PENDAHULUAN
peluang yang besar sebagai sumber pembiayaan bagi masyarakat dan sektor
mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi, serta
sehingga tingkat kompetisi di dunia perbankan juga semakin tajam. Pada tahun
antara peningkatan daya saing dan memperkuat ketahanan perbankan. Untuk itu
1
Bank Indonesia menganggap bahwa sudah seharusnya setiap bank menerapkan
prinsip kehati–hatian dan pelaksanaan tata kelola yang baik. Selain itu, dalam
rangka mengarahkan kegiatan operasional bank sesuai visi dan misinya, bank
dalam perekonomian yang masih sering mengalami pasang surut (Bank Indonesia:
Kajian Stabilitas Keuangan, 2012:3). Sejak terjadi krisis moneter tahun 1997,
yang dilikuidasi dan sekaligus dicabut izin usahanya oleh pemerintah serta 45
bank lainnya yang bermasalah. Pada tahun 1999, sebanyak 38 bank ditutup, tahun
2004 Bank Dagang Bali dan Bank Aspac dilikuidasi, tahun 2005 Bank Global
ditutup, tahun 2008 kasus Bank Century dan penutupan Bank Indover, dan pada
tahun 2009 terjadi pencabutan ijin usaha Bank IFI oleh pemerintah. Sedangkan
kasus yang marak terjadi adalah tindak pidana di bidang perbankan atau sering
menganggu sektor ekonomi secara luar yang juga meliputi kejahatan pasar modal
(capital market crime), kejahatan computer (computer crime), baik dengan timbul
akibat kerugian pada perusahaan swasta, maupun pemerintah dan BUMN, fiskal
2
dan Bea Cukai (custom crime). Kasus tipibank misalnya seperti pembobolan uang
sebagainya.
menyempit. Sangat sulit bagi bank jika bergantung pada pendapatan bunga, sebab
margin semakin menipis dan berdampak pada laba perusahaan. Berdasarkan data
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba tahun berjalan bank umum hingga April 2015
37,9 triliun pada April 2014. Sejumlah bank besar berkontribusi terhadap
penurunan tersebut, salah satunya PT. Bank Negara Indonesia Tbk (BNI)
pertumbuhan labanya secara tahun ke tahun tercatat minus 50,8%. Laba BNI turun
dari Rp 4,94 triliun pada Juni 2014 menjadi Rp 2,43 triliun pada Juni 2015. Selain
BNI ada dua bank lainnya yang juga sudah secara terbuka menyampaikan
dialami BNI juga dialami oleh PT. Bank Danamon Tbk (Bank Danamon), laba
16% jika dibandingkan semester I tahun 2014 dari Rp 1,49 triliun menjadi Rp
1,25 triliun.
3
Kepercayaan masyarakat terhadap perbankan sesungguhnya sangat
dipengaruhi oleh pencapaian dunia perbankan itu sendiri dan bagaimana upaya
otoritas moneter, serta tuntutan konsumen yang semakin variatif. Bagi sebuah
bank, tidaklah cukup hanya dengan memberikan jasa–jasa keuangan saja, tetapi
yang terpenting adalah bagaimana cara untuk meningkatkan mutu dari pemberian
semua pihak terjaga dan kelangsungan hidup bank terjamin. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa nilai perusahaan (value of the firm) telah menjadi aspek
pada saat ini tetapi juga mencerminkan prospek dan harapan akan kemampuan
perusahaan salah satunya yaitu struktur modal, ukuran perusahaan dan kinerja
keuangan.
4
Struktur modal perusahaan merupakan salah satu faktor fundamental
mencangkup tiga unsur penting yaitu keharusan untuk membayar balas jasa atas
penggunaaan modal kepada pihak yang meyediakan dana tersebut, atau sifat
keharusan untuk pembayaran biaya modal, sampai seberapa jauh kewenangan dan
campur tangan pihak penyedia dana itu dalam mengelola perusahaan dan resiko
dengan nilai perusahaan yang ditunjukkan oleh peningkatan harga saham. Teori
perusahaan karena semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin mudah
perusahaan karena perusahaan yang baik memiliki kinerja yang baik juga.
Beberapa rasio yang termasuk ke dalam kinerja keuangan salah satunya yaitu
menghasilkan laba, aset dan modal saham tertentu. Profitabilitas penting dalam
5
usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang,
prospek yang baik dimasa yang akan datang. Dengan demikian setiap badan usaha
keuangan terhadap nilai perusahaan yaitu penelitian yang di lakukan oleh Putu
Yunita Saputri Dewi, dkk (2014), menyatakan bahwa secara simultan struktur
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang di lakukan oleh
dan risiko perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Efek Indonesia. Perusahaan perbankan cukup menarik untuk diteliti karena saat
ini kegiatan masyarakat tidak terlepas dari jasa perbankan. Selain itu, perusahaan
perbankan merupakan salah satu lembaga yang memegang peranan penting dalam
memiliki fungsi intermediasi atau sebagai perantara antara pemilik modal dengan
6
pengguna data. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang mempengaruhi
nilai perusahaan yaitu struktur modal, ukuran perusahaan, dan kinerja keuangan.
periode 2012-2015)”.
2015?
2015?
2015?
7
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang ada, maka hasil penelitian ini
2012-2015.
2012–2015.
2012–2015.
1) Manfaat Teoritis
2) Manfaat Praktis
a) Bagi Penulis
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana pada
8
b) Bagi Pihak Luar
membaca.
Untuk memberikan secara garis besar mengenai isi susunan penelitian ini,
maka berikut dikemukakan sistematika penulisan dan uraian singkat mengenai isi
Bab I Pendahuluan
penelitian.
nilai perusahaan. Pada bagian akhir bab ini akan dimuat hasil–hasil
9
Bab III Metode Penelitian
Dalam bab ini menguraikan tentang desain penelitian, lokasi dan ruang
terdiri dari 2 yaitu analisis deskriptif dan uji hipotesis. Analisis deskriptif
meliputi hasil uji statistik, hasil uji asumsi klasik yang terdiri dari uji
determinasi), hasil uji statistik F dan hasil uji signifikansi parsial (uji t).
Pada akhir bab ini akan dimuat pembahasan dan hasil penelitian.
Bab ini merupakan bab terakhir yang meliputi kesimpulan dari seluruh
10
BAB II
tercermin pada harga saham (Bringham & Houston, 2006). Nilai perusahaan juga
terkait erat dengan harga sahamnya. Harga saham yang tinggi membuat nilai
perusahaan juga menjadi tinggi, dan meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya
terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa
menurut (Keown, 2004) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat
berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Jadi, nilai perusahaan
sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi akan membuat
11
pasar percaya tidak hanya kinerja perusahaan saat ini namun juga prospek
perusahaan di masa depan. Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm
adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm)
perusahaan.
Nilai perusahaan dapat diukur dengan rasio yang disebut rasio penilaian
Menurut (Weston dan Copeland, 2008) rasio penilaian terdiri dari PER, PBV, dan
sebagai berikut:
earning per share dalam saham. Price Earning Ratio merupakan fungsi
menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini
12
berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. PBV juga
3) Rasio Tobin’s Q
pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar
investasi incremental.
menghasilkan arus kas, tetapi juga bergantung pada karakteristik operasional dan
keuangan dari perusahaan yang diambil alih. Beberapa variabel kuantitatif yang
1) Nilai Buku
Nilai buku per lembar saham (BVS) digunakan untuk mengukur nilai
shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung
yang beredar.
2) Nilai Appraisal
13
menghasilkan earnings. Nilai appraisal juga akan berguna dalam situasi
alam, atau bagi suatu organisasi yang beroperasi dalam keadaan rugi.
3) Nilai Pasar
Pendekatan nilai pasar adalah salah satu yang paling sering dipergunakan
menawarkan sebagai hasil merger dan akuisisi. Nilai sekarang dari arus
kas ini kemudian akan ditentukan dan akan menjadi jumlah maksimum
yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik
perusahaan dapat dihitung dengan rasio Price to Book Value (PBV), Price
Earning Ratio (PER), dan rasio Tobins’Q. Dalam penelitian ini diukur dengan
14
Price to Book Value (PBV) untuk mengukur nilai perusahaan, karena rasio PBV
yang memiliki rasio PBV yang meningkat dari tahun ke tahun berarti perusahaan
rasio PBV dapat diartikan semakin tinggi suatu perusahaan dinilai oleh para
Salah satu isi paling penting yang dihadapi oleh para manajer keuangan
hubungan antara sruktur modal dan nilai perusahaan, hutang jangka panjang,
saham preferen dan saham biasa (Wira Pratama dan Putu Wirawati, 2016).
jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka
dengan struktur modal perbandingan jumlah utang jangka pendek yang bersifat
permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Sementara itu
modal sendiri dengan hutang jangka panjang dalam pembiayaan permanen (Inggi
Rovita Dewi, 2014). Struktur keuangan adalah pertimbangan antara utang dengan
modal sendiri. Dengan kata lain struktur modal merupakan bagian dari struktur
15
keuangan. Menurut Brigham dan Houston (2001) ada beberapa faktor yang
1) Stabilitas Penjualan
stabil.
2) Struktur Aktiva
3) Leverage Operasi
4) Tingkat Pertumbuhan
modal ekternal, namun pada saat yang sama perusahaan yang memiliki
hutang.
Struktur permodalan suatu bank adalah cara yang ditempuh bank tersebut
dalam membiayai aset dan kegiatan bisnisnya. Cara pembiayaannya itu biasanya
16
penerbitan surat utang, obligasi, dan beragam jenis pinjaman lainnya. Struktur
juga merupakan kombinasi dari hutang jangka panjang dan modal yang
dikelompokkan dalam dua jenis yaitu ekuitas dan hutang. Variabel-variabel yang
Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
modal sendiri.
perusahaan yaitu:
17
1) Teori sinyal (Signaling Theory) yang menyatakan bahwa saat manajemen
hutang dan bunganya dengan tepat waktu. Teori tersebut hanya menjelaskan
3) Teori trade-off. Struktur modal yang optimal ditentukan oleh trade-off yang
meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada titik tertentu. Setelah titik
Dalam penelitian ini struktur modal di ukur dengan Debt to Equity Ratio
(DER). DER adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage
18
perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan modal
semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri. Teori struktur modal
sama seperti yang dinyatakan oleh (Bhayani 2009) dalam septika 2013, “the
optimum debt level represents the debt level that maximizes firm value” bahwa
tingkat hutang yang optimal dan tepat diharapkan mampu untuk memaksimalkan
nilai perusahaan.
perusahaan. Besar kecilnya usaha tersebut ditinjau dari lapangan usaha yang
2011). Ukuran perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan
memiliki total aset yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam
mempergunakan aset yang ada diperusahaan tersebut. Jika dilihat dari sisi
19
menentukan nilai suatu perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan cerminan total
menjadi dua jenis, yaitu perusahaan berskala kecil dan perusahaan berskala besar.
besar kecilnya suatu perusahaan dan salah satu variabel yang dipertimbangkan
pengaruh yang berbeda terhadap nilai perusahaan suatu perusahaan. Dalam hal
ukuran perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat
aset yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang
dengan kekhawatiran yang dilakukan oleh pemilik atas asetnya. Jumlah aset yang
akan menurunkan nilai perusahaan jika dinilai dari sisi pemilik perusahaan. Akan
tetapi jika dilihat dari sisi manajemen kemudahan yang dimilikinya dalam
tingkat penjualan (Seftianne, 2011). Dalam penelitian ini salah satu indikator yang
dipilih untuk digunakan adalah total aset. Perusahaan yang memiliki total aset
lebih besar, maka pihak manajemen akan lebih leluasa dalam mempergunakan
20
aset yang ada di perusahaan tersebut. Kebebasan itu tentunya dimanfaatkan untuk
perusahaan, dan tentu saja untuk meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Dalam
penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan log of total assets. Log of total
perusahaan yang besar dengan ukuran perusahaan yang terlalu kecil, maka nilai
baik terdapat dua acuan yang paling dominan yang dapat dilakukan. Penilaian ini
dapat dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan. Menurut (Fahmi, 2011)
kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Menurut (Sawir, 2005) kinerja
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan. Jadi, dapat
21
1) Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat
ditagih.
(Munawir, 2002).
1) Profitabilitas
laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi atau aktiva, dan
berhubungan dengan penjualan, modal rata–rata dan ekuitas saham biasa rata-
22
1) Gross Profit Margin (GPM)
kotor terhadap penjualan bersihnya. Gross profit adalah net sales dikurangi
dengan harga pokok penjualan sedangkan net sales adalah total penjualan
bersih selama satu tahun. Nilai GPM berada diantara 0 dan 1. Nilai GPM
keuntungan.
terhadap penjualan bersihnya. Nilai NPM ini juga berada diantara 0 dan 1.
Nilai NPM semakin besar mendekati satu, maka berarti semakin efisien
biaya yang dikeluarkan dan juga berarti semakin besar tingkat kembalian
keuntungan bersih.
23
laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. ROE secara eksplisit
2) Likuiditas
atau hutang jangka pendek dapat dipenuhi atau ditutup dari aktiva yang
juga berputar dalam jangka pendek (Rahardjo, 2005). Konsep operasi ini
3) Analisis Aktivitas
berbagai unsur aktiva yaitu persediaan, piutang, aktiva tetap serta aktiva
keuangan yaitu dengan melihat pengaruh dari profitabilitas, likuditas, dan analisis
aktivitas. Dalam penelitian ini diukur dengan rasio profitabilitas yang diwakili
oleh Return on assets (ROA). Rasio ini digunakan karena memiliki keunggulan
24
yaitu pengukuran yang komperhensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan
keuangan, dan ROA merupakan penghubung yang dapat diterapkan pada setiap
unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha.
Ang (1997) menyatakan bahwa return on asset diukur dari laba bersih setelah
pajak (net income after tax) terhadap total aset. Hal ini mencerminkan
operasi. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik,
Ayu Sri Mahatma Dewi dan Ary Wirajaya (2013), dengan judul “Pengaruh
profitabilitas dan ukuran perusahaan pada nilai perusahaan di BEI periode 2009-
25
perusahaan manufaktur dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis regresi linier berganda. Adapun hasil dari penelitian ini
Terhadap Performa Keuangan dan Nilai Perusahaan yang listing di BEI (Studi
performa keuangan dan nilai perusahaan pada perusahaan yang masuk kedalam
saham sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Sampel dalam penelitian ini
Dan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa capital structure yang diukur
kinerja keuangan yang diukur dengan Return on Asset (ROA) dan nilai
dan Struktur Biaya terhadap Nilai Perusahaan Industri Keramik, Porcelen dan
apakah struktur modal, profitabilitas dan struktur biaya berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada industri Keramik, Porselen, dan Kaca di Bursa Efek Indonesia.
Sampel yang digunakan adalah industri keramik, porselen dan kaca di BEI
26
periode 2007-2011 dan telah menerbitkan laporan keuangan selama periode
Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan
profitabilitas, dan struktur biaya. Dan hasil penelitian ini yaitu pada variabel
struktur modal, profitabilitas dan struktur biaya secara simultan tidak memiliki
I Gusti Bagus Angga Pratama dan I gusti Bagus Wiksuana (2016), dengan
digunakan adalah metode observasi non partisipan dengan teknik analisis jalur
(path analysis). Dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan,
27
ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan serta profitabilitas tidak mampu
dan untuk memberikan bukti empiris bahwa ada pengaruh faktor-faktor dalam
keputusan pendanaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
pertambangan yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Dan hasil dari
penelitian ini yaitu hasil hipotesis menunjukkan bahwa hanya terdapat tiga
variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan yaitu
28
profitabilitas (ROE) secara parsial terhadap nilai perusahaan (PBV). Populasi
Metode analisis data yag digunakan adalah analisis regresi linear berganda dan uji
dalam penelitian ini dapat disimpulkan hasil uji t menunjukkan bahwa variabel
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil uji F
R square (R2) sebesar 0.316, hal ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan dapat
29
yang masuk ke dalam LQ 45 sebanyak 35 perusahaan pada periode 2008, 34
perusahaan pada periode 2009, 40 perusahaan pada periode 2012. Metode analisis
data yang digunakan yaitu analisis regresi berganda dan pengujian data dilakukan
dengan dibantu oleh program SPSS 19. Dan adapun hasil dari penelitian ini
Dalam struktur modal diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER). DER
digunakan dalam penelitian ini untuk mewakili konsep struktur modal dan sebagai
ukuran peranan hutang yang dimana menurut Trade-off theory menjelaskan bahwa
jika posisi struktur modal berada dibawah titik optimal maka setiap penambahan
hutang akan meningkatkan nilai perusahaan dan sebaliknya jika posisi struktur
modal berada dititik optimal maka setiap penambahan hutang akan menurunkan
nilai perusahaan. Oleh karena itu, dengan asumsi titik target struktur modal belum
positif terhadap nilai perusahaan (Hasnawati dalam Novita Santi Puspita, 2005).
DER adalah perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total
30
ekuitas perusahaan. Struktur modal juga merupakan kombinasi dari hutang jangka
panjang dan modal yang dipertahankan oleh perusahaan dimana struktur modal
yaitu Ta’dir Eko Prasetia, dkk (2014) dalam penelitiannya menyatakan struktur
struktur modal terhadap nilai perusahaan, maka hipotesis yang dapat diajukan
sebagai berikut:
banyak dari pada perusahaan kecil. Ukuran perusahaan dilihat dari total aset yang
perusahaan. Jika perusahaan memiliki total aset yang besar, pihak manajemen
lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada diperusahaan tersebut. Ukuran
dapat terlihat dari total aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Ukuran
31
mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang baik sehingga meningkatkan
nilai dari suatu perusahaan. Nilai perusahaan yang meningkat dapat ditandai
dengan total aktiva perusahaan yang mengalami kenaikan dan lebih besar
Bagus Angga Pratama dan I Gusti Bagus Wiksuana (2016) dalam penelitiannya
perusahaan.
ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan, maka hipotesis yang dapat diajukan
sebagai berikut:
dengan menganalisa rasio keuangan yang salah satunya dengan Return On Asset
(ROA). ROA merupakan salah satu rasio yang mengukur rasio profitabilitas yang
selalu menjadi fokus utama para pengguna laporan keuangan ketika ingin melihat
kinerja dari suatu perusahaan. ROA merupakan rasio yang mengukur kemampuan
menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham. Sehingga jika
32
semakin tinggi rasio yang mengukur besarnya laba perusahaan, maka hal tersebut
yang tinggi dan memaksimalkan kekayaan para pemegang saham. Semakin besar
kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan, maka hipotesis yang dapat diajukan
sebagai berikut:
33
BAB III
METODE PENELITIAN
perusahaan dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan maka rasio yang
dari hutang jangka panjang dan modal yang dipertahankan oleh perusahaan
(pembelanjaan dari luar perusahaan) dikelompokkan dalam dua jenis yaitu ekuitas
dan hutang. Oleh karena itu, struktur modal diukur dengan debt to equity ratio
(DER). DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage
perusahaan.
Ukuran perusahaan dapat diukur dari total aset yang dimiliki oleh
besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan
34
seberapa besar aset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Aset yang dimiliki ini
perusahaan yang terkait erat dengan harga sahamnya. Harga saham yang tinggi
pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek
dapat diukur dengan Price to Book Value (PBV). Berdasarkan telaah pustaka dan
hasil penelitian terdahulu, maka model analisis dapat digambarkan pada gambar
3.1 berikut:
35
Gambar 3.1
Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan
(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2015)
(
Struktur Modal (X1)
Kinerja Keuangan(X3)
mengakses data melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan
36
3.4 Identifikasi Variabel
berikut:
(DER), ukuran perusahaan yang dapat diukur dari total aset yang dimiliki
(ROA)
harus diamati dan mengukur suatu variabel atau konsep untuk menguji
37
1) Nilai Perusahaan (Y)
sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat
tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek
Dalam struktur modal diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER). DER
digunakan dalan penelitian ini untuk mewakili konsep struktur modal dan
adalah
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
DER =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠……………………………………………………......(2)
38
total aset karena digunakan untuk menganalisis apakah total aset
a. Total Aset
Aset adalah sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau
ini diukur dengan rasio profitabilitas yang diwakili oleh Return on assets
(ROA). Ang (1997) menyatakan bahwa return on asset diukur dari laba
bersih setelah pajak (net income after tax) terhadap total aset. Hal ini
39
memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk kegiatan operasi.
Pada penelitian ini jenis data menggunakan data sekunder yang bersifat
kuantitatif. Data sekunder umumnya berasal dari bukti, catatan, atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) baik yang
kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dan data sekunder diperoleh dari situs
resmi Bursa Efek Indonesia periode 2012–2015 yang memiliki laporan keuangan
yang lengkap. Selain itu data dan informasi lainnya di peroleh dari artikel, jurnal
Bursa Efek Indonesia 2012-2015. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak
40
sampel didasari dengan pertimbangan dan kriteria tertentu. Kriteria yang
periode 2012-2015
Tabel 3.1
Kriteria Pengambilan Sampel
Kriteria Jumlah
41
3.8 Metode Pengumpulan Data
1) Metode Dokumentasi
2) Penelitian Pustaka
jurnal ilmiah dan pustaka lainnya yang dapat mendukung sebagai bahan
peneliti akan melakukan serangkaian tahap untuk menghitung dan mengolah data–
data tersebut, agar dapat mendukung hipotesis yang telah diajukan. Teknik
data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
2013:206). Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi mean,
42
1) Mean yaitu rata–rata dari nilai data penelitian
2) Standar deviasi yaitu besarnya varians atau perbedaan nilai antara nilai data
kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini
apakah dalam model regresi yang dibuat berdistribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
variabel bebas dan variabel terikat. Pada Uji Normalitas dilakukan dengan
analisa:
43
1) Jika nilai probabilitas > taraf signifikansi yang ditetapkan (α=0,05), maka
2) Jika nilai probabilitas < taraf signifikansi yang ditetapkan (α=0,05), maka
apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau
regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF).
Nilai cut off atau batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
mutikolineritas adalah nilai Tolerence < 0,10 atau nilai VIF > 10, dengan dasar
1) Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi masalah
2) Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka terjadi masalah
menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual
44
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
ada tidaknya heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah melakukan uji Glejser.
Metode ini dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual dengan variabel
bebas. Jika nilai Sig.>0,05 maka dikatakan model bebas dari heteroskedastisitas.
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi
bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat, yang bertujuan untuk membuktikan
ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih
variabel bebas. Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data
45
Dimana:
Y = Nilai Perusahaan
X1 = Struktur Modal
X2 = Ukuran Perusahaan
X3 = Kinerja Keuangan
e = Standar Eror
46
variabel dependen atau variabel terikat yakni nilai perusahaan (Ghozali,
2) Pengujian Hipotesis
1) Merumuskan hipotesis
47
BAB IV
sebagai berikut:
2) Pada tahun 1914–1918 Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia
4) Pada awal tahun 1939 Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di
Perang Dunia II
48
(Badan Pelaksana Pasar Modal). Pengaktifan kembali pasar modal ini juga
emitmen hingga tahun 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih
10) Pada tahun 1987 ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987
Indonesia.
11) Pada tahun 1988–1990 Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar
Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat
meningkat.
12) Pada tanggal 2 Juni 1988 Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi
14) Pada tanggal 16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi
dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT. Bursa Efek
Surabaya.
15) Pada tanggal 13 Juli 1992 Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
49
16) Pada tanggal 22 Mei 1995 Sistem Otomatis perdagangan di BEJ
Systems)
18) Pada tahun 1995 Bursa Pararel Indonesia merger dengan Bursa Efek
Surabaya.
19) Pada tahun 2000 Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (Scripless trading)
20) Pada tahun 2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak
21) Pada tahun 2007 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
pertambangan, sektor industri dasar kimia, sektor aneka industri, sektor industri
barang konsumsi, sektor properti, sektor infrastruktur, sektor keuangan, dan sektor
50
Sektor keuangan adalah salah satu kelompok perusahaan yang ikut
berperan aktif dalam pasar modal karena sektor keuangan merupakan penunjang
Indonesia terbagi menjadi lima sub sektor yang terdiri dari perbankan, lembaga
pembiayaan, perusahaan efek, perusahaan asuransi dan lain- lain. Sub sektor
perbankan merupakan perusahaan yang saat ini banyak diminati oleh para investor
karena imbal hasil atau return atas saham yang akan diperoleh menjanjikan. Bank
giro, tabungan, dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk
yang listing di Bursa Efek Indonesia. Bank merupakan perusahaan yang bergerak
No.10 Tahun 1998 fungsi bank di Indonesia adalah tempat menghimpun dana dari
masyarakat, dan sebagai penyalur dana atau pemberi kredit, bank memberikan
51
maka dari itu penting untuk melihat perkembangan kinerja perusahaan perbankan
yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2012 sampai 2015 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Pertumbuhan Emiten, Aset, Laba dan Modal Perusahaan yang Listing di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015
(Dalam Miliar Rupiah)
Jumlah
Tahun Emiten Jumlah Aset Jumlah Laba Jumlah Modal
2012 32 3.289.815 76.747 392.176
2013 36 3.699.391 86.816 452.695
2014 40 4.374.058 101.151 582.447
2015 42 4.809.158 121.473 629.870
Sumber: Data diolah, 2016(www.idx.co.id)
perusahaan dengan jumlah aset 3.289.815 miliar, jumlah laba 76.747 miliar, dan
jumlah modal 392.176 miliar. Pada tahun 2013 jumlah emiten 36 perusahaan
dengan jumlah aset 3.699.391 miliar, jumlah laba 86.816 miliar, dan jumlah
modal 452.695 miliar. Pada tahun 2014 jumlah emiten 40 perusahaan dengan
jumlah aset 4.374.058 miliar, jumlah laba 101.151 miliar, dan jumlah jumlah
modal 582.447 miliar. Pada tahun 2015 jumlah emiten 42 perusahaan dengan
jumlah aset 4.809.158 miliar, jumlah aset 121.473 miliar, dan jumlah modal
mengalami peningkatan yang cukup baik yaitu pada jumlah aset, jumlah laba,
52
jumlah modal yang dilaporkan oleh perusahaan perbankan meningkat seiring
PT. Bank Capital Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 20 April 1989
dengan nama PT. Bank Credit Lyonnais Indonesia. Pada tanggal 1 September
2004, nama bank diubah dari PT. Credit Lyonnais Indonesia menjadi PT. Bank
Capital Indonesia.
predikat “Banking Efficiency Award 2007”, lima besar kategori “Bank Campuran
atas kinerja keuangan tahun 2012 oleh majalah infobank dalam ajang “infobank
award 2013”, mendapat predikat “sangat bagus” atas kinerja keuangan tahun 2014
PT. Bank Central Asia Tbk (Bank) didirikan di Negara Republik Indonesia
dengan Akta Notaris Raden Mas Soeprapto tanggal 10 Agustus 1955 No.38
dengan nama “N.V. Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory”.
53
Nama bank telah diubah beberapa kali, terakhir berdasarkan Akta Wargio
Suhardjo, S.H., pengganti Notaris Ridwan Suselo, tanggal 21 Mei 1974 No. 144,
PT. Bank Central Asia Tbk (BCA) berhasil meraih penghargaan dalam
ajang bergengsi Asia Money 25th Poll of Polls Roundtable & Awards 2014 untuk
kategori Best Domestic FX Bank in Indonesia dan Best Local Cash Management
Bank in Indonesia. Dengan diraihnya penghargaan ini menjadi salah satu bukti
konsumen. Selain itu, penghargaan ini akan memacu Bank BCA untuk selalu
nasabah. Prestasi ini sangat membutuhkan kerjasama dan komitmen yang kuat
dari seluruh stakeholder, peran salah satu stakeholder juga menjadi pertimbangan
penting.
PT. Bank Bukopin Tbk yang berdiri sejak tanggal 10 Juli 1970
menfokuskan diri pada segmen UMKMK. Selama lebih dari empat dasawarsa,
Bank Bukopin tumbuh dan berkembang menjadi salah satu Bank swasta nasional
menengah atas di Indonesia dengan jumlah aset sebesar Rp. 65,69 triliun pada
akhir tahun 2012, meningkat dari Rp. 57,18 triliun pada tahun sebelumnya. Selain
segmen UMKMK, yang sejak tahun 2008 telah dipilah menjadi segmen Mikro
dan segmen Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK), Bank Bukopin juga
54
Keempat segmen bisnis tersebut, ditambah dengan bisnis Perbankan
Internasional dan Treasury, merupakan enam pilar usaha Bank Bukopin. Selain
itu, Bank Bukopin memiliki dua perusahaan anak yaitu PT. Bank Syariah
Bukopin dan PT. Bukopin Finance, dengan hasil usaha yang dikonsolidasikan
kedalam laporan keuangan Bank Bukopin. PT. Bukopin Finance dahulu bernama
PT. Indo Trans Buana Multi Finance didirikan pada tanggal 11 Maret 1983,
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembiayaan sewa guna usaha dan
multi finance. Sedangkan Bank Syariah Bukopin dahulu bernama PT. Bank
mana Bank Bukopin menyalurkan sebagian besar kreditnya. Bank Bukopin juga
memiliki kerja sama dengan koperasi simpan yang menyalurkan kredit ke segmen
usaha mikro, melalui jaringan simpan pinjam Swamitra. Jaringan simpan pinjam
ekonomi pedesaan dan pasar tradisional sejak tahun 1998, terus berkembang
PT. Bank Negara Indonesia Tbk berdiri sejak tahun 1946, BNI yang
dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang
pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia yaitu ORI atau
55
diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang
di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1996. Untuk
nasional, BNI melakukan sejumlah aksi korporasi, antara lain proses rekapitulasi
oleh Pemerintah di tahun 1999, divestasi saham Pemerintah di tahun 2007, dan
peawaran umum saham terbatas di tahun 2010. Saat ini, 60% saham-saham BNI
tercatat sebagai bank nasional terbesar ke-4 di Indonesia, dilihat dari total aset,
total kredit maupun total dana pihak ketiga. Dalam memberikan layanan finansial
secara terpadu, BNI didukung oleh sejumlah anak perusahaan yaitu Bank BNI
Syariah, BNI Multi Finance, BNI Securities, BNI Life Insurance, dan BNI
Remittance.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau yang lebih dikenal dengan
nama bank BTN memiliki sejarah yang sangat panjang di industri perbankan di
Indonesia bank BTN telah berdiri sejak tahun 1897 dengan nama postspaar bank.
56
aset melalui pencatatan transaksi Kontrak Investasi Kolektif-Efek Beragun Aset
konsistensi selama lebih dari enam dekade, dalam menyediakan beragam produk
dan layanan di bidang perumahan, terutama melalui KPR, baik KPR Subsidi
untuk segmen menengah ke bawah maupun KPR Non Subsidi untuk segmen
menengah keatas.
salah satunya yaitu meraih penghargaan Digital Brand KPR Tahun 2013 pada
tanggal 30 Januari 2014 dari Infobank Award, meraih penghargaan The Preferred
Rp.188,06 triliun, didukung 1.901 kantor cabang pelayanan dan pusat pelayanan,
terdiri dari kantor cabang konvensional, unit Danamon simpan pinjam, unit
1.454 ATM dan 70 CDM, serta puluhan ribu ATM melalui kerja sama dengan
Indonesia.
57
Danamon mengembangkan beragam bisnis perbankan, meliputi perbankan
management), layanan tresuri dan pasar modal, layanan lembaga keuangan serta
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai
Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya,
Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan
Indonesia. Sejarah keempat bank tersebut dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun
yang lalu. Keempat bank tersebut telah membentuk riwayat perkembangan dunia
perbankan di Indonesia.
PT. Bank Mandiri Tbk meraih beberapa penghargaan yaitu dalam survei
BSEM 2016 oleh Marketing Research Indonesia (MRI) dan Majalah Infobank
yang dilakukan di Jakarta, Medan, Bogor, Tanggerang dan Malang, Bank Mandiri
kembali menjadi pemuncak daftar 10 Bank terbaik dalam pelayanan prima dengan
nilai 83,04 Prestasi puncak sebagai The Best Bank Service Excellence ini
58
merupakan ke sembilan kalinya diperoleh Mandiri secara berturut–turut dari tahun
2008 sampai tahun 2016. Dan Bank Mandiri berhasil meraih predikat sebagai The
2010-2016), meraih The Golden Trophy for Banking Service Excellence (5 tahun
PT. Bank Bumi Arta Tbk pertama kali didirikan di Jakarta pada tanggal 3
Maret 1967 dengan nama Bank Bumi Arta Indonesia. Pada tanggal 18 September
1976 Menteri Keuangan Republik Indonesia memberikan izin kepada Bank Bumi
menjadi kantor cabang Bank Bumi Arta. Kantor Cabang Yigyakarta dan
Magelang kemudian dipindahkan ke Medan dan Bandar Lampung hingga saat ini.
serta untuk lebih professional dan transparan pada tanggal 1 Juni 2006 Bank Bumi
Bursa Efek Jakarta. Bumi Arta pada tahun 2014 dan 2015 memperoleh
59
penghargaan “infobank Awards” dari Majalah infobank dengan predikat Sangat
PT. Bank Victoria Internasional Tbk pertama kali didirikan dengan nama
PT. Bank Victoria tanggal 28 Oktober 1992. Bank Victoria menjadi perusahaan
terbuka pada tanggal 4 Juni 1999 dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Jakarta dan Surabaya. Sejak saat itu, Bank aktif dan melaksanakan berbagai aksi
(Buku I+II) dalam acara Indonesia WOW Brand 2014 yang diselenggarakan oleh
Mark Plus, Inc dan Mark Plus Insight, serta peringkat 5 BUKU II Perusahaan
TBK, modal inti Rp. 1T-Rp.5T dalam acara anugerah Perbankan Indonesia 2014
1973 pada tanggal 24 Februari 1993 berubah status dan fungsinya menjadi bank
campuran yang melakukan aktivitas bank umum dengan nama PT. Internasiomal
Pasific Bank. Lima tahun kemudian, Bank Indonesia memberikan ijin untuk
60
produktif, kredit konsumtif, dan fasilitas kredit lainnya, produk pendanaan seperti
kantor Bank Artha Graha Internasional pada hari sabtu untuk melayani para
kemudian mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 18 Maret 1990. Sejak
23 Maret 1990 perusahaan resmi menjadi bank umum, yang diikuti perolehan ijin
dari Bank Indonesia sebagai bank devisa pada tahun 1993. Pada tahun 1995 Bank
berubah nama menjadi PT. Bank Mayapada Internasional, setelah itu tahun 1997
mengambil inisiatif untuk go public dan hingga sekarang dikenal dengan nama
salah satunya yaitu penghargaan yang diraih pada tanggal 14 Agustus 2015 dalam
acara 20th Infobank Awards dengan predikat “Sangat Bagus” atas kinerja
keuangan di tahun 2014 dan Platinum Trophy atas kinerja keuangan dengan
61
12) PT. Bank Windu Kentjana Internasional Tbk
bank hasil penggabungan (merger) antara PT. Bank Multicor dan PT. Bank
Windu Kentjana (BWK) pada tanggal 8 Januari 2008. PT. Bank Windu Kentjana
Internasional Tbk merupakan bank umum swasta devisa yang sahamnya telah
“Sangat Bagus” dari majalah info Bank atas kinerja keuangan tahun 2013 sudah 4
utang luar negeri tahun 2012 dan memperoleh penghargaan Best of The Best
Awards 2012, The Top 50 Companies for 2012 dari majalah Forbes Indonesia.
pendirian tanggal 15 April 1969 No. 32 yang kemudian diubah dengan akta
tanggal 26 November 1969 No. 47. Bank mulai beroperasi dengan nama PT. Bank
Karman yang dikelola sebagai usaha milik keluarga berbasis di Surabaya dan
memperoleh izin usaha sebagai bank umum dari Menteri Keuangan Republik
62
Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1969. Bank terus berkembang menjadi
perusahaan yang lebih besar dan berganti nama menjadi PT. Bank Mega pada
tahun 1992. Pada tahun 2000 dengan percaya diri mencatatkan namanya di Bursa
Efek Indonesia dan resmi menjadi perusahaan terbuka dengan nama PT. Bank
Mega Tbk.
PT. Bank Mega Tbk meperoleh sejumlah penghargaan yaitu Best Credit
Issuer Awards 2015 diberikan oleh VISA, penghargaan sebagai Top 50 Public
oleh Standard Chartered Bank. Dan penghargaan lainnya yang diperoleh oleh
merupakan bank tertua ke empat di Indonesia yang didirikan pada tanggal 4 April
Bank. Bank OCBC NISP resmi menjadi bank kormesial pada tahun 1967, bank
devisa pada tahun 1990 dan menjadi perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 1994. Reputasi Bank OCBC NISP yang baik di industrinya dan
Finance Corporation (IFC), bagian dari Group Bank Dunia, yang kemudian
menjadi pemegang saham pada tahun 2001-2010 dan dari OCBC Bank Singapura
63
PT. Bank OCBC NISP Tbk meraih beberapa penghargaan yaitu meraih
Governance Perception Index (CGPI) Award di tahun 2015. Dan masih banyak
merger dari tiga bank yaitu Bank Kemakmuran, Bank Industri Djaja Indonesia
dan Bank Industri & Dagang Indonesia. Panin Bank mencatatkan sahamnya di
Bursa Efek Jakarta pada tahun 1982, menjadikan Panin Bank sebagai bank
PT. Bank Pan Indonesia Tbk meraih beberapa penghargaan yaitu meraih
penghargaan bank dengan kinerja “Sangat Bagus” pada tahun 2009-2013 yang
Award 2015 aset di atas 100 T yang diberikan oleh Tempo Media Group.
PT. Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk bermula pada tahun 1906
64
untuk melakukan kegiatan usaha sebagai Bank Tabungan berdasarkan Surat
Terbatas dengan nama “PT. Bank Tabungan HS 1906”Pada tahun 2004 PT. Bank
HS 1906 berubah nama menjadi “PT. Bank Himpunan Saudara 1906. Tahun 2006
merupakan babak baru bagi Bank dengan menjadi Perusahaan Terbuka dan nama
PT. Bank Himpunan Saudara 1906 berubah menjadi “PT. Bank Himpunan
selama periode tahun 2012-2015 salah satunya yaitu bank yang mencetak sejarah
Perbankan Indonesia 2015 kategori Bank BUKU II Aset Rp. 10 T-25 T ke atas
data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
2013:206). Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi mean,
65
penelitian ini meliputi struktur modal, ukuran perusahaan, dan kinerja keuangan
menggunakan program SPSS seperti yang terlihat dalam tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1
64 3.2089 13.2446 7.745609 2.3612614
X2
64 28.8791 34.4445 31.692378 1.5631430
X3
64 .0028 .0749 .015256 .0102235
Y
64 .2998 5.6384 1.550527 1.1521523
Valid N (listwise)
64
Sumber: Lampiran 3
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.2 diatas menunjukkan
bahwa pada penelitian ini varibel struktur modal memiliki nilai minimum sebesar
3,2089 dan nilai maksimum sebesar 13,2446 dengan nilai rata–rata sebesar
7,745609 dan standar deviasinya sebesar 2,3612614, jumlah data yang digunakan
nilai maksimum sebesar 34,4445 dengan nilai rata-rata sebesar 31,692378 dan
sebanyak 64.
66
Variabel kinerja keuangan memiliki nilai minimum sebesar 0,0028 dan
nilai maksimum sebesar 0,749 dengan nilai rata–rata sebesar 0,015256 dan
sebanyak 64. Nilai perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0,2998 dan nilai
maksimum sebesar 5,6384 dengan nilai rata–rata sebesar 1,550527 dan standar
deviasinya sebesar 1,1521523, jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 64.
kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini
apakah dalam model regresi yang dibuat berdistribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Adapun hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:
67
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
disebut dengan K-S yang tersedia dalam program SPSS 21.00 For Windows.
signifikansi yang didapat dengan tingkat alpha yang digunakan, dimana data
dapat dikatakan berdistribusi normal apabila sig. > 0,05 (Ghozali, 2006). Pada
hasil uji statistik terlihat nilai signifikansi dari unstandardized residual lebih besar
dari 0,05 yaitu sebesar 0,497 sehingga data yang digunakan dalam penelitian ini
ditemukan adanya korelasi antar variabel indenpenden. Model regresi yang baik
68
korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Adapun hasil uji
multikolinearitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) -3.424 2.213 -1.547 .128
X1 .047 .047 .099 1.005 .320 .889 1.125
1
X2 .102 .075 .179 1.362 .180 .497 2.013
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dalam tabel 4.4 diatas bahwa Uji
Multikolinearitas melihat nilai tolerance atau variance inflation factor (VIF). Jika
tolerance lebih dari 10% atau VIF kurang dari 10 maka dikatakan tidak ada
multikolinearitas, nilai tolerance semua variabel lebih besar dari 10% (struktur
independen.
69
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
pengamatan yang lain. Jika variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan
Tabel 4.5
Hasil Uji Hesteroskedastisitas sebelum Outlier
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
menggunakan uji Glejser. Metode ini dilakukan dengan meregresi nilai absolut
residual dengan variabel bebas. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05
maka dikatakan model bebas dari heteroskedastisitas. Pada hasil uji statistik
terlihat bahwa variabel struktur modal dan kinerja keuangan memiliki signifikansi
lebih kecil dari 0,05 atau sebesar struktur modal=0,010 dan kinerja
70
keuangan=0,001 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang
regresi.
Tabel 4.6
Hasil Uji Hesteroskedastisitas setelah Outlier
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -1.807 1.169 -1.546 .129
X1 .027 .025 .146 1.074 .288
1
X2 .061 .039 .282 1.551 .127
X3 10.531 9.288 .214 1.134 .262
a. Dependent Variable: Abs_Ut
Sumber: Lampiran 7
signifikansi lebih besar dari 0,05 atau sebesar struktur modal=0,288; ukuran
model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
71
ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Adapun hasil
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Sumber: Lampiran 8
(Ghozali, 2006). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai D.W sebesar 1.834
sampel 53 (n) dan jumlah variabel independen 3 (k=3), maka di tabel Durbin
Watson akan didapat nilai dI=1.421 dan du=1.674. Oleh karena nilai DW 1.834
72
lebih besar dari batas atau (du) 1.674 dan kurang dari 4–1.674 (4-du), maka dapat
autokorelasi.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda untuk
keuangan (X3) terhadap nilai perusahaan (Y) perusahaan perbankan yang listing di
Bursa Efek Indonesia. Pengolahan data untuk menentukan model regresi pada
Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
73
Berdasarkan tabel pengujian regresi linear berganda dapat dilihat pada
berikut:
1) Nilai koefisien regresi struktur modal (β1) sebesar 0,047. Hal ini artinya
(X3) adalah tetap (konstan) maka jika struktur modal (X1) naik 1 persen akan
adanya peningkatan struktur modal maka akan terjadi peningkatan pada nilai
perusahaan.
2) Nilai koefisien regresi ukuran perusahaan (β2) sebesar 0,102. Hal ini artinya
dengan menganggap variabel struktur modal (X1) dan kinerja keuangan (X3)
adalah tetap (konstan) maka jika ukuran perusahaan (X2) naik 1 persen akan
nilai perusahaan.
3) Nilai koefisien regresi kinerja keuangan (β3) sebesar 83,182. Hal ini artinya
dengan menganggap variabel struktur modal (X1) dan ukuran perusahaan (X2)
adalah tetap (konstan) maka jika kinerja keuangan (X3) naik 1 persen akan
nilai perusahaan.
74
4.2.4 Hasil Uji Ketepatan Model
Adjusted R-Square karena variabel yang diteliti lebih dari dua. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang mendekati 1 berarti
yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Nilai R2 yang kecil atau
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
75
menunjukkan bahwa 55,2% variabel dependen dijelaskan oleh variabel
independen, sedangkan sisanya sebesar 44,8% dijelaskan oleh faktor lain yaitu
investasi.
2) Uji Statistik F
yaitu struktur modal, ukuran perusahaan dan kinerja keuangan secara bersama–
Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
18.455 49 .377
1 Residual
43.726 52
Total
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Lampiran 12
Uji Anova atau F-test menghasilkan Fhitung sebesar 22.366, dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000. Nilai F-test digunakan untuk melihat hubungan antara
0,000. Karena probabilitas signifikan lebih kecil dari 0,05 maka model regresi
76
dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dapat dikatakan
dependen. Hal ini berarti bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini
adalah layak.
Uji secara parsial (Uji t) dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel
signifikan secara parsial antara variabel independen, yaitu struktur modal, ukuran
perusahaan, kinerja keuangan dan variabel dependen yaitu nilai perusahaan adalah
dengan membandingkan nilai t hitung dengan ttabel pada tingkat signifikansi sebesar
5% (α = 0,05).
(ttabel dapat diperoleh dari tabel t pada tingkat signifikan 5%, dengan derajat
1) Sturkur Modal
77
variabel struktur modal tidak berpengaruh terhadap variabel nilai
2) Ukuran Perusahaan
3) Kinerja Keuangan
terlihat dari:
78
thitung= 4.731> ttabel= 2.00856
Hasil uji regresi linear berganda yang didapat adalah variabel yang
berpengaruh positif dan signifikan adalah kinerja keuangan dan yang tidak
Hasil pengujian untuk struktur modal diukur dengan rasio Debt to Equity
Ratio (DER) tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur
dengan rasio Price to Book Value (PBV) pada tingkat kepercayaan 95%, yang
dapat dilihat dari variabel struktur modal memberikan nilai koefisien parameter
sebesar 0.047 sedangkan struktur modal (DER) menunjukkan thitung sebesar 1.005
dengan tingkat signifikansi 0.320 (lebih besar dari 0.05) dan ttabel sebesar 2.00856,
Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan debt to equity ratio (DER) tidak
tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan. Besar kecilnya hutang yang dimiliki
79
investor lebih melihat bagaimana pihak manajemen memanfaatkan dana tersebut
hasil penelitian terdahulu, yaitu Meythi dkk (2012) yang menyatakan struktur
modal (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan yang berarti
apabila struktur modal (DER) naik maka nilai perusahaan (PER) ikut naik begitu
juga sebaliknya, jika struktur modal (DER) turun maka nilai perusahaan (PER)
ikut turun. Dan penelitian yang dilakukan oleh Yuliana, dkk (2012) yang
terhadap nilai perusahaan, hal ini berarti bahwa ukuran perusahaan yang besar
berasal dari hutang jangka panjang, biaya penjualan untuk membuat perusahaan
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Putu Yunita Saputri
positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini juga bertolak belakang
dengan Trade-Off Theory yang menyatakan bahwa (dengan asumsi titik target
struktur modal belum optimal) peningkatan rasio hutang pada struktur modal akan
80
bahwa ketika struktur modal berada diatas target titik optimum maka setiap
pengolahan data dapat disimpulkan bahwa model analisis ini tidak dapat
nilai perusahaan yang diukur dengan rasio Price to Book Value (PBV) pada
tingkat kepercayaan 95%, yang dapat dilihat dari variabel ukuran perusahaan
(lebih besar dari 0.05) dan ttabel sebesar 2.00856, sehingga thitung<ttabel
memberikan keuntungan yang optimal. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total
aktivanya, perusahaan dengan total aktiva yang besar dengan komponen dominan
pada piutang dan persediaan belum tentu dapat membayar deviden (laba ditahan)
81
dikarenakan aset yang menumpuk pada piutang dan persediaan. Perusahaan lebih
mempengaruhi harga saham dan nilai perusahaan. Penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nur Hidayah (2015) yang menyatakan ukuran
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Septika Soputri Silaban (2013)
perusahaan. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan tahun penelitian yang dimana
sedangkan dalam penelitian ini periode tahun penelitiannya 2012-2015. Dari hasil
pengolahan data dapat disimpulkan bahwa model analisis ini tidak dapat
Assets (ROA) memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan
rasio Price to Book Value (PBV) pada tingkat kepercayaan 95%, yang dapat
dilihat dari nilai koefisien parameter sebesar 83.182 dan kinerja keuangan
menunjukkan thitung sebesar 4.731 dengan tingkat signifikansi 0.000 (lebih kecil
82
dari 0.05) dan ttabel sebesar 2.00856, sehingga thitung> ttabel (4.731>2.00856), maka
ini adalah positif, nilai perusahaan akan naik jika nilai dari kinerja keuangan
meningkat. Hal tersebut sesuai dengan teori secara umum semakin tinggi ROA
digunakan untuk kegiatan operasi untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham
memiliki kinerja yang baik menunjukkan rasio profitabilitas yang meningkat dan
memiliki nilai yang lebih baik dimata investor karena berarti perusahaan tersebut
memiliki kinerja yang baik dalam menghasilkan laba, sehingga para investor
menunjukkan bahwa investor akan tertarik untuk melihat rasio profitabilitas suatu
entitas dalam menilai perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki kinerja yang
hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewa
Ayu Prati Praidy Antari dan I Made Dana (2015) menyatakan kinerja keuangan
83
dan akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dari hasil pengolahan data dapat
disimpulkan bahwa model analisis ini dapat digunakan oleh investor dalam
84
BAB V
5.1 Simpulan
perusahaan pada perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia, dapat diperoleh
85
3) Kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini berarti ada hubungan yang positif antara kinerja
keuangan dengan nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan naik jika nilai
yang memiliki kinerja yang baik maka nilai perusahaan tersebut juga baik.
5.2 Keterbatasan
2015.
86
5.3 Saran
berikut:
1) Bagi Perusahaan
Untuk investor dan calon investor disarankan agar tidak terlalu fokus pada
analisis rasio keuangan karena tidak semua rasio keuangan dapat dijadikan
3) Bagi Akademisi
perbankan.
87
DAFTAR PUSTAKA
Buku Pedoman Penulisan Usulan Proposal dan Skripsi. 2014. Universitas Hindu
Indonesia.
Dewi, Ayu Sri Mahatma dan Ary Wirajaya. 2013. Pengaruh Struktur Modal,
Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan pada Nilai Perusahaan. Jurnal
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali.
Irawati, Dhian Eka. 2015. Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Laba, Ukuran
Perusahaan dan Likuiditas Terhadap Kualitas Laba. Jurnal jurusan
Akuntansi Universitas Negeri Semarang.
Igirisa, Siti Rachi. 2015. Analisis Pengaruh Struktur Modal dan Likuiditas
Terhadap Rentabilitas Perusahaan pada Industri Telekomunikasi yang
Listing Di BEI. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Hasanudin, Makasar.
88
Kusumajaya, D.K.O. 2011. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Tesis Universitas
Udayana.
Ngadji, Etta Mamang Sansi dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian (Pendekatan
Praktis dalam Penelitian)., Yogyakarta: Andi
Prati Praidy Antari, D.A.P dan I Made Dana. Pengaruh Struktur Modal,
Kepemilikan Manajerial, dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Ekonomi Universitas Udayana.
Prasetia, Ta”dir Eko dkk. 2014. Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Risiko
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam
Ratulangi, Manado.
89
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perbankan yang terdaftar di BEI.
Skripsi Ekonomi, Universitas Sumatera Utara
Susanti, Rika. 2010. Analisis Faktor – Faktor yang Berpengaruh Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Go Public yang Listed tahun
2005–2008). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro.
http://www.idx.co.id
https://scholar.google.com
https://finance.yahoo.com
90
LAMPIRAN
Lampiran 1
91
Lampiran 2
92
10 INPC 2012 9.6119 30.6543 0.0031 1.9158
2013 7.1126 30.6845 0.0107 1.3207
2014 7.6248 30.7860 0.0047 1.1012
2015 8.0822 30.8547 0.0028 0.2998
11 MAYA 2012 8.3006 30.4740 0.0153 5.6384
2013 8.9554 30.8097 0.0160 3.9256
2014 11.6825 31.2194 0.0120 2.2697
2015 9.3129 31.4877 0.0138 1.8115
12 MCOR 2012 7.5954 29.5021 0.0145 0.9988
2013 6.6467 29.7001 0.0099 0.7177
2014 7.0069 29.9103 0.0054 0.9832
2015 6.1365 29.9425 0.0067 1.3735
MEGA 2012 9.4137 31.8088 0.0211 1.9307
13 2013 9.8647 31.8279 0.0079 2.3099
2014 8.5804 31.8304 0.0090 1.9820
2015 4.9238 31.8538 0.0154 1.9604
NISP 2012 7.8412 32.0023 0.0116 1.4466
14 2013 6.2259 32.2111 0.0117 1.0351
2014 5.9177 32.2669 0.0129 1.0362
2015 6.3413 32.4225 0.0125 0.8824
2012 7.4312 32.6336 0.0153 0.5634
15 PNBN 2013 7.2199 32.7312 0.0150 0.5219
2014 6.4297 32.7819 0.0150 0.7915
2015 4.9443 32.8412 0.0086 0.6345
16 SDRA 2012 13.1685 29.6620 0.0156 2.8572
2013 13.2446 29.7389 0.0150 3.5332
2014 3.2089 30.4303 0.0084 0.6757
2015 3.8404 30.6277 0.0132 1.3356
Sumber: Data Diolah, 2016 (www. Idx.co.id)
93
Lampiran 3
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
64
Valid N (listwise)
94
Lampiran 4
Unstandardized
Residual
N 53
Mean .0000000
a,b
Normal Parameters
Std. Deviation .59574023
Absolute .114
Negative -.052
Kolmogorov-Smirnov Z .829
95
Lampiran 5
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig. Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: Y
96
Lampiran 6
Coefficientsa
97
Lampiran 7
Coefficientsa
98
Lampiran 8
Model Summaryb
b. Dependent Variable: Y
99
Lampiran 9
Coefficientsa
1
X2 .102 .075 .179 1.362 .180
a. Dependent Variable: Y
100
Lampiran 10
Model Summary
101
Lampiran 11
ANOVAa
18.455 49 .377
1 Residual
43.726 52
Total
102