Anda di halaman 1dari 4

Nama : Elsa Amelia Risanti

Tugas : Keliping Sosiologi ( Masyarakat Multikultural)


Kelas : XI IPS

Menurut Koentjaraningrat kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan,


tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar. Hal tersebut menunjukan bahwa hampir seluruh
tindakan manusia merupakan kebudayaan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
cepat atau lambatnya perubahan suatu kebudayaan adalah sebagai berikut:

a. Kondisi lingkungan alam


Lingkungan alam meliputi
iklim,kondisi tanah, kondisi flora
dan fauna, letak geografis,dan
sebagainya. Makin potensial dan
makin strategis suatu lingkungan
alam (sebagai
permukiman) akan semakin
mendukung terhadap terjadinya
proses perubahan. Hal ini
dimungkinkan karena lingkungan
alam yang potensial dan strategis
akan menjadi jaminan
bagi keberlanjutan kehidupan dan
kreativitas masyarakat yang
menempatinya.

b. Kondisi sosiografis
Kondisi sosiografis
merupakan suatu gambaran
tentang penduduk yang
meliputi jumlah dan
kualitasnya. Makin besar
jumlah penduduk dan makin
tinggi kualitasnya akan
mempercepat terjadinya
proses perubahan pada
masyarakat tersebut.
Sebaliknya, semakin
sedikit jumlah penduduk dan
semakin rendah kualitasnya
akan berdampak pada
lambatnya proses perubahan
pada masyarakat tersebut.
c. Kondisi hubungan antarmasyarakat
Perubahan kebudayaan juga bisa
disebabkan oleh faktor frekuensi
hubungan antarmasyarakat.
Semakin tinggi frekuensi hubungan
antarmasyarakat akan mempercepat
terjadinya proses perubahan. Sebaliknya,
semakin rendah frekuensi hubungan
antar- masyarakat akan membuat proses
perubahan berjalan secara lamban.

Adapun keanekaragaman kebudayaan di Indonesia dapat diuraikan secara singkat


sebagai berikut
1. Tari-tarian Daerah Istimewa Aceh
Tari Seudati, berasal dari Arab dengan
latar belakang agama Islam. Sebuah
tarian dinamis penuh keseimbangan
dengan suasana keagamaan. Tarian ini
sangat disenangi dan terkenal di daerah
Aceh.

2. Tari-tarian Daerah Bali

Tari Pendet pada awalnya merupakan


tari pemujaan yang banyak diperagakan
di pura, tempat ibadat umat Hindu di
Bali, Indonesia. Tarian ini
melambangkan penyambutan atas
turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-
laun, seiring perkembangan zaman, para
seniman Bali mengubah Pendet menjadi
“ucapan selamat datang”, meski tetap
mengandung anasir yang sakral-religius.
Pencipta/koreografer bentuk modern tari ini adalah I Wayan Rindi.
3. Tari-tarian Daerah Bengkulu

Tari Andun, dari Bengkulu Selatan ini


merupakan sebuah tarian guna
menyambut para tamu yang dihormati.

4. Tari-tarian Daerah DKI Jakarta

Tari Topeng, merupakan sebuah tari


tradisional Betawi dalam menyambut
tamu agung.

5. GAMELAN

Gamelan berasal dari bahasa Jawa yang


artinya memukul atau menabuh. Beberapa
provinsi yang sampai saat ini masih
memakai gamelan saat acara-acara adat
yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah maupun
di Bali. Gamelanan berasal dari bahasa
Jawa yang artinya memukul atau
menabuh. Beberapa provinsi yang sampai
saat ini masih memakai gamelan saat
acara-acara adat yaitu Jawa Timur, Jawa
Tengah maupun di Bali. Gamelan saat ini juga makin terkenal saat dipakai untuk acara
komedi yang sangat populer di televisi yaitu Opera Van Java (OVJ).
6. KACAPI

Alat Musik Kacapi Sunda, Alat musik


kacapi sangat populer di kalangan
masyarakat Sunda dan dipakai saat acara-
acara yang berhubungan dengan
kebudayaan.

7. BAJU ADAT ACEH / Pakaian Adat Aceh

Pakaian tradisional aceh biasa disebut Ulee Balang.


Pakaian tersebut biasanya digunakan oleh para raja dan
keluarganya. Pakaian Adat Aceh "Ulee Balang"

8. BAJU ADAT SUMATERA UTARA / PAKAIAN ADAT SUMATERA UTARA

Pakaian tradisional Sumatera Utara biasa disebut


dengan Ulos. Pakaian adat Ulos dianggap oleh
masyarakat suku Batak Karo sebagai ajimat yang
mempunyai daya magis tertentu. Pakaian Adat Sumatra
Utara "Ulos"

Anda mungkin juga menyukai