Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Patologis Terhadap Ny S Dengan Preeklamsi Ringan Di Rsud Kota Bekasi TAHUN 2017
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Patologis Terhadap Ny S Dengan Preeklamsi Ringan Di Rsud Kota Bekasi TAHUN 2017
TAHUN 2017
Disusun Oleh :
NIM. 1409010
BEKASI
2017
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
TAHUN 2017
Disusun Oleh:
NIM. 1409010
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Persalinan normal menurut WHO (World Health Organization) adalah
persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan
dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi lahir secara spontan dalam
presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42 minggu lengkap dan
setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat.
(madepurningsih. 2013)
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia masih tergolong sangat tinggi. Menurut definisi WHO “Kematian
maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari
sesudah bersalin. Akhirnya kehamilan oleh sebab apapun”. AKI sebagai
salah satu indikator kesehatan ibu. Penyebab kematian ibu tersebut adalah
perdarahan 28%, infeksi 11%, persalinan macet / distosia 5%, eklampsi
24%, komplikasi masa puerperium 8%, abortus 5%,emboli obat 3%.
(Depkes RI, 2015)
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI) mencatat, AKI ketika melahirkan di Indonesia terus
meningkat dari tahun ke tahun. berdasarkan laporan Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) mencatat tentang AKI tahun 2007 yaitu 228
kematian (132-323) per 100.000 kelahiran hidup. Tetapi lima tahun kemudian
atau pada tahun 2012, AKI meningkat menjadi 359 (239-478) per 100.000
kelahiran hidup, Kondisi inilah yang membuat Indonesia disebutnya belum
dapat memenuhi harapan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun
2015, yang seharusnya AKI ditargetkan turun menjadi 112 per 100 ribu
kelahiran hidup.
Faktanya AKI justru meningkat dan kini menjadi 359 kematian per 100
ribu kelahiran hidup. Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia
mengatakan, penyebab tertinggi kematian ibu melahirkan adalah kelompok
hipertensi dalam kehamilan 32,4 persen. (Profil PKBI, 2015)
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen SOAP
dengan pola fikir varney yang tepat pada ibu bersalin dan sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi masalah dan melakukan analisa dari data
yang terkumpul dari ibu bersalin dengan preeklamsi ringan.
b. Mampu menginterprestasikan data yang terkumpul baik dalam bentuk
diagnosa serta masalah dan kebutuhan ibu bersalin dengan preeklamsi
ringan.
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa serta masalah potensial kepada ibu
bersalin dengan preeklamsi ringan.
d. Mampu mengidentifikasikan kebutuhan dan melakukan intervensi dan
kolaborasi
e. Mampu membuat rencana asuhan pada ibu bersalin dengan preeklamsi
ringan.
f. Mampu mengimplementasikan rencana tindakan yang dibuat untuk ibu
bersalin dengan preeklamsi ringan.
g. Mampu mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan rencana
management yang telah dicapai untuk ibu bersalin dengan preeklamsi
ringan.
C. Manfaat
4. Bagi Klien
Meningkatkan derajat kesehatan pada ibu bersalin patologis dengan preeklamsi ringan,
angka kesakitan turun, komplikasi turun, bersalin dengan intervensi diatasi, bersalin dapat
TINJAUAN TEORI
Klasifikasi
gangguan sesuatu mal adaption syndrome dengan akibat suatu vasospasme general dengan segala
akibatnya. Pre eklamsi dikaitkan dengan komponen genetik, pre eklamsi dikaitkan juga dengan
dengan faktor imunologis yaitu pre eklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak
Hal ini dapat diterangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies
terhadap antigen placenta tidak sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya.
C. Patofisiologi preeklamsi
Patafisiologi pre eklamsi merupakan suatu disfungsi atau kerusakan sel endotel vaskuler secara
menyeluruh dengan penyebab multifaktor seperti imunulogi, genetik, nutrisi (misalnya defisiensi
kalsium) dan lipid peroksidasi. Kemudian berlanjut dengan ganguan keseimbangan hormone yaitu
kehamilan 24 minggu dapat diketahui perubahan atau gejala klinis seperti hipertensi, oedema dan
protein urine.
Awalnya defisiensi invasi sel-sel trofoblas atas arteri spiralis pada plasenta dipengaruhi proses
imunologis sehingga mengakibatkan ganguan perfusi unit fetoplasental. Sehingga anti oksidan
kadarnya menurun dan plasenta menja disumber terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada
wanita hamil normal, serumnya mengandung transferin, ion tembaga dan sulfhidril yang berperan
sebagai antioksidan yang cukup kuat. Peroksidase lemak beredar dalam aliran darah melalui ikatan
komponen sel yang dilewati termasuk sel-sel endotel yang akan mengakibatkan rusaknya sel-sel
endotel tersebut.
D. Manifestasi Klinis
Kehamilan 20 minggu atau lebih dengan tanda-tanda kenaikan tekanan darah sistolik >160
mmHg, diastolik >110 mmHg, protein urine > 5 gram! 24 jam atau 4+ (++++) oliguria jumlah
produksi urine 500 cc! 24 jam disertai kenaikan kadar kreatinin darah. Adanya gejala-gejala
eklamsi : ganguan visus, ganguan serebral, nyeri epigastrium, edema paru dan sianosis, Gangguan
1. Solusio plasenta. Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan
klinik hemolisis yang di kenal dengan ikterus. Belum di ketahui dengan pasti apakah ini
merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah. Nekrosis periportal hati
sering di temukan pada autopsi penderita eklampsia dapat menerangkan ikterus tersebut.
penderita eklampsia.
seminggu.
6. Edema paru-paru.
7. Nekrosis hati. Nekrosis periportal hati pada Preeklampsi – eklampsia merupakan
8. Sindrom HELLP yaitu haemolysis, elevated liver enzymes, dan low platelet.
9. Kelainan ginjal
10. Komplikasi lain. Lidah tergigit, trauma dan fraktura karena
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang pada PEB meliputi : 1.
Pemeriksaan laboratorium
pemeriksaan USG.
HELLP syndrome.
Pengobatan Medisinal :
2. Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30 menit.
3. Infus D5% yang tiap liternya diselingi dengan larutan RL 500cc (60- 125cc/jam)
lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolis kurang105 mmHg (bukan
b. Dosis anti hipertensi sama dengan dosis anti hipertensi pada umumnya.
c. Bila dibutuhkan penurunan tekanan darah secepatnya, dapat diberikan obat-obat
anti hipertensi parenteral (tetesan kontinyu), injeksi. Dosis yang biasa dipakai 5 ampul
dalam 500 cc cairan infus atau press disesuaikan dengan tekanan darah.
d. Bila tidak tersedia anti hipertensi parenteral dapat diberikan tablet anti hipertensi
secara sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali. Bersama dengan awal
pemberian sublingual maka obat yang sama mulai diberikan secara oral.
5. Diuretikum diberikan atas indikasi edema paru, payah jantung kongestif, edema.
Catatan: Tindakan yang bersifat operatif dilakukan oleh seorang dokter Obgyn,
tindakan yang bersifat bukan operatif seperti hanya pemberian infus
dan obat-obatan lainnya dapat dilakukan oleh bidan dengan intruksi
dokter Obgyn.
H. Penggunaan Partograf
1. Definisi
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan
dan informasi untuk membuat keptusan klinik.
a. Kegunaan partograf
1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan
memeriksa pembukaan serviks berdasarkan pemeriksaan dalam.
2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal,
dengan demikian dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya
partus lama. Hal ini merupakan bagian terpenting dari proses
pengambilan keputusan klinik persalinan kala I.
3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu,
kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan
mendikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat
keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan. Semuanya
dicatat secara rinci pada status atau rekam medic ibu bersalin dan bayi
baru lahir.
b. Bagian-bagian partograf 1)
Kemajuan persalinan a)
Pembukaan serviks.
b) Turunnya bagian terendah dan kepala janin.
c) Kontraksi uterus.
2) Kondisi janin
3) Kondisi ibu
b) Volume urine.
hasil observasi ditulis di lembar observasi bukan pada partograf. Karena partograf dipakai
1) Identifikasi ibu
Lengkapi bagian awal atau bagian atas lembar partograf secara teliti pada saat mulai
asuhan persalinan yang meliputi nama, umur, gravid, para, abortus, nomor rekam
medis/nomor klinik, tanggal dan waktu mulai dirawat, waktu pecahnya selaput
ketuban.
2) Kondisi janin
Kolom jalur dan skala angka pada partograf bagian atas adalah untuk pencatatan:
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal angka 180 dan
3) Kemajuan persalinan
a) Dilatasi serviks
Pada kolom dan lajur kedua dari partograf untuk pencatatan
kemajuan persalinan.Angka 0-10 yang tertera pada tepi kolom kiri
adalah besarnya dilatasi serviks.Kotak diatasnya menunjukkan
penambahan dilatasi sebesar 1 cm. Pada pertama kali menulis
pembesaran dilatasi serviks harus ditulis tepat pada garis waspada.
Cara pencatatan dengan memberikan tanda silang (X) pada
garis waspada sesuai hasil periksa dalam/VT.Hasil pemeriksaan
dalam/VT selanjutnya dituliskan sesuai dengan waktu pemeriksaan
dan dihubungkan dengan garis lurus dengan hasil sebelumnya.
Apabila dilatasi serviks melewati garis waspada, perlu
diperhatikan apa penyebabnya dan penolong harus menyiapkan ibu
untuk dirujuk.
c) Kontraksi uterus/his
Dibawah lajur waktu pada partograf terdapat lima kotak dengan
tulisan “kontraksi” tiap 10 menit di sebelah luar kolom. Setiap
kotak untuk sekali kontraksi.Jumlah kotak yang diisi kea rah atas
menunjukkan frekuensi kontraksi dalam 10 menit.Setiap 30 menit,
periksa dan dokumentasikan frekuensi kontraksi yang datang
dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Adapun
cara dokumentasi lama kontraksi:
- Buatlah titik-titik pada kotak bila lama kontraksi kurang dari 20
detik
- Buatlah arsiran garis pada kotak bila lama kontraksi kurang 20-
40 detik
- Isi penuh kotak yang sesuai untuk mennyatakan lamanya
kontraksi lebih dari 40 detik.
(JNPK-KR.2012 : 52-60)
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas / Biodata
Nama : Ny.S Nama : Tn.A
Umur : 21 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Betawi Suku : Betawi
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Perum Pesona Anggrek Alamat : Perum Pesona Anggrek
B. Anamnesa
Tanggal 12-01-2017 Pukul 22.50 WIB Oleh Bidan
1. Keluhan utama saat masuk
Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan usia kehamilan 40 minggu
Ibu mengeluh mules yang sering sejak jam 12.00 WIB dan keluar lender
bercampur darah sejak pukul 22.15 WIB
Keluhan sejak kunjungan terakhir
Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah ke pinggang dan hingga
dibawah sympisis
2. Tanda-tanda persalinan
His : Ada Sejak Tanggal : 12-01-2017 pukul : 12.00 WIB
Frekuensi : 3 X 10 menit
atan
4. Masalah-masalah khusus
Tanyakan hal-hal yang berhubungan dengan factor risiko/predisposisi maupun
Tidak ada
Siklus : 28 hari
ANC : YA / Tidak, Frekuensi : 6 kali, Di bidan
0. Riwayat
3) Leher
5) Dada
Jantung : Normal, terdengar lub-dub, tidak ada bunyi
mur-mur
Payudara : Normal
Pembesaran : Ada
Palpasi uterus
Presentasi : Kepala
Kontraksi : Ada
Frekuensi : 3X 10’35”
Posisi : Puka
Pergerakan : Aktif
Auskultasi
Ano-genital
Pembukaan 6 cm
Kebutuhan : - Istirahat yang cukup dan minum yang cukup untuk tenaga saat
melahirkan
janin baik hidup tunggal intrauterine presentase kepala, DJJ 148 x/m. Ibu dan keluarga
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter SPoG dalam melakukan tindakan dalam proses
3. Melibatkan suami dan keluarga dalam proses persalinan dan kelahiran bayi. Suami
4. Menganjurkan ibu untuk miring kekiri agar vena cafa inverior tidak tertekan
sehingga oksigen kebayi lancar. Ibu sudah dalam posisi miring ke kiri.
garam seperti minum roti gandum dan susu disela-sela kontraksi. Ibu bersedia makan dan
6. Mengambil darah ibu sebanyak 3 cc untuk mengetahui kadar Hb ibu serta ne telah
b. KALA III
TANGGAL DATA DATA ANALISA PERENCANAAN
SUBYEKTIF OBYEKTIF DATA
11/06 /2016 Ibu 1.Pemeriksaan Ibu : P3A0 1. Melakukan palpasi
c. KALA IV
TANGGAL DATA DATA ANALISA PERENCANAAN
SUBYEKTIF OBYEKTIF DATA
13/01/2017 Ibu 1.Pemeriksaan Ibu : P1A0 1. Melakukan kateterisasi
jam : 04.50 mengatakan Umum Partu kala IV pengosongan.pengeluaran
perutnya Keadaan Umum : kandung kemih ibu.
terasa Baik Kandung kemih ibu telah
kencang dan Kesadaran : kosong dengan jumlah
masih sedikit composmentis urine ± 100 cc.
terasa mules, Suhu : 36,70c 0. Melakukan penjahitan
serta ibu TD : 150/90 pada robekan jalan lahir
merasa mmHg bagian dalam dengan
senang atas 2.Keadaan kandung tehnik jelujur 3 jahitan dan
kelahiran kemih : ± 100 cc pada bagian luar dengan
bayinya. 3.Tinggi Fundus tehnik satu-satu 4 jahitan.
Uteri : 2 jari Penjahitan luka jalan lahir
dibawah pusat telah dilakukan.
4.Kontraksi : Baik 2. Membersihkan ibu dengan
menggunakan air DTT
dan membantu ibu
memakai pakaian yang
bersih dan kering,
menempatkan semua
peralatan didalam larutan
klorin 0,5 % selama 10
menit dan
mendekontaminasikan
daerah yang digunakan
2 jari
x 0
05.05 150/90 84 /m 36,7 c dibawah Baik ± 100 cc ± 150 cc
pusat
2 jari
x
05.20 140/100 84 /m dibawah Baik Kosong
pusat
1 2 jari
x
05.35 140/100 82 /m dibawah Baik Kosong _
pusat
2 jari
x
05.50 130/90 82 /m dibawah Baik Kosong
pusat
3 jari
x 0
06.20 120/80 82 /m 36,5 c dibawah Baik ± 50 cc ± 100 cc
pusat
2 3 jari
x
06.50 120/80 82 /m dibawah Baik kosong _
pusat
Pemantauan telah dilakukan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin pada Ny. S G 1P0A0
dengan usia kehamilan 40 minggu di RSUD Kota Bekasi telah di lakukan dan
semua hasil asuhan telah di dokumentasikan dengan menggunakan manajemen
kebidanan dengan metode SOAP dan pola pikir varney.
Dalam asuhan kebidanan pada persalinan patologis terhadap Ny. S dengan
hipertensi dilakukan dengan sistematis yaitu melakukan pengkajian data subjektif
(hasil wawancara atau anamnesa) dan pengkajian data objektif (hasil pemeriksaan
fisik).
Diagnosa yang didapatkan dari hasil pengkajian data subjektif dan data
objektif pada persalinan patologis terhadap Ny. S dengan hipertensi yaitu ibu
G1P0A0 usia kehamilan 40 minggu Hari inpartu kala 1 fase aktif.
Setelah dilakukan pengumpulan data, terdapat masalah, kebutuhan, diagnosa
potensial, kebutuhan kolaborasi dengan dokter obgyn dalam melakukan tindakan
dan pemberian terapi pada persalinan patologis Ny. S dengan hipertensi.
Rencana Asuhan Kebidanan pada persalinan patologis Ny. S dengan hipertensi
yaitu dengan cara beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan, berikan dukungan
kepada ibu, anjurkan ibu untuk miring ke arah kiri agar oksigen ke bayi lancar,
anjurkan ibu untuk makan dan minum yang rendah garam seperti gandum,
anjurkan ibu untuk memilih posisi dalam bersalin, ajarkan ibu teknik relaksasi,
siapkan alat-alat persalinan dan observasi keadaan ibu.
Dalam manajemen aktif Kala III (pelepasan plasenta) tidak ada kesenjangan
antara praktek dan teori. Kala III menyuntikkan oksitosin setelah 2 menit
kelahiran bayi, sebanyak 10 unit I.M di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu
bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu, melakukan penegangan
tali pusat terkendali, melakukan pemijatan uterus (masase uterus) dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi
keras), dan menilai perdarahan. Semua asuhan yang dilakukan dalam Kala III
sesuai dengan teori yang ada.
Pelaksanaan dari rencana asuhan pada persalinan patologis Ny. S dengan
hipertensi telah dilakukan sesuai dengan rencana asuhan dan sesuai dengan
keadaan dan kondisi pasien.
Evaluasi dari pelaksanaan asuhan kebidanan pada persalinan patologis
Ny. S dengan hipertensi yaitu ibu mengerti tentang yang sudah dijelaskan, ibu
bersedia mengikuti anjuran bidan, dan ibu telah melahirkan bayi laki-laki
dengan berat badan 2750 gram.
B. SARAN
2. Bagi Lahan
Praktik
Dapat diharapkan untuk lebih mempertahankan dan meningkatkan
mutu pelayanan sarana dan prasarana dalam asuhan kebidanan pada ibu
bersalin patologis dengan preeklamsi ringan yang dilakukan oleh
c. Setiap bidan hendaknya memberikan kenyamanan pada ibu dari segi fisik
3. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa diharapkan agar dapat menggunakan kesempatan belajar dilahan
praktek dengan baik dan dapat menggali ilmu yang mungkin tidak didapatkan di
institusi pendidikan tetapi bisa didapatkan dilahan praktek terhadap ibu bersalin
masalah yang akan timbul dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
yang terjadi pada ibu bersalin patologis dengan preeklamsi ringan, khususnya pada
4. Bagi Klien
Sebaiknya setiap wanita yang akan bersalin mau bekerja sama dan mau mengikuti anjuran
yang diberikan bidan, karena sangat bermanfaat bagi proses persalinanya terhadap
keselamatan dirinya dan bayinya, terutama pada persalinan patologis dengan preeklamsi
ringan.
DAFTAR PUSTAKA
Rohani. dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba
Medika
Tando, Marie Naomy. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : IN MEDIA
Johariyah, dan Ema Wahyu. 2012. Asuhan Kebidanan Persalinan & BAyi Baru
Lahir. Jakarta : CV. Trans Info Media
JNPK-KR. 2012. Asuhan Persalinan Normal Asuhan Esensial Bagi Ibu Bersalin
dan Bayi Baru Lahir serta Penatalaksanaan Komplikasi Segera Pasca
Persalinan dan Nifas.