Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar Dan Pembelajaran

Disusun oleh: Kelompok 1


Maulana Fatihurrizqie A. 1710118210018
Rizka Amelia 1710118120026
Hernani Yuliastuti 1610118220007
Irmayanti 1610118220008
Lisda Damayanti 1610118320018

Diampu oleh:
Dr. H. Iskandar Zulkarnain, M.Si.
Elli Kusumawati, S.Pd., M.Pd.
Siti Mawaddah, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah perubahan yang relatif menetap dan dapat berlangsung kapan
saja, kompleks dan terjadi pada semua orang dan semua usia. Sementara, dalam
proses belajar terjadi pembelajaran, di mana adanya interaksi antara pendidik,
media dan pelajar.
Pembelajaran sesungguhnya merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar siswa belajar. Jika guru
dapat memahami proses bagaimana memperoleh pengetahuan maka guru akan
dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat bagi siswanya. Belajar lebih
menekankan pada siswa dan proses yang menyertai dalam rangka perubahan
tingkah lakunya. Sedangkan pembelajaran lebih menekankan pada guru dalam
rangka untuk membuat siswa dapat belajar.
Belajar dan pembelajaran juga merupakan salah satu masalah dalam dunia
pendidikan. Acap kali masalah ini di lupakan begitu saja, padahal cara dan sistem
dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan penyampaian materi
dari pendidik kepada pelajar. Untuk itu perlu dibahas bagaimana belajar dan
pembelajaran yang baik dan efektif.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini ialah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan belajar?
2. Apa saja macam – macam hasil belajar?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar?
4. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan belajar
2. Untuk mengetahui apa saja macam – macam hasil belajar
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas yang di dalamnya terdapat sebuah proses dari
tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa
untuk mencapai hasil yang optimal. Pengertian belajar menurut kamus bahasa
Indonesia belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih,
berubah tingkah laku.
Pengertian Belajar Menurut Ahli :
1. Menurut Winkel
Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengelolaan pemahaman.
2. Menurut Ernest R. Hilgard
Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang
kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan
yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak
akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan
akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan
sebagainya.
3. Menurut Moh. Surya (1981:32)
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada
prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
4. Menurut Neohi Nasution
Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau
berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil terbentuknya respon utama,
dengan syarat utama bahwa perubahan atau munculnya prilaku baru itu bukan
disebabkan oleh adanya kematangan atau adanya perubahan sementara.
5. Menurut Snelbecker
Belajar adalah harus mengcngkup tingkah laku dari tingkat yang paling
sederhana sampai yang kompleks dimana proses perubahan tersebut harus bisa
dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktor – faktor eksternal.
6. Menurut Whiterington
Belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian sebagaimana
dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan pola-pola respon tingkah laku
yang baru nyata dalam perubahan ketrampilan, kebiasaan, kesanggupan, dan
sikap.
7. Gagne (Whandi: 2009)
Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma berubah tingkah
lakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian tersebut terdapat tiga
atribut pokok atau ciri utama belajar, yaitu: proses, perilaku, dan pengalaman,
dengan pengertian sebagai berikut.
a. Proses Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir
dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan
perasaannya aktif. Aktifitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat
diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan yang dapat
diamati guru adalah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat
dari adanya aktifitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.
b. Perubahan Perilaku Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah
laku seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya,
baik yang berupa pengetahuan, ketrampilan, atau penguasaan nilai-nilai
sikap.
c. Pengalaman Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam
interaksi antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik
maupun sosial. Lingkungan fisik, misalnya :buku, alat peraga, alam
sekitar. Lingkungan sosial, misalnya: guru, siswa pustakawan, dan Kepala
Sekolah. Belajar bisa melalui pengalaman langsung maupun melalui
pengalaman tidak langsung. Belajar melalui pengalaman langsung,
misalnya siswa belajar dengan melakukan sendiri dan pengalaman sendiri.
Belajar melalui pengalaman tidak langsung, misalnya mengatahui dari
membaca buku, mendengarkan penjelasan guru. Belajar dengan melalui
pengalaman langsung hasilnya akan lebih baik karena siswa lebih
memahami, lebih menguasai pelajaran tersebut, bahkan pelajaran terasa
oleh siswa lebih bermakna.
Dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua
aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan
perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
B. Macam – macam Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa
dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan
mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat
perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan
tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari
tidak mengerti menjadi mengerti. Teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam
rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif,
psikomotor. Perincianya adalah sebagai berikut :
1. Ranah Kognitif (Pemahaman Konsep)
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam perilaku yaitu:
a. Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah
dipelajari dan disimpan dalam ingatan.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap sari dan makna hal-hal
yang dipelajari.
c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru.
d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-
bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
f. Evaluasi, mencakup kemampuan mendapat tentang beberapa hal
berdasarkan kriteria tertentu.
2. Ranah Afektif (Sikap Siswa)
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif terdiri dari
lima jenis perilaku, yaitu:
a. Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan
memperhatikan hal tersebut.
b. Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
c. Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup penerimaan suatu nilai,
menghargai, mengakui, dan membentuk sikap.
d. Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai
sebagai pedoman dan pegangan hidup.
e. Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai,
dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi
3. Ranah Psikomotor (Keterampilan Proses)
Ranah psikomotorik terdiri dari tujuh perilaku atau kemampuan
psikomotorik, yaitu:
a. Persepsi, yang mencakup kemampuan mendeskripsikan sesuatu secara
khusus dan menyadari adanya perbedaan antara sesuatu tersebut.
b. Kesiapan, yang mencakup kemampuan menempatkan diri dalam suatu
keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
c. Gerakan terbimbing, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan-
gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan.
d. Gerakan terbiasa, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan-
gerakan tanpa contoh.
e. Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau
keterampilan.
f. Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan
perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus
yang berlaku.
g. Kreatifitas, yang mencakup kemampuan melahirkan pola-pola gerak-gerik
yang baru atas dasar prakasa sendiri.
Hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk
dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini
dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh
perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
Hasil belajar meliputi tiga ranah yang terdiri dari ranah kognitif yaitu perilaku
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis. Ranah afektif yaitu
perilaku penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan pembetukan pola hidup.
Ranah psikomotorik yaitu terdiri dari perilaku persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan pola, dan
kreativitas.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar
adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan
berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak
akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk
pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga
akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor
yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu yang berasal dari dalam peserta
didik yang belajar (faktor internal) dan ada pula yang berasal dari luar peserta didik
yang belajar (faktor eksternal).
Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:
1. Faktor internal yang meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis
2. Faktor eksternal yang meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor
masyarakat
Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta
didik yaitu:
1. Faktor internal meliputi dua aspek yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis
2. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan
nonsosial
Faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:
1. Faktor internal yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar
peserta didik misalnya faktor lingkungan.
3. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari
materi-materi pembelajaran.
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya faktor jasmani dan
rohani siswa, hal ini berkaitan dengan masalah kesehatan siswa baik kondisi
fisiknya secara umum, sedangkan faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi.
Hasil belajar siswa di madrasah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30%
dipengaruhi oleh lingkungan.
Menurut Chalijah Hasan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas
belajar antara lain:
1. Faktor yang terjadi pada diri organisme itu sendiri disebut dengan faktor
individual adalah faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan,
motivasi dan faktor pribadi.
2. Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut dengan faktor sosial, faktor
keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang
digunakan atau media pengajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran,
lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa secara garis
besar terbagi dua bagian, yaitu faktor internal dan eksternal.
1. Faktor internal siswa
a. Faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran fisik,
serta kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran.
b. Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi, dan
kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan,
berpikir dan kemampuan dasar pengetahuan yang dimiliki.
2. Faktor-faktor eksternal siswa
a. Faktor lingkungan siswa, Faktor ini terbagi dua, yaitu pertama, faktor
lingkungan alam atau non sosial seperti keadaan suhu, kelembaban udara,
waktu (pagi, siang, sore, malam), letak madrasah, dan sebagainya. Kedua,
faktor lingkungan sosial seperti manusia dan budayanya.
b. Faktor instrumental, yang termasuk faktor instrumental antara lain
gedung atau sarana fisik kelas, sarana atau alat pembelajaran, media
pembelajaran, guru, dan kurikulum atau materi pelajaran serta strategi
pembelajaran.
Tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik dipengaruhi banyak faktor-faktor
yang ada, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut
sangat mempengaruhi upaya pencapaian hasil belajar siswa dan dapat mendukung
terselenggaranya kegiatan proses pembelajaran, sehingga dapat tercapai tujuan
pembelajaran.
D. Pengertian Pembelajaran
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar yang berlangsung dalam lingkungan
belajar.
Pembelajaran dipandang secara nasional sebagai suatu proses interaksi yang
melibatkan komponen-komponen utama, yaitu peserta didik, pendidik, dan sumber
belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar. Dengan demikian, proses
pembelajaran merupakan suatu system, yaitu satu kesatuan komponen yang satu
sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang
diharapka nsecara optimal sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Pembelajaran pada pokoknya merupakan tahapan-tahapan kegiatan guru dan
siswa dalam menyelenggarakan program pembelajaran, yaitu rencana kegiatan
yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok yang secara rinci memuat
alokasi waktu, indicator pencapaian hasil belajar, dan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran untuk setiap materi pokok mata pelajaran.
Pembelajaran merupakan usaha pendidik untuk mewujudkan terjadinya proses
pemerolehan pengetahuan, penguasaan kemahiran, dan pembentukan sikap dan
kepercayaan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses yang
memfasilitasi peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Sehingga dengan
demikian untuk menghasilkan proses pembelajaran yang efektif sebagaimana yang
diharapkan, maka peserta didik perlu memahami teori-teori belajar yang dapat
menjadi landasan pembelajaran. Di antara teori tersebut adalah :

1. Teori Ilmu Jiwa Daya


Para ahli Ilmu Jiwa Daya mengemukakan bahwa jiwa manusia mempunyai
daya-daya seperti daya mengenal, daya mengingat, daya berpikir, daya fantasi,
dan sebagainya. Daya-daya ini adalah kekuatan yang tersedia. Manusia hanya
memanfaatkan semua daya itu untuk melatih sehingga ketajamannya dirasakan
ketika dipergunakan untuk suatu hal.
Implikasi dari teori ini hantyalah sebatas melatih semua daya itu yang
mana menurut para ahli hasil belajarnya diperoleh dengan cara melatih semua
daya yang ada dalam diri.
Efek teori belajar ini terhadap ilmu pengetahuan yang didapat hanyalah
bersifat hafalan belaka yang biasanya jauh dari pengertian dan pemahaman.
Walaupun demikian, teori belajar ini dapat digunakan untuk menghafal rumus,
dalil, peristiwa sejarah dan sebagainya.
2. Teori Gestalt
Teori ini dipelopori oleh Max Wertheimer yang diikuti oleh Koffka dan
Kohler yang berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-
bagian, sebab keberadaan bagian-bagian itu didahului oleh keseluruhan. Hal
terpenting dalam belajar adalah penyesuaian pertama, yaitu mendapatkan
respon atau tanggapan yang tepat, bukan mengulangi hal-hal yang harus
dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh.
Teori belajar ini sering disebut field theory atau insight full learning yang
memandang manusia yang bukan hanya sekadar makhluk reaksi yang hanya
berbuat atau beraksi jika ada perangsang yang mempengaruhinya. Singkatnya,
menurut teori ini bahwa factor pemahaman atau pengertian (insight) merupakan
faktor yang penting dalam menghubungkan antara pengetahuan dan
pengalaman. Pribadi memegang peranan penting dalam belajar karena belajar
tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistis, tetapi secara dengan sadar,
bermotif, dan bertujuan.
3. Teori Asosiasi
Teori belajar ini disebut juga teori Sarbond, yaitu stimulus (rangsangan),
respon (tanggapan), dan bond (dihubungkan). Rangsangan diciptakan untuk
memberikan tanggapan kemudian dihubungkan antara keduanya dan terjadilan
asosiasi. Teori ini berprinsip bahwa keseluruhan itu sebanrnya terdiri atas
penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya.
4. Teori Connectionism
Teori ini ditemukan dan dikembangkan oleh Edward L. Thorndike
berdasarkan eksperimen yang ia lakukan dengan menggunakan hewan terutama
kucing untuk mengetahui fenomena belajar. Seekor kucing yang lapar
ditempatkan dalam sangkar jeruji besi yang dilengkapi dengan pengungkit,
gerendel pintu, dan tali yang ada di depan pintu. Berdasarkan hasil
eksperimennya, ia menyimpulan bahwa belajar adalah hubungan antara
stimulus dan respon.
Teori ini memandang bahwa organisme (juga manusia) sebagai
mekanismus yang hanya bergerak atau bertindak jika ada perangsang yang
mempengaruhi dirinya. Terjadinya otomatisasi dalam belajar disebabkan
adanya law of effect tersebut. Karena adanya law of effect terjadilah hubungan
(connection) atau asosiasi antara tingkah laku atau rekasi yang dapat
mendatangkan hasil (effect).
5. Teori Conditioning
Teori ini dipelopori oleh Pavlov yang melakukan eksperimen terhadap
anjing. Seekor anjing dimasukkan dalam kamar gelap yang hanya tersedia satu
lubang yang terletak di depan moncongnya sebagai tempat menyodorkan
makanan atau menyorotkan cahaya pada saat diadakan percobaan. Dengan
demikian, dapat diketahui keluar tidaknya air liur dari moncong anjing itu pada
saat percobaan.
Pada percobaat tersebut, Pavlov mendapatkan kesimpulan bahwa gerakan-
gerakan refleks dapat dipelajari dan dapat berubah karena mendapat latihan.
Terdapat dua macam refleks, yaitu refleks wajar (unconditioned reflex)
sebagaimana air liur yang keluar ketika makanan yang lezat, dan refleks
bersyarat atau refleks yang dipelajari (conditioned reflex) sebagaimana air liur
anjing yang keluar karena menerima atau berekasi dengan warna sinar tertentu
atau terhadap suatu bunyi tertentu.
Penganut teori ini memandang bahwa segala tingkah laku manusia tidak
lain adalah hasil dari conditioning, yaitu hasil dari latihan atau kebiasaan
merekasi terhadap perangsang tertentu yang dialami di dalam kehidupannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Belajar adalah suatu aktivitas yang di dalamnya terdapat sebuah proses dari
tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa
untuk mencapai hasil yang optimal. bahwa semua aktivitas mental atau psikis yang
dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang
berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
Hasil belajar meliputi tiga ranah yang terdiri dari ranah kognitif yaitu perilaku
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis. Ranah afektif yaitu
perilaku penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan pembetukan pola hidup.
Ranah psikomotorik yaitu terdiri dari perilaku persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan pola, dan
kreativitas.Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan
yang telah dilakukan berulang-ulang.
Faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:
1. Faktor internal
2. Faktor eksternal
3. Faktor pendekatan belajar
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar yang berlangsung dalam lingkungan
belajar. Pembelajaran pada pokoknya merupakan tahapan-tahapan kegiatan guru
dan siswa dalam menyelenggarakan program pembelajaran, yaitu rencana kegiatan
yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok yang secara rinci memuat
alokasi waktu, indicator pencapaian hasil belajar, dan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran untuk setiap materi pokok mata pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

M.S Hanafy. 2014. Konsep Belajar dan Pemebelajaran. (online).


http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/viewFile/516/491. Diakses
tanggal 7-9-2018
Puguh Gita Januar. 2015. Apa itu Belajar. (online).
https://www.kompasiana.com/pughiyman/55004441a333115b745101ea/apa-itu-
belaja. Diakses tanggal 7-9-2018
Slamet. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
cipta,275
S. Subhan. 2014. Belajar dan Pembelajaran (online).
http://digilib.uinsby.ac.id/1305/5/Bab%202.pdf. Diakses tanggal 7-9-2018
Unknown. 2012. Pengertian Belajar. (online).
https://iniwebhamdan.wordpress.com/2012/05/30/pengertian-belajar/. Diakses
tanggal 7-9-2018

Anda mungkin juga menyukai