Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KEGIATAN PANTI JOMPO

DI __________________
MEDAN

DISUSUN OLEH:

Alexander Angkasa 123307009


Alhoi Lesley Davidson 123307010
Afni Basyariah Harahap 123307131
Firman Yanus Halawa 123307041
Richard Gunawan 123307095

PEMBIMBING:
Prof. dr. Nerseri Barus, MPH
dr. Masdalena Nasution, M.Kes

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Karunia-Nya
laporan kegiatan Kunjungan Panti Jompo ini dapat diselesaikan untuk memenuhi
salah satu tugas Kepanitraan Klinik Senior di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia. Laporan kegiatan panti jompo
di _____________ pada tanggal ___________
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam penyusunan laporan ini, yaitu :
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia dr. Yulitas
Bachtiar, Sp.A
2. Pembimbing KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
PrimaIndonesia Prof. dr. Nerseri Barus, MPH dan dr. Masdalena Nasution,
M.Kes.
3. Ketua yayasan dan staf di ________ yang sudah mengizinkan kami untuk
melakukan kunjungan dan wawancara.

Demikianlah laporan kegiatan ini penulis susun, semoga bermanfaat bagi


kita semua.

Medan, ___ Juli 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan Kegiatan ................................................................................ 2
1.2.1 Tujuan Umum ......................................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus ........................................................................ 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 3
2.1 Definisi Lanjut Usia ........................................................................... 3
2.2 Klasifikasi Lanjut Usia ...................................................................... 3
2.3 Karakteristik Lanjut Usia ................................................................... 4
2.4 Masalah – Masalah yang Dialami Lansia ......................................... 4
2.5 Pemeliharaan Kesehatan Lansia ........................................................ 7
2.6 Definisi Panti Jompo ......................................................................... 8
2.7 Tujuan Panti Jompo .......................................................................... 9
2.8 Keuntungan dan Kekurangan Panti Jompo ....................................... 9
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 11
3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan ............................................................... 11
3.2 Gambaran Panti Jompo ..................................................................... 11
3.3 Syarat Masuk Panti Jompo ............................................................... 11
3.4 Peraturan-Peraturan pada Panti Jompo ............................................. 11
3.5 Karakteristik Lansia di Panti Jompo................................................. 11
3.6 Petugas di Panti Jompo ..................................................................... 12
3.7 Petugas Kesehatan di Panti Jompo ................................................... 12
3.8 Fasilitas Panti Jompo ........................................................................ 12
3.9 Kegiatan Lansia Sehari-hari ............................................................. 13
3.10 Kegiatan Rohani ............................................................................... 13
3.11 Kegiatan Hiburan .............................................................................. 13

ii
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 14
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 14
3.2 Saran .................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) dan Undang – Undang No. 13 tahun


1998 tentang kesejahteraan lansia, Bab 1 Pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa umur
60 tahun adalah usia permulaan tua. Menurut Wahyudi, lansia adalah kelompok
umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir fase kehidupannya
(Nugroho, 2008).

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan


lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2008).
Angka Usia Harapan Hidup penduduk Indonesia semakin meningkat setiap
tahunnya. Tingginya UHH merupakan salah satu indicator keberhasilan
pencapaian pembangunan nasional terutama di bidang kesehatan. Sejak tahun
2004 – 2015 memperlihatkan adanya peningkatan Usia Harapan Hidup di
Indonesia dari 68,6 tahun menjadi 70,7 tahun. (Depkes, 2015)
WHO (Depkes, 2005) menekankan bahwa kunci untuk meningkatkan
status kesehatan dan mencapai Milenium Development Goals (MDGs) 2015
adalah memperkuat sistem pelayanan masyarakat primer (Primary Health Care).
Salah satunya adalah dengan pelayanan kedokteran keluarga yang melaksanakan
pelayanan kesehatan holistik meliputi usaha promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif dengan pendekatan keluarga.
Peningkatan populasi lansia di Indonesia yang dapat menimbulkan
permasalahan terkait aspek medis, psikologis, ekonomi, dan sosial sehingga
diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia tersebut yang
mulai diberikan pada pra lanjut usia.

1
1.2. Tujuan Kegiatan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui informasi mengenai kegiatan-kegiatan di Panti jompo
________________
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan petugas di Panti jompo
______________
2. Untuk mengetahui kegiatan petugas kesehatan di Panti Jompo
______________
3. Untuk mengetahui kegiatan lansia di Panti Jompo ____________

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Lanjut Usia

Lanjut usia (lansia) adalah suatu tahap dalam hidup manusia mulai dari
bayi, anak-anak, remaja, tua dan usia lanjut dan bukan penyakit melainkan suatu
proses alami yang tidak bisa dihindarkan. Jadi lansia merupakan proses alamiah
terus menerus dan berkesinambungan yang dalam keadaan lanjut menyebabkan
perubahan anatomi, fisiologi dan biokimia pada jaringan atau organ yang pada
akhirnya mempengaruhi keadaan, fungsi dan kemampuan badan secara
keseluruhan (Depkes. RI, 2005).

World Health Organization (WHO) dan Undang – Undang No. 13 tahun


1998 tentang kesejahteraan lansia, Bab 1 Pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa umur
60 tahun adalah usia permulaan tua. Menurut Wahyudi, lansia adalah kelompok
umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir fase kehidupannya
(Nugroho, 2008).

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan


lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2008).

2.2 Klasifikasi Lanjut Usia

Batasan-batasan lansia menurut WHO, meliputi: (Nugroho, 2008)

1. Usia pertengahan (middle age), antara 45 sampai 59 tahun.

2. Lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun.

3. Lanjut usia tua (old), antara 75 dan 90 tahun.

4. Usia sangat tua (very old), di atas 90 tahun.

3
2.3 Karakteristik Lanjut Usia

Lansia memiliki karakteristik sebagai berikut: (Maryam, 2008)


i. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU
No.13 tentang kesehatan).
ii. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai
sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari
kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif, lingkungan tempat
tinggal bervariasi.

2.4 Masalah – Masalah Yang Dialami Lansia


Adapun masalah-masalah tersebut yaitu (Maryam, 2008):
a. Kesehatan
Pada umumnya disepakati bahwa kebugaran dan kesehatan mulai
menurun pada usia setengah baya. Penyakit-penyakit degeneratif mulai
menampakkan diri pada usia ini. Namun demikian kenyataan
menunjukkan bahwa kebugaran dan kesehatan pada usia lanjut sangat
bervariasi.
Di samping faktor keturunan dan lingkungan, perilaku (hidup
sehat) mempunyai peran yang cukup besar. Perilaku hidup sehat harus
dilakukan sebelum usia lanjut (bahkan jauh-jauh sebelumnya). Perilaku
hidup sehat, terutama adalah perilaku individu, dilandasi oleh kesadaran,
keimanan dan pengetahuan.
b. Sosial
Secara sosial seseorang yang memasuki usia lanjut juga akan
mengalami perubahan-perubahan. Perubahan ini akan lebih terasa bagi
seseorang yang menduduki jabatan atau pekerjaan formal. la akan merasa
kehilangan semua perlakuan yang selama ini didapatkannya seperti
dihormati, diperhatikan dan diperlukan.
Bagi orang-orang yang tidak mempunyai waktu atau tidak merasa
perlu untuk bergaul di luar lingkungan pekerjaannya, perasaan kehilangan

4
ini akan berdampak pada semangatnya, suasana hatinya dan kesehatannya.
Di dalam keluarga, peranannya pun mulai bergeser.
c. Ekonomi
Memasuki usia lanjut mungkin sekali akan berdampak kepada
penghasilan. Bagi mereka yang menduduki jabatan formal, pegawai negeri
atau ABRI, pensiun menyebabkan penghasilan berkurang dan hilangnya
fasilitas dan kemudahan-kemudahan. Bagi para profesional, pensiun
umumnya tidak terlalu menjadi masalah karena masih tetap dapat berkarya
setelah pensiun. Namun bagi "non profesional" pensiun dapat
menimbulkan goncangan ekonomi. Oleh karena itu, pensiun seyogyanya
dihadapi dengan persiapan-persiapan untuk alih profesi dengan latihan-
latihan keterampilan.baik dengan pengembangan hobi maupun pendidikan
formal.
d. Psikologi
Masalah-masalah kesehatan, sosial dan ekonomi, sendiri - sendiri
atau bersama sama secara kumulatif dapat berdampak negatif secara
psikologis.
Hal – hal tersebut dapat menjadi stresor, yang kalau tidak dicerna dengan
baik akan menimbulkan masalah seperti :
i. Kecemasan dan ketakutan
Kecemasan dan ketakutan yang muncul misalnya cemas akan
perubahan fisik dan fungsi anggota tubuhnya, semas akan
tersingkir dari kehidupan sosial, takut penyakit, takut mati, dan
takut kekurangan uang.
ii. Mudah tersinggung
Suasana hati lansia cenderung peka, mudah tersinggung, cepat
berubah, dan banyak menuntut.
iii. Rasa kesepian
Bagi lansia yang sudah menjadi janda atau duda, kesadaran akan
kesendirian sering menjadi pengalaman yang menkutkan.
iv. Hilangnya kepercayaan diri

5
Lansia sering merasa tidak yakin akan dirinya dan menjalani hidup
dengan perasaan iri dan benci.
v. Bermimpi masa lalu
Sebagian lansia suka bermimpi khayalan kosong mengenai masa
lalu. Lansia berusaha melarikan diri dari masa kini yang tidak
menyenangkan dna masa mendatang yang kurang memberikan
harapan, ke masa lampau dengan kenangan – kenangan yang
menyenangkan.
vi. Egois
Lansia merasa bahwa kekuatannya makin surut. Sebagai
kompensasi, muncul pelampiasan dalam bentuk kesombongan,
keras kepala, mementingkan diri sndiri dan merasa paling benar.

e. Gangguan Keseimbangan
Keseimbangan bukan hanya tentang otot saja melainkan faktor-
faktor lainnya seperti sistem visual, sistem vestibular.
Hal-hal diatas menyebabkan terjadinya disabilitas /gangguan pada
berbagai fungsi fungsional yang memerlukan keseimbangan. Gangguan
keseimbangan mempengaruhi segala aktifitas yang akan dilakukkan oleh
manusia, terutam mereka yang sudah sepuh.

e. Permasalahan Gizi Lansia


Selain permasalahan tersebut diatas akibat dari terjadinya
perubahan–perubahan pada seluruh sistem, lansia juga mengalami masalah
gizi. Perubahan fisik dan penurunan fungsi organ tubuh akan
mempengaruhi konsumsi dan penyerapan zat makanan oleh tubuh. Hal ini
akan akan berakibat pada terjadinya masalah gizi lebih atau terjadi gizi
kurang.
Gizi lebih pada lansia lebih banyak terdapat di perkotaan daripada
pedesaan. Kebiasaan mengkonsumsi makan yang berlebih pada waktu
muda menyebabkan berat badan berlebih dan juga karena kurangnya
aktivitas fisik. Kebiasaan mengkonsumsi makan berlebih tersebut sulit

6
untuk diubah walaupun lanjut usia menyadari dan berusaha untuk
mengurangi makan.
Adapun gizi kurang yang terjadi pada lansia sering disebabkan
oleh masalah sosial-ekonomi dan gangguan penyakit. Apabila konsumsi
kalori terlalu
Faktor–faktor yang menyebabkan terjadinya gizi kurang pada
lansia adalah keterbatasan ekonomi keluarga, menderita penyakit kronis,
pengaruh psikologis, hilangnya gigi, kesalahan dalam pola makan,
kurangnya pengetahuan tentang gizi dan cara pengolahan bahan makanan.

2.5 Pemeliharaan Kesehatan Lansia


Adapun pemeliharaan kesehatan lansia seperti (Darmojo, 2004):
1. Pemberian gizi yang seimbang
Untuk mencukupi kebutuhan gizi pada usia lanjut, perlu
diberikan makanan seimbang dengan cara mengurangi bahan
makanan yang banyak mengandung lemak terutama yang berasal
dari hewan. Batasi gula, kopi, garam, dan makanan yang diawetkan.
Disarankan lansia mengkomsumsi makanan yang mengandung zat
besi dan banyak mengandung vitamin.
2. Latihan (olah raga)
Olah raga untuk lansia bertujuan untuk perbaikan otot,
perbaikan stamina, membangun kontak psikologis yang lebis luas.
3. Pemeliharaan kebersihan diri
Pemeliharaan kebersihan diri bagi lansia sangat bermamfaat
untuk mengurangi terjadinya gangguan kulit, mencegah infeksi,
menimbulkan suasana yang nyaman.
4. Kebersihan lingkungan
Selain kebersihan diri, keadaan dan suasana lingkungan
tempat tinggal usia lanjut perlu diupayakan agar bersih dan
menyenangkan.
5. Pemeriksaan kesehatan berkala

7
Oleh karena fungsi organ-organ tubuh pada lansia sudah
menurun, perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
seperti pemeriksaan tekanan darah, jantung, fungsi ginjal, fungsi
hati, dan gula darah

2.6 Definisi Panti Jompo

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata panti jompo diartikan


sebagai tempat merawat dan menampung jompo. Fasilitas untuk panti jompo
diatur dalam Peraturan Perundang- Undangan dan Penyelenggaraan Penyandang
Cacat Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14 dan Pasal 15 yang mencangkup akses ke dan
dari dalam bangunan, pintu, tangga, lift, tempat parkir, toilet dan beberapa lainnya
dalam aksebilitas pada bangunan umum. Dalam Departemen Sosial manula
dimasukkan kedalam kategori penyandang cacat, mental maupun fisik. (Darmojo,
2004)
a. Tinjauan Kenyamanan Bangunan Panti Jompo
Nyaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah segar;
sehat. Sedangkan kenyamanan adalah keadaan nyaman; kesegaran;
kesejukan. Dan kenyamanan sebuah bangunan diatur dalam Undang-
Undang RI No. 28 Tahun 2002 Tanggal 16 Desember 2002, Bagian
Keempat Pasal 26 ayat 1 sampai dengan ayat 7. Undang- Undang RI No. 28
Tahun 2002 tentang Persyaratan Kendala Bangunan Gedung, Paragraf 4
pasal 26 yaitu ayat (1) Persyaratan kenyamanan bangunan gedung
sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (1) sampai dengan ayat (6)
meliputi kenyamanan ruang gerak, dan hubungan antar ruang, kondisi udara
dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran, dan tingkat kebisingan.
b. Kenyamanan Ruang Gerak
Menurut Ernst Neufert untuk ruang kumpul atau ruang duduk
dengan aktifitas, nonton, membaca atau melakukan hobi seperti kerajinan
tangan, luas ruang bersama untuk tiap orang diperhitungkan minimal 1,9 m².
Sedangkan selain dimensi ruang, diatur juga mengenai penataan ruang
untuk memberikan kenyamanan bergerak dalam ruang. Dalam sebuah ruang

8
kumpul biasanya terdapat sofa/kursi, meja, dan rak televisi/ buku, maka
menurut Julius Panero jarak yang dibutuhkan antara sofa/kursi dengan meja
minimal adalah 45,7 cm dan maksimalnya 91,4 cm agar manula dengan
kursi roda dapat bergerak diantaranya dengan nyaman.
c. Kenyamanan Hubungan Antar Ruang
Dalam perencanaan sebuah fasilitas dalam hal ini panti jompo
khususnya, kebutuhan ruang akan menentukan bagaimana organisasi ruang
sesuai kebutuhannya. Contohnya ruang tidur, kamar mandi, ruang makan,
dan ruang kumpul jaraknya tidak terlalu berjauhan. Karena ruang- ruang
tersebut adalah ruang yang sering dipergunakan oleh manula dalam
beraktifitas.
d. Kenyamanan Kondisi Udara
Suhu yang nyaman untuk tubuh kita adalah antara antara 18° C-25
°C. Sedangkan mengenai kelembapan suatu ruang tergantung dari derajat
kelembapan udara diluar dan tujuan penggunaan ruang itu sendiri.
Kelembapan yang nyaman ada disekitar 40%-70%.

2.7 Tujuan Panti Jompo

Adanya panti jompo ini, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan lansia


dalam rangka/ upaya mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri dan
mewujudkan derajat kesehatannya secara optimal. (Maryam, 2008)

2.8 Keuntungan dan Kekurangan Tinggal Di Panti Jompo (Stanley, 2006)

Keuntungannya yaitu:

a. Perawatan dan perbaikan wisma dan perlengkapannya dikerjakan oleh


lembaga.
b. Semua makanan mudah didapat dengan biaya yang memadai.
c. Perabot dibuat untuk rekreasi dan hiburan.
d. Terdapat kemungkinan untuk berhubungan dengan teman seusia yang
mempunyai minat dan kemampuan yang sama.

9
e. Kesempatan yang besar untuk dapat diterima secara temporer oleh teman
seusia dari pada orang yang lebih muda.
f. Menghilangkan kesepian karena orang-orang disitu dapat dijadikan teman.
g. Perayaan hari libur bagi mereka yang tidak mempunyai keluarga tersedia
disini.
h. Ada kesempatan untuk berprestasi berdasarkan prestasi di masa
lalukesempatan semacam ini tidak mungkin terjadi dalam kelompok orang
orang muda.

Dimana beberapa kekurangan yang dipertimbangkan yaitu:


a. Lebih mahal daripada tinggal dirumah sendiri.
b. Seperti halnya makanan disemua lembaga ,biasanya kurang menarik
daripada masakan rumah sendiri.
c. Pilihan makanan terbatas dan seringkali diulang-ulang.
d. Berhubungan dekat dan menetap dengan beberapa orang yang tidak
menyenangkan.
e. Letaknya seringkali jauh dari tempat pertokoan, hiburan dan organisasi
masyarakat.

10
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan


Kunjungan dilakukan ke Panti Jompo _____________ pada tanggal
___________.

3.2 Gambaran Panti Jompo


Nama Panti Jompo : _________________
Alamat Panti Jompo : _________________

3.3 Syarat Masuk Panti Jompo


1. Harus sehat.
2. Ada penjamin.

3.4 Peraturan-Peraturan pada Panti Jompo


1. Kalau sudah keluar dari panti jompo, tidak diperbolehkan untuk masuk
kembali.
2. Tidak dipungut biaya untuk tinggal di panti jompo tersebut.
3. Tidak ada batas waktu untuk masa tinggal.
4. Bila melanggar disiplin, akan dinasehati beberapi kali dan akan
dikeluarkan jika masih juga melanggar disiplin.
4 Bila ada lansia yang sakit maka akan dirujuk ke RS Wira Husada.

3.5 Karakteristik Lansia di Panti Jompo


1. Jumlah : 37
2. Laki-laki : 15
3. Perempuan : 22
4. Umur 60-74 : 32
75-90 :5
 90 : -

11
5. Agama : Buddha dan Kristen
6. Suku : Tiong Hoa
7. Penyakit
DM :
Hipertensi :

3.6 Petugas di Panti Jompo


1. Terdapat 8 petugas pada Panti Jompo Hisosu
2. Kegiatan-kegiatan petugas : bersih-bersih, masak, merawat taman,
membantu keperluan lansia penghuni panti jompo.

3.7 Petugas Kesehatan di Panti Jompo


1. Petugas kesehatan yang ada di panti jompo tersebut tidak ada
2. Dokter datang ke panti tersebut 2 kali dalam seminggu, yakni hari kamis
dan sabtu

3.8 Fasilitas Panti Jompo


Di panti jompo tersebut disediakan fasilitas berupa:
a. Kamar
b. Tempat tidur
c. Kipas angin
d. Lemari
e. Meja dan kursi
f. Ruang nonton
g. Dapur
h. Kamar mandi
i. Taman
j. Vihara

12
3.9 Kegiatan Lansia Sehari-hari
Lansia bebas beraktifitas, beberapa contoh aktifitas lansia adalah:
sembahyang, berbicara sesama lansia, makan-makan, mandi, mengikuti
checkup pada hari kamis dan jumat dan mengikuti kegiatan kerohanian
bila ada relawan yang menyelenggarakan.

3.10 Kegiatan Rohani


Panti Jompo Hisosu memiliki kegiatan rohani. Kegiatan rohani tersebut
berupa sembahyang di vihara yang terletak didalam panti yang dilakukan setiap
hari.

3.11 Kegiatan Hiburan


Panti Jompo Hisosu memiiki kegiatan hiburan pada hari kamis sesuai
dengan planning dari relawan yang menyelenggarakan, berupa:
a. Senam
b. Game-game yang bermanfaat untuk melatih otak

13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
1. Dengan adanya sarana seperti Panti Jompo Hisosu, lansia bisa lebih
diperhatikan dan juga memiliki teman bicara sesama lansia, yang
membantu dalam kebutuhan mental lansia. Karena umumnya pada
keluarga yang sibuk disanalah terjadi kurangnya perhatian kepada
keperluan lansia dan menjadi akar masalah.
2. Pada panti juga disediaka fasilitas kesehatan berupa pengunjungan dokter
seminggu 2x, yakni hari sabtu jadwal yang ditentukan oleh panti jompo
dan hari kamis oleh dokter relawan.
3. Disediakan juga kegiatan kerohanian berupa kegiatan sembahyang di
vihara dalam Panti Jompo Hisosu setiap harinya yang membantu dalam
menenangkan hati-hati para lansia.
4. Adanya jadwal kunjungan relawan tiap hari kamis dalam memberikan
game-game yang sangat membantu dalam menstimulasi kerja otak para
lansia.
5. Disediakannya Rujukan ke rumah sakit Wira Husada bila ada lansia yang
memerlukan bantuan kesehatan.
6. Disiplin terjaga dengan bagus untuk memelihara kualitas sosial yang tetap
tinggi pada Panti Jompo Hisosu.

4.2 Saran
1. Diperlukannya penambahan kegiatan hiburan sehari-hari untuk
menghambat proses degenerasi otak.
2. Diperlukannya penjadwalan konseling kesehatan mental kepada lansia-
lansia pada panti

14
DAFTAR PUSTAKA

Darmojo, R. boedhi. (2004). Buku Ajar Geriatric, Ilmu Kesehatan Usia Lanjut,
Edisi 3. Jakarta : FKUI
Depkes RI. Populasi lansia diperkirakan terus meningkat hingga tahun 2020. 9
Oktober 2013. Diambil dari: depkes.go.id/article/view/13110002/populasi-
lansia-diperkirakan-terus-meningkat-hingga-tahun-2020.html. ( Diakses 19
November 2015)
Depkes RI. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lansia Bagi Petugas Kesehatan I.
Jakarta, 2005
Maryam S, Ekasari MF, Rosidawati, Jubaedi A, Batubara I. Angriani R.
Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
2008: 220: 32-63
Nugroho W. Proses Menua. Dalam: Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC, 2008;
259: 11
Stanley, Mickey. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Edisi 2. Jakarta :
EGC
Lampiran I; Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai