BERIKIR (KREATIF)
Berpikir adalah suatu aktivitas mental dalam diri manusia yang prosesnya
memiliki dua ciri utama, yaitu :
1. Covert / unobservable (tidak terlihat).
Proses berpikir terjadi pada otak manusia dan secara fisik tidak dapat dilihat
prosesnya (dalam pengertian pemrosesan informasinya). Sejumlah ahli yang
mencoba memantau proses berpikir secara fisik hanya menemukan aktivitas
listrik arus lemah dan proses kimiawi pada otak manusia yang sedang berpikir.
Dengan demikian, proses pengolahan informasi tak dapat diamati dan dilihat
secara fisik maupun secara kimiawi. Pengolahan makna, baik semantic maupun
visual bersifat abstrak sehingga tidak dapat dideteksI denGan panca indera.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Agung Sigit Santoso, P.Si., M.Si. PSIKOLOGI S D M 1
Sebagai contoh, coba pikirkan jawaban dari soal berikul ini:
Kasus 1
Dalam sebuah pesta keluarga, berapa jumlah piring, sendok-garpu dan gelas
yang dibutuhkan apabila pesta tersebut dihadiri oleh :
1 kakek, 1 nenek, 2 ayah, 2 ibu, 5 anak, 3 cucu, 1 saudara laki-laki, 2 saudara
perempuan, 2 anak laki-laki, 3 anak perempuan, 1 mertua laki-laki, 1 mertua
perempuan.
Berapa jawabannya ?
Ada sebagian yang akan menjawab 22 buah piring, 22 pasang sendok-garpu
dan 22 buah gelas. Benarkah jawaban ini? Tidak benar, sebab jawaban itu hanya
menjumlahkan angka yang ada.
Oleh sebab itu, jawaban dari soal ini adalah : diperlukan 7 buah piring, 7
pasang sendok-garpu dan 7 buah gelas. Namun, pada soal berikut ini, lambang yang
digunakan dalam berpikir adalah Iambang-lambang visual.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Agung Sigit Santoso, P.Si., M.Si. PSIKOLOGI S D M 2
Kasus 2
Hubungkan enam titik soal ini dengan menarik garis lurus yang tidak terputus dan
tidak mengangkat pensil. Jangan ada satu titik pun yang terlewatkan !
0 0 0
0 0 0
Jawaban ;
Untuk menjawab soal kedua ini, kita menggunakan lambang-lambang visual, yaitu
membayangkan susunan titik yang ada dan mencoba membuat rekaan konfigurasi
garis iurus yang tak terputus yang dapat menghubungkan ke enam titik tersebut.
2. Berpikir induktif
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Agung Sigit Santoso, P.Si., M.Si. PSIKOLOGI S D M 3
Berpikir induktif justru sebaliknya, dimulai dari hal-hal khusus kemudian ditarik
kesimpulan secara umum. Kesimpulan yang dihasilkan dalam berpikir induktif
merupakan generalisasi dari hal-hal khusus.
3. Berpikir evaluatif.
Berpikir evaluatif adalah dengan menilai baik-buruknya atau tepat-tidaknya suatu
gagasan. Dalam berpikir evaluatif, seseorang tidak menambah atau mengurangi
gagasan, tetapi menilainya berdasarkan kriteria tertentu.
Tuiuan Berpikir
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan paling tidak ada tiga
tujuan yang Ingin dicapai melalui berpikir, yaitu :
1. Pengambilan keputusan (Decision Making) yang ciri-cirinya, yaitu :
• Keputusannya adalah hasil dari suatu usaha intelektual
• Keputusannya melibatkan pilihan dari berbagai alternatif
• Melibatkan tindakan nyata
Decision making juga dipengaruhi oleh kualitas pengetahuan yang dimiliki dan
motivasi (dorongan untuk berperilaku ke arah tujuan tertentu) serta sikap
terhadap obyek yang akan dikenai keputusan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Agung Sigit Santoso, P.Si., M.Si. PSIKOLOGI S D M 4
• Faktor sosio-psikoiogis (motivasi, kebiasaan, emosi, sikap, dsb)
3. Penemuan gagasan baru (Create Ideas) Berpikir kreatif memiliki paling tidak
dua sifat, yaitu :
• Melibatkan / menghasilkan respons atau gagasan baru
• Bersifat orisinal
Salah satu ciri berpikir kreatif adalah digunakannya pola berpikir divergen, yaitu
dengan menghasilkan sejumlah kemungkinan (alternatif). Pola berpikir divergen
dapat diukur dari ciri-cirnya, yaitu :
• Fluency
Kecepatan menghasilkan ide/gagasan, semakin cepat dan semakin banyak
yang dapat diungkapkan.
• Elaboration
Pengayaan atas ide/gagasan yang ada, berupa detail spesifik, maupun
variasi khusus dari produk gagasan
• Flexibility
Kelenturan, atau keragaman dalam variasi bentuk produk-produk
ide/gagasan yang ditemukan
• Originality
Orisinalitas atau kebaruan berupa produk ide/gagasan yang lain daripada
yang lain, bias jadi yang belum pernah ada atau pernah terpikirkan oleh kita
selama ini.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Agung Sigit Santoso, P.Si., M.Si. PSIKOLOGI S D M 5
• Sikap yang terbuka (bisa menerima hal-hal baru, unik atau tidak biasa).
• Sikap yang bebas, otonom (tidak terikat oleh konvensi)
• Percaya diri sendiri
Berbeda dengan cara berpikir biasa, seperti pada penyelesaian contoh soal
No. 1 dan 2, dalam proses berpikir kreatif, kita akan menggunakan semua unsur
yang telah disebutkan diatas, sebagai contoh, dapat dicoba untuk mengerjakan soal
berikut ini :
Kasus 3
Hubungkan sembilan titik dengan menarik empat garis lurus yang tidak terputus
(saling bersambung) tanpa mengangkat pensil dari kertas. Jangan ada satu titik pun
yang terlewatkan !
0 0 0
0 0 0
0 0 0
Kesulitan utama dalam menjawab soal ini adalah adanya “batasan imajiner”
yang kita ciptakan sendiri ketika kita melihat konfigurasi sembilan titik tersebut.
Persepsi manusia menyebabkan adanya kecenderungan dalam pikiran kita untuk
mengelompokkan dan membentuk pola dari sembilan titik tersebut menjadi suatu
bentuk segi empat. Apabila kita mencoba untuk menghliangkan “pola” tersebut,
maka kita bisa dengan bebas menarik garis diluar bidang segi empat imajiner
tersebut.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Agung Sigit Santoso, P.Si., M.Si. PSIKOLOGI S D M 6
Selanjutnya, dalam dunia kreativitas yang tidak mengenal batasan, soal
tersebut juga masih bisa lagi ditambah tingkat kesulitannya, yaitu dengan
menambahkan persyaratannya hingga menjadi soal berikut ini:
Soal sebelumnya masih bisa dielaborasi dengan menambah tingkat kesulitan
dengan mengubah pertanyaan hingga menjadi soal berikut ini:
Kasus 4
Hubungkan kesembilan titik tersebut dengan hanya satu garis lurus dan jangan
sampai ada titik yang terlewatkan.
0 0 0
0 0 0
0 0 0
Jawaban :
Pada soal ini sekali lagi, kita tidak boleh terkekang oleh konvensi bahwa ukuran titik
dan garis tersebut tidak dapat diubah, Dengan pola berpikir kreatif yang bebas dari
konvensi, maka kita dapat memperbesar ukuran garis sehingga dapat
menghubungkannya dengan sembilan titik kecil sekaligus.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Agung Sigit Santoso, P.Si., M.Si. PSIKOLOGI S D M 7
Namun demikian, sesungguhnya kemampuan berpikir kreatif pada dasarnya
dimiliki semua orang. Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan
gagasan-gagasan baru dan orisinil. Bahkan pada orang yang merasa tidak mampu
menciptakan ide baru pun sebenarnya bisa berpikir secara kreatif, asalkan dilatih.
Untuk itu, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai cara berpikir dan cara berpikir
kreatif.
Berpikir kreatif sangat penting bagi manusia dalam rangka untuk membantu
mengatasi masalah yang sering kita hadapi dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun
tidak semua orang bias mengembangkannya dengan baik. Benberapa hambatan
dalam berpikir kreatif adalah :
1. Kurang percaya diri takut dinilai ‘menyimpang’ dari umumnya
2. Tidak berani mencoba hal-hal baru, takut gagal, dan kuranng berani
mencoba
3. Terlalu terpaku pada aturan yang diterapkan, sehingga tidak terbiasa
mengembangkan cara-cara baru atau lainnya.
4. Kurang bebas, terbuka terhadap gagasan-gagasan yang lain, terpaku
pada satu system tertentu.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Agung Sigit Santoso, P.Si., M.Si. PSIKOLOGI S D M 8