Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran merupakan sebuah proses menuju tercapainya tujuan
pendidikan. Dalam hal ini, proses pembelajaran sangatlah menentukan hendak
kemana anak didik itu akan dibawa. Berbagai macam model pembelajaranpun
dilaksanakan untuk meraih tujuan yang ideal. Karena proses pembelajaran
merupakan bagian yang integral dari pendidikan. Akan menjadi sebuah kesulitan
bagi guru apabila kurang memahami teori pembelajaran dan penggunaan media,
proses belajar mengajar yang dilakukan tidak sesuai dengan harapan. Disinilah
sejatinya peran seorang pendidik untuk memilih peran-peran penting yang
sekiranya akan ketika mengajar didepan peserta didik.
Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media
Pembelajaran digunakan sebagai bahan ajar dalam rangka memudahkan siswa –
siswi dalam menangkap materi peajaran. Hal ini tentu membutuhkan sebuah
keuletan seorang pengajar / guru dalam membimbing murid di dalam kelas,
supaya siswa lebih mudah untuk cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan -
permasalahan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran dapat berjalan
baik jika didukung oleh berbagai komponen pembelajaran yang berjalan sinegis
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu komponen pembelajaran yaitu
media pembelajaran.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan
yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam
ekonomi, sosial, budya maupun pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan tidak
tertinggal dari perkembangan IPTEK tersebut perlu penyesuaian-penyesuaian,
terutama sekali yang berkaiatan dengan faktor-faktor pengajaran disekolah. Salah
satu faktor tersebut adalah media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai
guru/calon guru, sehingga mereka dapat menyampaikan materi pelajaran kepada
para siswa secara baik berdaya guna dan berhasil guna. Hasil penelitian telah
memperlihatkan media telah menunjukkan keunggulanya membantu para guru

1
dan staf pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran serta lebih cepat dan
lebih mudah ditangkap oleh para siswa. Media memiliki kekuatan-kekuatan yang
positif dan sinergi yang mampu merubah sikap dan tingkah laku mereka kearah
perubahan yang kreatif dan dinamis. Sehubung dengan hal itu, peran media sangat
dibutuhkan dalam pembelajaran dimana perkembangannya saat ini media bukan
lagi dipandang sekedar alat bantu tetapi merupakan bagian yang penting dalam
sistem pendidikan dan pembelajaran.
Dilihat dari besarnya peran media dalam pembelajaran makalah ini
diharapkan dapat membantu kita sebagai calon guru dalam mengenal berbagai
media pembelajaran dan karakteristiknya dan dimafaatkan dalam untuk kita
mengajar untuk kedepannya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran?
2. Bagaimana fungsi dari media pembelajaran?
3. Apa saja jenis – jenis dari media pembelajaran?
4. Bagaimana cara merancang media pembelajaran ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian media pembelajaran.
2. Untuk mengetahui dan memahami fungsi media pembelajaran.
3. Untuk mengetahui dan memahami jenis – jenis media pembelajaran.
4. Untuk mengetahui dan memahami cara meracang media pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Media Pembelajaran


Secara etimologis, kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. pada mulanya, media hanya ianggap sebagai alat bantu mengajar,
Teaching aids. Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, yaitu gambar,
model, objek, dan alat-alat lainnya yang dapat memberikan pengalaman secara
nyata serta dapat dibuktikan tentang adanya suatu pengetahuan.
Proses belajar mengajar, pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu
proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu
untuk menerima pesan terseut. pesan, sumber pesan, saluran atau media dan
penerima pesan adalah komponen-komponen suatu komunikasi. Pesan yang akan
dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada pada kurikulum,
sumber pesannya yaitu, siswa atau guru, orang lain ataupun penulis buku maupun
produsennya. Saluran media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa
ataupun guru.
Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di kurikulum dituangkan oleh
guru atau sumber lain dalam simbol-simbol komunkasi, baik verbal maupun non
vorbal. proses penuangan pesan kedalam symbol-simbol komunikasi memiliki
istilah encoding. Selanjutnya penerima pesan (bisa siswa, peserta latian maupun
guru dan pelatihnya sendiri) menafsirkan symbol-simbol tersebut sehingga
diperolehlah sebuah pesan.
Proses penafsiran simbol-simbol komunikasi yang mengandung pesan-pesan
tersebut disebut decoding. ada kalanya penafsiran tersebut berhasil, adakalanya
tidak. penafsiran yang gagal atau kurang berhasil berarti kegagalan atau kurang
keberhasilan dalam memahami apa-apa yang didengar, dibaca, atau dilihat
maupun yang diamatinya. Maka dapat disimpulkan bahwa sebuah media dalam
proses pembelajaran mempunyai peran yang cukup penting dan perlu diperhatikan
secara intensif.

3
Hal ini berkaitan erat hubungannya dengan itilah “Teknologi”, kita juga
mengenal dengan kata Teknik. Teknik dalam bidang pengajaran bersifat apa yang
sesungguhnya terjadi antara guru dengan siswa. Kemudian pengertian Teknik
adalah prosedur dan praktik yang sesungguhnya dalam kelas. Dari sini, tampak
jelas bahwa teknologi bukanlah hanya pembuatan kapal terbang model mutakhir
tetapi melipat-lipat kertas menjadi kapal terbang itu juga hasil teknologi, karena
itu juga merupakan keterampilan dari seni.
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima
pesan. Kemudian dalam menela’ah pengertian Media Pembelajaran antara para
ahli satu dengan lainnya sedikit berbeda, ketika dilihat dari gaya dan bentuk
bahasa, penjelasan, dan kaitan-kaitan dalam menjelaskan Media Pembelajaran.
berikut beberapa pengertian tentang Media Pembelajaran menurut para ahli ;
1. Menurut AECT (Association of education and comunication) media sebagai
segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau
informasi. Pada intinya media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak
maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat direkayasa,
dapat didengar, dilihat dan dibaca.
2. Menurut Gagne (1970), media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
3. Brigs (1970), menurutnya media pembelajaran adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, seperti buku,
film, kaset dan sebagainya.
4. Rossi dan Breidle (1966) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan,
seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya.
5. Gerlach and ely yang menyatakan “ a medium, conceived is any person,
material or event that establishes condition which enable the learner to
acquire knowledge, skill and attitude” (media itu meliputi orang, bahan,
peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap).

4
6. Sanjaya (2006) berpendapat bahwa media pembelajaran meliputi perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware adalah alat-alat
yang dapat mengantarkan pesan seperti overhead projector, radio, televisi dan
sebagainya. Sedangkan software adalah isi program yang mengandung pesan,
seperti informasi yang terdapat pada transparansi atau buku dan bahan-bahan
cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film atau materi yang
disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram dan lain sebagainya.
Media pembelajaran memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap
dunia pendidikan karena penyajian materi dengan menggunakan media bersifat
faktual dan verbalistis. Artinya bahwa materi-materi yang akan disampaikan dapat
disajikan dengan suatu rangkaian peristiwa yang disederhanakan, diperkaya dan
dibuat dengan sedemikian unik sehingga kegiatan belajar tidak merupakan uraian
yang dapat membosankan peserta didik.
Kegiatan belajar biologi merupakan suatu proses yang menuntut adanya
aktivitas siswa, dengan demikian pengembangan media diarahkan pada kegiatan
yang ditunjang oleh alat peraga praktek dan alat observasi.
Dalam kegiatan pengajaran biologi kemungkinan masih terdapat beberapa
kendala seperti yang dilakukan para ilmuan, diantaranya:
 Objek sebagai sumber fakta yang terbatas, terjadi karena :
o Objek tidak ada
o Kelimpahannya tidak tepat dengan waktu belajar (musim).
o Sulit dijangkau karena jarak atau lokasi.
o Berbahaya bila didekati atau dilindungi.
 Proses sulit diamati, terjadi karena :
o Terlalu cepat (reaksi metabolism)
o Terlalu lambat (adaptasi dan pertumbuhan)
o Terjadi dalam sisitem mahluk hidup dan tidak konstan.
 Terbatasnya sarana labolatorium, terjadi karena disebabkan alatnya tidak ada
atau rusak. Umumnya sekolah jarang menganggarkan dana untuk
pemeliharaan perangkat labolatorium, akibatnya banyak alat-alat yang rusak
karena tidak dipelihara.

5
 Siswa terlalu banyak, proporsi siswa guru tidak seimbang, keadaan ini
mengakibatkan siswa tidak belajar secara optimal. Jumlah kelas terlalu
banyak menyulitkan guru untuk membagi perhatian kepada seluruh siswa
secara merata.
2.2 Fungsi Media Pembelajaran
Terdapat dua fungsi utama media pembelajaran. Fungsi pertama media
adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media
sumber belajar.
1. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Terdapat beberapa materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di
lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media
pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa globe,
grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi
tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi
sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila
materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju
tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan
pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa
dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan
bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik dari
pada tanpa bantuan media.
2. Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai
tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber
belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku
perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media
pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam
memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat
memperkaya wawasan siswa.

6
Levie dan Lentz ( 1982 ) menemukakan empat fungsi media pengajaran,
khususnya media visual yaitu:
a. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan
dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
Sering kali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran
yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan.
b. Fungis afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika
belajar ( atau membaca ) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual
dapat menggugah emosi dan sikap siswa misalnya informasi yang
menyangkut masalah sosial atau ras.
c. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa
media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu
siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam
teks dan mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan
memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara
verbal.
2.3 Jenis – Jenis Media Pembelajaran
untuk mendukung terlaksananya suatu pembelajaran, maka diperlukan
adanya berbagai jenis media yang memudahkan dalam proses pembelajaran. Jenis
– jenis media pembelajaran ini meliputi:
A. Media Non-Elektronik dalam Pembelajaran Biologi
Menurut Abdulhak dan Sanjaya (1995), media non elektronik adalah media
yang dapat digunakan tanpa bantuan alat-alat elektronik secara grafis,
model,chart, mock-up, spesimen dan sebagainya.

7
1. Media Asli
Media asli atau spesimen merupakan objek yang sebenarnya yang
digunakan sebagai alat bantu pembelajaran. Media asli sering juga disebut sebagai
realia karena media tersebut adalah objek nyata (real). Beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam penggunaan media asli antara lain tingkatan pengalaman
siswa yang belajar dan ketersediaan obyek sebagai media. Contoh ketika kita
memperkenalkan salah satu hewan ivertebrata yaitu bintang laut, siswa secara
langsung dapat menggunakan semua panca indranya. Siswa dapat mengindrai
bentuk,warna ukuran dan dapat pula merabanya apakah halus atau kasar. Macam-
macam media asli dibagi menjadi dua bagian yaitu :
 Media Segar yaitu media yang masih dapat diamati secara hidup-hidup atau
masih secara utuh yang sama persis dengan keadaan alaminya. Contoh
media yang biasa diamati dari tumbuhan yaitu :akar,batang,daun,bunga dll.
 Media Awetan terdiri dari awetan basah dan awetan kering. Awetan basah
dibuat dengan cara melarutkan alkohol dengan konsentrasi 50%-70% dan
formalin 4%. Hal yang harus diperhatikan pada media awetan adalah tempat
untuk menggunakan awetan tersebut harus rapat dan tertutup dan jangan
sampai tertelan karena bersifat racun. Awetan kering dibuat dengan cara
mengeringkan tubuh tumbuhan, binatang atau bagian-bagiannya baik
dengan atau tanpa pengawet. Contoh, herbarium yang diawetkan dengan
sublimat.
2. Media Model
Model merupakan media tiga dimensi yang dapat dilihat, diraba dan
mungkin dimanipulasi. Media model dibuat dalam usaha membantu mewujudkan
realitas. Hal ini dimaksudkan untuk mensisati kelemahan dari media asli yang
tidak mungkin dijadikan alat pembelajaran dikelas yang disebabkan oleh berbagai
alasan. Model dikembangkan karena alasan-alasan yakni model dibuat karena
alasan ukuran obyek sebenarnya, model dibuat untuk menunjukan bagian dalam
suatu obyek biologi, model dibuat dengan menghilangkan bagian tertentu dengan
menghilangkan obyek aslinya,model disiapkan untuk dibongkar pasang. Pada
media model, terdapat adanya media model tiruan, seperti model irisan bagian

8
dalam bumi, model penampang batang, penampang daun, model boneka, model
torso tubuh manusia yang dapat dilepas dan dipasang kembali, model globe,
model atom, model DNA, maket. Media grafis, bagan (chart), diagram grafik,
poster, plakat, gambar, foto, lukisan. Dan media cetak. Seperti buku cetak, koran,
majalah.
B. Media Elektronik dalam Pembelajaran Biologi
Media elektronik didasarkan pada kebutuhan perangkat elektronik ketika
akan menggunakannya dalam pembelajaran. Media yang dirancang harus
sedemikian rupa sehingga memiliki elebihan dengan macam media lainya yang
dari segi pembiayaan lebih murah. Berdasarkan jenisnya media dikelompokan
menjadi media audio, media visual dan media audio visual. Beberapa contoh
media elektronik adalah Overhead Projektor (OHP), slide projector, radio,televise,
komputer dan sebagainya.
1. Overhead Projektor
OHP merupakan jenis media proyeksi yang mengandalkan kemampuan
visual peserta didik dalam merespom pesan. OHP memiliki dua bagian yaitu :
perangkat lunak (softwear) yang berisi pesan-pesan yang akan disajikan atau di
informasikan, pesan-pesan tersebut disajikan dalam bentuk lembar transparasi.
Perangkat keras (Hardwear) adalah alat atau peralatan yang dipersiapkan untuk
menyajikan perangkat lunak yang dikenal dengan Overhead Projektor (OHP).
Pesan yang disajikan, diantaranya narasi, gambar, tabel, grafik dan lambang.
Menurut Ishak dan Sanjaya (1995) beberapa keuntungan menggunakan
media transparan dalam kegiatan belajar mengajar :
- Dapat digunakan unuk kelompok siswa yang cukup besar.
- Tidak memerlukan ruang khusus.
- Dengan OHP komunikasi dengan siswa tidak akan terputus.
- Media transparasi mudah dibuat dan dapat dipakai berulang-ulang.
- Mudah mengoperasikannya.
Selain itu menurut Sulaeman, 1981: Abdulhak & Sanjaya, 1995) media
transparan memiliki kelemahan yaitu :
- Harus tersedia hardwear dan softwear

9
- Penyimpanan.
- Penataan tata letak dan tata ruang yang sering menimbulkan persoalan.
- Penggunaan media ini memerlukan pasilitas khusus, terutama listrik.
Terdapat beberapa langkah penggunaan OHP, yakni:
Pembelajaran dengan menggunakan OHP adalah materi-materi yang
menuntut penjelasan lebih lanjut, seperti bila kita akan membahas tentang struktur
dan fungsi organel sel.
2. Proyektor Slide
Proyektor slide merupakan media film bersuara dengan menggunakan satu
seri gambar diam dalam film positif berupa slide (film bingkai) yang disajikan
dengan proyeksinya satu persatu secara berurutan dengan disertai pesan-pesan
berupa audio melalui rekaman pada kaset. Media ini umumnya digunakan untuk
menyajikan foto-foto obyek untuk bahan ajar terutama yang sulit ditemukan
disekitar sekolah, misalnya dalam menyajikan materi keanekaragaman bentuk
daun pada tingkat tinggi. Cara – cara yang dapat dilakukan yakni menyiapkan
sendiri foto untuk dijadikan film bingkai atau foto slide, yaitu dengan
menggunakan film khusus untuk slide yang disebut reversal film. Tahap kedua,
film yang digunakan untuk slide yang umumnya digunakan memiliki ukuran 35
mm. Tahap ketiga, bingkai slide dapat terbuat dari kertas karton,plastic atau bisa
dibeli dariyang sudah jadi. Dan, tahap terakhir apabila menginginkan film
bersuara maka anda tinggal memberi suara penjelasan pada tiap bingkai melalui
kaset.
3. Komputer
Penggunaan computer dalam dunia pendidikan itu sudah menjadi hal yang
penting. komputer, dengan power point nya mempermudah bagi kita sebagai guru
untuk membuat suatu media lebih menarik lagi. Power point pada media
komputer merupakan pengembangan dari OHP dan slide proyektor, dimana pada
OHP kita hanya terbatas pada gambar diam saja namun pada media komputer kita
bisa menampilkan animasi. Penggunaan animasi misalnya pada materi tentang
virus dan monera, proses reproduksi sel secara langsung maupun tidak langsung,
sintesis protein atau pada peristiwa penyerapan makanan dalam system

10
pencernaan makan. Jadi komputer sebagai media pembelajaran khususnya di
bidang biologi memberikan banyak kemudahan dalam peningkatan kualitas dan
mutu belajar maupun mengajar.
2.4 Cara Merancang Media Pembelajaran
Agar media pembelajaran yang dibuat dapat digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan maka sangat diperlukan
enam langkah-langkah pengembangan program media. Ada beberapa pakar yang
menyampaikan tentang langkah-langkah pembuatan media pembelajaran, dengan
berbagai spesifikasinya masing-masing. Langkah – langkah dalam merancang
media pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Analisis kebutuhan dan karakteristik siswa
Kompetensi yang dimiliki peserta didik dapat diketahui melalui proses
analisis karakteristik peserta didik, yaitu meliputi karakteristik khusus
seperti;pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal peserta didik, sedangkan untuk
karakteristik umum; kelas berapa, jenis kelamin apa, latar belakang budaya apa,
kebiasaan, dan sebagainya. Dari hasil analisis tersebut, akan diperoleh informasi
tentang apa yang dibutuhkan dan berapa kebutuhannya dan inilah yang digunakan
sebagai dasar dalam pengembangan media pembelajaran yang akan dibuat.
2. Merumuskan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan tahap yang sangat penting dalam
merencanakan media pembelajaran, karena tujuan merupakan arah dan target
kompetensi akhir yang ingin dicapai dari suatu proses pembelajaran. Tujuan
pembelajaran juga menjadi dasar bagi pendidik dalam memilih metode
pembelajaran, bentuk dan format media serta menyusun instrumen evaluasinya.
3. Merumuskan butir – butir materi
Dalam hal merumuskan butir – butir materi, dengan maksud bahwa materi
untuk media pembelajaran harus singkron dengan tujuan pembelajaran. Untuk itu,
perumusan butir materi harus didasarkan pada rumusan tujuan. Didalam sebuah
program media haruslah berisi materi yang harus dikuasai oleh peserta didik, jika
tujuan sudah dirumuskan dengan baik dan lengkap, maka teknik perumusan

11
materi tidaklah sulit, tinggal kita mengganti kata kerjanya dengan kata benda atau
sedikit modifikasi kata.
4. Menyusun instrumen evaluasi
Instrumen ini dimaksudkan untuk mengukur pencapaian pembelajaran,
apakah tujuan sudah tercapai atau tidak. Untuk itu, diperlukan alat pengukur
proses dan hasil belajar berupa tes, penugasan, daftar cek perilaku dan lain-lain.
Alat pengukur keberhasilan pembelajaran ini perlu dikembangkan dengan
berpijak pada tujuan pembelajaran/kompetensi yang telah dirumuskan dan harus
sesuai dengan materi yang sudah disiapkan.
5. Menyusun naskah / draft media
Dalam hal menyusun naskah dibedakan dua bentuk naskah media
pembelajaran, yaitu naskah media audio dan audio visual dan naskah media
berbasis cetakan. Pada media jenis audio dan audio visual, naskah dikatakan
sebagai outline dari program media yang akan dibuat, naskah merupakan
pedoman tertulis yang berisi informasi dalam bentuk visual, grafis dan audio yang
dijadikan acuan dalam pembuatan media. Sementara, pada media berbasis
cetakan, menulis naskah sesungguhnya merupakan kegiatan menyusun
media/prototipe media itu sendiri, misalnya modul, buku ajar dan sebagainya.
6. Melakukan validasi ahli
Setiap naskah dan prototipe media pembelajaran yang sudah selesai disusun,
sebaiknya divalidasi oleh tim ahli yang terdiri dari ahli materi dan ahli bahasa.
Ahli materi mengkaji aspek sajian materi dan aspek pembelajaran. Dari aspek
materi misalnya: kesesuaian materi dengan kurikullum (standar isi) kebenaran,
kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli
bahasa mengkaji kaidah dan pilihan kata sesuai dengan karakteristik sasaran serta
aspek kebahasaan secara menyeluruh. Aspek ini meliputi: pilihan kata,
penggunaan kalimat, hubungan antar paragraf, tanda baca, ejaan, dsb. Khusus
untuk naskah bagi pendidikan informal, misalnya berupa sinetron, kartun, dan
sebagainya, perlu juga dikaji oleh ahli psikologi.

12
7. Melakukan uji coba
Apabila media atau prototipe media yang sudah selesai dibuat, selanjutnya
kemudian diuji cobakan dalam kegiatan pembelajaran. Uji coba ini dimaksudkan
untuk melihat kesesuaian dan efektivitas media dalam pembelajaran. Hal ini
diperlukan karena kadang-kadang apa yang dikonsep oleh penulis dan para ahli
belum tentu sesuai dengan kenyataan dilapangan. Hal ini terutama yang berkaitan
dengan pemilihan aplikasi atau penerapan konsep dan pilihan kata atau bahasa.
Dalam uji coba diperlukan bantuan teman sejawat sebagai pengamat. Untuk itu
perlu disiapkan instrumen penilaian berupa lembar observasi atau pengamatan
yang akan diisi oleh pengamat yang ditunjuk. Begitu pula, perlu diminta
tanggapan tentang persepsi siswa terhadap media yang digunakan, melalui lembar
angket atau panduan wawancara. Sering kali, menurut kita bahasa sudah mudah
dipahami, tetapi ternyata dilapangan siswa tidak bisa memahami apa yang kita
maksudkan. Hasil dari uji coba lapangan ini dijadikan bahan perbaikan dan
penyempurnaan media pembelajaran yang dibuat.
Menurut Drs. Rahmat, Ph.D, 2010 langkah-langkah pembuatan media
pembelajaran sebagai berikut:
1. Membuat ide/gagasan/pemikiran
2. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
3. Merumuskan tujuan
4. Menentukan kerangka isi bahan pelajaran
5. Menentukan jenis media
6. Menentukan treatmen dan partisipasi siswa
7. Membuat skets/story board
8. Menentukan bahan / alat yang digunakan
9. Pelaksanaan pembuatan media
10. Penyuntingan
11. Uji coba (jika mungkin dilakukan)
12. Melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima
pesan. Dalam kegiatan belajar biologi, terdapat adanya suatu proses yang
menuntut adanya aktivitas siswa, dengan demikian pengembangan media
diarahkan pada kegiatan yang ditunjang oleh alat peraga praktek dan alat
observasi.
2. Fungsi media pembelajaran terbagi atas dua yakni media pembelajaran
berfungsi sebagai alat bantu dan media pembelajaran berfungsi sebagai
sumber belajar.
3. Jenis – jenis media pembelajaran dalam biologi meliputi media pembelajaran
elektroik dan media pembelajaran non elektronik. Media pembelajaran non
elektronik meliputi media asli dan media model. Dan untuk jenis media
pembelajaran elektronik meliputi overhead projektor, proyektor slide dan
komputer.
4. Dalam merancang sebuah media pembelajaran, terdapat langkah – langkah
yang harus diperhatikan, diantaranya menganalisis kebutuhan dan
karakteristik siswa, merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskan butir –
butir materi, menyusun naskah, melakukan validasi ahli, dan yang terakhir
adalah melakukan uji coba.
3.2 Saran
Dari pembahasan tersebut, kiranya para pembaca dapat memberikan saran
dan kritik terhadap makalah ini agar pembuatan makalah selanjutnya lebih baik
lagi.

14

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah Ento
    Makalah Ento
    Dokumen28 halaman
    Makalah Ento
    elvira sheila monica
    Belum ada peringkat
  • Modul II Pengangkutan Air
    Modul II Pengangkutan Air
    Dokumen10 halaman
    Modul II Pengangkutan Air
    elvira sheila monica
    Belum ada peringkat
  • Makalah ST 11
    Makalah ST 11
    Dokumen13 halaman
    Makalah ST 11
    elvira sheila monica
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen17 halaman
    Bab I
    elvira sheila monica
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen16 halaman
    Bab I
    elvira sheila monica
    Belum ada peringkat