Anda di halaman 1dari 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Penggunaan energi fosil di Indonesia masih sangat besar yaitu sebesar 95 %
dari bauran energi nasional, dimana 47% di antaranya merupakan minyak bumi,
24% berasal dari gas bumi, dan 24% dari batubara. Pemerintah akan mengurangi
besar-besaran penggunaan energi fosil minyak bumi. Hal ini karena diprediksi
minyak bumi akan berkurang hingga 20%, sementara energi baru dan terbarukan
dari bahan bakar nabati (biofuel) akan dinaikkan menjadi lebih dari 5%, panas
bumi menjadi lebih dari 5%, energi baru dan energi terbarukan lainnya,
khususnya biomassa, tenaga air, tenaga surya, dan tenaga angin menjadi lebih dari
5%. (Perpres No.5, 2006) .
Pemanfaatan energi terbarukan semakin meningkat untuk mengurangi
penggunaan energi fosil minyak bumi, salah satunya adalah energi angin. Sumber
energi angin bisa berasal dari angin bebas secara alami dan angin buatan seperti
kipas pada sistem menara pendingin. Menara pendingin atau cooling tower adalah
salah satu sistem yang baik untuk ekstraksi tenaga angin. Jenis cooling tower yang
paling umum digunakan adalah induced draft cooling tower. Udara sekitar ditarik
ke menara pendingin dan udara panas dipaksa keluar dari outlet menara pendingin
dengan bantuan kipas.
Sistem pembuangan udara pada cooling tower tersebut cocok untuk
pembangkit listrik karena dapat menghasilkan angin dengan kecepatan hingga 9
m/s. Angin yang dihasilkan dari cooling tower tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai penggerak turbin angin. Turbin angin dapat ditempatkan di atas cooling
tower dimana kecepatan angin yang dihasilkan lebih tinggi dan konsisten jika
dibandingkan dengan angin alami. (Chong, 2013)
Gambar 1.1 menunjukkan profil kecepatan angin yang dihasilkan dari udara
buang cooling tower menghasilkan kecepatan yang tidak seragam pada setiap
bagian. Daerah di bagian tengah cooling tower menghasilkan kecepatan angin
rendah dan kecepatan tertinggi berada di daerah pinggir dari cooling tower yaitu
commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

Gambar 1.1 Profil kecepatan angin yang keluar dari cooling tower

pada daerah antara 30 cm dan 45 cm. Penempatan turbin pada posisi 30 cm


menghasilkan performa terbaik, karena pada posisi tersebut kecepatan angin
paling tinggi diantara posisi lainnya. (Kurniawan, 2016) dan (Permana, 2016)
Turbin angin vertikal axis jenis cross flow merupakan turbin yang mampu
menghasilkan torsi yang tinggi dan ketergantungan yang lebih rendah terhadap
arah angin. Prinsip kerja turbin cross flow lebih banyak dimanfaatkan untuk turbin
air dan termasuk jenis turbin aksi (impulse turbine). Proses pembuatan turbin
cross flow juga lebih mudah jika dibandingkan dengan pembuatan turbin angin
lainnya karena turbin cross flow memiliki desain yang sangat sederhana.
(Kawamura, 2012).
Pada turbin air cross flow telah dilakukan beberapa penelitian untuk
meningkatkan performa turbin antaranya adalah pengoptimalan rasio diameter
turbin, jumlah sudu, radius kelengkungan sudu dan sudut-sudut dalam sudu turbin
(sudut serang dan inlet blade angle).
Radius kelengkungan turbin merupakan lingkaran dengan titik pusat radius
dan sudut pusat tertentu, kemudian dipotong dengan lebar sudu sebesar selisih
antara radius luar dan radius dalam turbin.
Sudut kemiringan sudu (θ) merupakan sudut antara garis singgung, yaitu
garis singgung lingkaran luar turbin dengan garis singgung sudu turbin. Sudut
kemiringan turbin ini, mempengaruhi sudut-sudut penting lainnya dalam geometri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

sudu turbin air, seperti sudut serang (α), dan inlet blade angle (β). Sudut-sudut
tersebut memengaruhi kecepatan air keluar dari turbin.
Jika dalam penelitian turbin air memvariasikan debit air untuk mengetahui
efisiensi daya turbin, maka dalam turbin angin memvariasikan kecepatan angin
untuk mengetahui koefisien daya dan tip speed ratio turbin.
Pemanfaatan turbin cross flow sebagai turbin angin masih jarang ditemui,
maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui performa turbin
tersebut sebagai turbin angin. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh ukuran radius sudu turbin, dan besar sudut kemiringan sudu turbin
terhadap daya yang dihasilkan turbin angin vertikal axis cross flow yang
terintegrasi dengan menara pendingin.

1.2 Perumusan Masalah


Dari uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka permasalahan yang
akan dibahas dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh kecepatan angin terhadap daya yang dihasilkan turbin
angin crossflow terintegrasi dengan menara pendingin.
2. Bagaimana ukuran radius kelengkungan sudu yang optimal pada turbin angin
cross flow terintegrasi dengan outlet menara pendingin.
3. Bagaimana pengaruh sudut kemiringan sudu turbin terhadap daya yang
dihasilkan oleh turbin.
4. Bagaimana konfigurasi radius kelengkungan dan sudut kemiringan yang
optimal untuk turbin cross flow terintegrasi dengan menara pendingin.
5. Bagaimana pengaruh pemasangan turbin angin cross flow pada outlet menara
pendingin terhadap konsumsi dayanya.

1.3 Batasan Masalah


Banyak aspek yang mempengaruhi kecepatan putaran dari suatu turbin
angin seperti material yang digunakan, profil sudu, dimensi turbin dan lain-lain,
namun tidak semua aspek tersebut akan dijelaskan di sini. Melihat ruang lingkup
yang sangat luas maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Pemulihan energi dari cooling tower menggunakan model turbin angin
commit to user
sumbu vertikal cross flow.
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

2. Di sekeliling turbin angin terdapat diffuser dengan kemiringan 7o sebagai


penyearah aliran.
3. Di sekeliling turbin angin terdapat sudu pengarah (guide vane) dengan
jumlah 3 dan sudut kemiringan 45o.
4. Kecepatan angin dianggap konstan dan stasioner serta berasal dari satu arah
(outlet cooling tower).
5. Variabel yang dimodifikasi adalah ukuran radius sudu turbin, kecepatan
angin, dan sudut kemiringan sudu turbin.
6. Temperatur udara yang keluar dari outlet cooling tower dianggap sama
dengan udara sekitar.
7. Turbin ditempatkan pada posisi 30 cm dari pusat outlet cooling tower.

1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh kecepatan angin terhadap karakteristik turbin angin.
2. Mengetahui ukuran radius kelengkungan sudu optimal turbin cross flow
terintegrasi dengan menara pendingin.
3. Mengetahui pengaruh sudut kemiringan sudu turbin terhadap daya yang
dihasilkan turbin angin.
4. Mengetahui konfigurasi radius kelengkungan dan sudut kemiringan yang
optimal untuk turbin cross flow terintegrasi dengan menara pendingin.
5. Mengetahui pengaruh pemasangan turbin angin cross flow pada outlet
menara pendingin terhadap konsumsi dayanya.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Memberikan referensi tentang turbin cross flow sebagai turbin angin.
2. Menjadi acuan untuk pengembangan turbin angin skala kecil yang dapat
diterapkan di Indonesia.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, dan manfaat
penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : Dasar teori, berisi tinjauan pustaka yang berkaitan dengan turbin
angin, cooling tower dan teori tentang metode peningkatan unjuk
kerja turbin angin.
BAB III : Metodologi penelitian, menjelaskan peralatan yang digunakan,
tempat pelaksanaan penelitian, langkah-langkah percobaan dan
pengambilan data.
BAB IV : Analisis dan pembahasan, berisi analisis dan perhitungan desain
turbin angin berdasarkan data yang sudah didapatkan.
BAB V : Kesimpulan dan saran, berisi kesimpulan dan saran tentang
penelitian yang sudah dilakukan.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai