kita coba pejamkan mata selama lima menit. Apakah kita dapat mengetahui apa
yang diceritakan dalam film tersebut?. Jika kita bayangkan orang buta yang
sepanjang hidupnya tidak dapat melihat. Apakah mereka memperoleh banyak
informasi dari lingkungan sekitar?.

Pada dasarnya indera penglihat terdiri dari reseptor yang sangat peka
terhadap rangsang cahaya. Tanpa adanya cahaya, benda tidak bisa dilihat oleh
mata, karena bayangan tidak terjadi. Jadi, proses pembentukan bayangan pada
mata menentukan kejelasan mata melihat benda tersebut. Dan kemudian
reseptor penglihat pada mata mellihat bayangan benda tersebut dengan jelas
dan pusat saraf mata bekerja dengan baik. Mata sebagai indra penglihat bekerja
menurut prinsip-prinsip alat optik. Mata bekerja dengan baik tergantung pada
kerja kornea, lensa mata, retina, disamping saraf mata. Karena itu, bagian-
bagian yang terdapat pada mata mempunyai peranan penting dalam proses
penglihatan. Tidak semua manusia memiliki mata sehat, seperti yang memiiki
kelainan cacat mata, buta warna, katarak dan lainnya. Mata tersebut tidak
berfungsi secara baik, begitu pula dengan indra lainnya. Lewat makalah ini,
kami akan membahas mengenai indra penglihatan yaitu mata.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembuaatan makalah ini, maka dapat kami rumuskan


masalah sebagai berikut, yaitu:

1. Fungsi Indra Penglihatan


2. Struktur dan aksesoris Indra Penglihatan (Fisiologi)
3. Cara kerja indera penglihatan
4. Daya akomodasi mata
5. Daya refraksi mata
6. Gangguan atau kelainan pada sistem penglihatan
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah yang bertemakan Indra Penglihatan adalah
sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui fungsi indra penglihatan.
2. Dapat mengetahui struktur dan aksesoris mata.
3. Dapat mengetahui cara kerja Indra Penglihatan.
4. Dapat mengetahui daya akomodasi mata
5. Dapat mengetahui daya refraksi mata
6. Dapat mengetahui gangguan atau kelainan pada sistem penglihatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mata

Mata adalah organ penglihatan atau sistem optik yang memfokuskan


berkas cahaya pada fotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi
impuls saraf. Kita melihat benda-benda karena cahaya menerpa benda dan
masuk ke mata. Sel-sel yang peka cahaya di bagian belakang mata
mengirimkan informasi ke otak, yang menafsirkan informasi tersebut sebagai
gambar, atau citra. Masing-masing mata melihat benda dari sudut yang berbeda
dan otak menghubungkan dua citra itu guna membantu melihat dalam 3
dimensi. Ini disebut penglihatan setereoskopis.

Sebagai indra penglihat, mata terdiri dari beberapa organ yang


membentuk satu kesatuan sehingga mata dapat berfungsi dengan maksimal,
namun jika salah satu dari organ mata yang gagal fungsi maka bisa dipastikan
penglihatan kita terganggu. Dengan demikian indra penglihat (mata) tidak
hanya berfungsi untuk melihat, melainkan mengetahui lingkungan sekitar kita.

3
2.2 Struktur dan Akesoris Mata

a). Struktur Mata

1. Lapisan terluar yang keras pada mata adalah tunika fibrosa.


Bagian posterior (depan) tunika fibrosa adalah sclera yang berisi
jaringan ikat fibrosa putih.
a. Sklera memberi bentuk pada bola mata dan memberikan tempat
perlekatan untuk otot ekstrinsik.
b. Kornea adalah perpanjangan anterior yang transparan pada sclera
di bagian depan mata. Bagian ini mentransmisi cahaya dan
memfokuskan berkas cahaya.
2. Lapisan tengah bola mata disebut tunika vascular (uvea) dan tersusun
dari koroid, badan siliaris, dan iris.
a. Lapisan koroid adalah bagian yang sangat terpigmentasi untuk
mencegah refleksi internal berkas cahaya. Bagian ini juga sangat
tervaskularisasi untuk memberikan nutrisi pada mata dan elastic
sehingga dapat menarik ligament suspensori
b. Badan siliaris, suatu penebalan di bagian anterior lapisan koroid,
mengandung pembuluh darah dan otot siliaris. Otot melekat pada
ligamen suspensorik, tempat perlekatan lensa. Otot ini penting
dalam akomodasi penglihatan, atau kemampuan untuk mengubah

4
focus dari obyek berjarak jauh ke objek yang berjarak dekat di
depan mata.
c. Iris, perpanjangan sisi anterior koroid, merupakan bagian mata yang
berwarna bening. Bagian ini terdiri dari jaringan ikat dan otot
radialis serta sirkularis, yang berfungsi untuk mengendalikan
diameter pupil.
d. Pupil, merupakan ruang terbuka yang bulat pada iris yang harus
dilalui agar dapat masuk ke bagian dalam mata.
3. Lensa adalah struktur bikonveks yang bening tepat di belakang pupil.
Lensa memiliki elastisitas tinggi dan akan menurun elastisitasnya pada
proses penuaan.
4. Rongga mata
Lensa memisah interior mata menjadi dua bagian rongga, yaitu rongga
anterior dan posterior.
a. Rongga anterior terletak di belakang kornea dan di depan iris.
Ruangan tersebut berisi aqueous humor yang merupakan suatu
cairan bening yang diproduksi oleh proseus siliaris untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi lensa dan kornea. Aqueous humor mengalir ke
saluran Schlemm dan masuk sirkulasi darah ke vena.
b. Tekanan intraocular pada aqueous humor berperan penting untuk
mempertahankan bentuk bola mata. Jika aliran aqueous humor
terhambat dapat mengakibatkan kerusakan penglihatan yaitu
glaucoma.
c. Rongga posterior terletak di antara lensa dan retina dan berisi
vitreus humor.

5
5. Lapisan terdalam mata adalah lapisan yang tipis dan transparan bagi
mata.

a. Lapisan terpigmentasi luar pada retina melekat pada lapisan koroid.


Lapisan ini adalah lapisan tunggal sel epitel kuboidal yang
mengandung pigmen melanin yang berfungsi menyerap cahaya
berlebih.
b. Lapisan jaringan saraf dalam (optikal) yang terletak bersebelahan
dengan lapisan terpigmentasi dan mengandung berbagai jenis
neuron.
c. Bintik buta (diskus optic) adalah titik keluar saraf optik dan tidak
ada fotoreseptor pada area ini.
d. Lutea makula adalah area kekuning-kuningan yang terletak agak
pusat terhadap lateral .
e. Fovea adalah pelekukan sentral makula lensa yang tidak memiliki
sel batang dan hanya mengandung sel kerucut . Fovea adalah bagian
pusat visual mata dan tempat jatuhnya bayangan.

6
b) Aksesoris Mata

1. Orbita adalah lekukan tulang yang berisi bola mata.


a. Hanya seperlima rongga mata yang terisi bola mata; sisa rongga
berisi jaringan ikat dan adipose , serta otot mata ekstrinsik, yang
berasal dari orbita dan menginsersi bola mata.
b. Ada dua lubang pada orbit ; foramen optic berfungsi sebagai
lintasan saraf optic dan arteri optalmik, dan fisura orbital superior
berfungsi untuk lintasan saraf dan arteri yang berkaitan dengan otot
mata.
2. Tiga pasang otot mata (dua pasang otot rektus dan satu pasang otot
oblik ) memungkinkan mata untuk bergerak bebas ke arah vertical,
horizontal, dan menyilang.
3. Alis mata berfungsi untuk melindungi mata dari keringat.
4. Kelopak mata (palpebrae) atas dan bawah melindungi mata dari
kekeringan dan debu.
5. Fisura palpebral atau ruang antara kelopak mata atas dan bawah
,ukuranya bervariasi antara individu dan menentukkan penampakkan
mata.

7
6. Kantus medial terbentuk dari sambungan (junction) medial kelopak
mata atas dan bawah ; kentus lateral terbentuk dari sambungan lateral
kelopak mata atas dan bawah.
7. Karunkel adalah elevasi kecil pada sambungan medial .bagian ini berisi
kelenjar sebase dan kelenjar keringat.
8. Konjungtiva adalah lapisan pelindung tipis epithelium yang melapisi
setiap kelopak (konjungtiva palpebral) dan terlipat kembali diatas
permukaan anterior bola mata (bulbar, atau ocular, konjungtiva)
9. Lempeng tarsal pada setiap kelopak mata adalah hubungan jaringan ikat
yang rapat. Kelenjar meibomian, yang merupakan pembesaran kelenjar
sebase pada lempeng tarsal , mensekresi barier berminyak untuk
mencegah air mata yang berlebihan pada kelopak mata bagian bawah.
10. Apparatus lakrimal penting untuk produksi dan pengaliran air mata.
a. Air mata mengandung garam, mukosa, dan lisozim , suatu
bakteriosida. Cairan ini membasahi mata dan menjaga
kelembabanya.
b. Berkedip menekan kelenjar lakrimal yang menyebabkan produksi
air mata.
c. Air mata keluar melalui pungtum papilla lakrimal yang
menyambung kantong lakrimal. Kantong membuka kedalam duktus
nasolakrimal, yang pada giliranya akan masuk ke rongga nasal.

8
2.3 Cara Kerja Mata
Mata manusia memiiki cara kerja otomatis yang sempurna, mata
dibentuk dengan 40 unsur utama yang berbeda dan kesemua bagian ini
memiiki fungsi penting dalam proses melihat, kerusakan atau ketiadaan salah
satu fungsi bagiannya saja akan menjadikan mata mustahil untuk melihat.
Lapisan tembus cahaya dibagian depan mata adalah kornea, tepat
dibeakangnya terdapat iris, selain memberi warna pada mata iris juga dapat
merubah ukurannya secara otomatis sesuai kekuatan cahaya yang masuk,
dengan bantuan otot yang melekat padanya. Misalnya ketika berada ditempat
gelap, iris akan membesar untuk memasukkan cahaya sebanyak mungkin.
Ketika kekuatan cahaya bertambah iris akan mengecil untuk mengurangi
cahaya yang masuk ke mata. Sistem pengaturan otomatis yang bekerja pada
mata adalah sebagai berikut.

Memberikan pesan tentang keberadaan cahaya, dan kekuatan cahaya.


Lalu otak mengirim balik sinyal dan memerintah sejauh mana otot disekitar
iris harus mengerut. Bagian mata lainnya yang bekerja bersamaan dengan
struktur ini adalah lensa. Lensa bertugas memfokuskan cahaya yang memasuki
mata pada lapisan retina dibagian belakang mata. Karena otot-otot
disekeliling lensa cahaya yang datang kemata dari berbagi sudut dan jarak
berbeda dapat selau difokuskan ke retina. Semua sistem yang telah kami
sebutkan tadi berukuran lebih kecil, tapi jauh lebih unggul daripada peralatan
mekanik yang dibuat untuk meniru desain mata, dengan menggunakan
teknologi baru, buka sistem perekaman gambar buatan paing modern didunia
ternyata masih terlalu sederhana jika dibandingkan mata. Jika kita renungkan
segala jerih payah dan pemikiran yang dicurahakan untuk membuat alat
perekaman gambar buatan ini, kita akan memahami betapa jauh lebih
unggulnya teknologi penciptaan mata.

9
Mekanisme melihat sebagai berikut yaitu :

1. Cahaya masuk kedalam mata melalui pupil, dan merambat melalui


lapisan jernih yang disebut kornea dan cakram yang disebut lensa. Ini
membelokan cahaya sehingga cahaya membentuk sebuah citra pada
retina di bagian belakang mata.

2. Lensa mata kemudian memfokuskan cahaya, sehingga bayangan


benda yang dimaksud jatuh tepat diretina mata. Jika sinar terfokus
pada retina, segala sesuatu yang terlihat tampak tajam dan jelas.
Lensa berubah bentuk ketika melihat benda. Benda pada jarak yang
berbeda-beda. Ini membengkokan cahaya dengan jumlah yang
berbeda beda, dan menjaga citra tetap dalam fokus.

3. Kemudian retina mengandung reseptor - reseptor yang peka cahaya


yang disebut tangkai (rod) dan contong (cone). Ini mengubah citra
menjadi impuls saraf yang merambat ke otak sepanjang saraf optic.
4. Otak kemudian memproses bayangan benda tersebut, sehingga kita
dapat melihat benda.

10
Fisiologi penglihatan sebagai berikut :

1. Rodopsin (visual ungu ) adalah pigmen yang terkandung dalam sel batang
yang memiliki dua sub-unit.
a. Retinal, disebut juga retinen atau retinaldehid, disintesis dari
vitamin A. zat ini ada dalam dua bentuk isomer; sebuah 11-cis-
retinal bengkok dan sebuah all-trans retinal lurus.
b. Opsin , atau skotopsin, adalah protein dalam ikatan kimia lemah
dengan 11-cis-retinal.
2. Pemutihan rodopsin dari ungu menjadi merah muda terjadi saat cahaya
masuk ke retina. Cahaya menyebabkan 11-cis-retinal yang berikatan
dengan opsin berubah bentuk menjadi bentuk all-trans, sehingga bentuk
tersebut terlepas dari opsin.
a. Pemisahan opsin dan retinal memicu potensial saraf dalam sel
batang (reseptor), yang menyebabkan stimulasi sel-sel bipolar dan
ganglion retina. Stimulasi ini di trasnmisi ke otak melalui saraf
optic.
b. Tidak seperti membrane sel saraf lainnya, saluran na+ pada
membrane sel batang akan terbuka jika tidak ada stimulasi
(cahaya). Dengan demikian, dalam gelap, aliran masuk Na+ akan
mengakibatkan depolarisasi dan pelepasan neurotransmitr
inhibitorik. Neuron bipolar dan sel ganglion tidak terstimulasi.
c. Jika sel batang distimulasi oleh cahaya, pelepasan ca++ dari dalam
sel batang menyebabkan saluran Na+ menutup. Karena konduksi
Na+ menurun, maka bagian dalam sel menjadi semakin negative,
atau hiperpolarisasi. Pelepasan transmitter inhibiotik berkurang
dan sel-sel bipolar berdepolarisasi.
d. Potensial aksi terjadi akibat hiperpolarisasi membrane bukan
akibat depolarisasi membrane.

11
3. Resintesis rodopsin terjadi dalam gelap, yaitu saat semua all-trans-
retional dibah kembali menjadi 11-cis-retinal dan berikatan dengan
opsin, reaksi ini membutuhkan energy dan enzim.
4. Sel batang berfungsi dalam intensitas cahaya rendah karenanya
reaksi pemutihan hanya memnbutuhkan sedikit cahaya.
5. Adaptasi terhadap gelap dan terang adalah penyesusaian penglihatan
secara otomatis terhadap intensitas cahaya yang memasuki retina
saat bergerak dari tempat gelap ke tempat terang atau sebaliknya.
a. Waktu yang dibutuhkan untuk adaptasi terhadap kegelapan
(kemapuan melihat dalam cahaya redup) sebagian ditentukan
dari waktu yang dibutuhkan untuk mensintesis dan
mengumpulkan cadangan rodopsin.
b. Dalam cahaya terang, semua rodopsin yang ada akan terurai
dengan cepat dan hanya tersisa sedikit untuk membentuk
potensial aksi dalam sel batang ; mata disebut beradaptasi
dengan terang. Waktu yang dibutuhkan untuk adaptasi terang
dari cahaya remang adalah sekitar 20 menit.
c. Sintesis rodopsin dan iodopsin (pigmen pada sel kerucut)
membutuhkan vitamin A, suatu prekusor untuk retinal.
d. Kekurangn asupan vitamin A dapat menyebabkan abnormalitas
penglihatan akibat degenerasi sel batang dan kerucut.
e. Adaptasi terhadap gelap dan terang juga melibatkan reflex
pupilaris. Untuk menentukan banyak sedikitnya cahaya yang
memasuki bagian interior mata.
f. Rabun senja, suatu kondisi yang sensitivitasnya terhadap cahaya
berkurang , biasanya tejadi pada tahap awal defisiensi vitamin
A. hal ini paling jelas terlihat pada malam hari ketika hanya ada
sedikit cahaya untuk penglihatan yang adekuat.
g. Defisiensi vitamin A berkepanjangn juga mempengaruhi sel
kerucut. Pengobatan dengan vitamin A dapat mengembalikan
fungsi retinal jika sel batang dan sel kerucut belum rusak.

12
h. Vitamin juga berperan penting untuk mendukung fungsi
sempurna retina dan semua jaringan saraf.
6. Penglihatan warna
a. Setiap mata mengandung 6 sampai 7 juta sel kerucut bipolar yang
bertanggung jawab untuk kejelasan pandangan dan penglihatan
warna.
b. Sel kerucut mengandung iodopsin , yaitu retinal yang terikat pada
opsin yang berbeda dengan opsin dalam sel batang.
c. Iodopsin ini bisa saja bersifat sensitive-biru, sensitive-merah, atau
sensitive-hijau, sehingga setiap sel kerucut memiliki sensitivitas
selektif untuk membedakan warna.
d. Proses dekomposisi pigmen dalam sel batang untuk membentuk
potensial aksi juga terjadi dalam sel kerucut. Karena pigmen
iodopsin tidak merespons dalam cahaya yang redup, maka sel
kerucut hanya dapat berfungsi dalam cahaya yang terang.

13
2.4 Daya Akomodasi Mata :

Daya komodasi (daya suai) adalah kemampuan otot siliar untuk


menebalkan atau memipihkan kecembungan lensa mata yang disesuaikan
dengan dekat atau jauhnya jarak benda yang dilihat. Manusia memiliki dua
batas daya akomodasi (jangkauan penglihatan), yaitu:

1. Titik dekat mata (Punctum Proximum) adalah jarak benda terdekat


didepan mata yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata
normal (emetropi) titik dekatnya berjarak 10 cm sampai 20 cm (untuk
anak-anak) dan berjarak 20 cm sampai 30 cm (untuk dewasa) . Titik
dekat disebut juga jarak baca normal.
2. Titik jauh mata (Punctum Remotum) adalah jarak benda terjauh di
depan mata yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal
titik jauhnya adalah tak terhingga.

Akomodasi juga merupakan proses penyesuaian otomatis pada lensa untuk


memfokuskan objek secara jelas pada jarak yang beragam.

a. Lensa konveks (tebal ditengah dan tipis di perifer) mengumpulkan


berkas sinar ; lensa konkaf (tipis ditengah dan tebal di perifer)
membiaskan berkas sinar
b. Lensa konveks (lebih bundar), fokusnya pada objek yang dekat berjarak
jauh.
c. Pada emetropia, atau akomodasi normal, kontraksi otot siliaris
mengurangi tarikan ligament suspensorik pada lensa, yang kemudian
menonjol keluar sehingga semakin konveks, atau membulat untuk
penglihatan dekat. Relaksasi otot siliaris memperkuat tarikan ligament
suspensorik pada lensa, sehingga semakin memipihkan lensa untuk
penglihatan jauh.
d. Konvergensi bola mata saat mengamati objek yang dekat membantu
proses akomodasi dengan memastikan bahwa bayangan dalam kedua
mata jatuh pada bagian koresponden retina.

14
e. Kontriksi pupil juga terjadi secara reflex selama proses akomodasi untuk
menampilakan berkas sinar yang paling terbias pada layar dan
memungkinkan pembentukan bayangan yang jelas pada retina.

Mekanisme akomodasi :

Pada orang dewasa lensa terdiri atas kapsul elastic yang kuat dan berisi
cairan kental yang mengandung banyak protein dan serabut-serabut transparan.
Bila lensa berada dalam keadaan relaksasi, tidak ada tarikan dlam kapsulnya,
lensa akan berbentuk sferis disebabkan terutama oleh elastisitas dari kapsul
lensa. Namun sekitar 70 ligamen yang melekat disekekliling kapsul menarik
tepi lensa kearah tepi koroid . ligament ini secara konstan direnggankan oleh
tarikan yang elastis dari koroid, dan regangan pada ligament ini menyebabkan
lensa relative datar dalam keadaan mata istirahat. Pada tempat perlekatan
ligament dikoroid terdapat otot siliaris yang mempunyai dua perangkat otot
polos, yaitu serabut meridional dan serabut sirkuler. Serabut meridional
membentang dari peralihan kornea ke tempat perlekaan ligamen lensa dikoroid
yang kira-kira terletak 2 sampai 3 mm dibelakang peralihan kornea-sklera.
Kalau serabut otot ini berkontraksi, pangkal ligament tadi akan tertarik
kedepan, sehingga regangan terhadap lensa kreistalina akan berkurang
sebagian. Serabut sirkuler tersusun sirkuler mengelilingi bagian dalam mata,
sehingga pada waktu kontraksi terjadi gerak seperti sfimhter, jarak antar
pangkal ligament mendekat, dan sebagai akibtanya regangan ligament
terhadap kapsul lensa berkurang.

Jadi, kontraksi dari kedua perangkat otot polos dalam otot siliaris akan
mengendurkan lligamen dari kapsul, lensa akan lebih cembung seperti balon
sebagai akibat dari elastisitas alami kapsulnya. Bila otot siliaris berelaksasi,
kekuatan lensa akan berkurang menjadi sekecil-kecilnya yang dapat dicapai
oleh lensa. Sebaliknay bila otot siliaris berkontraksi sekuat-kuatnya, kekuatan
lensa menjadi maksimum.

15
2.5 Daya Refraksi Mata

Refraksi adalah deflekasi, atau pembelokan, berkas sinar dapat


melewati salah satu dari medium menuju medium lain yang memiliki densitas
optic berbeda. Semakin konveks suatu permukaan, maka akan semakin
refraktif dayanya.

a. Kornea bertanggung jawab untuk sekitar 70 % daya refraktif dan


merupakan alat “penyesuaian kasar” pada mata.
b. Lensa berperan dalam sebagian besar akivitas refraksi yang tersisa dan
merupakan alat “penyesuaian halus” pada mata.
c. Cairan aquosus dan vitreus bertanggung jawab untuk refraksi minimal

16
2.6 Penyebab Penyakit Mata

Banyak orang tidak menyadari bahwa penyakit mata dan penglihatan


yang cacat tergolong dalam dua kategori yang sama sekali berbeda. Sampai
sekarang pun masih demikian. Penyakit mata terjadi sebagai akibat perubahan-
perubahan patologis pada berbagai struktur mata, disebabkan oleh gangguan
fungsi pada mata itu sendiri dan bagian lain tubuh. Penglihatan yang cacat
bukan lah akibat dari perubahan patologis, tetapi ketidak mampuan mata secara
keseluruhan untuk berakomodasi terhadap tindakan fisiologis naluriah melihat.

Seseorang dengan kesehatan yang semula normal mungkin nantinya


terkena cacat penglihatan, karena penyebab utama cacat adalah ketegangan
mental, tetapi untuk timbulnya penyakit mata, mesti ada yang benar-benar
tidak beres dengan organisme fisik. Janganlah kita lupakan bahwa mata adalah
bagian dari tubuh, sehingga dengan demikian mata harus berbagi defisiensi
atau gangguan fungsi yang mempengaruhi organisme keseluruhan, dan
sesungguhnya kalau kita menunjukkan dasar penyebab penyakit mata, itu
adalah kenyataan yang terpenting. Kita tidak harus memeriksa mata saja untuk
mencari sebab-sebab penyakit mata, tetapi memeriksa tubuh secara
keseluruhan karena mata adalah bagian dari tubuh.

Rendahnya vitalitas dan teracunnya aliran darah, oleh salah makan dan
kehidupan umum yang salah, selalu merupakan penyebab gangguan tersebut.
Ilmu kedokteran cenderung mengabaikan faktor-faktor yang menjadi dasar
tadi, inilah sebabnya mengapa pengobatannya pun tidak memuaskan, yang
jauh lebih baik dari pada sebelumnya, karena pembersihan menyeluruh
terhadap systemnya akan terwujud sebagai hasil pengobatan.

Sekali penderita penyakit mata dapat diyakinkan bahwa dia harus


memperhatikan keadaan tubuh keseluruhan untuk menemukan penyebab
gangguan mata, berarti dia telah menempuh separuh jalan menuju pengobatan
yang berhasil. Hanya karena ketidakpeduliannya kepada vital itulah yang
mencegahnya memahami gangguan yang dideritannya sehingga dia tak dapat

17
mengatasi nya secara berhasil. Pengobatan medis untuk penyakit mata bersifat
menekan dan tidak almiah, dan ini timbul dari suatu ketidakmampuan
mendasar untuk memahami penyebab utama termaksud dan ketidakmampuan
dalam perbaikan kondisi di bawah penggobatan

2.7 Penyakit Mata

1. Konjungtivitas (radang selaput lendir mata)

Merupakan bentuk penyakit mata yang sangat umum, sifat utama penyakit
ini adalah merah dan bengkaknya kelopak, kadang-kadang disertai perasaan
seolah-olah ada pasir di mata. Seringkali mengeluarkan banyak air mata
(berair) kadang-kadang, pada kasus yang lebih serius, yaitu terbentuk nanah.
Penyakit ini disebabkan oleh kuman atau bakteri.

Tak seorang pun terkena konjungtivitis jika orang itu tidak terkena
keracunan umum oleh makanan yang salah dan cara hidup yang salah.
Penderita konjungtivitas adalah orang yang selalu pilek atau diserang penyakit
lainnya yang dapat menimbulkan penyakit hidung dan tenggorokan pada
umumnya, dan karena penyakit hidung dan tenggorokan tersebut merupakan
keadaan patologis yang pada dasarnya berkaitan dengan selaput lendir atau
lapisan dalam dari tenggorokan dan sebagainya, ini berarti bahwa keadaan

18
umum penyakit selaput lendir hidung dan tenggorokan tersebut juga telah
menyebar ke selaput lendir kelopak mata, dan menyerang kelopak mata.

Pada umunya obat yang dipakai untuk mata berbentuk dua macam, yaitu :

1) obat tetes mata


2) obat salep mata

2. Miopi (Rabun dekat)


Yakni seseorang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak jauh.
Biasanya terjadi pada pelajar. Dan dapat dibantu dengan kacamata berlensa
cekung.

Penyebab myopia adalah sebagai berikut :

1. Bola mata yang memiliki daya refraktif terlalu panjang , atau sistem lensa
yang terlalu kuat, menyebabkan focus bayangan bayangan jatuh pada titik
didepan retina.
2. Akibatnya adalah rabun dekat, disebut demikian karena mata hanya dapat
berfokus pada objek yang dekat.
3. Myopia diperbaiki dengan lensa konkaf yang diletakkan didepan mata ,
sehingga didapatkan refraksi yang cukup untuk memfokuskan objek
berjarak jauh ke retina.

3. Hiperopia (Rabun jauh)

19
Ialah seseorang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat
dengan mata. Dapat dibantu dengan kaca mata berlensa cembung.

Penyebab hiperopia adalah sebagai berikut :

1. Bola mata dengan sistem lensa yang terlalu pendek atau lebih lemah
mengakibatkan bayangan jatuh dibelakang retina, sehingga penglihatan
buram terhadap objek yang berjarak dekat.
2. Hiperopia diperbaki dengan lensa konveks yang diletakkan di depan
mata sehingga focus benda jatuh pada retina.

4. Presbiopi (Mata Tua)


Ialah seseorang yang tidak dapat meihat benda yang berjarak dekat
maupun jauh. Dapat dibantu dengan kacamata berlensa rangkap. Biasanya
terjadi pada lansia. Presbiopia disebabkan karena daya akomodasi , suatu
reflex tak sadar akan menurun seiring pertambahan usia akibat penurunan
elastisitas lensa, yang tidak dapat menonjol keluar lagi sebanyak diusia
muda dan diperbaiki dengan lensa bifocal.

5. Kebutaan
Yang berarti seseorang tidak dapat meihat benda apapun sama sekali.
Buta disebabkan oleh faktor keturunan atau kecelakaan.Buta berbeda
dengan rabun, jika rabun penderita dapat melihat, namun dengan samar-
samar. Orang-orang buta maupun rabun dapat membaca yaitu dengan
meraba tulisan oleh jari-jarinya.

6. Buta Warna

20
Adalah suatu kondisi diamana seseorang sama sekali tidak dapat
membedakan warna. Dan yang dapat dilihat hanyalah warna abu-abu, hitam
dan putih.Buta warna biasanya disebabkan oleh faktor keturunan
7. Katarak
Adalah suatu penyakit mata dimana lensa mata menjadi buram, karena
penebalan Lensa Mata dan biasanya terjadi pada orang lanjut usia.

8. Astigmatis (Ketidakteraturan)
Penyakit yang disebabkan oleh lengkung-lengkung permukaan bias
mata, yang berakibat cahaya tidak fokus pada satu titik retina (bintik
kuning).Dan dapat dibantu dengan menggunakan kacamat silinder atau
Operasi Refrakti.

Penyebab astigmatisma :
1. Jika legkungan mata atau kornea tidak sambung , berkas sinar yang
melewati juga tidak terefraksi dengan merata sehingga bayangan menjadi
buram disalah satu lempeng.

2. lengkung perbaikan berbeda untuk lempeng yang tepat.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Indra penglihat (mata) berfungsi untuk melihat benda yang ada di sekitar
kita, mata dapat meihat dengan jelas karena adanya satu kesatuan organ yang
memiliki berbagai fungsi berbeda, seperti lensa, pupil, kornea, iris, dan
aksesoris mata. Namun, tanpa adanya cahaya benda tidak dapat terlihat, karena
cahaya membentuk bayangan pada mata yang diatur oleh organ-organ dan
diteruskan ke otak.

Sebagai indra penglihat, ada beberapa gangguan yang menyebabkan mata


tidak dapat melihat dengan sempurna. Seperti contoh: konjungtiva, miopi,
hipermetropi, katarak, dll. Gangguan atau penyakit mata tersebut dapat
ditolong dengan terapi atau dengan penggunaan lensa menurut ukurannya.

3.2 Saran

Setelah mengetahui tentang fungsi serta berbagai macam hal yang


berkaitan dengan indra penglihat (mata), maka ada beberapa hal untuk menjaga
kesehatan mata, antara lain:

1. Mengatur pola makan yang sehat, terutama makan makanan yang


mengandung vitamin A, yang berguna untuk kesehatan mata.
2. Mengistirahatkan mata, agar mata tidak terlalu lelah
3. Tidak membaca dengan kondisi berbaring. Membacalah dengan
jarak ideal dengan pencahayaan yang cukup
4. Tidak mengucek mata, apabila mata terasa gatal karena dapat
menyebabkan iritasi. Namun gunakanlah air untuk membilas untuk
mengurangi rasa gatal.

22

Anda mungkin juga menyukai