Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar
bagi Negara-negara berkembang. Di Negara miskin, sekitar 20-50% kematian wanita usia
subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut data statistik yang
dikeluarkan WHO sebagai badan PBB yang menangani masalah bidang kesehatan, tercatat
angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 515.000 jiwa
setiap tahun (Iskandar, 2008).

Angka kematian ibu di Negara tetangga tahun 2003 tercatat 95 per 100.000
kelahiran hidup. Negara anggota ASEAN lainnya, Malaysia tercatat 30 per 100.000 dan
Singapura 9 per 100.000 (Siswono, 2003).

Sebab pasti belum diketahui frekuensi kejadian 2 per 1000 kehamilan (Esti, 2009).
Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor-faktor reproduksi,
komplikasi obstetrik langsung telah banyak diketahui dan dapat ditangani, meskipun
pencegahannya terbukti sulit. Menurut SKRT 2001, penyebab obstetrik langsung sebesar
90% sebagian besar perdarahan (28%) dan infeksi (11%) penyebab tidak langsung
kematian ibu berupa kondisi kesehatan yang di derita misalnya kurang energi kronis
(37%) (Inayah, 2008).

Penyebab terpenting kematian maternal di Indonesia adalah perdarahan 40-60%,


infeksi 20-30% dan keracunan kehamilan 20-30%, sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit
lain yang memburuk saat kehamilan (Inayah, 2008).

Hasil Survey Demografi Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyatakan bahwa angka
kematian ibu (AKI) di Indonesia mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan di
kota Medan jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) diperkirakan 330/100.000 kelahiran hidup
ini menunjukkan angka kematian ibu masih lebih besar jika dibandingkan dengan angka
kematian ibu di tingkat nasional (Menkes, 2007).

Hasil pengumpulan data Tingkat Pusat, Subdirektorat kebidanan dan kandungan


Subdirektorat Kesehatan Keluarga dari 325 Kabupaten/Kota menunjukan bahwa pada
tahun 2003 presentase ibu hamil resiko tinggi dengan hiperemesis gravidarum berat yang

1
dirujuk dan mendapatkan pelayanan kesehatan lebih lanjut sebesar 20,44%. Provinsi
dengan presentase tertinggi adalah provinsi Sulawesi Tengah (96,53%) dan di Yogyakarta
(76,60%) sedangkan yang terendah adalah provinsi Maluku Utara (3,66%) dan Sumatera
Selatan (3,81%) (Profil Kesehatan Indonesia, 2003).

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

 Kehamilan

Kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan seksual pada masa
ovulasi. Telur yang telah dibuahi sperma kemudian akan menempel pada dinding rahim,
lalu tumbuh dan berkembang selama kira-kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim pada
kehamilan normal (Suririnah, 2008).

Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur. Dalam prosesnya
perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh perjuangan
(Maulana, 2009).

B. Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita
hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi
memburuk, karena terjadi dehidrasi (Esti, 2009).

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai usia kehamilan 20


minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan
sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun,
dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit (Maidun, 2009).

Salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan atau penyakit yang bisa
meningkatkan derajat kesakitan adalah terjadinya gestosis pada masa kehamilan atau
penyakit yang khas terjadi pada masa kehamilan, dan salah satu gestosis dalam kehamilan
adalah hiperemesis gravidarum (Rukiyah, 2010).

Mual dan muntah tampaknya disebabkan oleh kombinasi hormon estrogen dan
progesteron, walaupun hal ini tidak diketahui dengan pasti dan hormon HCG (human
chorionic gonadotropin) juga berperan dalam menimbulkan mual dan muntah (Sarwono,
2008).

3
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering terjadi pada kehamilan
trimester I, kurang lebih pada 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu (Mansjoer,
2001).

C. Etiologi

Sebab pasti belum diketahui frekuensi kejadian 2 per 1000 kehamilan.

a. Faktor predisposisi antara lain :

a. sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG dan wanita yang sebelum hamil sudah menderita gangguan
lambung spesifik (Sarwono, 2005).
b. Faktor organik karena masuknya villi khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik.
c. Faktor psikologik keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kehamilan dan pesalinan.
d. Faktor endokrin lainnya hipertiroid, diabetes (Esti, 2009).
Hormon yang terbentuk dalam tubuh ibu saat minggu-minggu awal kehamilan
membuat ibu merasa menderita saat hormon-hormon tersebut mempengaruhi perut,
selera makan dan pusat khusus diotak yang dapat memicu respon muntah (Esti,
2009).

b. Gejala dan Tingkat Pada Hiperemesis Gravidarum

Menurut berat ringannya gejala hiperemesis gravidarum dibagi dalam 3 tingkat, yaitu :

1. Tingkat I : Ringan

a. Mual muntah
b. Nafsu makan berkurang
c. Berat badan turun
d. Rasa nyeri di epigastrium
e. Turgor kulit kurang
f. Lidah kering

4
2. Tingkat II : Sedang

a. Mual dan muntah


b. Lemah
c. Apatis
d. Turgor kulit mulai jelek
e. Nadi kecil dan cepat
f. Suhu badan naik (dehidrasi)
g. Ikterus ringan
h. Mata cekung
i. Tensi turun
j. Hemokonsentrasi
k. Oliguri dan konstipasi

3. Tingakat III : Berat

a. Keadaan umum jelek


b. Kesadaran sangat menurun
c. Samnolen sampai koma
d. Nadi kecil, halus dan cepat
e. Dehidrasi hebat
f. Suhu badan naik
g. Tensi turun sekali
h. Ikterus (Esti, 2009).

D. Patofisologi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi
pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida
butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan
plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan
hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan
jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik
yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping
dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput

5
lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan
gastrointestinal (Fadlun dk

E. Pathways
Faktor alergi Faktor predisposisi
Peningkatan estrogen

Emesis gravidarum
Penurunan pengossongan lambung

Komplikasi
Peningkatan tekanan gaster
Penyesuaian
Hiperemesis gravidarum

Kehilangan cairan berlebih


Intake nutrisi menurun

Dehidrasi
Gangguan nutrisi
kebutuhan tubuh Pengeluaran nutrisi
berlebihan
Cairan eksta seluler
dan plasma
hemokonsentrasi

Aliran darah ke jaringan


Gangguan menurun
keseimbangan cairan
dan elektrolit
Metabolisme intra sel Perfusi jaringan
menurun otak

Otot lemah Penurunan


kesadaran

Kelemahan Intoleransi
tubuh aktifitas

6
F. Komplikasi
A. Dehidrasi
B. Ikterik
C. Takikardi
D. Alkalosis
E. Menarik diri, depresi
F. Ensefalopati wernicke yang ditandai oleh adanya nistagmus, diplopia, perubahan
mental
G. Suhu tubuh meningkat

G. Diagnosis

Umumnya tidak sukar untuk menegakkan diagnosa hiperemesis gravidarum. Harus


ditentukan adanya kehamilan muda dengan mual dan muntah yang terus-menerus,
sehingga berpengaruh terhadap keadaan umum dan menyebabkan kekurangan makanan
yang dapat mempengaruhi perkembangan janin sehingga pengobatan perlu segera
diberikan. Namun harus pikirkan kemungkinan kehamilan muda dengan penyakit
pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang bisa memberikan gejala
muntah (Rukiyah, 2010).

F.Prognosis

Dengan penanganan yang baik, prognosis sangat memuaskan, namun pada tingkat
yang berat dapat menyebabkan kematian ibu dan janin (Mansjoer, 2001).

G. Faktor-faktor Ibu Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum

a. Jumlah Paritas

Jumlah kehamilan yang berpengaruh terhadap hiperemesis gravidarum.


Hiperemesis sering terjadi pada multigravida dari pada primigravida. Hal ini
disebabkan karena kerja hormon, meningkatnya kadar estrogen dan HCG dalam serum
yang dapat menyebabkan perasaan mual hingga muntah (Sarwono, 2005).

Jumlah paritas memberikan pengaruh yang nyata terhadap kesehatan ibu hamil
(Notoatmodjo, 2003).

1. Primigrvida adalah seorang wanita yang pertama kali hamil.

7
2. Multigravida adalah seorang wanita yang pernah dua kali atau lebih hamil sampai
usia viabilitas (Cunningham, 2006).

b. Usia Kehamilan

Usia kehamilan adalah jumlah minggu lengkap dari hari pertama menstruasi
sampai terakhir bayi lahir, biasanya tanggal persalinan diperoleh dengan menambahkan
7 hari ke hari pertama menstruasi terakhir dan menghitung mundur 3 bulan. Biasanya
kehamilan dibagi menjadi 3 trimester setara yang masing-masing berlangsung selama 3
bulan kalender. Secara historis, trimester pertama berlangsung sampai selesainya
minggu ke 0-14, trimester ke dua sampai minggu ke >14-28, dan trimester tiga
mencakup minggu ke >28-42, kehamilan. Dengan kata lain, trimester dapat diperoleh
dengan membagi 42 menjadi tiga periode yang masing-masing lamanya 14 minggu
(Cunningham, 2006).

c. Pekerjaan Ibu

Pekerjaan merupakan kegiatan formal yang dilakukan dalam kehidupan sehri-


hari. Pekerjaan ibu hamil juga berpengaruh terhadap hiperemesis gravidarum. Wanita
yang bekerja sering mengalami gangguan psikologi sehubungan dengan masalah yang
dihadapi dalam bidang pekerjaan dan lingkungan kerja yang kurang baik (Manuaba,
2003).

H. Pencegahan

Prinsip pencegahan adalah mengobati mual dan muntah agar tidak terjadi hiperemesis
gravidarum dengan cara yaitu :

a. Terapi nutrisi makan sedikit tapi sering agar perut tidak terlalu penuh dengan hanya
sekali makan tapi banyak, seperti roti beras, roti gandum.
b. Hindari makanan yang dapat membuat anda merasa sakit, seperti makanan gorengan,
berlemak atau berbumbu.
c. Hindari minum teh atau kopi berlebihan.
d. Hindari memakai pakaian ketat.
e. Konsultasi ke dokter kandungan jika muntah berlanjut.
f. Suplemen B6 dan zinc juga khrom dapat sangat efektif, khususnya bagi wanita yang
baru menggunakan pil kontrasepsi Karena pil ini merusak kemampuan tubuh dalam
menyerap nutrisi-nutrisi tersebut dari makanan yang anda santap.

8
g. Pengobatan herbal, coba the kamomil atau spearmint, atau teh jahe parut yang direbus
dalam air mendidih, atau kapsul jahe yang tersedia di gerai-gerai makanan sehat.
h. Pengobatan bach flower gunakan rescue remedy jika anda merasa cemas, khususnya
jika kecemasan tersebut membuat mual dan muntah semakin parah.
i. Aromaterapi minyak esensial seperti minyak sitrus (jeruk, jeruk mandarin, limau)
aman dan lembut digunakan pada saat ini.
j. Aksepresur coba kenakan gelang tangan ‘sea sickness’ yang tersedia di toko farmasi
atau gerai makanan sehat di daerah anda (Tiran, 2007).

I. Penatalaksanaan

Pengobatan yang baik pada mual dan muntah sehingga dapat mencegah hiperemesis
gravidarum. Dalam keadaan muntah berlebihan dan dehidrasi ringan, penderita emesis
gravidarum sebaiknya dirawat sehingga dapat mencegah hiperemesis gravidarum.

A. Melakukan isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara
yang baik tidak diberikan makan/minum selama 24-28 jam. kadang-kadang dengan
isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
B. Therapy psikologik
Perlu diyakini pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang berat serta menghilangkan
masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
C. Pemberian cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan linger
lactat 5% dengan cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat
ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks. Bila ada kekurangan
protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
D. Obat-obat yang diberikan Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital.
Vitamin yang dianjurkan vitamin B1 dan B6 tablet keadaan yang lebih berat diberikan
antiemetik seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin. Anti histamin ini juga
dianjurkan seperti mediamen, avomin (Maidun, 2009).

9
J. Penghentian kehamilan

Pada sebagian kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk delirium,
kebutaan tachikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi
organik, dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh
karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh
menunggu sampai terjadi gejala irreversibel ada organ vital (Windy, 2009).

K. Diet
1. Diet hiperemesis I diberikan ada hiperemesis tingkat III makanan hanya berupa roti
kering dan buah-buhan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam
sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena
itu hanya diberikan Selama beberapa hari.
2. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur
mulai diberikan makanan yang bergizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama
makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.
3. Diet hieremesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut
kesanggupan penderita. Minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini
cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium (Rukiyah, 2010).

10
BAB III

PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. KASUS

Hiperemesis Gravidarum
Seorang ibu hamil usia 20 tahun, G1 T0 P0 A0 L0 datang ke klinik kandungan dengan
keluhan mual-mual dan muntah yang hebat serta lemas. Saat ini usia kehamilan menginjak 5
bulan tapi mual dan muntahnya masih sering dialami. Muntah yang dialami hampir setiap
hari terjadi. Bahkan sempat beberapa kali pingsan dan harus dirawat di rumah sakit. Jika
melihat atau mendengar makanan tertentu langsung mual dan muntah inginya makan buah
yang segar. Pasien memiliki riwayat penyakit gastritris kronik juga. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan: psien terlihat kurus dan lemas, TD: 100/80 MmHg, Frekuensi nadi: 100
kali/menit, frekuensi pernafasan: 24 kali /menit, Temperatur: 360 C, TB: 160 Cm, BB: 50 Kg
(turun 4 Kg dari sebelumnya).
B. Pengkajian

1. Keluhan

- Muntah yang hebat


- Mual, muntah pada pagi hari dan setelah makan
- Nyeri epigastrik
- Merasa haus
- Tidak nafsu makan
- Muntah makanan/cairan asam

2. Faktor predisposisi

- Umur ibu < 20 tahun


- Multiple gestasi
- Obesitas
- Trofoblastik desease

3. Pemeriksaan fisik

- Asidosis metabolik yang ditandai dengan sakit kepala, disorientasi


- Takikardi, hypotensi, vertigo
- Konjungtiva ikterik

11
- Gangguan kesadaran, delirium

Tanda-tanda dehidrasi :

- Kulit kering, membran mukosa bibir kering


- Turgor kulit kembali lambat
- Kelopak mata cekung
- Penurunan BB
- Peningkatan suhu tubuh
- Oliguria, ketonuria
- Urin pekat

4. Data laboratorium:

- Proteinuria
- Ketonuria
- Urobilinogen
- Penurunan kadar potasium, sodium, klorida, dan protein
- Kadar vitamin menurun
- Peningkatan Hb dan Ht
C. Diagnosa Keperawatan yang muncul

Diagnosa keperawatan Hasil NOC Intervensi


1. Gangguan Nutrisi a. Menjelaskan komponen Intervensi
kurang dari diet seimbang prenatal, a. Awasi asupan nutrisi
kebutuhan tubuh memberikan makanan dulu/ sekarang dengan
berhubungan dengan yang mengandung menggunakan batasan
pengeluaran nutrisi vitamin, mineral, protein 24 jam. Perhatikan
yang berlebihan dan besi kondisi rambut, kulit
dan intake kurang b. Mengikuti diet yang dan kuku.
dianjurkan b. Pastikan tingkat
c. Mengkonsumsi suplemen pengetahuan tentang
zat besi/ vitamin sesuai kebutuhan nutrisi
resep c. Timbang berat badan
d. Menunjukkan klien; pastikan berat

12
penambahan berat badan badan pregravida
yang sesuai (biasanya 1,5 biasanya. Berikan
kg pada akhir trimester inforamasi tentang
pertama) penambahan prenatal
yang optimum
d. Pantau kadar
hemoglobin dan
Hematokrit serta
tanda-tanda vital
e. Berikan diet yang
sesuai dengan kondisi
pasien

2. Gangguan Keseimbangan a. Mengidentifikasi dan a. Tentukan frekuensi /


Cairan Dan Elektrolit melakukan tindakan untuk beratnya mual/ muntah
Berhubungan Dengan menurunkan frekuensi dan b. Tinjau ulang riwayat
Kehilangan Cairan keparahan mual/ muntah kemungkinan masalah
b. Mengkonsumsi cairan medis lain (misalnya
dengan jumlah yang ulkus peptikum,
sesuai setiap hari gastritis,kolesistitis)
c. Mengidentifikasi tanda- c. Anjurkan klien
tanda dan gejala dehidrasi mempertahankan
yang memerlukan masukan/ keluaran, tes
tindakan urine dan penurunan
berat badan setiap hari.
d. Kaji suhu dan turgor
kulit, membrane
mukosa, tekanan darah
(TD), suhu, masukan/
keluaran, dan berat
jenis urine Timbang
berat badan klien dan
bandingkan dengan
standar

13
e. Anjurkan peningkatan
masukan minimal
berkarbonat, makan
enam kali sehari
dengan jumlah yang
sedikit dan makanan
tinggi karbohidrat
(misalnya popcorn, roti
kering sebelum bangun
tidur.

3.Intoleransi Aktifitas a. Melaporkan a. Pantau respon


Berhubungan Dengan peningkatan rasa fisiologis terhadap
Kelemahan Umum sejahtera/ tingkat energi aktifitas, misal :
b. Mendemonstrasikan perubahan tekanan
peningkatan aktivitas darah, atau frekuensi
fisik yang dapat diukur denyut jantung/
pernafasan
b. Buat tujuan aktifitas
realistis dengan
pasien
c. Rencanakan
perawatan untuk
memungkinkan
periode istirahat.
Jadwalkan aktifitas
untuk periode bila
pasien mempunyai
banyak energi.
Libatkan pasien/
orang terdekat dalam
perencanaan jadwal
d. Berikan latihan rentang
gerak pasif/ aktif pada

14
pasien yang terbaring
di tempat tidur
e. Pertahankan tempat
tidur pada posisi
rendah, singkirkan
perabotan, bantu
ambulasi
f. Berikan oksigen
suplemen sesuai
indikasi
g. Rujuk pada therapi
fisik/ okupasi

15
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai usia kehamilan 20


minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan
sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun,
dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit (Maidun, 2009).

Salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan atau penyakit yang bisa
meningkatkan derajat kesakitan adalah terjadinya gestosis pada masa kehamilan atau
penyakit yang khas terjadi pada masa kehamilan, dan salah satu gestosis dalam kehamilan
adalah hiperemesis gravidarum (Rukiyah, 2010).

16
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, Gary.F.2006. Obstetri Williams. Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2003. Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC

Maulana, Mirza. 2009. Reproduksi Kehamilan dan Merawat Anak. Jogyakarta : Tunas
Pubishing.

Notoatmodjo, Sokiedjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Puspa Swara.

Notoatmodjo, sokiedjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineke Cipta.

Nugraheny, Esti. 2009. Asuhan Kebidanan Pathologis. Jogyakarta : Pustaka Rihama.

Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Rukiyah, Aiyeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Pathologis. Jakarta : Trans Info Media.

Suririnah, dr. 2008. Buku Pintar Kehamilan & Persalinan. Jakarta : GM.

Tiran, Denise. 2007. Mengatasi Mual dan Gangguan Selama Kehamilan. Jakarta : Diglossia.

Anonymous. 2003. KesehatanIndonesia.com


http://profil.Kesehatan.com/2003/10/seputar_masalah_kesehatan. diakses Maizar
Handayani 24 mei 2010 jam 12.00 Wib.

Gsianturi. 2007. Menkes angka kematian ibu melahirkan masih tinggi di Indonesia.
http://www.kompas.co.id/utama/news/0307/07/064243.html diakses Maizar
Handayani 30 mei 2010 jam 10.00 Wib.

Hapsari, R. Windy. 2009. Mediague.com http://mediague.com diakses Maizar Handayani 24


mei 2010 jam 09.00 Wib.

Inayah. 2008. Penyakit infogue.com


http://penyakitinfogue.com/2008/12/seputar_masalah_kemtian_maternal diakses
Maizar Handayani 20 mei 2010 jam 15.00 Wib.

17
Iskandar, Joko. 2008. KTI dan Skripsi.com diakses Maizar Handayani 02 mei 2010 jam 10.00
Wib.

Maidun. 2009. hiperemesis-gravidarum.com


http://maidunggleekpay.com/2009/05/hiperemesis-gravidarum.html diakses Maizar
Handayani 16 mei 2010 jam 10.00 Wib.

18

Anda mungkin juga menyukai