id
BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara driving
voltage dengan bentuk keluaran dari sensor putaran, mengetahui pengaruh jarak
pokok serat optik dengan reflector terhadap sensitifitas sensor, dan mengetahui
pengaruh penambahan jumlah reflector serta posisi reflector terhadap keluaran
sensor putaran. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut perlu dibuat seperangkat
alat pendeteksi level putaran.
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
6,4
Equation y = a + b*x
Adj. R-Sq 0,9887
6,2 Value Standard
Teganga Interce 5,042 0,02566
6,0 Teganga Slope 0,004 1,68855E
Voltage (V)
5,8
5,6
5,4
5,2
Vcc, output, dan ground. Kaki Vcc dihubungkan dengan tegangan 6,5 V. tegangan
keluaran hasil pembagi tegangan diukur dengan menggunakan Voltmeter di mana
kutub posistif dihubungkan dengan output pembagi tegangan dan kutub negatif
dihubungkan dengan ground. Dengan menggunakan prinsip pembagi tegangan
maka tegangan minimum yang dapat terukur adalah 0 V dan tegangan maksimum
yang dapat terukur adalah 6,5 V. Tegangan output pembagi tegangan dapat
dihitung dengan persamaan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
(4.1)
terukur akan semakin kecil, dan semakin rendah maka nilai semakin
tinggi. Sehingga semakin tinggi intensitas cahaya, semakin rendah hambatan pada
LDR, maka tegangan yang terukur semakin tinggi.
1200
LED putih
LED merah
1000 LED biru
LED orange
LED ungu
Voltage (mV)
800
600
400
200
2 4 6 8 10 12
Input voltage (V)
600
500
Voltage (mV)
400
300
200
100
0 2 4 6 8 10
Time (s)
240
220
200
180
Voltage (mV)
160
140
120
100
80
60
40
20
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0
Time (s)
satu titik kembali ke kedudukan semula dinamakan satu putaran, yaitu gerakan
reflector dari satu posisi kembali ke posisi awal. Gerakan ini ditandai dengan
intensitas cahaya yang tinggi (pantulan reflector) menuju intensitas cahaya yang
sama.
Gambar 4.6 menunjukkan adanya perubahan intensitas cahaya secara
periodik. Berdasarkan prinsip tersebut maka dari grafik fungsi waktu dapat
digunakan untuk mencari nilai frekuensi (putaran setiap satu detik) atau kecepatan
putar (putaran setiap 1 menit) dengan mengetahui besarnya waktu setiap satu
putaran. Gambar 7 merupakan sistem mekanik putaran yang digunakan dalam
penelitian.
Gambar 4.7. Sistem mekanik sensor putaran (a) Tampak depan, (b) Tampak
samping
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
Equation y =a +
5 Adj. R-Sq 0,9998
Value Standard
Output Vo Interce 0,025 0,00658
4
Output Voltage (V)
0
0 1 2 3 4 5
Input Voltage (V)
350
300
Voltage (mV)
250
200
150
100
80
70
60
Amplitude (%)
50
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100
Frequency (Hz)
Gambar 4.10 merupakan grafik fungsi waktu dan tegangan ketika motor DC
diputar dengan driving voltage 5,5 V. Puncak-puncak pada grafik menunjukkan
bahwa cahaya dari fiber transmitter mengenai daerah reflector. Frekuensi putaran
diketahui dengan proses dekomposisi gelombang menjadi gelombang-gelombang
penyusunnya dengan operasi FFT yang sudah dijelaskan dalam BAB II. Dalam
penelitian ini operasi FFT dilakukan dengan menghitung besarnya waktu
pembentukan satu gelombang (periode) yang dilakukan dengan Program
LabView. Gambar 4.11 merupakan hasil frekuensi dari grafik domain waktu
(Gambar 4.10).
Grafik fungsi frekuensi (Gambar 4.11) menunjukkan hubungan antara
frekuensi (Hz) dan amplitudo (%). Amplitudo yang dinyatakan dalam persen
menunjukkan berapa prosentase kehadiran suatu nilai frekuensi dalam grafik
fungsi waktu tersebut, di mana jumlah keseluruhan prosentase adalah 100%.
Dalam Gambar 4.10 terdapat empat nilai frekuensi tertinggi yang muncul yakni:
3,45 Hz; 3,55 Hz; 3,65 Hz; dan 78,75 Hz dengan prosentasi masing-masing
adalah: 13,95%; 72,09%; 11,63%; dan 2,32%. Program yang telah dibuat untuk
mengukur frekuensi putaran memiliki resolusi yang cukup tinggi yakni mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
400
Voltage : 4,5 V
350
300
Voltage (mV)
250
200
150
100
50
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5
Time (s)
(a)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
100
Voltage : 4,5 V
4 ,0
80 3 ,5
A m p l it u d e (% )
3 ,0
2 ,5
Amplitude (%)
2 ,0
1 ,5
60 1 ,0
0 ,5
0 ,0
18 19 20 21 22
40 F re q u e n c y (H z )
20
0
0 5 10 15 20 25
Frequency (Hz)
(b)
Gambar 4.12. Grafik domain waktu (a) dan domain frekuensi (b),
dengan driving voltage = 4,5 V
300
Voltage (mV)
250
200
150
100
(a)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
100
Voltage : 6,5 V
2 ,0
A m p litu d e ( % )
80 1 ,5
1 ,0
Amplitude (%)
60 0 ,5
0 ,0
5 10 15 20 25
40 F re q u e n c y ( H z )
20
0
0 5 10 15 20 25 30
Frequency (Hz)
(b)
Gambar 4.13. Grafik domain waktu (a) dan domain frekuensi (b),
dengan driving voltage = 6,5 V
300
Voltage : 11 V
250
Voltage (mV)
200
150
100
(a)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
100
Voltage : 11 V
8
80
Amplitude (% )
6
4
Amplitude (%)
60 2
0
8,1 8,2 8,3 8,4 8,5 8,6 8,7 8,8 8,9
F requency (Hz)
40
20
0
0 5 10 15 20
Frequency (Hz)
(b)
Gambar 4.14. Grafik domain waktu (a) dan domain frekuensi (b),
dengan driving voltage = 11 V
7,45 Hz, 7,85 Hz, 8,25 Hz, dan 8,75 Hz. Frekuensi dominan yang terbentuk
adalah pada 7,85 Hz dengan amplitudo sebesar 88,16 %.
10
Equation y = a + b*x
Adj. R-Sq 0,9970
Value Standard
8 frekuensi Interce -0,797 0,081
frekuensi Slope 0,784 0,0098
Frequency (Hz)
4 6 8 10 12
Driving voltage (V)
(4.2)
berbanding lurus dengan kecepatan putar motor . Data hasil percobaan yang
diperoleh sesuai dengan teori yang ada.
reflector dilakukan dengan menempatkan reflector kedua dan ketiga pada posisi
yang setimbang dengan reflector pertama.
a. b. c.
Gambar 4.16. Posisi pada variasi jumlah reflector, a. Satu reflector, b. Dua
reflector, c. Tiga reflector
550
500
450
Voltage (mV)
400
350
300
250
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0
Time (s)
550
500
450
Voltage (V)
400
350
300
250
200
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0
Time (s)
550
500
450
Voltage (mV)
400
350
300
250
15 Equation
Adj. R-Square
y = a + b*x
0,99498 0,99618 0,99727
Value Standard Error
Frequency Intercept -0,62582 0,09729
Frequency Slope 0,75495 0,01548
12 C
C
Intercept
Slope
-0,73571
1,17582
0,1321
0,02102
D Intercept -2,1511 0,17069
Frequency (Hz)
1 reflector
3 2 reflector
3 reflector
Linear Fit of Frequency
Linear Fit of C
Linear Fit of D
3 4 5 6 7 8 9
Driving voltage (V)
G
ambar 4.20. Grafik driving voltage versus frekuensi pada
jumlah reflector yang berbeda
Gambar 4.17 merupakan hasil pengujian pada satu buah reflector. Besarnya
intensitas pada masing-masing puncak memiliki nilai yang seragam. Nilai FWHM
yang kecil (grafik runcing) menunjukkan bahwa luasan daerah reflector yang
digunakan tidak terlalu besar dibandingkan dengan keliling bidang putar. Ukuran
daerah reflector akan mempengaruhi keluaran grafik sensor putaran. Apabila
luasan daerah reflector dan nonreflector adalah sama besar 50%:50% maka grafik
yang terbentuk memiliki lebar yang sama antara bukit dan lembah. Namun
demikian, tidak akan merubah total waktu yang dibutuhkan untuk membentuk
satu putaran penuh yakni satu bukit dan satu lembah.
Gambar 4.18 adalah hasil pengambilan data untuk dua buah reflector.
Berdasarkan grafik, terlihat adanya dua puncak periodik yang terbentuk.
Perbedaan intensitas pada puncak-puncak disebabkan perbedaan jarak pokok serat
optik - reflector pada reflector pertama dan kedua. Perbedaan jarak ini merupakan
akibat dari gerakan bidang putar yang tidak stabil. Ketidakstabilan gerakan akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
merubah jarak antara serat optik dan reflector sehingga intensitas cahaya yang
ditangkap oleh receiver fiber akan berubah (berkurang).
Gambar 4.19 merupakan hasil pengujian untuk tiga buah reflector. Dari
gambar tersebut muncul tiga puncak dengan intensitas yang berbeda. Dengan
mengamati ketiga puncak tersebut dapat diketahui bahwa jarak serat optik -
reflector dihadapan ketiga reflector berbeda. Dengan memberikan variasi
tegangan masukan pada sumber putaran maka akan dihasilkan grafik dengan tipe
yang sama namun berbeda frekuensi.
Gambar 4.120 merupakan grafik hasil pengujian variasi tegangan untuk
masing-masing jumlah reflector. Titik hitam merupakan hasil pengujian untuk
satu buah reflector dengan posisi dan ukuran seperti pada Gambar 4.18a. Titik
merah adalah hasil pengujian untuk dua buah reflector. Titik biru merupakan hasil
pengujian tiga buah reflector. Hasil pengukuran menunjukkan kesebandingan
antara nilai frekuensi dan jumlah reflector. Pada tegangan yang sama, semakin
banyak jumlah reflector, frekuensi yang dihasilkan lebih besar. Hal ini disebabkan
karena pada kasus dua reflector, cahaya dari transmitter fiber terpantulkan
sebanyak dua kali dalam satu putaran, dan pada tiga buah reflector cahaya
terpantul sebanyak tiga kali dalam satu putaran. Rata-rata nilai frekuensi hasil
pengujian untuk dua buah reflector adalah mendekati dua kali nilai frekuensi satu
reflector. Sedangkan pada tiga buah reflector mempunyai nilai yang mendekati
tiga kali nilai frekuensi untuk satu buah reflector. Hal ini menunjukkan bahwa
penambahan reflector akan mempengaruhi nilai frekuensi yang terukur yakni
akan semakin tinggi.
nilai d agar tidak terjadi kontak antara serat dan semua sisi bidang putar. Pada
Gambar 4.20 pengukuran dilakukan pada tegangan masukan motor yang konstan
6 Volt.
350
300
250
Voltage (mV)
200
150
100
50
Gambar 4.21. Grafik waktu dan tegangan untuk variasi jarak pokok serat optik -
reflector (hitam : 0,32 cm, merah : 0,45 cm, dan biru : 0,56 cm)
Intensitas pantulan pada jarak 0,56 cm lebih kecil dari pada intensitas
pantulan pada jarak 0,45 cm dan 0,32 cm. Penambahan jarak pokok serat optik -
reflector mengakibatkan penurunan intensitas pantulan yang ditangkap oleh fiber
receiver. Hal ini sesuai dengan Hukum Kuadrat terbalik pada persamaan 4.3 yang
sudah dibahas dalam BAB II.
(4.3)
dari sumber. Ketika jarak antara sumber cahaya dengan daerah yang dikenai
cahaya semakin jauh, maka besarnya irradiasi cahaya akan semakin kecil,
sehingga cahaya yang terpantul juga semakin kecil. Berdasarkan pengujian
tersebut dapat disimpulkan bahwa jarak 0,32 cm merupakan jarak efektif untuk
pengambilan data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
Hasil variasi jarak pokok antara serat optik dan reflector (Gambar 4.21)
yang dilakukan menunjukkan hubungan yang sesuai dengan daerah setelah
puncak transisi pada kurva karakteristik Reflective Fiber Sensor (Gambar 4.22).
Di mana pada daerah ini semakin besar jarak antara serat optik dan reflector maka
intensitas cahaya yang ditangkap oleh serat optik receiver akan semakin kecil.
Pada penelitian ini, jika jarak (d) terlalu kecil maka akan terdapat bagian yang
menyentuh serat optik sehingga mengganggu keseimbangan dari serat optik yang
digunakan. Hal ini akan berakibat pada perubahan intensitas cahaya yang
mempengaruhi hasil percobaan.
0o 500
Voltage (mV)
400
300
200
100
2. 70o
600
0o 500
Voltage (mV)
400
300
200
100
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0
Time (s)
3. 90o
550
500
0o 450
Voltage (mV)
400
350
300
250
200
150
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0
Time (s)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
4. 135o
550
500
0o
450
Voltage (mV)
400
350
300
250
200
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0
Time (s)
5. 180o
550
500
0o
450
Voltage (mV)
400
350
300
250
200
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0
Time (s)
6. 225o
550
500
0o
450
Voltage (mV)
400
350
300
250
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0
Time (s)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72
7. 270o
550
0o 500
450
Voltage (mV)
400
350
300
250
8. 290o
900
800
0o 700
Voltage (mV)
600
500
400
300
200
100
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0
Time (s)
Pada posisi reflector 0o (data no. 1) terdapat satu jenis puncak dengan nilai
intensitas yang stabil untuk setiap puncak. Pada posisi reflector 70o (data no. 2)
muncul dua buah puncak dengan nilai intensitas yang jauh berbeda. Dengan
mengingat acuan pengambilan data untuk gerakan putaran motor adalah searah
jarum jam, maka dapat dilihat bahwa reflector yang pertama terkena cahaya dari
transmitter fiber adalah pada posisi 70o terlebih dahulu, kemudian reflector pada
posisi 0o. Sehingga puncak yang lebih rendah merupakan intensitas ketika cahaya
mengenai reflector 70o. Jarak antara reflector satu dengan reflector berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73
800
700
600
Voltage (mV)
500
400
300
200
hasil pantulan rendah, memiliki jarak antar serat optik - reflector besar. Dalam
penelitian ini belum dikonversi antara beda tegangan dengan beda ketinggian.
4
2
Dengan pengambilan data searah jarum jam, dan melihat ukuran reflector,
maka berdasarkan hasil yang diperoleh (Gambar 4.25) dapat terlihat bahwa grafik
dengan FWHM besar merupakan hasil pantulan dari reflector dengan ukuran lebih
lebar. Nilai FWHM dari besar ke kecil berturut-turut dihasilkan oleh reflector 1,
2, 3, dan 4. Namun karena putaran searah jarum jam, sehingga yang terdeteksi
terlebih dahulu adalah reflector 1, 4, 3, dan 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
600
500
400
Voltage (mV)
300
200
100
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Time (s)
Gambar 4.25. Hasil variasi ukuran reflector
Pada reflector 1 dan 4 terdeteksi nilai intensitas yang tinggi, sedangkan pada
reflector 2 dan 3 nilai intensitas cenderung lebih rendah. Hasil yang diperoleh
pada variasi ukuran reflector ini sesuai dengan hasil pada variasi posisi reflector.
Lebar setengah puncak (FWHM) tergantung pada besarnya kecepatan putar dari
sumber putaran, semakin cepat kecepatan putarnya, maka lebar puncak akan
semakin sempit. Namun demikian, perbandingan dari masing-masing lebar
puncak adalah sama.
t1
t0
t3
t2
350
300
Voltage (mV)
250
200
150
ar
400 C
C
In tercept
Slop e
-22,89767
44,53669
3,14784
0,42886
300
200
Hasil pada Gambar 4.28 menunjukkan hubungan yang linear untuk kedua
grafik, dengan nilai R2 untuk tachometer adalah 0,998 dan untuk hasil alat adalah
0,997. Dengan trend yang sama, dan nilai yang diperoleh keduanya adalah
mendekati, dapat disimpulkan bahwa alat yang dibuat dapat bekerja dengan
performansi baik.