Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kosmetik sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian
kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan.
Kosmetika sangat dibutuhkan untuk semua jenis kebutuhan, baik untuk mempercantik
penampilan juga untuk menutupi keadaan cacat pada kulit sehingga menghasilkan
penampilan yang lebih menarik, serta menimbulkan rasa percaya diri.
Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit, yaitu kosmetika perawatan
kulit dan kosmetika dekoratif. Pada makalah ini penulis ingin membahas mengenai salah satu
dari bentuk kosmetik dekoratif, yaitu alas bedak atau yang biasa disebut foundation.
Alas bedak wajah sebelum dibubuhi foundation. Pada umumnya alas bedak berbentuk
cair dan krim. Tetapi ada juga alas bedak yang berbentuk padat, gel, dan mousse. Pada tiap-
tiap bentuk dari alas bedak memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Pada alas bedak
yang berbentuk cair lebih cepat merata dan menempel di kulit wajah daripada alas bedak
yang berbentuk krim. Alas bedak yang berbentuk mousse kurang diminati karena jarang
dijumpai. Tetapi pada dasarnya semua bentuk alas bedak fungsinya sama, salah satunya
adalah menstabilkan kondisi kulit sehigga kulit terhindar dari kelebihan minyak.

I.2 Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud dengan alas bedak cair?


 Apa fungsi dari pemakaian alas bedak cair?
 Bagaimana metode yang digunakan untuk membuat alas bedak cair?
 Bagaimana evaluasi yang digunakan dalam sediaan alas bedak cair?

I.3 Tujuan

 Untuk mengetahui yang dimaksud dengan alas bedak cair


 Untuk mengetahui fungsi dari alas bedak cair
 Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam membuat alas bedak cair
 Untuk mengetahui evaluasi yang digunakan untuk alas bedak cair
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Anatomi dan Fisiologi Kulit

Kulit merupakan “selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi
utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi
perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan
tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang telah mati), respirasi dan
pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan pigmen melamin
untuk melindungi kulit dari bahaya sinar UV matahari,sebagai perasa dan peraba, serta
pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar. Selain itu, kulit merupakan suatu kelenjar
holokrin yang besar (Montagna, Renault, Depreunil). Kulit terbagi atas 2 lapisan utama yaitu:

1. Epidermis (kulit ari), sebagai lapisan yang paling luar.


2. Dermis (korium, kutis, kulit jangat)

Dibawah dermis terdapat subkutis atau jaringan bawah kulit. Para ahli histology
histology membagi epidermis dari bagian terluar hingga kedalam menjadi 5 lapisan yakni:

1. Lapisan Tanduk (stratum corneum), sebagai lapisan yang paling atas.


2. Lapisan Jernih (stratum lucidum), disebut juga “lapisan barier”.
3. Lapisan berbutir-butir (stratum granulosum).
4. Lapisan Malpighi (stratum spinosum) yang selnya seperti berduri.
5. Lapisan basal (stratum germinativum) yang hanya tersusun oleh satu sel-sel basal.

Gambar Struktur Kulit


II.2 Kosmetika

Kosmetik berasal dari kata Yunani yaitu “Kosmetikos” yang berarti ketrampilan
menghias, mengatur. Definisi kosmetik dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
1176/MENKES/PER/VIII/2010 adalah sebagai berikut: “Kosmetik adalah bahan atau
sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis,
rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi, dan mukosa mulut terutama
untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau untuk memperbaiki bau
badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.”
Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit, antara lain:
a. Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics)
Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit, termasuk di dalamnya,
yaitu: kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser), kosmetik untuk melembabkan
kulit (moisturizer), kosmetik pelindung kulit dan kosmetik untuk menipiskan atau
mengampelas kulit (peeling).
a. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga menghasilkan
penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti
percaya diri (self confidence). Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan zat pewangi
sangat besar.

II.2.1 Kosmetik Dekoratif


Sesungguhnya segala jenis kosmetik, mulai dari kosmetik pembersih,pelembab,
pelindung, dekoratif (make-up) sampai pengobatan, mempunyai tujuan yang sama, yaitu
memelihara atau menambah kecantikan kulit.(Tranggono, RetnoIswari.2007). Kekhasan
kosmetik dekoratif adalah bahwa kosmetik ini bertujuan semata-mata untuk mengubah
penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan noda-noda atau kelainan pada kulit tertutupi.
Kosmetik dekoratif tidak perlu menambah kesehatan kulit. Kosmetik ini dianggap memadai
jika tidak merusak atau sesedikit mungkin merusak kulit.(Tranggono, Retno Iswari.2007).
Pemakaian kosmetik dekoratif lebih untuk alasan psikologis daripada kesehatan kulit, sedikit
persyaratan untuk kosmetik dekoratif antara lain adalah warna yang menarik, bau yang harum
menyenangkan, tidak lengket, tidak menyebabkan kulit tampak berkilau dan sudah tentu
tidak merusak atau mengganggu kulit, rambut, bibir, kuku dan lainnya.
Kosmetik Dekoratif dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu :
1. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan pemakaiannya
sebentar, misalnya bedak, lipstick, pemerah pipi, eye- shadow dan lain lain.
2. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama baru
luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengering rambutdan preparat
penghilang warna rambut.

Adapun contoh-contoh dari kosmetik dekoratif adalah ;


- Perona pipi
- Cat Kuku
- Eye Shadow
- Bedak
- Maskara
- Krim dasar Bedak
- Pensil Alis
- Alas Bedak (Foundation)
- Lipstik
- Penutup Garis Keriput
- Kosmetika untuk Rambut

II.3 Alas Bedak (Foundation Make-Up)


Alas bedak (Foundation) dalam tata rias wajah menjadi dasar sebelum dibubuhi bedak.
Foundation dapat menahan bedak, hingga bedak mudah menempel pada kulit wajah, alas
bedak juga dapat memperhalus permukaan kulit dengan menutupi noda, luka bekas jerawat,
noda kebiruan (couperese) di seputar pipi. Alas bedak dapat berfungsi untuk menyamarkan
warna kulit yang pucat dan bayangan gelap di seputar mata. Alas bedak digunakan di atas
pelembab agar pigmen zat warna yang dikandungnya tidak bersentuhan langsung dengan
kulit. Alas bedak dapat digunakan untuk membuat shape atau dimensi wajah sehingga riasan
wajah menjadi lebih sempurna.
II.3.1 Jenis- jenis Foundation

 Liquid foundation

Liquid foundation merupakan alas bedak berbentuk cair, yang bahan dasarnya bisa
terbuat dari air ataupun minyak. Foundation berbahan dasar air cocok digunakan untuk kulit
berminyak ataupun kulit sensitif, sedangkan yang berbahan dasar minyak cocok untuk kulit
kering. Wanita biasanya menyukai karena praktis dan terasa seperti kulit kedua.

 Cream foundation

Cream foundation bisa berbentuk cream atau mousse. Penggunaannya cukup praktis
dan cepat dalam pengaplikasiannya. Cocok digunakan untuk kulit normal sampai kering yang
sudah mulai mengalami penuaan, karena bisa menyamarkan kerutan.

 Powder foundation

Merupakan jenis foundation berbentuk tabur atau bedak dan sangat disukai oleh wanita
pekerja, karena pengaplikasiannya yang singkat yaitu menggunakan kuas. Cocok untuk kulit
normal hingga berminyak.

 Stick foundation

Merupakan jenis foundation berbentuk padat yang bertahan cukup lama pada kulit.
Cocok untuk kulit normal hingga kering dan bisa digunakan untuk menutupi noda hitam pada
wajah.Setelah mengetahui beberapa jenis-jenis foundation diatas, foundation yang cocok dan
tepat dapat dipilih dan disesuiakan dengan jenis kulit, warna kulit dan macam aktifitas sehari-
hari.

Alas bedak memiliki tingkatan warna, tips memilih alas bedak yang pantas digunakan :

a. Warna alas bedak harus cocok dengan warna kulit wajah. Pilih alas bedak satu tingkat
lebih gelap dari warna kulit untuk menutupi cacat / noda di wajah.
b. Jangan memilih warna jauh berbeda dari warna kulit, misalkan ingin membuat wajah
lebih putih, hal ini malah akan membuat wajah terlihat seperti topeng.
c. Jika ingin mengubah warna kulit wajah, pilih alas bedak satu tingkat lebih gelap atau
lebih terang. Untuk hasil yang lebih alami, gunakan campuran alas bedak gelap dan
terang sampai mendekati warna kulit.
d. Jika warna alas bedak satu tingkat lebih gelap, gunakan bedak dengan warna satu
tingkat lebih terang dari kulit wajah agar tampak alami.

Alas bedak yang baik adalah untuk satu kali polesan namun menghasilkan 3 manfaat:

1. Meratakan warna kulit. Warna kulit disekitar wajah sering kali tidak rata. Foundation
memegang peranan penting untuk menutupi kekurangan tersebut.
2. Menutupi kekurangan yang ada di wajah, seperti: flek, bekas jerawat dan pori-pori yang
besar. Bekas jerawat dan flek hitam atau pori-pori yang besar sangat mengganggu
dalam hal memakai make-up, terutama bagi mereka yang mempunyai pori-pori besar.
Selain menimbulkan kesan wajah yang selalu berminyak, pori-pori besar juga
mengakibatkan kulit wajah nampak tak halus. Lapisan foundation bisa menyamarkan
pori-pori besar sehingga nampak lebih kecil dan memberikan efek Matte sehingga
permukaan kulit wajah terlihat lebih halus.
3. Membuat tekstur wajah lebih halus dan bercahaya.
Pilihlah warna foundation yang mendekati warna kulit, sehingga tetap memberikan
kesan natural. Hal ini menyebabkan rona wajah jadi terlihat lebih cerah. Apabila
digunakan pada kulit wajah yang terlihat kusam dan lelah, foundation akan menutupi
bayangan gelap sehingga tercipta kesan segar dan bercahaya.

Langkah Memilih Alas Bedak Sesuai Jenis Kulit

Alas bedak merupakan dasar tata rias. Untuk itu, sangatlah penting memilih jenis alas
bedak yang paling sesuai dengan jenis kulit anda. alas bedak yang sesuai akan membuat
keseluruhan tampilan tata rias menjadi sempurna.
Berikut ini memilih alas bedak sesuai jenis kulit yang dikutip dari Essorment.

Kulit berminyak
Jika kulit wajah Anda sudah memproduksi minyak yang berlebih, maka pilihlah alas
bedak yang bebas minyak. Alas bedak jenis ini biasanya berbentuk stick atau bubuk, supaya
kulit tidak terlihat mengkilat.
Kulit kering
Berbanding terbalik dengan kulit berminyak, kulit kering justru membutuhkan
pelembap yang lebih banyak. Pilihlah alas bedak berbahan dasar air untuk melembapkan
kulit. Biasanya kulit kering akan sangat cocok memakai alas bedak berbentuk cair. Memakai
alas bedak berbentuk stick atau bubuk akan membuat kulit kering terlihat tidak merata
warnanya, karena tidak dapat menyatu dengan sempurna.

Kulit berjerawat
Salah memilih alas bedak hanya akan membuat jerawat di wajah tambah parah. Bagi
Anda yang berjerawat, pilihlah alas bedak yang bertuliskan “non-comedogenic” atau
mengandung salicylic acid. Alas bedak ini tak akan membuat pori-pori kulit tersumbat serta
menimbulkan jerawat baru.

Kulit dengan keriput


Banyak wanita yang berpikir bahwa memakai alas bedak tebal akan menyembunyikan
keriputnya. Padahal itu sangat salah. Memakai alas bedak terlalu tebal justru semakin
memperihatkan kerutan di wajah. Lebih baik gunakan pelembap sebelum memakai alas
bedak agar kulit lebih kenyal. Lalu gunakan alas bedak berbentuk cair agar kulit terlihat lebih
bercahaya. Gunakan make-up tipis agar penampilan Anda sempurna.

II.4 Komponen Cream Foundation

1. Basis krim

Basis krim terdiri atas basis emulsi tipe A/M dan tipe M/A.

a. Tipe A/M. Contoh : Lanolin, cold cream

Sifat: Emolien, oklusif, mengandung air, beberapa mengabsorpsi air yang


ditambahkan dan berminyak.

b. Tipe M/A. Contoh : hydrophilic ointment

Sifat : mudah dicuci dengan air, tidak berminyak, dapat diencerkan dengan air dan
tidak oklusif.
2. Zat Tambahan dalam krim

a. Pengawet

Kriteria pengawet yang ideal adalah sebagai berikut :

1. Tidak toksik dan tidak mensensitisasi pada konsentrasi yang digunakan.


2. Lebih mempunyai daya bakterisid daripada bakteriostatik.
3. Efektif pada konsentrasi yang relatif rendah untuk spektrum luas.
4. Stabil pada kondisi penyimpanan.
5. Tidak berbau dan tidak berasa.
6. Tidak mempengaruhi/dapat bercampur dengan bahan lain dalam formula dan
bahan pengemas.
7. Larut dalam konsentrasi yang digunakan.
8. Tidak mahal.
b. Pendapar
Pertimbangan penggunaan pendapar adalah untuk menstabilkan zat aktif, untuk
meningkatkan bioavailabilitas yang maksimum. Dalam memilih pendapar harus
diperhatikan pengaruh pendapar tersebut terhadap stabilitas krim dan zat aktif.
c. Humektan atau pembasah
Humektan digunakan untuk meminimalkan hilangnya air dari sediaan mencegah
kekeringan dan meningkat penerimaan terhadap produk dengan meningkatkan
kualitas usapan dan konsistensi secara umum.
d. Antioksidan
Faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan antioksidan adalah warna, bau,
potensi, sifat iritan, toksisitas, stabilitas, stabilitas, kompatibilitas.
e. Pengompleks
Pengompleks diperlukan untuk megomplekskan logam yang ada dalam sediaan yang
dapat mengoksidasi.

3. Zat pengemulsi (emulgator)


a. Asam lemak dan alkohol
b. Zat pengemulsi
II.5 Karakteristik Sediaan Alas Bedak Cair

Sediaan alas bedak cair harus memiliki beberapa karakteristik sediaan sebagai berikut:

1. Alas bedak harus dapat menutupi urat nadi namun juga tidak boleh terlihat jelas.
2. Alas bedak harus lembut dan diformulasikan agar hanya meninggalkan lapisan sangat
tipis dan tidak berkilau di permukaan kulit.
3. Konsistensi dan warna alas bedak cair stabil dalam penyimpanan.
4. Alas bedak harus mengandung bahan yang mudah diserap oleh kulit.
5. Alas bedak harus mudah diaplikasikan dan mudah juga dibersihkan.
6. Alas bedak harus mengandung bahan yang lebih ringan dari bedak karena sebagai
pelindung kulit sehingga tidak menyumbat pori-pori kulit.

Dalam karakteristik cream foundation diharapkan tidak terjadi permasalahan yang


menyebabkan pengrusakan krim sebagai akibat dari ketidakstabilan emulsi, berikut ini faktor-
faktor yang menyebabkan rusaknya sediaan krim :
1. Cracking, yaitu koalesen dari globul yang terdispersi dan pemisahan fase terdispersi
membentuk lapisan yang terpisah.
2. Creaming, terjadi emulsi yang terkonsentrasi sehingga membentuk krim pada
permukaan emulsi.
3. Flokulasi, terjadi sebelum, saat, atau setelah creaming. Flokulasi merupakan agregasi
yang reversible dari droplet fase dalam berbentuk cluster 3 dimensi.

II.6 Formulasi Alas Bedak Cair Sebagai Pembanding


FORMULA I

Fase Nama Bahan Fungsi Kadar (%)

A Deionized Water Pelarut 6,00

A CMC 7HSF Zat pembasah 0,0

A Veegum Ultra Granules 0,5

A Lecithin Antioksidan, Anti jerawat 0,40

A Triethanolamine 99% Penyeimbang kadar pH 1,25


A Zemea® Propanediol 6,00

B Titanium Dioxide UV Titan, zat pewarna 8,00

B Red Iron Oxide Pewarna 0,40

B Yellow Iron Oxide Pewarna 0,80

B Black Iron Oxide Pewarna 0,10

B Colloidal Kaolin Zat tambahan (penyerap) 2,00

B Methyl Paraben Pengawet 0,20

C Isoeicosane Emolient 10,00

C Isostearic acid 1,00

C Stearic Acid Triple Pressed 2,50

C Glyceril Monostearate Solven 1,50

C Tridecyl Trimelitate 1,00

C Glyceryl Monostearate SE 1,00

C Propyl Paraben Fragrance ingredients; 0,20


Antimikroba

Formula 1

Prosedure: Dispersikan fase A agar seragam, tambahkan fase B ke A dan aduk sampai homogen. Cairkan fase C
di 75-80c. Panaskan mixturea A & B pada suhu 75-80C, aduk perlahan dan tambahkan fase C ke mixture A &
B. Aduk pada suhu 75C selama 15 menit. Dinginkan batch sampai suhu 25C.

FORMULA II

Fase Nama Bahan Fungsi Kadar


(%)

A Deionized Water Pelarut 50,60

A Glycerin Humektan 4,00


A Trehalose 0,20

A Dissolvine GL 8 (Tetrasodium Glutamate 0,0

Diacetate)

A1 Comixan ST/HV (Xanthan Gum) Surfaktan 0,0

A2 Aristoflex AVC (Ammonium Acryloyl-Dimethyltaurate) 6,00

B Eutanol G (Octyldodecanol) 8,00

B Fancol VB 0,40

B Lipex Shea (Butyrospernum Parkii Butter) 2,00

B Silcare 1 M 50 (Caprylyl Trimethicone) ,00

B Silube J208-212 (Lauryl PEG-8 Dimethicone) 8,00

B Tinogard TT (Pentaerythrityl Tetra-DI-T-Butyl 0,05


Hydroxyhydrocinnamate)
B Irgasan DP 300 (Triklosan) Anti bakteri 0,20

B Fenossietanolo (Phenoxyethanol) 0,80

B1 Titanium Dioxide UV Titan 10,00

B1 A 40 Tudor Oak (CI 77491, CI 77492, CI 77499) Pewarna 1,10

B1 A 407 Tudor Willow (CI 77491) Pewarna 1,45

C Deinozed Water Pelarut ,00

C Germall II (Diazolidinyl Urea) Anti bakteri 0,25

C Syn Coll (Glycerin Palmitoyl Tripeptide-5) 0,0

D Deionized Water Pelarut 2,00

D Lactic Acid Zat anti aging 0,20

D NaOH Pengawet 0,06

E Fleur de Pommier Parfume 0,0


Formula II

Prosedure:
1. Siapkan bahan-bahan Bagian A di Mixer utama, di bawah vakum. Setelah homogen , kemudian tambahkan
A1, panaskan pada suhu 40C dan setelah pembengkakan lengkap tambahkan A2. Lalu campur dan
homogenkan sampai swelling selesai. Panaskan pada suhu 70-75C .
2. Dalam sisi mixer lainnya, Bagian B meleleh di suhu 70-75C , kemudian tambahkan B1 dan lakukan
homogenisasi sampai dispersi lengkap .
3. Kemudian tambahkan Bagian B & B1 ke Bagian A, A1 dan A2.
4. Homogenisasikan selama 10' di bawah vakum 5. Diamkan pada suhu ruangan di bawah vakum .

FORMULA III

Fase Nama Bahan Fungsi Kadar


(%)

A VANATURAL® Bentonite Clay Zat pembasah ,00

A VANZAN® NF Xanthan Gum Surfaktan, peningkat 0,70


viskositas

A Water Pelarut 81,27

A Pentylene Glycol Humektan 5,00

B Iron Oxides (and) Microcrystaline Cellulose Pewarna 0,40

B Iron Oxide (C.I 77491) and Cellulose (C2-5 Red R-516) Pewarna 0,10

B Iron Oxide (C.I 77499) and Cellulose (C2-5 Black BL-100) Pewarna 0,0

B Titanium Dioxide and Cellulose and Alumina (C2-5 TiO UV Titan ,50
CR-50)

B Mica (and) Cellulose Pemberi warna 4,00

C PEG-14 Dimethicone Humektan 2,00

D Preservative Zat pengawet Qs

Formula III

Prosedure: Perlahan-lahan tambahkan VANATURAL dan VANZAN NF berurutan atau sebagai campuran
kering untuk air gelisah di geser maksimum yang tersedia . Aduk sampai sepenuhnya terhidrasi. Tambahkan
pentilena yang glikol , pencampuran sampai merata . Blend Bagian B dan menambah A dan aduk sampai halus.
Tambahkan Bagian C dan Bagian D dalam rangka; campurkan setelah sampai semua halus.
FORMULA IV

Fase Nama Bahan Fungsi Kadar


(%)

A VANATURAL® Bentonite Clay (and) Xanthan Gun Zat pembasah 4,00

A Water Pelarut 77,97

A Propanediol 5,00

B Iron Oxides (and) Microcrystaline Cellulose Pewarna 0,40

B Iron Oxide (C.I 77491) and Cellulose (C2-5 Red R-516) Pewarna 0,10

B Iron Oxide (C.I 77499) and Cellulose (C2-5 Black BL-100) Pewarna 0,0

B Titanium Dioxide and Cellulose and Alumina (C2-5 TiO UV Titan ,50
CR-50)

B Mica (and) Cellulose Pemberi warna 4,00

C Cetearyl Wheat Straw Glycosides (and) Cetearyl Alcohol Humektan 5,00

D Preservative Zat pengawet Qs

Formula IV

Prosedure: Perlahan-lahan tambahkan VANATURAL dan VANZAN NF berurutan atau sebagai campuran
kering untuk air gelisah di geser maksimum yang tersedia . Aduk sampai sepenuhnya terhidrasi. Tambahkan
pentilena yang glikol , pencampuran sampai merata . Blend Bagian B dan menambah A dan aduk sampai halus.
Tambahkan Bagian C dan Bagian D dalam rangka; campurkan setelah sampai semua halus.

II.7 Pengujian Sediaan


1. Uji Organoleptis
Sediaan alas bedak diamati dari bentuk warna dan bau. Warna dari foundation
disesuaikan dengan tingkatan warna kulit.
2. Uji pH
pH alas bedak harus sama dengan pH kulit yaitu sekitar 6-7
3. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses
pembuatan alas bedak cair bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan
tambahan lain yang diperlukan tercampur secara homogen. Persyaratannya harus
homogen sehingga alas bedak cair yang dihasilkan mudah digunakan dan terdistribusi
merata saat penggunaan pada kulit.
4. Dispersi Warna
Pewarna pada alas bedak wajah haruslah terdispersi secara homogen dalam dasar
bedak. Tidak boleh ditemukan adanya lapisan warna atau ketidak bercampuran pada
dispersi alas bedak yang menyebabkan pulverisasi yang jelek atau pengeluaran warna
keseragaman pada alas bedak dapat dengan mudah diperiksa dengan menyebarkannya
pada kertas putih dan diuji dengan kaca pembesar. Jika terdapat ketidakseragaman yang
terdeteksi, proses selanjutnya untuk memperoleh pengembangan warna maksimal harus
diperoleh dalam homogenitas.
5. Uji Viskositas
Uji viskositas pada liquid foundation perlu dilakukan untuk melihan viskositas dari
sediaan liquid foundation. Jika viskositas dari liquid foundation terlalu tinggi akan
menyulitkan pada saat dituang dan menyulitkan dalam pemakaian pada wajah.
Viskositas atau kekentalan yang dikehendaki dalam sediaan liquid foundation in tidak
terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
6. Uji Daya Lengket
Pengujian daya lengket foundation dilakukan untuk mengethaui kemampuan
foundation menempel pada permukaan kulit. Semakin besar daya lengket foundation
semakin besar ikatan yang terjadi dengan kulit sehingga foundation lebih tahan lama
menempel di kulit.
7. Uji Iritasi
Uji iritasi penting dilakukan untuk keamanan dari pemakaian foundation.
8. Evaluasi Stabilitas
Tujuan pemeriksaan kestabilan adalah untuk menjamin bahwa setiap foundation yang
didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun sudah cukup
lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan sebagai dasar penentuan
batas kadaluarsa, cara-cara penyimpanan yang perlu dicantumkan dalam label.
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Formulasi Alas Bedak Cair


No. Bahan Kadar (%)

1. Titanium oxide 4,00


2. Parafin cair 12,00
. Asam stearat 6,00
4. Besi oxide 3,00
5. Tokoferol 0,05
6. Metil Paraben 0,10
7. Propil Paraben 0,10
8. Talc 3,50
9. Mica 2,00
10. Parfume qs
11. Water 69,25

III.2. Karakteristik Alas Bedak Cair yang dibuat


Sediaan alas bedak cair yang dibuat harus memiliki beberapa karakteristik sediaan
sebagai berikut:
1. Alas bedak harus dapat menutupi flek hitam dan membuat kulit halus.
2. Alas bedak harus lembut dan diformulasikan agar hanya meninggalkan lapisan sangat
tipis supaya tidak kelihatan seperti memakai topeng.
3. Konsistensi dan warna alas bedak cair stabil dalam penyimpanan.
4. Alas bedak harus mudah diaplikasikan dan mudah juga dibersihkan.
5. Alas Bedak dapat berfungsi sebagai pelindung dari sinar UV (ultraviolet).

III.3. Metode Pembuatan


Adapun metode pembuatan alas bedak cair sebagai berikut
1. Bahan yang larut dalam lemak dilebur menjadi satu terlebih dahuludenganpemanasan,
seperti paraffin cair, cetil ester, asam stearate, dan isopropyl miristat (massa 1)b.
2. Talkum, α tokoferol, metil paraben, propil paraben, titanium oksida dan besioksida
digerus homogen (massa 2)c.
3. Dalam lumpang panas dituang massa 2 lalu digerus, kemudian ditambahka nmassa 1
perlahan-lahan sambil di aduk kuat sampai homogen keseluruhannya.
4. Gerus homogen sampai campuran dingin, di teteskan minyak mawar secukupnya.
5. Tuang campuran dalam wadah yang sesuai

III.4. Fungsi zat aktif dan bahan tambahan yang digunakan


1. Titanium Oksida
Titanium oksida sering digunakan pada kosmetik dan makanan, industri
plastik, juga pada sediaan topikal sebagai bahan pewarna. Karena indeks biasnya
yang tinggi, titanium oksida memiliki kemampuan sebagai tabir surya
sehinggadimanfaatkan sebagai bahan pewarna putih dan penangkal
cahaya.Cakupan dari cahaya yang menyebar dapat diubah oleh variasi ukuran
partikel dari serbuk titanium oksida. Sebagai contoh, titanium oksida yang
memiliki ukuran partikel sekitar 230 nm menyebarkan sinar tampak, tetapi
titanium oksidadengan ukuran partikel 60 nm menyebarkan sinar UV dan
memantulkan sinal Tampak.Titanium oksida digunakan pada sediaan kulit dan
kosmetik sebagai tabir surya. Konsentrasi yang aman tidak lebih dari 25%.
2. Parafin cair encer
Parafin cair encer memiliki penggunaan yang sama dengan minyak mineral.
Bahan tersebut umumnya digunakan pada formula sediaan topikal sebagai
pelembut dalam salep, juga digunakan sebagai cairan pembawa berminyak.Parafin
cair encer, juga digunakan dalam kosmetik & produk makanan
tertentu.Konsentrasi yang digunakan pada sediaan topikal emulsi adalah 1-20%.
3. Asam Stearat
Asam stearat sering digunakan pada sediaan oral dan topikal.Pada sediaan topikal,
asam stearat digunakan sebagai emulgator dan pelarut. Konsentrasi yang
digunakan pada sediaan krimdan salep adalah 1-20 %.e.
4. Besi Oksida
Besi oksida sering digunakan pada kosmetik, makanan dan sediaan farmasi
lainnya sebagai pewarna dan penyerap sinar UV. Penggunaan bersama dengan
titanium oksida dapat meningkatkan efek perlindungan terhadap sinar UV.
5. α-tokoferol
Tokoferol digunakan pada sediaan farmasi sebagai anti oksidan. Banyak
senyawa organik mudah mengalami autooksidasi bila dipaparkan keudara. Pada
autooksidasi, minyak-minyak tidak jenuh, seperti minyak nabati menimbulkan
ketengikan dengan bau, penampilan dan rasa yang tidakmenyenangkan. Dilain
pihak, minyak mineral dan hidrokarbon
jenuh yang berhubungan mudah mengalami degradasi oksidatif pada lingkungan
yang langka, oleh karena itu diperlukan penambahan anti oksidan dalam
sediaan.Konsentrasi yang digunakan pada sediaan topikal adalah 0,05%.
6. Metil Paraben
Metil paraben sering digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam
kosmetik, makanan dan sediaan farmasi lainnya. Dapat digunakan tunggal atau
dikombinasikan dengan paraben yang lain, atau dengan bahan antimikroba
lainnya. Penggunaan sebagai pengawet antimikroba paling sering digunakan
untuk kosmetik. Golongan paraben efektif pada jangkauan pH yang luas,meskipun
hanya lebih efektif untuk melawan kapang dan jamur. Metil paraben biasanya
digunakan sebagai pengawet fase air. Konsentrasi yang digunakan pada sediaan
topikal adalah 0,02-0,3%.i.
7. Propil Paraben
Propil paraben sering digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam
kosmetik, makanan dan sediaan farmasi lainnya. Dapat digunakan tunggal
ataudikombinasikan dengan paraben yang lain, atau dengan bahan antimikroba
lainnya. Penggunaan sebagai pengawet antimikroba paling sering digunakan
untuk kosmetik. Golongan paraben efektif pada jangkauan pH yang luas,
meskipun hanya lebih efektif untuk melawan kapang dan jamur.Propil paraben
biasanya digunakan sebagai pengawet fase minyak. Konsentrasi yang digunakan
pada sediaan topikal adalah 0,01-0,6%.
8. Talk
Talk digunakan sebagai bahan pengisi pada sediaan alas bedak. Penggunaan
talk bersama titanium oksida dapat memberikan efek merata pada kulit wajah,
sehingga dapat menyamarkan noda-noda di wajah atau menutupi warna kulit
wajah yang kurang rata.
9. Mica
Mica bersifat translusen dan memberikan kilau yang baik. Beberapa mica
dengan tambahan tertentu sering digunakan. Misalnya dilapisi dengan barium
sulfat speris yang akan berdifusi dan memberikan efek fokus yang lembut
sehingga dapat menyamarkan garis dan kerut.
10. Parfume
Minyak mawar digunakan sebagai pengaroma.
11. Water
Air digunakan sebagai pelarut dalam sediaan.

III.5. Evaluasi Sediaan Yang dibuat


 Uji Organoleptis
Sediaan alas bedak diamati dari bentuk warna dan bau. Warna dari foundation
disesuaikan dengan tingkatan warna kulit.
 Uji pH
pH alas bedak harus sama dengan pH kulit yaitu sekitar 6-7
 Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses
pembuatan alas bedak cair bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan
tambahan lain yang diperlukan tercampur secara homogen. Persyaratannya harus
homogen sehingga alas bedak cair yang dihasilkan mudah digunakan dan
terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit.
 Dispersi Warna
Pewarna pada alas bedak wajah haruslah terdispersi secara homogen dalam dasar
bedak. Tidak boleh ditemukan adanya lapisan warna atau ketidak bercampuran
pada dispersi alas bedak yang menyebabkan pulverisasi yang jelek atau
pengeluaran warna keseragaman pada alas bedak dapat dengan mudah diperiksa
dengan menyebarkannya pada kertas putih dan diuji dengan kaca pembesar. Jika
terdapat ketidakseragaman yang terdeteksi, proses selanjutnya untuk memperoleh
pengembangan warna maksimal harus diperoleh dalam homogenitas.
 Uji Viskositas
Uji viskositas pada liquid foundation perlu dilakukan untuk melihan viskositas
dari sediaan liquid foundation. Jika viskositas dari liquid foundation terlalu tinggi
akan menyulitkan pada saat dituang dan menyulitkan dalam pemakaian pada
wajah. Viskositas atau kekentalan yang dikehendaki dalam sediaan liquid
foundation in tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
 Uji Daya Lengket
Pengujian daya lengket foundation dilakukan untuk mengethaui kemampuan
foundation menempel pada permukaan kulit. Semakin besar daya lengket
foundation semakin besar ikatan yang terjadi dengan kulit sehingga foundation
lebih tahan lama menempel di kulit.
 Uji Iritasi
Uji iritasi penting dilakukan untuk keamanan dari pemakaian foundation.

 Evaluasi Stabilitas
Tujuan pemeriksaan kestabilan adalah untuk menjamin bahwa setiap foundation
yang didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun
sudah cukup lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan
sebagai dasar penentuan batas kadaluarsa, cara-cara penyimpanan yang perlu
dicantumkan dalam label.

III.6. Keunggulan Produk Alas Bedak Yang Dibuat


1. Mudah diaplikasikan pada wajah.
2. Memberikan efek yang lebih natural.
3. Memberi perlindungan terhadap sinar UV cocok untuk dipakai di iklim tropis.
4. Mudah dibersihkan dan tidak menutup pori pori kulit.
III.7. Gambar Produk Liquid Foundation

Gambar 3. Gambar Produk Liquid Foundation


BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

R/

Titanium oxide 4%
Parafin Cair 12%
Asam Stearat 6%
Besi Oxide 3%
Tokoferol 0,05%
Metil Paraben 0,1%
Propil Paraben 0,1%
Talc 3,5%
Mica 2%
Minyak mawar qs
Air 69,25%

 Karakteristik Sediaan Alas Bedak Cair Secara Umum


 Alas bedak harus dapat menutupi urat nadi namun juga tidak boleh terlihat jelas
(terlalu tebal).
 Alas bedak harus lembut dan diformulasikan agar hanya meninggalkan lapisan
sangat tipis dan tidak berkilau di permukaan kulit.
 Konsistensi dan warna alas bedak cair stabil dalam penyimpanan.
 Alas bedak harus mengandung bahan yang mudah diserap oleh kulit.
 Alas bedak harus mudah diaplikasikan dan mudah juga dibersihkan.
 Alas bedak harus mengandung bahan yang lebih ringan dari bedak karena sebagai
pelindung kulit sehingga tidak menyumbat pori-pori kulit.

 Karakteristik Sediaan Alas Bedak Cair yang Dibuat

 Mudah diaplikasikan pada wajah.


 Memberikan efek yang lebih natural.
 Memberi perlindungan terhadap sinar UV cocok untuk dipakai di iklim tropis.
 Mudah dibersihkan dan tidak menutup pori pori kulit.
4.2. Saran
Perlu dilakukannya penelitian tentang formulasi sediaan alas bedak cair untuk
mengetahui formulasi yang mudah diaplikasikan ke wajah dan memberi hasil yang bagus
dan natural.

Anda mungkin juga menyukai