Anda di halaman 1dari 22

PENGELOLAAN PESERTA DIDIK

(Makalah disajikan dalam Seminar Kelas Mata Kuliah Administrasi dan


Supervisi Pendidikan)

Disusun Oleh : Kelompok 3

1. Gustina NIM : 1512210005

2. Tri Astuti NIM : 15122100

3. Devi Anggraini NIM : 15122100

Dosen Pengasuh Mata Kuliah : M. Hasbi, M.Ag.

Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang


Tahun Ajaran 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayahnyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan.

Terima kasih kepada bapak M. Hasbi, M.Ag. yang telah mempercayakan


kelompok kami dalam pembuatan makalah yang berjudul “Pengelolaan Peserta
Didik”. Semoga makalah kami dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya.

Kami telah berupaya semaksimal mungkin dalam pembuatan makalah ini.


Namun kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu jika
terdapat banyak kesalahan kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi meningkatkan penyusunan dimasa yang akan datang.

Hormat Kami

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar .................................................................................................

Daftar Isi ..........................................................................................................

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................................
C. Tujuan ....................................................................................................

BAB II Pembahasan
A. Pengertian Manajemen Peserta Didik ...................................................
B. Tujuan, Fungsi dan Prinsip Manajemen Peserta Didik .........................
C. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik............................................
D. Kebutuhan Peserta Didik .......................................................................
E. Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik ..............
F. Membangun Karakter Peserta Didik .....................................................

BAB III Penutup


Kesimpulan ..................................................................................................

Daftar Pustaka ..................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber
daya manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini
sebagai faktor pendukung upaya manusia dalam mengarungi kehidupan
yang penuh dengan ketidakpastian. Dengan kerangka inilah pendidikan
diperlukan dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang
ingin maju.
Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan
(sekolah) akan sangat bergantung kepada manajemen komponen-
komponen pendukung pelaksanaan kegiatan, salah satunya peserta didik.
Peserta didik salah satu komponen dalam sistem pendidikan islam. Peserta
didik merupakan “raw material (bahan mentah) di dalam proses
transformasi yang disebut pendidikan. Komponen peserta didik
keberadaannya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanaan kegiatan
pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan subyek sekaligus objek
dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan.
Di era persaingan antarlembaga pendidikan yang begitu ketat
seperti sekarang, sekolah harus berjuang secara sungguh-sungguh untuk
mendapatkan peserta didik. Selain itu, sekolah juga memiliki tanggung
jawab dalam hal pengelolaan peserta didik mulai dari peserta didik masuk
sampai peserta didik lulus. Oleh karena itu, kami akan membahas tentang
pengelolaan peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Manajemen Peserta Didik ?
2. Apa Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Manajemen Peserta Didik ?
3. Apa Ruang Lingkup Manajemen peserta Didik ?
4. Apa Kebutuhan Peserta Didik ?
5. Apa Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik ?
6. Bagaimana Membangun Karakter Peserta Didik ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Manajemen Peserta Didik
2. Untuk Mengetahui Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Manajemen Peserta
Didik
3. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Manajemen peserta Didik
4. Untuk Mengetahui Kebutuhan Peserta Didik
5. Untuk Mengetahui Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen
Peserta Didik
6. Untuk Mengetahui Membangun Karakter Peserta Didik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Peserta Didik


Berdasarkan asal kata, pengertian Manajemen Peserta Didik
merupakan penggabungan dari kata Manajemen dan Peserta Didik. Secara
etimologis, kata manajemen merupakan terjemahan dari management
(Bahasa Inggis). Kata ini berasal dari bahasa latin, perancis dan italia yaitu
manus, mano, manage/menege dan maneggiare. Maneggiare bearti melatih
kuda agar dapat melangkah dan menari seperti yang dikehendaki pelatihnya.
Haroold Koontz dan Cyril O’Donel mendefinisikan manajemen
sebagai usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
Dengan demikian, manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas
orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan,
pengarahan, dan pengendalian.
Terri (1953) mendefinisikan manajemen sebagai pencapaian tujuan
yang telah ditentukan ssebelumnya melalui usaha orang lain (Management is
the accomplishing of the predertemined objectiuve through the effort of other
people).
Andrew F. Sikula mengemukakan bahwa Manajemen pada
umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian
pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan
untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.
Jadi, manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu
usaha dapat berjalan dengan baik memerlukan perencanaan, pemikiran,
pengarahan, dan pengaturan serta mempergunakan atau mengikutsertakan
semua potensi yang ada baik personal maupun material secara efektif dan
efisien. Dengan demikian, manajemen sama halnya dengan pengelolaan.
Pengertian peserta didik sendiri menurut ketentuan umum Undang-
Umdang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu. Peserta Didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk
menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan.
Pengertian Peserta Didik menurut para ahli:
1. Oemar Hamalik mendefinisikan peserta didik sebagai suatu komponen
masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam
proses pendidikan, sehinga menjadi manusia yang berkualitas sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional.
2. Abu Ahmadi berpendapat bahwa Peserta Didik adalah sosok manusia
sebagai individu/pribadi (manusia seutuhnya). Individu diartikan “orang
seorang tidak tergantung dari orang lain, dalam arti benar-benar seorang
pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar,
mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri”.
Dari pengertian-pengertian diatas, bisa dikatakan bahwa peserta
didik adalah orang/individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang
dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang
diberikan oleh pendidiknya.
Peserta didik mempunyai sebutan yang berbeda-beda. Pada Taman
Kanak-kanak disebut anak didik. Pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah disebut denga siswa. Sedangkan pada jenjang pendidikan tinggi
disebut mahasiswa.
Manajemen peserta didik atau Pupil Personnel Administration
adalah layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan,
dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran,
layanan individuan seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat,
kebutuhan sampai ia matang di sekolah. (Knezevich, 1961). Manajemen
Peserta Didik juga dapat diartikan sebagai penataan dan pengaturan terhadap
kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan
keluarnya peserata didik tersebut dari suatu sekolah.1
Dalam manajemen peserta didik di sekolah, dapat diambil poin-
poin penting sebagai berikut:2
a. Peserta didik mempunyai hak mendapat perlakuan sesuai dengan bakat,
minat dan kemampuannya.
b. Memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya.
c. Mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan
berkelanjutan, baik untuk mengembangkan kemampuan diri maupun
untuk memperoleh pengakuan tingkat pendidikan tertentu yang telah
dibakukan.
d. Mendapat bantuan fasilitas belajar, beasiswa, atau bantuan lain sesuai
dengan persyaratan yang berlaku; penerimaan siswa pada sekolah yang
dikehendaki.
e. Pindah sekolah yang sejajar atau yang tingkatannya lebih tinggi sesuai
dengan persyaratan penerimaan siswa pada sekolah yang hendak
dimasuki.
f. Memperoleh penilaian hasil belajarnya.
g. Menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang telah
ditentukan.
h. Mendapatkan pelayanan khusus apabila menyandamg kecacatan.
Adanya manajemen peserta didik merupakan upaya untuk
memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik semenjak
dari proses penerimaan sampai saat peserta didik meninggalkan lembaga
pendidikan (sekolah) karena sudah tamat/lulus mengikuti pendidikan pada
lembaga pendidikan (sekolah) itu.

B. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Manajemen Peserta Didik

1
Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah. (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 46.
2
Daryanto. Administrasi dan Manajemen Sekolah: untuk mahasiswa, guru dan peserta kuliah
administrasi pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2013). h. 138-139.
Tujuan Manajemen Peserta Didik adalah mengatur kegiatan-
kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses
pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut, proses
pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar, tertib dan
teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah
dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, bidang manajemen peserta
didik sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu
penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan
pembinaan disiplin. Berdasarkan tuga tugas utama tersebut Sutisna (1985)
menjabarkan tanggung jawab kepala sekolah dalam mengelola bidang
kesiswaan berkaitan hal-hal berikut:3
1. Kehadiran murid di sekolah dan masalah-,aslah yang berhubungan
dengan itu;
2. Penerimaan, orientasi, klasifiakasi, dan penunukkan murid ke kelas dan
program studi;
3. Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar;
4. Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti
pengajaran, perbaikan, dan pengajaran luar biasa;
5. Pengendalian disiplin murid;
6. Program bimbingan dan penyuluhan;
7. Program kesehatan dan keamanan;
8. Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional.
Fungsi Manajemen Peserta Didik adalah sebagai wahana bagi
peserta didik untuk mengembangkan diri se-optimal mungkin, baik yang
berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan
dan segi-segi potensi peserta didik lainnya. Agar tujuan dan fungsi
manajemen peserta didik dapat tercapai, ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaannya. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:

3
Mulyasa. Op Cit. h. 46.
1. Dalam mengembnagkan program Manajemen kepeserta didikan
penyelengara harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat
program dilaksanakan.
2. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian keseluruhan
manajemen sekolah.
3. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban
misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peseta didik.
4. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk
mempersatukan peserta yang mempunyai keragaman latar belakang dan
punya banyak perbedaan.
5. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya
pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik.
6. Kegiatan Manajemen peserta didik haruslah mendorong dan mengacu
kemandirian peserta didik.
7. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan
peserta didik, baik di sekolah lebih-lebih di masa depan.

C. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik


Ruang lingkup manajemen peserta didik meliputi:
a. Analis kebutuhan peserta didik
Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah
melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan
oleh lembaga pendidikan (sekolah). Kegiatan yang dilakukan meliputi:
 Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima
 Menyusun program kesiswaan
b. Rekruitmen peserta didik
Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah)
pada hakikatnya merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik
pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan
(sekolah) yang bersangkutan. Langkah-langkah dalam rekruitmen peserta
didik meliputi:
 Pembentukan panitia penerimaan siswa baru
 Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta
didik baru yang dilakukan secara terbuka.
c. Seleksi peserta didik
Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik
untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi
peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan
ketentuan yang berlaku. Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan
adalah:
 Melalui Tes atau Ujian
 Melalui Penelusuran Bakat Kemampuan
 Berdasarkan Nilai STTB atau nilai UAN
d. Orientasi
Orientasi peserta didik (siswa baru) adalah kegiatan penerimaan
siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan
(sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Orientasi
peserta didik menyangkut lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial
sekolah.
Tujuan diadakan kegiatan orientasi bagi peserta didik antara lain:
 Agar peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan
yang berlaku di sekolah
 Agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-
kegiatan yang diselenggarakan sekolah
 Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru
baik secara fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa betah
dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dapat
menyesuaikan dengan lingkungan sekolah.
e. Penempatan Peserta Didik (Pembagian Kelas)
Pengelompokan peseta didik yang dilaksanakan di sekolah-sekolah
sebagian besar didasarkan pada sistem kelas. ditambahkan
f. Pembinaan dan Pengembangkan Peserta Didik
Lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan dan
pengembangan peserta didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut
dengan kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan
kurikuler adalah semua kegiatan yang telah ditentukan di dalam
kurikulum yang pelaksanaannya dilakukan pada jam-jam pelajaran.
Sedangkan kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan peserta didik
yang dilaksanakan di luar ketentuan yang telah ada di dalam kurikulum.
Contoh kegiatan ekstra kurikuler : OSIS (Organisasi Siswa Intra
Sekolah), ROHIS (Rohani Islam), kelompok Karate, dan lain-lain.
g. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan agar pihak
lembaga dapat memberikan bimbingan yang optimal pada peserta didik.
Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai wujud tanggung jawab lembaga
agar pihak-pihak terkait dapat mengetahui perkembangan peserta didik si
lembaga tersebut. Ada beberapa peralatan dan perlengkapan yang
dibutuhkan dalam pencatatab dan pelaporan, yaitu:
 Buku Induk Siswa
 Buku Klapper
 Daftar Presensi
 Daftar Mutasi Peserta Didik
 Buku Catatan Pribadi Peserta Didik
 Daftar Nilai
 Buku Legger
Legger merupakan kumpulan nilai dari seluruh bidang studi
untuk setiap peserta didik.
 Buku Raport

h. Kelulusan dan Alumni


Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen
peserta didik. Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan
(sekolah) tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang harus
diikuti oleh peserta didik. Setelah peserta didik lulus maka akan diberikan
surat keterangan lulus atau sertifikat. Umumnya surat keterangan tersebut
sering disebut ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB).
Ketika peserta didik sudah lulus, diharapkan hubungan antara para
alumni dan sekolah tetap terjalin. Hubungan antara sekolah dengan para
alumni dapat dipelihara lewat pertemuan-pertemuan yang
diselenggarakan oleh para alumni, yang biasa disebut “reuni”.
D. Kebutuhan Peserta Didik
Banyak kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi oleh pendidk,
diantaranya:4
1. Kebutuhan Fisik
Fisik peserta didik mengalami pertumbuhan fisik yang cepat
terutama pada masa pubertas. Kebutuhan biologis, yaitu makan,
minum dan istirahat, dimana hal ini menuntut peserta didik untuk
memenuhinya. Dalam hal ini pendidik dapat memberikan informasi
yang memadai tentang pertumbuhan melalui berbagai kegiatan
bimbingan.
2. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan yang berhubungan langsung
dengan masyarakat agar peserta didik dapat berinteraksi dengan
masyarrakat lingkungannya serta dapat diterima oleh orang-orang yang
lebih tinggi dari dirinya.
3. Kebutuhan untuk Mendapatkan Status
Peserta didik terutama pada usia remaja membutuhkan suatu yang
menjadikan dirinya berguna bagi masyarakat.
4. Kebutuhan Mandiri
Peserta didik pada usia remaja ingin lepas dari batasan-batasan
atau orang tuanya dan mencoba untuk mengarahkan dan
mendisiplinkan dirinya sendiri.

4
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2008). h. 78-79.
5. Kebutuhan untuk Berprestasi
Kebutuhan untuk berprestasi erat kaitannya dengan kebutuhan
mendapatkan status dan mandiri. Artinya dengan terpenuhinya
kebutuhan untuk memiliki status atau penghargaan dan kebutuhan
untuk hidup mandiri dapat membuat peserta didik giat untuk mengejar
prestasi.
6. Kebutuhan Ingin Disayangi dan Dicintai
Rasa ingin disayangi dan dicintai merupakan kebutuhan yang
esensial, karena dengan terpenuhi kebutuhan ini akan mempengaruhi
sikap mental peserta didik.
Adapun kewajiban peserta didik adalah:5
a. Untuk ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan kecuali
siswa yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan
ketentuan peraturan undang-undang yang berlaku.
b. Mematuhi ketentuan peraturan yang berlaku.
c. Menghormati tenaga kependidikan.
d. Ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan dan
ketertiban serta keamanan sekolah yang bersangkutan.
E. Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik
a. Layanan Bimbingan dan Konseling
Pengertian bimbingan menurut PP. No. 29 tahun 1990 Bab X pasal
27, yaitu bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa
depan. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing. Menurut Hendyat
Soetopo bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada
siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang
adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang
optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta

5
Daryanto. Op Cit. h. 138-139.
bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan
sekolah, keluarga dan masyarakat.
Fungsi bimbingan di sekolah adalah:
1. Fungsi Penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih
jenis sekolah lanjutannya, memilih program, memilih lapangan
pekerjaan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan cita-
citanya.
2. Fungsi Pengadaptasian, yaitu membantu guru atau tenaga edukatif
lainnnya untuk menyesuaikan program pengajaran yang
disesuaikan dengan minat, kemampuan, dan cita-cita peserta didik.
3. Fungsi Penyesuaian, yaitu membantu peserta didik dalam
menyesuaikan diri dengan bakat, minat, dan kemampuannya untuk
mencapai perkembangan yang optimal.
Tujuan dilakukannya bimbingan di sekolah antara lain:
1. Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri,
2. Mengembangkan pengetahuan tentang jenjang pendidikan dan
jenis pekerjaan serta persyaratannya;
3. Mengembangkan pengetahuan tentang berbagai nilai dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat;
4. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah;
5. Mengembangkan kemampuan merencanakan masa depan dengan
bertolak pada bakat, minat dan kemampuannya;
6. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya, limgkungannya,
dan berbagai nilai;
7. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan minat dan bakatnya dalam
perencanaan masa depan baik yang menyangkut pendidikan
maupun pekerjaan yang tepat;
8. Mengatasi kesulitan dalam belajar dan hubungan sosial.
Ruang lingkup bimbingan di sekolah meliputi:
1. Layanan kepada peserta didik
2. Layanan kepada guru
3. Layanan kepada kepala sekolah
4. Layanan kepada calon peserta didik (feeder school)
5. Layanan kepada orang tua
6. Layanan kepada dunia kerja, terutama dilaksanakan di sekolah
kejuruan
7. Layanan kepada lembaga-lembaga dan masyarakat lain.
b. Layanan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan
layaanan kepada peserta didik, dengan maksud membantu dan
menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi-
informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui
koleksi bahan pustaka.
c. Layanan Kantin/Kafetaria
Pengelola kantin sebaiknya dipegang oleh orang dalam atau
karyawan sekolah yang bersangkutan, agar segala makanan yang dijual
di kantin tersebut tejamin dan bermanfaat bagi peserta didik.
d. Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah
bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah
adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah.
e. Layanan Transportasi Sekolah
Transportasi diperlukan terutama bagi para peserta didik ditingkat
prasekolah dan pendidikan dasar. Penyelenggaraan transportasi
sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan atau pihak
swasta (misalnya dengan cara abodemen).
f. Layanan Asrama
Layanan asrama sangat bermanfaat baik bagi peserta didik maupun
pendidik.

F. MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK


1. Membangun Karakter Peserta Didik yang Lamban (Slow Learned
Slow Learned menunjuk pada peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar akibat kelambanan dalam perkembangan, terutama
perkembangan mental. Kemampuan peserta didik yang lamban belajar
lebih rendah dibanding perkembangan rata-rata teman sebayanya.
Kelambanan perkembangan ini disebabkan oleh tingkat kecerdasan
atau IQ di bawah rata-rata umum atau di bawah normal. Peserta didik
sslow learned juga ssering mengalami kelambanan dalam
pertumbuhan jasmaninya.
a. Intelegensi
Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yag
bersifat umum (general ability) untuk membuat atau mengadakan
analisa, memecahkan masalah, menyesuaikan diri, dan menarik
generalisasi, serta kesanggupan berpikiran seseorang.
Intelegensi dapat diukur dengan alat-alat tes intelegensi.
Dalam melakukan tes ini seseorang disuruh melakukan perbuatan
(performance test) atau menjawab sejumlah pertanyaan (verbal
test). Tingkat kecerdasan seseorang atau Intelegensi Question (IQ)
dapat diformulasikan menjadi:
MA
IQ = keterangan:
𝐶𝐴

IQ = Intelegensi Question
MA = Mental Age (umur mental)
CA = Cronological Age (umur peserta didik)
Untuk memperoleh bulangan bulat maka dikalikan 100 sehingga:
MA
IQ = x 100
𝐶𝐴

Klasifikasi Intelegensi
Tingkat IQ Kelompok
130 ke atas Pandai sekali (Genius)
110-129 Pandai
90-109 Rata-rata atau normal
70-89 Kurang pandai
50-69 Lemah ingatan
30-49 Debiel
Kurang dari 30 Imbeciel-ideot

Anak-anak yang digolongkan lambat belajar (slow learned)


adalah mereka yang memiliki IQ antara 70 sampai 90, yakni yang
termasuk klasifikasi kurang pandai.
b. Ciri-ciri Peserta Didik Lambat Belajar
 Lamban
 Kurang mampu
 Tidak berprestasi
 Mtoriknya lamban
 Prilaku negative
c. Memahami Latar Belakang Peserta Didik Lambat Belajar
 Studi dokumentasi
 Mengumpulkan data baru sebagai pelengkap
d. Usaha-usaha Bimbingan
Bentuk bimbingan yang diberikan kepada slow learned bergantung
pada kemungkinan masalah atau latar belakang masalah masing-
masing. Bimbingan yang diberikan dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
 Pemberian informasi tentang cara-cara belajar yang efektif, baik
cara belajar di sekolah maupun di rumah.
 Bantuan penempatan (placement), yakni menempatkan peserta
didik dalam kelompok-kelompok kegiatan yang sesuai.
 Mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk melakukan
kosultasi.
 Memberikan pembelajaran remidi (remidi teaching), yakni
mengadakan pembelajaran kembali atau pembelajaran ulang secara
khusu bagi para peserta didik yang lamban.
 Menyajikan pembelajaran yang konkret atau actual kepada peserta
didik yang lamban.
 Memberikan layanan konseling bagi peserta didik yang
mengahadpi kesulitan emosional.
 Memberikan perhatian khusus kepada peserta didik yang lamban,
dan berusaha untuk membangkitkan motivasi dam kreativitas
belajarnya.
2. Membangun Karakter Peserta Didik yang Cerdas di Atas Normal
a. Ciri-ciri Anak Luar Biasa di Atas Normal
Peserta didik yang memiliki kecerdasan di atas normal
sebenarnya dapat diklarifikasikan ke dalam du kelompok, yaitu:
 Kelompok pandai sekali dengan IQ 130 ke atas
 Kelompok pandai dengan IQ anatara 110 samapi 130
b. Bimbingan kepada Peserta Didik Cepat Belajar
Bentuk bimbingan/ layanan yang dapat diberikan guru
kepada peserta didik yang cepat belajar adalah:
 Usaha Pencepatan (Akselarasi)
 Menyediakan sekolah khusus yang menampung anak-anak
cerdas atau berkualitas tinggi
 Jika terpaksa anak harus mengikuti sekolah yang
terintegrasi dengan anak-anak normal, maka kepadanya
perlu diberi kesempatan untuk memperdalam, dan
memperkaya pengetahuan.
 Menyalurkan kemampuan peserta didik dalam kegiatan-
kegiatan ilmiah
 Melibatkan dan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengikuti kegiatan-kegiatan atau aktivitas-
aktivitas organisasi atau sosial
 Untuk mengurangi rasa superior (harga diri berlebih),
sebaiknya guru dapat memberikan tugas atau pertanyaan-
pertanyaan dilakukan secara proporsional
 Jika diperlukan, maka pada saat-saat tertentu guru
hendaknya memberikan reinforcement pada peserta didik
yang cerdas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia jalur,
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Sedangkan manajemen peserta didik
adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara
sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam
lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan efektif dan efisien.
Tujuan dilakukannya pengelolaan terhadap Peserta Didik adalah
mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut
menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah); lebih
lanjut, proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan
lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi
pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2013. Administrasi dan Manajemen Sekolah: untuk Mahasiswa, Guru


dan Peserta Kuliah Administasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ispurwanti, Dewi. 2012. Membangun Karakter Peserta Didik. Dalam Mulyasa
(Ed.): Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasihin, Sukarti dan Sururi. 2014. Manajemen Peserta Didik. Dalam Tim Dosen
Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (Ed.):
Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Ramayulis. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Anda mungkin juga menyukai