Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada
junjungan kami Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan
tak lupa kepada kita semua selaku umatnya. Ucapan terimakasih tak lupa kami
sampaikan kepada pihak yang telah mendukung penyelesaian makalah ini. Tujuan
pembuatan makalah ini sebagai pemenuhan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Inklusi. Kami mengharapkan tugas makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua
sebagai wujud penambahan wawasan di bidang ilmu pendidikan. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam melakukan
penelaahan dan perbaikan di waktu mendatang.
1
Daftar Isi
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 1
Daftar Isi........................................................................................................................ 2
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3
C. Tujuan ................................................................................................................ 4
BAB II ........................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5
1. Pengertian ....................................................................................................... 6
2. Prinsip-Prinsip .............................................................................................. 11
PENUTUP ................................................................................................................... 17
Kesimpulan .............................................................................................................. 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan inklusi merupakan sebuah pendekatan yang berusaha
mentransformasi sistem pendidikan dengan meninggalkan hambatan-hambatan
yang dapat menghalangi setiap siswa untuk berpartisipasi penuh dalam
pendidikan. Hambatan yang ada bisa terkait dengan masalah etnik, gender, status
sosial, kemiskinan, dll. Salah satu kelompok yang paling tereksklusi dalam
memperoleh pendidikan adalah siswa penyandang cacat. Sekolah dan layanan
pendidikan lainnya harus fleksibel dalam memenuhi keberagaman kebutuhan
siswa untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
Pendidikan inklusi ini memegang tugas dan tanggung jawab yang penting,
karena pada dasarnya pendidikan untuk semua kalangan tanpa membedakan
apapun merupakan kebutuhan dasar untuk menjamin keberlangsungan hidup agar
lebih bermartabat. Karena itu negara memiliki kewajiban untuk memberikan
pelayanan pendidikan yang bermutu kepada setiap warganya tanpa terkecuali
termasuk mereka yang memiliki perbedaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang Pendidikan Inklusi?
2. Apa konsep dari pendidikan inklusi?
3. Apa saja kelebihan dari pendidikan inklusi?
4. Apa saja sasaran pendidikan inklusi ?
3
C. Tujuan
1. Mahasiswa calon guru dapat memahami latar belakang pendidikan inklusi.
2. Mahasiswa calon guru dapat memahami konsep pendidikan inklusi.
3. Mahasiswa calon guru dapat mengetahui manfaat pendidikan inklusi.
4. Mahasiswa calon guru dapat mengetahui sasaran dari pendidikan inklusi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Di dalam Permendiknas tentang pendidikan inklusif pasal 2 ayat (1) secara
jelas dinyatakan bahwa tujuan penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik dari
berbagai kondisi dan latar belakang untuk memperoleh pendidikan yang bermutu
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Serta dalam ayat (2) yaitu
menciptakan sistem pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak
diskriminatif bagi semua peserta didik.
1. Pengertian
Hambatan utama anak berkelainan untuk maju termasuk dalam
mengakses pendidikan setinggi mungkin bukan pada kecacatannya, tetapi pada
penerimaan sosial masyarakat. Selama ada alat dan penanganan khusus, maka
mereka dapat mengatasi hambatan kelainan itu. Justru yang sulit dihadapi
adalah hambatan sosial. Bahkan, hambatan dalam diri anak yang berkelainan
itupun umumnya juga disebabkan pandangan sosial yang negatif terhadap
dirinya. Untuk itulah, pendidikan yang terselenggara hendaknya memberikan
jaminan bahwa setiap anak akan mendapatkan pelayanan untuk
mengembangkan potensinya secara individual.
6
pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa anak berkelainan berhak pula
memperoleh kesempatan yang sama dengan anak lainnya (anak normal) dalam
pendidikan.
Pendidikan inklusif dalam beberapa tahun terakhir ini telah menjadi isu
yang sangat menarik dalam sistem pendidikan nasional. Hal ini dikarenakan,
pendidikan inklusif memberikan perhatian pada pengaturan para siswa yang
memiliki kelainan atau kebutuhan khusus untuk bisa mendapatkan pendidikan
pada sekolah-sekolah umum atau regular sebagai kelas pendidikan khusus part
time, pendidikan khusus full time, atau sekolah luar biasa (segregasi). D.K.
Lipsky dan A.D. gartner (Dalam Abdul Salim Choiri, dkk, 2009, 85)
mengatakan: Inclusive education as: providing to all students, inclualing those
with significant disabilities, equitable opportunities to receive effective
educational services, with the needed suplementaland support service, in age-
appropriate classes in their neighborhood schools, in order to prepare students
for productive lives as full members of society.
7
tunggal untuk seluruh siswa. Dalam perkembangannya, inklusi juga termasuk
para siswa yang dikaruniai keberbakatan, mereka yang hidup terpinggirkan,
memiliki kecacatan, dan kemampuan belajarnya berada di bawah rata-rata
kelompoknya.
8
sosial, karena integrasi bergantung pada dukungan yang diberikan sekolah dan
dalam komunitas yang lebih luas.
9
kenyataan bahwa di dalam masyarakat terdapat anak normal dan anak
berkelainan yang tidak dapat dipisahkan sebagai suatu komunitas.
10
Lebih lanjut, inklusi adalah cara berpikir dan bertindak yang
memungkinkan setiap individu merasakan diterima dan dihargai. Prinsip
inklusi mendorong setiap unsur yang terlibat di dalam proses pembelajaran
mengusahakan lingkungan belajar dimana semua siswa dapat belajar secara
efektif bersama-sama. Dengan demikian, tidak ada siswa yang akan ditolak
atau dikeluarkan dari sekolahnya sebab tidak mampu memenuhi standar
akademis yang ditetapkan. Walaupun, pada sisi yang lain beberapa orang tua
merasa khawatir kalau anak-anak mereka yang memiliki kecacatan tersebut
akan menjadi bahan ejekan atau digoda orang-orang di sekitarnya.
2. Prinsip-Prinsip
Secara umum prinsip penyelenggaraan pendidikan inklusif di
Indonesia adalah sebagai berikut :
11
menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang ramah, menerima
keanekaragaman dan menghargai perbedaan.
c. Prinsip berkelanjutan
d. Prinsip keterlibatan
3. Semua anak pada setiap distrik dan mengidentifikasi alas an mengapa mereka
tidak sekolah
15
Kesimpulannya sasaran pendidikan inklusif secara umum adalah
semua peserta didik yang ada di sekolah reguler. Tidak hanya mereka yang
sering disebut sebagai anak berkebutuhan khusus, tetapi juga mereka yang
termasuk anak „normal‟. Mereka secara keseluruhan harus memahami dan
menerima keanekaragaman dan perbedaan individual. Secara khusus, sasaran
pendidikan inklusif adalah anak berkebutuhan khusus, baik yang sudah
terdaftar di sekolah reguler, maupun yang belum dan berada di lingkungan
sekolah reguler.
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sasaran pendidikan inklusif secara umum adalah semua peserta didik yang
ada di sekolah reguler. Secara khusus, sasaran pendidikan inklusif adalah anak
17
berkebutuhan khusus, baik yang sudah terdaftar di sekolah reguler, maupun yang
belum dan berada di lingkungan sekolah reguler.
18
DAFTAR PUSTAKA
Choiri, Abdul Salim. Dkk. 2009. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus secara
Inklusif.
Tarmansyah.2009.http://pendidikankhusus.blogspot.com/2009/05/konsep-pendidikan
inklusi_17.html diakses pada tanggal 3 Maret 2012
19