Asuhan Keperawatan Jiwa Gangguan Citra Tubuh
Asuhan Keperawatan Jiwa Gangguan Citra Tubuh
oleh :
Asep Nuryadi
1311B0062
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “ASKEP JIWA GANGGUAN
CITRA TUBUH” dengan baik. Penyusunan makalah ini, merupakan salah satu tugas mata kuliah
Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
penulisan maupun materi, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari
terhadap tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang struktur,
bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan. Citra Tubuh
merupakan salah satu komponen dari konsep diri yang membentuk persepsi seseorang
tentang tubuhnya baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan
sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang
karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter &
Perry, 2005).
Suatu gangguan citra tubuh dapat diketahui perawat dengan mewawancarai dan
mengamati pasien secara berhati-hati untuk mengidentifikasi bentuk ancaman dalam citra
tubuhnya (fungsi signifikan bagian yang terlibat, pentingnya penglihatan dan penampilan
fisik bagian yang terlibat); arti kedekatan pasien terhadap anggota keluarga dan anggota
penting lainnya dapat membantu pasien dan keluarganya (Kozier, 2004).
2.2 Etiologi
1. Eksisi bedah atau gangguan bagian tubuh
Enterostomi, Mastaktomi, Histerektomi, Pembedahan kardiovaskuler, Pembedahan leher
radikal, Laringektomi
2. Amputasi pembedahan atau traumatik
3. Luka bakar
4. Trauma wajah
5. Gangguan makan
6. Obesitas
7. Gangguan muskuluskeletal
8. Gangguan integumen
9. Lesi otak
a. Cerebrovaskular accident
b. Demensia
c. Penyakit parkinson
10. Gangguan afektif
a. Depresi
b. Skizofrenia
11. Penyalahgunaan bahan kimia
12. Nyeri
13. Respon masyarakat terhadap penuaan (agetasim)
a. Umpan balik interpersonal negatif
b. Penekanan pada produktivitas
2.3 WOC
Harga Diri Rendah
↑
Gangguan citra tubuh
↑
Penyakit Fisik
BAB III
KASUS
Tn.B, usia 21 tahun mengeluh sakit kepala, mual dan muntah serta demam sejak 5 hari yang
lalu. Klien sudah berobat ke klinik 24 jam namun panasnya belum juga turun, selanjutnya
klien di rujuk ke RS untuk mendapatkan layanan kesehatan lebih lanjut. Di RS, klien
melakukan pemeriksaan darah yang hasilnya menunjukkan bahwa klien menderita demam
berdarah. Klien harus menjalani masa perawatan sampai masa kritisnya dapat terlampaui.
Selama dirawat klien di pasang infus dan diambil darah untuk pemeriksaan setiap pagi. Klien
mengeluh tangan yang terpasang infus mengalami kesemutan dan bekas tusukan jarum suntik
terlihat lebam dan terlihat klien menutupi tangan nya, klien merasa bosan karna harus diambil
darahnya terus-menerus dan tidak percaya diri dengan keadaan tangan nya. Klien tidak mau
dilakukan terapi pengambilan darah oleh perawat.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Pengkajian
Pengkajian perubahan citra tubuh terintegrasi dengan pengkajian lain. Setelah diagnosa,
tindakan operasi dan program terapi biasanya tidak segera tampak respon pasien terhadap
perubahan-perubahan. Tetapi perawat perlu mengkaji kemampuan pasien untuk
mengintegrasikan perubahan citra tubuh secara efektif.
C. Penyakit fisik
Rencana tindakan :
Beri kompres air hangat.
Berikan/anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari (sesuai toleransi).
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat.
Kaji frekuensi mual dan muntah
Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu makan.
Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.
Berikan antiemetic.
4.5 Evaluasi
Keberhasilan tindakan terhadap perubahan gambaran tubuh pasien dapat
diidentifikasi melalui perilaku pasien yaitu memulai kehidupan sebelumnya, termasuk
hubungan interpersonal dan sosial, pekerjaan dan cara berpakaian, mengemukakan
perhatiannya terhadap perubahan citra tubuh, memperlihatkan kemampuan koping,
kemampuan meraba, melihat, memperlihatkan bagian tubuh yang berubah, kemampuan
mengintegritasikan perubahan dalam kegiatan (pekerjaan, rekreasi dan seksual), harapan
yang disesuaikan dengan perubahan yang terjadi, mampu mendiskusikan rekonstruksi
(Keliat, 1998). Penyesuaian terhadap perubahan citra tubuh melalui proses seperti berikut:
1. Syok psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan dapat terjadi
pada saat pertama pembuatan stoma ditetapkan sebagai tindakan atau pada saat stoma telah
ada (paska operasi). Syok psikologis digunakan sebagai reaksi terhadapa ansietas. Informasi
yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh membuat pasien menggunakan
mekanisme pertahanan seperti mengingkari, menolak, projeksi untuk mempertahankan
keseimbangan diri.
2. Menarik diri, pasien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan tetapi karena
tidak mungkin maka pasien menghindari/lari secara emosional. Pasien menjadi positif,
tergantung, tidak ada motivasi dan keinginan untuk berperan dalam perawatannya.
3. Penerimaan/pengakuan secara bertahap. Setelah pasien sadar akan kenyataan maka respon
kehilangan/berduka muncul. Setelah fase ini pasien mulai melakukan reintegrasi dengan citra
tubuh yang baru.
4. Integrasi merupakan proses yang panjang dapat mencapai beberapa bulan, oleh karena itu
perencanaan pulang dan perawatan dirumah perlu dilaksanakan. Pasien tidak sesegera
mungkin dilatih (Keliat, 1998).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Citra tubuh adalah bagaimana cara individu mempersepsikan tubuhnya, baik secara
sadar maupun tidak sadar yang meliputi ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh
berikut bagian-bagiannya. Dengan kata lain, citra tubuh adalah kumpulan sikap individu, baik
yang disadari ataupun tidak yang ditujukan terhadap dirinya.
5.2 Saran
Setiap orang harus bisa menerima apapun yang ada pada dirinya, sehingga jika ada
ketidakpuasan persepsi terhadap tubuhnya tidak membuat individu merubah dirinya kearah
yang negatif. Maka ketika individu berhasil untuk menerima dirinya sendiri dan bisa
mencapai sesuatu hal tersebut. Dan pada akhirnya pandangan manusia dalam
mendeskripsikan pandangan terhadap citra tubuhnya bukan memburuk tetapi berharap lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA