LAPORAN PROYEK
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Offering C
Inayatul Karimah (160341606057)
Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT karena melimpahkan rahmat dan
hidayah Nya untuk penulis menyelesaikan laporan proyek yang berjudul “ Fenomena
Interaksi Lethal Dominan pada Persilangan Drosophila Melanogaster strain Pm♀ >< Pm
♂, N ♀ >< N ♂ dan N♀ >< ♂Pm Beserta Resiproknya”.
Penulis menyadari bahwa pembuatan laporan proyek ini tidak lepas dari peran dari
beberapa pihak yang telah memberikan saran, bimbingan, pengarahan, petunjuk serta
fasilitas. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Siti Zubaidah, M.Pd dan Andik Wijayanto M.Si selaku Dosen
Matakuliah Genetika I
2. Beserta seluruh Asisten Dosen yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, serta
petunjuk dalam penyelesaian laporan proyek ini.
3. Petugas perpustakaan pusat Universitas Negeri Malang dan FMIPA yang telah
mempermudah penulis mencari referensi.
Penulis menyadari bahwa laporan proyek yang telah penulis buat ini tidak lepas dari
banyak kekurangan maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharap kritik dan saran
dari semua pihak demi perbaikan laporan proyek ini. Semoga apa yang penulis sajikan dapat
bermanfaat untuk menambah wawasan.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………...
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………….
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………..
1.4 Kegunaan Penelitian ………………………………………….
1.5 Asumsi Penelitian …………………………………………….
1.6 Batasan Masalah ……………………………………………...
1.7 Definisi Operasional………………………………..................
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka ………………………………………………..
2.2 Kerangka Konseptual ………………………………………...
2.3 Hipotesis Penelitian…………………………………………...
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ............………………………………...
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ……..………………………….
3.3 Populasi dan Sampel ………………………………………….
3.4 Instrumen Penelitian ……….…………………………………
3.5 Prosedur Kerja ………………..................................................
3.6 Teknik Pengumpulan Data …………………………………...
3.7 Teknik Analisis Data …………………………………………
BAB 4 Analisis Data
4.1 Pengumpulan Data ……………………………………………
4.2 Analisis Data ....................…………………………………….
4.3 Hipotesis Data ………...............................................................
BAB 5 PEMBAHASAN
BAB 6 PENUTUP
6.1 Simpulan ……………………………………………………...
6.2 Saran ………………………………………………………….
DAFTAR RUJUKAN ……………………………………………………….
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
Genetika adalah cabang ilmu biologi yang berhubungan dengan pewarisan sifat
dan ekspresi sifat-sifat menurun (Klug & Cummings, 2000). Drosophila melanogaster
merupakan salah satu serangga yang memiliki peranan yang sangat penting dalam
perkembangan ilmu genetika serta dijadikan model organisme diploid di laboratorium
karena ukurannya yang kecil, mempunyai siklus hidup pendek, jumlah keturunan yang
dihasilkan sangat banyak, dan murah biaya serta perawatannya. Drosophilla melanogaster
selama ini telah mengalami mutasi genetik sehingga dikenal dengan berbagai macam
strain, telah ditemukan 85 macam strain yang menyimpang dari tipe normal (wild type)
(Robert, 2005).
Mutasi meliputi mutasi gen dan mutasi kromosom. Pada mutasi kromosom terjadi
perubahan kromosom yang meliputi perubahan struktur dan perubahan jumlah
kromosom. Salah satu penyebab terjadinya perubahan jumlah kromosom adalah
peristiwa gagal berpisah atau nondisjunction. Peristiwa nondisjunction atau gagal
berpisah ini merupakan peristiwa kromosom yang mengalami gagal memisah selama
tahap meiosis. Sehingga terbentuk inti yang memiliki jumlah kromosom berlebih dan inti
yang kekurangan jumlah kromosom (Balqis, 2005).
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Drosophilidae
Genus : Drosophila
Ada beberapa tanda yang dapat digunakan dalam membedakan antara lalat
jantan dan lalat betina, yaitu bentuk abdomen pada lalat betina kecil dan runcing,
sedangkan pada lalat jantan membulat. Tanda hitam pada ujung abdomen juga
digunakan sebagai ciri yang dapat membedakan antara jantan dan betina. Ujung
abdomen lalat jantan berwarna gelap, sedangkan pada betina tidak. Jumlah segmen
pada lalat jantan hanya 5, sedang pada betina ada 7. Lalat jantan memiliki sex comb,
berjumlah 10, terdapat pada sisi paling atas kaki depan, berupa bulu rambut kaku dan
pendek. Lalat betina memiliki 5 garis hitam pada permukaan atas abdomen,
sedangkan pada lalat jantan hanya 3 garis hitam (Reaume, 1991).
Menurut Silvia (2003) Pada fase larva, larva berwarna putih dan bersegmen. Mulut
berwarna hitam dan bertaring. Larva hidup di dalam makanan dan aktivitas makannya sangat
tinggi. Pada tahap larva terjadi dua kali pergantian kulit, dan periode di antara masa
pergantian kulit dinamakan stadium instar.
Pada instar I Menurut Silvia (2003), Instar pertama adalah larva sesudah menetas
sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi
pada mulut hitamnya. Pada instar I ruas-ruasnya terdiri atas 4-5 segmen.
Pada larva instar II ukuran tubuh larva ini sedikit lebih besar dari larva instar 1. Pada
larva instar II terdiri atas 5-8 segmen. besar dan panjang sekitar ±1,5 mm. D. Melanogaster
berada dalam bentuk larva instar dua selama 1 hari, kemudian mengalami pembesaran,
dimana bagian tubuhnya menjadi lebih jelas.
Pada larva instar III Menurut Mulyanti (2005) Larva Instar II berubah menjadi larva
instar III dalam rentang waktu 24 jam. Ukuran menjadi lebih besar sekitar 1,5 mm, sangat
aktif dan dapat terlihat berjalan didinding botol. Menurut Silvia (2003), pada tahap terakhir,
larva instar III merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan
berhenti bergerak.
Menurut Hartati (2008) Pupa berbentuk seperti silinder yang memiliki kutikula keras
dan warnanya kecoklatan. Tahap pupa berlangsung sekitar 2 hari. Lalat dewasa yang baru
keluar dari pupa sayapnya belum mengembang, dan tubuhnya berwarna bening. Keadaan ini
akan berubah dalam beberapa jam. Untuk mencapai tahap imago diperlukan waktu selama 24
jam.
Pada hari kesembilan keluarlah imago dari pupa, dengan ukuran yang sangat panjang
dan sayapnya belum berkembang. Kemudian setelah satu jam maka sayap telah berkembang
dan memiliki ukuran sayap yang panjang. Pada imago perkawinan dapat terjadi biasanyanya
setelah imago berumur 10 jam (Hartati, 2008).
2.3 Kebakaan Terpaut Kelamin
Dalam ilmu genetika, dikenal adanya kebakaan terpaut kelamin. Kejadian ini
disebabkan oleh gen-gen yang terpaut dalam kromosom kelamin, tetapi tidak mempengaruhi
ekspresi kelamin (Corebima, 2013). Pada tahun 1910, T. H. Morgan menemukan adanya
pautan kelamin pada Drosophila melanogaster, dimana kejadian ini terletak pada kromosom
kelamin X pada lokus w. Secara umum, gen terpaut kelamin pada hewan jantan heterogamete
terletak pada kromosom X, tetapi pada hewan-hewan tertentu sebagian kecil gen dapat berada
pada kromosom Y yang kemudian akan menghasilkan efek fenotif (Corebima, 2013).
Menurut Corebima (2013), satu kromosom X dari kromosom XX induk betina akan
diwariskan pada keturunan betina, sementara yang lain diturunkan pada keturunan jantan.
Sedangkan kromosom X pada kromosom XY (induk jantan) akan diwariskan pada keturunan
betina, sementara kromosom Y akan diturunkan pada keturunan jantan. Melalui fenomena
tersebut, terlihat adanya pola crisscross inheritance. Pada Drosophila mlanogaster, terdapat
gen-gen yang terpaut kromosom kelamin X, yaitu mutan yellow, white, miniature, vermillion,
dan rudimentary (Corebima, 2013).
Kantor DB, Kolodkin AL. Curbing the excesses of youth: molecular insights
into axonal pruning. Neuron. 2003; 38:849–852. [PubMed: 12818170].
Karmana, I. Wayan. 2010. Pengaruh macam strain dan umur betina terhadap
jumlah turunan lalat buah (Drosophila melanogaster).dalam Jurnal GaneÇ Swara
Vol. 4 No.2, September 2010.
Lee T, Luo L. Mosaic analysis with a repressible cell marker for studies of
gene function in neuronal morphogenesis. Neuron. 1999; 22:451–461. [PubMed:
10197526].
Lee T, Marticke S, Sung C, Robinow S, Luo L. Cell-autonomous requirement
of the USP/EcR-B ecdysone receptor for mushroom body neuronal remodeling in
Drosophila. Neuron. 2000; 28:807– 818. [PubMed: 11163268].
Milkman. Roger. 1965. The genetic basis of natural variation. viii. synthesis
of cue polygeni combinations from laboratory strains of Drosophila melanogaster.
Department of Zoology, Syracuse Uniuersity, Syracuse, New York.
Mulyanti, F. 2005. Mutagenesis Perlakuan dengan uji letal Resesif Terpaut
Seks Pada Drosophila melanogaster. Skripsi Jurusan Biologi FMIPA UNPAD.
Bandung.