Anda di halaman 1dari 17

ANABOLISME

Apa itu Anabolisme?


Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik
sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini membutuhkan energi
dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi
kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana
tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan
tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa
kompleks yang terbentuk.

Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam
amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut
menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor
tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak dan asam nukleat.

Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan


anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.

Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial. Hasil-hasil tersebut


misalnya glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat untuk
pengkopian informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat menyusun struktur tubuh
makhluk hidup, baik intraselular maupun ekstraselular. Bila sintesis bahan-bahan ini lebih
cepat dari perombakannya, maka organisme akan tumbuh.

FOTOSINTESIS
Fotosintesis adalah
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu
glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat
hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir
semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya
fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa
menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang
menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon
bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain
yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang
dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.

Daun tempat berlangsungnya fotosintesis. Proses fotosintesis tidak dapat berlangsung


pada setiap sel, tetapi hanya pada sel yang mengandung pigmen fotosintetik. Sel yang tidak
mempunyai pigmen fotosintetik ini tidak mampu melakukan proses fotosintesis. Pada
percobaan Jan Ingenhousz, dapat diketahui bahwa intensitas cahaya mempengaruhi laju
fotosintesis pada tumbuhan. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan energi yang dihasilkan
oleh setiap spektrum cahaya. Di samping adanya perbedaan energi tersebut, faktor lain yang
menjadi pembeda adalah kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya yang
berbeda tersebut. Perbedaan kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya
tersebut disebabkan adanya perbedaan jenis pigmen yang terkandung pada jaringan daun.
Di dalam daun terdapat mesofil yang terdiri atas jaringan bunga karang dan jaringan pagar.
Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung pigmen hijau klorofil. Pigmen
ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang berperanpenting dalam menyerap
energi matahari. Kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau,
termasuk batang dan buah yang belum matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil
yang berperan dalam proses fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram
dengan ruang yang disebut stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan
membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya terdapat ruang-ruang antar
membran yang disebut lokuli.

Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk membentuk grana


(kumpulan granum). Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid yang merupakan tempat
terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang merupakan ruang di antara membran
tilakoid. Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein,
klorofil a, klorofil b, karetonoid, dan lipid. Secara keseluruhan, stroma berisi protein, enzim,
DNA, RNA, gula fosfat, ribosom, vitamin-vitamin, dan juga ion-ion logam seperti mangan
(Mn), besi (Fe), maupun perak (Cu). Pigmen fotosintetik terdapat pada membran tilakoid.
Sedangkan, pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid
dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri
sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal
sebagai fotosistem.

Struktur kloroplas:

1. membran luar
2. ruang antar membrane
3. membran dalam (1+2+3: bagian amplop)
4. Stroma
5. lumen tilakoid (inside of thylakoid)
6. membran tilakoid
7. granum (kumpulan tilakoid)
8. tilakoid (lamella)
9. Pati
10. Ribosom
11. DNA plastid
12. Plastoglobula

Fotosintesis Tumbuhan
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung
dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk
menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk
menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksiyang
menghasilkan glukosa berikut ini:

6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2

Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan
dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler
yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada
respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan
senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan
energi kimia. Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil.
Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel
yang disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam
fotosintesis.

Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas,
namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang
disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya.
Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil,
tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh
kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari
ataupun penguapan air yang berlebihan.
Proses Fotosintesis

Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu


pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri. Pada tumbuhan,
organ utama tempa berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara umum,
semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel
inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis
(disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu.

Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi
terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi
memerlukan karbon dioksida).

Reaksi Terang
Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di
dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan
menghasilkan oksigen (O2). Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan
reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali
dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.
Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I
dan II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal
menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II) berisi
pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm.

Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II menyerap cahaya
matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan menyebabkan muatan menjadi
tidak stabil. Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H2O
yang ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak
sebagai enzim. Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen tilakoid. Dengan
menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan mereduksi plastokuinon (PQ)
membentuk PQH2. Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang terdapat pada membran
lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa
H+ yang disebut sitokrom b6-f kompleks. Reaksi keseluruhan yang terjadi di PS II
adalah: 2H2O + 4 foton + 2PQ + 4H- → 4H+ + O2 + 2PQH2

Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS I dengan


mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah bergerak dan
mengandung tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC). Kejadian ini juga menyebabkan
terjadinya pompa H+ dari stroma ke membran tilakoid. Reaksi yang terjadi pada sitokrom b6-
f kompleks adalah:2PQH2 + 4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+ (lumen).

Reaksi Terang dari fotosintesis dalam membran Tilakoid


Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I. Fotosistem ini
menyerap energi cahaya terpisah dari PS II, tapi mengandung kompleks inti terpisahkan,
yang menerima elektron yang berasal dari H2O melalui kompleks inti PS II lebih dahulu.
Sebagai sistem yang bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin
tereduksi dan memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang disebut feredoksin. Reaksi
keseluruhan pada PS I adalah: Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) → 4PC(Cu2+) +
4Fd(Fe2+) Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir pengangkutan
elektron untuk mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH. Reaksi ini dikatalisis dalam
stroma oleh enzim feredoksin-NADP+ reduktase. Reaksinya adalah: 4Fd (Fe2+) + 2NADP+
+ 2H+ → 4Fd (Fe3+) + 2NADPH Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid
akan masuk ke dalam ATP sintase. ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP
dengan pengangkutan elektron dan H+ melintasi membran tilakoid. Masuknya H+ pada ATP
sintase akan membuat ATP sintase bekerja mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi
ATP. Reaksi keseluruhan yang terjadi pada reaksi terang adalah sebagai berikut: Sinar + ADP
+ Pi + NADP+ + 2H2O → ATP + NADPH + 3H+ + O2. Sedangkan dalam reaksi gelap
terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan
NADPH). Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang.

Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan
untuk mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula. Dari semua
radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan
tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran
cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm),
hijau kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm).[20] Masing-masing
jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait pada sifat pigmen
penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada membran
grana menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda
menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung beberapa
pigmen. Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah. Klorofil
b menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau. Klorofil a
berperan langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara langsung berperan
dalam reaksi terang. Proses absorpsi energi cahaya menyebabkan lepasnya elektron berenergi
tinggi dari klorofil a yang selanjutnya akan disalurkan dan ditangkap oleh akseptor elektron.
Proses ini merupakan awal dari rangkaian panjang reaksi fotosintesis.

Reaksi Gelap (Siklus Calvin) dan fiksasi karbon


Reaksi gelap terjadi pada stroma kloroplas yang dapat (bukan harus) berlangsung
dalam gelap, karena enzim-enzim untuk fiksasi CO2 pada stroma kloroplas tidak memerlukan
cahaya tetapi membutuhkan ATP dan NADPH yang menghasilkan dari reaksi terang. Reaksi
gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus Calvin-Benson dan siklus
Hatch-Slack. Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa ribulosa 1,5 bisfosfat
menjadi senyawa dengan jumlah atom karbon tiga yaitu senyawa 3-phosphogliserat. Oleh
karena itulah tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini dinamakan tumbuhan
C-3. Penambatan CO2 sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim rubisco.
Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4 karena
senyawa yang terbentuk setelah penambatan CO2 adalah oksaloasetat yang memiliki empat
atom karbon. Enzim yang berperan adalah phosphoenolpyruvate carboxilase.

Mekanisme siklus Calvin-Benson dimulai dengan fiksasi CO2 oleh ribulosa difosfat
karboksilase (RuBP) membentuk 3-fosfogliserat. RuBP merupakan enzim alosetrik yang
distimulasi oleh tiga jenis perubahan yang dihasilkan dari pencahayaan kloroplas. Pertama,
reaksi dari enzim ini distimulasi oleh peningkatan pH. Jika kloroplas diberi cahaya, ion H+
ditranspor dari stroma ke dalam tilakoid menghasilkan peningkatan pH stroma yang
menstimulasi enzim karboksilase, terletak di permukaan luar membran tilakoid. Kedua,
reaksi ini distimulasi oleh Mg2+, yang memasuki stroma daun sebagai ion H+, jika kloroplas
diberi cahaya. Ketiga, reaksi ini distimulasi oleh NADPH, yang dihasilkan oleh fotosistem I
selama pemberian cahaya.

Fiksasi CO2 ini merupakan reaksi gelap yang distimulasi oleh pencahayaan kloroplas.
Fikasasi CO2 melewati proses karboksilasi, reduksi, dan regenerasi. Karboksilasi melibatkan
penambahan CO2 dan H2O ke RuBP membentuk dua molekul 3-fosfogliserat (3-PGA).
Kemudian pada fase reduksi, gugus karboksil dalam 3-PGA direduksi menjadi 1 gugus
aldehida dalam 3-fosforgliseradehida (3-Pgaldehida). Reduksi ini tidak terjadi secara
langsung, tapi gugus karboksil dari 3-PGA pertama-tama diubah menjadi ester jenis anhidrida
asam pada asam 1,3-bifosfogliserat (1,3-bisPGA) dengan penambahan gugus fosfat terakhir
dari ATP. ATP ini timbul dari fotofosforilasi dan ADP yang dilepas ketika 1,3-bisPGA
terbentuk, yang diubah kembali dengan cepat menjadi ATP oleh reaksi fotofosforilasi
tambahan. Bahan pereduksi yang sebenarnya adalah NADPH, yang menyumbang 2 elektron.
Secara bersamaan, Pi dilepas dan digunakan kembali untuk mengubah ADP menjadi ATP.

Pada fase regenerasi, yang diregenerasi adalah RuBP yang diperlukan untuk bereaksi
dengan CO2 tambahan yang berdifusi secara konstan ke dalam dan melalui stomata. Pada
akhir reaksi Calvin, ATP ketiga yang diperlukan bagi tiap molekul CO2 yang ditambat,
digunakan untuk mengubah ribulosa-5-fosfat menjadi RuBP, kemudian daur dimulai lagi.

Tiga putaran daur akan menambatkan 3 molekul CO2 dan produk akhirnya adalah 1,3-
Pgaldehida. Sebagian digunakan kloroplas untuk membentuk pati, sebagian lainnya dibawa
keluar. Sistem ini membuat jumlah total fosfat menjadi konstan di kloroplas, tetapi
menyebabkan munculnya triosafosfat di sitosol. Triosa fosfat digunakan sitosol untuk
membentuk sukrosa.
http://www.biologi-sel.com/2012/06/anabolisme-dan-katabolisme.html
NABOLISME KARBOHIDRAT
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia

Dosen Pengampu:
drg. Risma Aprinda Kristanti
Ria Ramadhani DA, S. Kep

Disusun oleh:
Kelompok 2
rwaningsih (10620039)
neng Waseh (10620042)
atuz Zahro (10620051)
Diana R (10620058)
d Subada (10620062)
Nirwana Putri (10620064)
unnisail M (10620074)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik
sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini membutuhkan energi dari
luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia.
Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut
menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak
hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino,
monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk
reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul
kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat. Anabolisme yang menggunakan
energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang menggunakan energy kimia
dikenal dengan kemosintesis. Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial.
Hasil-hasil tersebut misalnya glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat
untuk pengkopian informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat menyusun struktur tubuh
makhluk hidup, baik intraselular maupun ekstraselular. Bila sintesis bahan-bahan ini lebih cepat
dari perombakannya, maka organisme akan tumbuh.
Anabolisme karbohidrat merupakan serangkaian reaksi kimia yang substrat awalnya adalah
molekul kecil dan produk akhirnya adalah molekul besar atau dengan kata lain reaksi yang
bertujuan untuk penyusunan atau sintesis molekul. Mahasiswa Biologi memiliki tuntutan untuk
dapat memahami anabolisme karbohidrat sebagaikonsekuensi atas bidang ilmunya dan juga sebagai
rasa syukur terhadap fasilitas yang telah Allah ciptakan. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini
kami menulis makalah tentang anabolisme karbohidrat dengan harapan kami dapat memahami
proses anabolisme secara mendalam khususnya pada proses glukoneogenesis, glikogenesis, dan
glikogenolisis.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari anabolisme karbohidrat?
2. Proses apa saja yang termasuk dalam anabolisme karbohidrat?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari anabolisme karbohidrat
2. Untuk mengetahui proses-proses yang termasuk dalam anabolisme

BAB II
PEMBAHASAN

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen, dengan rasio hidrogen
terhadap pksigen normalnya adalah 2 : 1 senyawa tersebut mengandung beberapa rantai “unit
gula” atau “sakarida” yang masing – masing terbentuk dari tiga sampai tujuh atau karbon dengan
atom hidrogen dan oksigen yang melekat padanya, baik sendiri – sendiri ataupun dalam kelompok.
Karbohidrat juga merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, terutama sebagai
penyusun utama jaringan tumbuhan. Nama lain karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa
Latin Saccharum = gula). Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton
yang mengandung unsur – unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus empiris
total (CH2O)n, karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida, diantara glukosa yang
mempunyai rumus molekul C6H12O6. Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh
manusia, hewan, dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan
merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Sebagian besar karbohidrat
yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa
polisakarida berfungsi sebagai penyusun.
Karbohidrat merupakan pusat metabolisme tanaman hijau dan organisme fotosintetik lain
yang menggunakan energi matahari untuk melakukan pembentukan karbohidrat. Karbohidrat yang
terdapat dalam bentuk pati dan gula berfungsi sebagai bagian utama energi yang dikonsumsi oleh
kebanyakan organisme di muka bumi ini. Sebagai pati dan glikogen, karbohidrat berfungsi sebagai
penyangga di dalam dinding sel bakteri dan tanaman serta pada jaringan pengikat dan dinding sel
organisme hewan karbohidrat jenis lain berperan sebagai pelumas sendi kerangka, sebagai perekat
diantara sel, dan senyawa pemberi spesifisitas pada permukaan sel hewan.
Dalam sel-sel tubuh, karbohidrat mengalami berbagai proses kimia. Proses inilah yang
mempunyai peranan penting dalam tubuh kita. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel ini tidak
berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sebagai contoh apabila banyak
glukosa yang teroksidasi untuk memproduksi energy, maka glikogen dalam hati akan mengalami
proses hidrolisis untuk membentuk glukosa. Sebaliknya apabila suatu reaksi tertentu menghasilkan
produk yang menghasilkan produk yang berlebihan, maka ada reaksi lain yang dapat menghambat
produksi tersebut. Dalam hubungan antar reaksi-reaksi ini enzim-enzim mempunyai peranan sebagai
pengatur atau pengendali. Proses kimia yang terjadi dalam sel ini disebut metabolisme.
Pada proses pencernaan makanan, karbohidrat mengalami proses hidrolisis, baik dalam
mulut, lambung maupun usus. Hasil akhir proses pencernaan karbohidrat ini ialah glukosa, fruktosa,
galaktosa dan manosa serta monosakarida lainnya. Senyawa-senyawa ini kemudian diabsorbsi
melalui dinding usus dan dibawa ke hati oleh darah.
Karbohidrat merupakan komponen utama dalam suatu makanan yang merupakan sumber
energi yang utama bagi setiap organisme hidup. Dalam sel-sel tubuh, karbohidrat mengalami
berbagai proses kimia. Maka proses inilah yang kemudian mempunyai peranan penting dalam tubuh
kita. Proses-proses yang dialami oleh unsur-unsur makanan setelah dicerna dan diserap disebut
dengan metabolisme intermediet. Metabolisme intermediet ini mencakup bidang luas yang tidak
hanya proses metabolik yang dialami oleh masing-masing molekul saja, tetapi juga interelasi dan
mekanisme yang mengatur arus metabolit untuk dapat melewati proses-proses atau tahapan-
tahapan tersebut. Proses metabolisme itu kemudian digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Anabolime (penyatuan/pembentukan)
2. Katabolisme (pemecahan)
Anabolisme adalah proses sintesis molekul kompleks dari senyawa-senyawa kimia yang
sederhana secara bertahap. Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam
reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan
untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi,
dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-
ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Selain dua macam energi diatas, reaksi anabolisme juga menggunakan energi dari hasil
reaksi katabolisme, yang berupa ATP. Agar asam amino dapat disusun menjadi protein, asam amino
tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu. Energi untuk aktivasi asam amino tersebut berasal dari
ATP. Agar molekul glukosa dapat disusun dalam pati atau selulosa, maka molekul itu juga harus
diaktifkan terlebih dahulu, dan energi yang diperlukan juga didapat dari ATP. Proses sintesis lemak
juga memerlukan ATP.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino,
monosakarida, dan nukleotida. Kedua, pengaktivasian senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk
reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul
kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.
1. Glikogenesis
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis) menjadi
piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam
rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi. Proses di atas terjadi jika kita
membutuhkan energi untuk aktivitas, misalnya berpikir, mencerna makanan, bekerja dan
sebagainya. Jika kita memiliki glukosa melampaui kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa yang
ada akan disimpan dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme ini dinamakan glikogenesis.
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog
dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot jarang
melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati, maka
besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak. Seperti
amilum, glikogen merupakan polimer -D-Glukosa yang bercabang.
Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan mudah untuk proses
glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati sangat berhubungan dengan simpanan
dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya pada saat di
antara waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua simpanan glikogen hati terkuras
habis. Tetapi glikogen otot hanya terkuras secara bermakna setelah seseorang melakukan olahraga
yang berat dan lama. Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:
a. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga pada
lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase.
b. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan katalisator enzim
fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil
bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.
Enz-P + Glukosa 6-fosfat ↔Enz + Glukosa 1,6-bifosfat ↔ Enz-P + Glukosa 1-fosfat
c. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk uridin
difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
UTP + Glukosa 1-fosfat ↔ UDPGlc + PPi
Uridin difosfat glukosa (UDPGlc)

d. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan menarik reaksi
kea rah kanan persamaan reaksi.

Lintasan glikogenesis dan glikogenolosis

e. Atom C1pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik dengan atom
C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini
dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebut
glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk
pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
UDPGlc + (C6)n ↔ UDP + (C6)n+1
Glikogen Glikogen
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 1→4 untuk membentuk rantai pendek yang
diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap melekat pada pusat molekul
glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah molekul
glikogenin.
f. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa tersebut hingga
mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang memindahkan bagian dari
rantai 1→4 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang berdekatan untuk membentuk
rangkaian 1→6 sehingga membuat titik cabang pada molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan
tumbuh dengan penambahan lebih lanjut 1→ glukosil dan pembentukan cabang selanjutnya.
Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam
molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis.
Tahap-tahap perangkaian glukosa demi glukosa digambarkan pada bagan berikut.
Biosintesis glikogen

Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh enzim glikogen
sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus dari glikogen induknya dan
berpindah tempat untuk membentuk cabang. Enzim yang berperan dalam tahap ini adalah enzim
pembentuk cabang (branching enzyme).

2. Glikogenolisis
Glikogenolisis adalah kebalikan glikogenesis, yaitu reaksi pemecah molekul glikogen
menjadi molekul-molekul glukosa.glikogen yang terdapat dalam hati dan otot dapat dipecah
menjadi molekul glukosa-1-fosfat melalui suatu proses yang disebut fosforolisis, yaitu reaksi dengan
assam fosfat. Enzim fosforilase ialah enzim yang menjadi katalis pada reaksi gikogenolisis.
Glikogen + asam fosfat fosforilase glukosa-1-fosfat
Ada dua macam fosforilase yaitu fosforilase a, bentuk aktif, dan fosforilase b, suatu
benntuk tidak aktif yang dapat diaktifkan. Aktivasi fosforilase b berlangsung oleh adanya
fosfokinase, ATP dan ion Mg++.
2 fosforilase b + 4 ATP fosfokinase fosforilase a + 4 ADP

Mg++
Dalam hati glukosa-1-fosfat diubah menjadi glukosa-6-fosfat yang kemudian diubah menjadi
glukosa dan fosfat oleh enzim fosfatase. Glukosa yang terjadi masuk ke dalam darah dan dibawa ke
jaringan-jaringan. Glukosa-1-fosfat yang dihasilkan oleh pengurai glikogen dalam otot diubah
menjadi glukosa-6-fosfat untuk digunakan lebih lanjut dalam proses glikolisis. Akan tetapi karena
dalam sel otot tidak terdapat enzim fosfatase, maka glukosa-6-fosfat tidak dapat diubah menjadi
glukosa.

3. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses pembentukan D-glukosa dari prekursor yang bukan
karbohidrat. Karena prekursor yang digunakan bukan karbohidrat, maka sumber karbonnya adalah
sejumlah prekursor glukogenik yang terutama berasal dari asam amino-L, laktat atau gliserol. Proses
ini terjadi jika makanan yang dimakan tidak cukup mengandung D-glukosa yang dapat menyebabkan
turunnya kadar glukosa darah. D-glukosa harus dibentuk karena senyawa ini penting untuk fungsi
sebagian besar sel dan mutlak dibutuhkan oleh sistem syaraf dan eritrosit. Jalur metabolisme ini
terjadi terutama di hati dan ginjal, tetapi glukoneogenesis secara fisiologis tidak berarti dalam otot
karena otot tidak mempunyai enzim glukosa 6-fosfatase yang mengubah glukosa 6-fosfat menjadi
glukosa untuk dilepaskan ke darah.
Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Di sini asam
laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses yang disebut
glukoneogenesis (pembentukan gula baru). Pada dasarnya glukoneogenesis ini adalah sistesis
glukosa dari senyawa-senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino.
Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Walaupun proses glukoneogenesis ini
adalah sintesis glukosa, namun bukan kebalikan dari proses glikolisis, karena ada tiga tahap reaksi
dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya.
1. Glukosa + ATP heksokinase glukosa-6-fosfat + ADP
2. Fruktosa-6-fosfat + ATP fosfofruktokinasefruktosa-1,6-difosfat + ADP
3. Fosfoenol piruvat + ADP piruvatkinaseasam piruvat + ATP
Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversible tersebut, maka proses
gluconeogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain, yaitu:
1. Fosfoenolpiruvat dibentuk di asam piruvat melalui pembentukan asam oksalo asetat
a. Asam piruvat + CO2 + ATP + H2O asam oksalo asetat + ADP + fosfat + 2 H+
b. Oksalo asetat + guanosin trifosfatfosfoenol piruvat + guanosin difosfat + CO2
Reaksi a menggunakan katalis piruvatkarboksilase dan reaksi b menggunakan fosfoenolpiruvat
karboksilase. Jumlah rekasi a dan b ialah :
Asam piruvat + ATP + GTP +H2O fosfoenolpiruvat + ADP + GTP + fosfat + 2 H+
2. Fruktosa-6-fosfat dibentuk dari fruktosa-1,6-difosfat dengan cara hidrolisis oleh enzim fruktosa-1,6-
difosfatase
Fruktosa-1,6-difosfat + H2O fruktosa-6-fosfat + fosfat
3. Glukosa dibentuk dengan cara hidolisis glukosa-6-fosfat dengan katalis glukosa-6-fosfatase
Glukosa-6-fosfat + H2O glukosa + fosfat
Dalam proses glikolisis, asam laktat adalah hasil yang terakhir, untuk metabolism lebih
lanjut, asam laktat harus diubah kembali menjadi asam piruvat terlebih dahulu.Demikian pula untuk
proses gluconeogenesis.
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh
menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein
untuk energi yang sesungguhnya. Protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh. Jadi bisa
disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari senyawa-senyawa
non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein. Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan
lipid maupun protein dijelaskan sebagai berikut:
a. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam lemak dapat
dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Krebs. Sementara itu
gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
b. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Krebs.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Anabolisme adalah proses sintesis molekul kompleks dari senyawa-senyawa kimia
yang sederhana secara bertahap.
2. Glukoneogenesis adalah serangkaian reaksi dalam suatu proses untuk mengubah
asam laktat menjadi glukosa kembali glukosa kembali.
3. Glikogenesis merupakan proses sintesis glikogen dari glukosa.
4. Glikogenolisis yaitu reaksi pemecahan molekul glikogen menjadi molekul-molekul
glukosa.

3.2 Saran
Saran dari kami adalah tidak ada salahnya bagi mahasiswa Biologi untuk memahami reaksi-
reaksi kimia pada tubuh, karena hal itu sangat berhubungan dengan bidang-bidang Biologi.

DAFTAR PUSTAKA

Cree, Laurie. 2005. Sains dalam Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 2003, Biokimia Harper, Edisi XXV, Penerjemah Hartono
Andry, Jakarta: EGC
Poedjiadi, Anna. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press
Stryer L. 1996. BiokimiaEdisi IV. Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah Bagian Biokimia FKUI). Jakarta:
EGC
Supardan. 1989. Metabolisme Karbohidrat. Malang: Lab. Biokimia Universitas Brawijaya
Toha, Abdul, Hamid, H. 2001. Biokimia Metabolisme Biomolekul. Bandung: Alfabeta
Yazid, Eisten. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa Analis. Yogyakarta: CV Andi Offset
disingkat sebagai berikut.

12H2O + 6CO2 → C6H12O6 + 6O2 + 6H2O


Jalan reaksi tersebut dapat dibagi menjadi dua. Jalan reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua
yaitu reaksi terang dan gelap.
1. REAKSI TERANG
Reaksi terang adalah reaksi yang bergantung pada cahaya. Reaksi terang terjadi dalam tiga tahap
yang berlangsung di dalam kloroplas, pada khususnya di membran tilakoid.

• Tahap pertama, pigmen fotosintesis menyerap energi cahayaa dan melepaskan elektron yang
akan masuk ke sistem transpor elektron.
• Tahap kedua, molekul air pecah, ATP dan NADPH terbentuk, dan oksigen dilepaskan.
• Tahap ketiga, pigmen fotosintesis menerima kembali elektron sebagai gantinya.
Dalam proses Penyerapan energi cahayaa, molekul-molekul pigmen fotosintesis berkumpul dalam
satu fotosistem yang melekat pada membran tilakoid. Sebagian besar pigmen tersebut menyerap
energi dari cahayaa yang disebut foton. Energi cahaya yang diserap membantu mendorong
elektron dari pigmen fotosintesis sambil melepaskan energi eksitasi. Energi eksitasi tersebut akan
dibawa oleh pigmen penerima energi cahayaa kepada klorofil a. klorofil a merupakan pusat reaksi
bagi fotosistem. Pusat reaksi yang sudah teraktivasi memberikan elektron ke molekul penerima
elektron dalam sistem transpor elektron. Energi tersebut sebagian besar digunakan untuk
pembentukan ATP dan NADPH.

Dalam sistem transpor elektron terdapat dua aliran elektron yaitu aliran siklik dan non
siklik. Kedua aliran tersebut melewati suatu fotosistem. Ada dua fotosistem yaitu fotosistem
fotosistem I (P700) dan fotosistem II (P680).
• Jalur siklik melewati fotosistem I. Energi cahayaa digunakan untuk membawa elektron dari
fotosistem I, menuju sistem transpor kemudian dikembalikan kembali ke fotosistem I.
• Pada jalur non siklik terjadi aliran elektron dari air ke fotosistem II melalui sitem transpor
menuju ke fotosistem I. melalui sistem transpor, elektron akan diberikan kepada NADPH+. Pada
saat masuknya energi ke dalam fotosistem II memacu terjadinya fotolisis. Fotolisis adalah reaksi
pecahnya molekul air menjadi oksigen, ion-ion hidrogen (H+) dan elektron-elektron. Elektron yang
dilepaskan oleh P680 digantikan oleh elktron dari air. Pada sistem transpor kedua terjadi
penerimaan 2 elektron kepada NADP+ dan 1 ion hidrogen untuk membentuk NADPH.
Pembentukan ATP terjadi pada protein yang disebut ATP sintase

2. REAKSI GELAP
Reaksi Gelap memerlukan ATp, hidrogen, dan elektron dari NADPH, karbon dan oksigen dari
karbon dioksiribosa, enzim yang mengkatalisis setiap reaksi dan RuBP (ribulosa bifosfat).
Bagaimana terjadinya reaksi gelap?
Ada beberapa tahap dari reaksi gelap yaitu:
• Karbon dioksida diikat oleh RuBP yang mempunyai 5 karbon menjadi senyawa 6 karbon yang
kemudian memecah menjadi 2 fosfogliserat (PGA).
• Masing-masing PGA menerima gugus fosfat dari ATp dan menerima hidrogen serta elektron dari
NADPH. Reaksi ini menghasilkan PGAL (fosfogliseraldehida).
• Untuk setiap 6 molekul karbon dioksida dihasilkan 12 PGAL

• Dari 12 PGAL, 10 molekul kembali ke tahap awal menjadi RuBP, dan seterusnya RuBP akan
mengikat CO2 yang baru.
• Dua PGAL lainnya akan berkondensasi menjadi glukosa 6 fosfat. Molekul tersebut adalah bahan
baku untuk menjadi sukrosa dan tepung pati.
o Sukrosa merupakan karbohidrat untuk pengangkutan menuju ke tempat penimbunan
o Tepung pati merupakan karbohidrat yang tersimpan sebagai cadangan makanan pada tempat
penimbunan.

Dalam konklusi, saat fotosintesis terjadi pada siang hari, tepung pati bertimbun dalam
kloroplas. Selama malam hari, terjadi pengankutan karbon. Amilum dirombak kembali
menjadi glukosa. Terakhir, glukosa dirombak menjadi sukrosa agar dapat diangkut dari
jaringan daun menuju ke jaringan penimbunan karbohidrat

Anda mungkin juga menyukai