DI __________________
MEDAN
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
Prof. dr. Nerseri Barus, MPH
dr. Masdalena Nasution, M.Kes
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Karunia-Nya
laporan kegiatan Kunjungan Panti Jompo ini dapat diselesaikan untuk memenuhi
salah satu tugas Kepanitraan Klinik Senior di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia. Laporan kegiatan panti jompo
di _____________ pada tanggal ___________
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam penyusunan laporan ini, yaitu :
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia dr. Yulitas
Bachtiar, Sp.A
2. Pembimbing KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
PrimaIndonesia Prof. dr. Nerseri Barus, MPH dan dr. Masdalena Nasution,
M.Kes.
3. Ketua yayasan dan staf di ________ yang sudah mengizinkan kami untuk
melakukan kunjungan dan wawancara.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 14
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 14
3.2 Saran .................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan Kegiatan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui informasi mengenai kegiatan-kegiatan di Panti jompo
________________
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan petugas di Panti jompo
______________
2. Untuk mengetahui kegiatan petugas kesehatan di Panti Jompo
______________
3. Untuk mengetahui kegiatan lansia di Panti Jompo ____________
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lanjut usia (lansia) adalah suatu tahap dalam hidup manusia mulai dari
bayi, anak-anak, remaja, tua dan usia lanjut dan bukan penyakit melainkan suatu
proses alami yang tidak bisa dihindarkan. Jadi lansia merupakan proses alamiah
terus menerus dan berkesinambungan yang dalam keadaan lanjut menyebabkan
perubahan anatomi, fisiologi dan biokimia pada jaringan atau organ yang pada
akhirnya mempengaruhi keadaan, fungsi dan kemampuan badan secara
keseluruhan (Depkes. RI, 2005).
3
2.3 Karakteristik Lanjut Usia
4
ini akan berdampak pada semangatnya, suasana hatinya dan kesehatannya.
Di dalam keluarga, peranannya pun mulai bergeser.
c. Ekonomi
Memasuki usia lanjut mungkin sekali akan berdampak kepada
penghasilan. Bagi mereka yang menduduki jabatan formal, pegawai negeri
atau ABRI, pensiun menyebabkan penghasilan berkurang dan hilangnya
fasilitas dan kemudahan-kemudahan. Bagi para profesional, pensiun
umumnya tidak terlalu menjadi masalah karena masih tetap dapat berkarya
setelah pensiun. Namun bagi "non profesional" pensiun dapat
menimbulkan goncangan ekonomi. Oleh karena itu, pensiun seyogyanya
dihadapi dengan persiapan-persiapan untuk alih profesi dengan latihan-
latihan keterampilan.baik dengan pengembangan hobi maupun pendidikan
formal.
d. Psikologi
Masalah-masalah kesehatan, sosial dan ekonomi, sendiri - sendiri
atau bersama sama secara kumulatif dapat berdampak negatif secara
psikologis.
Hal – hal tersebut dapat menjadi stresor, yang kalau tidak dicerna dengan
baik akan menimbulkan masalah seperti :
i. Kecemasan dan ketakutan
Kecemasan dan ketakutan yang muncul misalnya cemas akan
perubahan fisik dan fungsi anggota tubuhnya, semas akan
tersingkir dari kehidupan sosial, takut penyakit, takut mati, dan
takut kekurangan uang.
ii. Mudah tersinggung
Suasana hati lansia cenderung peka, mudah tersinggung, cepat
berubah, dan banyak menuntut.
iii. Rasa kesepian
Bagi lansia yang sudah menjadi janda atau duda, kesadaran akan
kesendirian sering menjadi pengalaman yang menkutkan.
iv. Hilangnya kepercayaan diri
5
Lansia sering merasa tidak yakin akan dirinya dan menjalani hidup
dengan perasaan iri dan benci.
v. Bermimpi masa lalu
Sebagian lansia suka bermimpi khayalan kosong mengenai masa
lalu. Lansia berusaha melarikan diri dari masa kini yang tidak
menyenangkan dna masa mendatang yang kurang memberikan
harapan, ke masa lampau dengan kenangan – kenangan yang
menyenangkan.
vi. Egois
Lansia merasa bahwa kekuatannya makin surut. Sebagai
kompensasi, muncul pelampiasan dalam bentuk kesombongan,
keras kepala, mementingkan diri sndiri dan merasa paling benar.
e. Gangguan Keseimbangan
Keseimbangan bukan hanya tentang otot saja melainkan faktor-
faktor lainnya seperti sistem visual, sistem vestibular.
Hal-hal diatas menyebabkan terjadinya disabilitas /gangguan pada
berbagai fungsi fungsional yang memerlukan keseimbangan. Gangguan
keseimbangan mempengaruhi segala aktifitas yang akan dilakukkan oleh
manusia, terutam mereka yang sudah sepuh.
6
untuk diubah walaupun lanjut usia menyadari dan berusaha untuk
mengurangi makan.
Adapun gizi kurang yang terjadi pada lansia sering disebabkan
oleh masalah sosial-ekonomi dan gangguan penyakit. Apabila konsumsi
kalori terlalu
Faktor–faktor yang menyebabkan terjadinya gizi kurang pada
lansia adalah keterbatasan ekonomi keluarga, menderita penyakit kronis,
pengaruh psikologis, hilangnya gigi, kesalahan dalam pola makan,
kurangnya pengetahuan tentang gizi dan cara pengolahan bahan makanan.
7
Oleh karena fungsi organ-organ tubuh pada lansia sudah
menurun, perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
seperti pemeriksaan tekanan darah, jantung, fungsi ginjal, fungsi
hati, dan gula darah
8
kumpul biasanya terdapat sofa/kursi, meja, dan rak televisi/ buku, maka
menurut Julius Panero jarak yang dibutuhkan antara sofa/kursi dengan meja
minimal adalah 45,7 cm dan maksimalnya 91,4 cm agar manula dengan
kursi roda dapat bergerak diantaranya dengan nyaman.
c. Kenyamanan Hubungan Antar Ruang
Dalam perencanaan sebuah fasilitas dalam hal ini panti jompo
khususnya, kebutuhan ruang akan menentukan bagaimana organisasi ruang
sesuai kebutuhannya. Contohnya ruang tidur, kamar mandi, ruang makan,
dan ruang kumpul jaraknya tidak terlalu berjauhan. Karena ruang- ruang
tersebut adalah ruang yang sering dipergunakan oleh manula dalam
beraktifitas.
d. Kenyamanan Kondisi Udara
Suhu yang nyaman untuk tubuh kita adalah antara antara 18° C-25
°C. Sedangkan mengenai kelembapan suatu ruang tergantung dari derajat
kelembapan udara diluar dan tujuan penggunaan ruang itu sendiri.
Kelembapan yang nyaman ada disekitar 40%-70%.
Keuntungannya yaitu:
9
e. Kesempatan yang besar untuk dapat diterima secara temporer oleh teman
seusia dari pada orang yang lebih muda.
f. Menghilangkan kesepian karena orang-orang disitu dapat dijadikan teman.
g. Perayaan hari libur bagi mereka yang tidak mempunyai keluarga tersedia
disini.
h. Ada kesempatan untuk berprestasi berdasarkan prestasi di masa
lalukesempatan semacam ini tidak mungkin terjadi dalam kelompok orang
orang muda.
10
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
5. Agama : Buddha dan Kristen
6. Suku : Tiong Hoa
7. Penyakit
DM :
Hipertensi :
12
3.9 Kegiatan Lansia Sehari-hari
Lansia bebas beraktifitas, beberapa contoh aktifitas lansia adalah:
sembahyang, berbicara sesama lansia, makan-makan, mandi, mengikuti
checkup pada hari kamis dan jumat dan mengikuti kegiatan kerohanian
bila ada relawan yang menyelenggarakan.
13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
1. Dengan adanya sarana seperti Panti Jompo Hisosu, lansia bisa lebih
diperhatikan dan juga memiliki teman bicara sesama lansia, yang
membantu dalam kebutuhan mental lansia. Karena umumnya pada
keluarga yang sibuk disanalah terjadi kurangnya perhatian kepada
keperluan lansia dan menjadi akar masalah.
2. Pada panti juga disediaka fasilitas kesehatan berupa pengunjungan dokter
seminggu 2x, yakni hari sabtu jadwal yang ditentukan oleh panti jompo
dan hari kamis oleh dokter relawan.
3. Disediakan juga kegiatan kerohanian berupa kegiatan sembahyang di
vihara dalam Panti Jompo Hisosu setiap harinya yang membantu dalam
menenangkan hati-hati para lansia.
4. Adanya jadwal kunjungan relawan tiap hari kamis dalam memberikan
game-game yang sangat membantu dalam menstimulasi kerja otak para
lansia.
5. Disediakannya Rujukan ke rumah sakit Wira Husada bila ada lansia yang
memerlukan bantuan kesehatan.
6. Disiplin terjaga dengan bagus untuk memelihara kualitas sosial yang tetap
tinggi pada Panti Jompo Hisosu.
4.2 Saran
1. Diperlukannya penambahan kegiatan hiburan sehari-hari untuk
menghambat proses degenerasi otak.
2. Diperlukannya penjadwalan konseling kesehatan mental kepada lansia-
lansia pada panti
14
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, R. boedhi. (2004). Buku Ajar Geriatric, Ilmu Kesehatan Usia Lanjut,
Edisi 3. Jakarta : FKUI
Depkes RI. Populasi lansia diperkirakan terus meningkat hingga tahun 2020. 9
Oktober 2013. Diambil dari: depkes.go.id/article/view/13110002/populasi-
lansia-diperkirakan-terus-meningkat-hingga-tahun-2020.html. ( Diakses 19
November 2015)
Depkes RI. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lansia Bagi Petugas Kesehatan I.
Jakarta, 2005
Maryam S, Ekasari MF, Rosidawati, Jubaedi A, Batubara I. Angriani R.
Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
2008: 220: 32-63
Nugroho W. Proses Menua. Dalam: Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC, 2008;
259: 11
Stanley, Mickey. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Edisi 2. Jakarta :
EGC
Lampiran I; Dokumentasi