Anda di halaman 1dari 2

Argentometri

Istilah argentometri diturnkan dari bahasa latin “Argentum”, yang berarti perak. Dalam
hal ini perak yang dipakai adalah AgNO3 karena hanya garam perak ini yang dapat larut dalam
air. Jadi, argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu
larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukan endapan dengan ion Ag+.
Senyawa yang ditetapkan dengan metoda ini tentunya adalah senyawa yang dapat mengendap
dengan Ag, dalam bentuk endapan yang stabil dan harga Ksp yang besar. Senyawa tersebut
adalah golongan halogen (Cl, Br, I) dan beberapa senyawa pseudo halogen (senyawa yang
sifatnya mirip halogen) seperti : SCN.

Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara
titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana
ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah
larut yaitu AgCl.

Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq)  AgCl(s) + NaNO3(aq)

Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan bereaksi dengan
indikator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat CrO42- dimana dengan indikator ini
ion perak akan membentuk endapan berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat
diamati. Indikator lain yang bisa dipakai adalah tiosianida dan indikator adsorbsi.

Sebenarnya Ag akan membentuk endapan dengan kromat membentuk Ag2CrO4 tapi karena
endapan ini tidak lebih stabil dibanding endapan Ag-halogen, maka bila dalam erlenmeyer masih
terdapat halogen maka perak yang masuk akan bereaksi lebih dulu dengan halogen, atau
kalaupun terbentuk endapan Ag2CrO4 lebih dulu, masih dapat dipecah bila ada halogen. Dari
kondisi ini bisa dikatakan bahwa titrasi argentometri termasuk jenis titrasi kompetisi (saingan)
antara Ag2CrO4 dengan Ag-halogen.

Titrasi pengendapan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu metoda Mohr, metoda Fajans,
dan metoda Volhard. Dalam metoda Mohr indikator yang digunakan adalah larutan kalium
kromat, lalu pada metoda Fajans indikator yang digunakan adalah indikator adsorpsi, dan pada
metoda Volhard menggunakan indikator ferri amonium sulfat.
Bahan Baku Primer

Larutan baku primer merupakan larutan yang mengandung zat padat murni yang
konsentrasi larutannya diketahui secara tepat melalui metode gravimetri (perhitungan massa).
Digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain yang belum diketahui. Nilai konsentrasi
dihitung melalui perumusan sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti dari zat pereaksi
tersebut dan dilarutkan dalam volume tertentu. Pada titrasi argentometri (titrasi pengendapan)
larutan baku primer yang digunakan adalah Natrium klorida (NaCl). Dan contoh larutan baku
primer yang lain adalah kalium dikromat (K2CrO7), asam oksalat, dan asam benzoat.

Syarat-syarat yang diperlukan untuk bahan baku primer antara lain :

1. Sangat murni atau mudah dimurnikan dan mudah diperoleh serta relatif murah
2. Mudah diperiksa kemurniannya (diketahui macam dan jumlah pengotornya)
3. Harus stabil dalam keadaan murni (padat atau larutan)
4. Harus dapat dikeringkan dan tidak higroskopis
5. Harus dapat larut dalam pelarut yang cocok
6. Dapat bereaksi secara stoikiometri dengan larutan yang akan distandarisasikan dengan zat
yang akan ditetapkan kadarnya, berat ekivalennya besar sehingga kesalahan penimbangan
sekecil-kecilnya.

Bahan Baku Sekunder

Larutan baku sekunder merupakan larutan yang mengandung suatu zat yang
konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak murni.
Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan baku primer,
biasanya melalui metode titrimetri. Pada titrasi argentometri (titrasi pengendapan) larutan baku
sekunder yang digunakan adalah perak nitrat (AgNO3). Dan contoh larutan baku sekunder yang
lain adalah kalium permanganat (KMnO4), besi(II) sulfat (Fe(SO4)2) dan natrium hidroksida
(NaOH).

Syarat-syarat yang diperlukan untuk bahan baku primer antara lain :

1. Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer


2. Mempunyai berat ekivalen yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan
3. Larutannya relatif stabil

Anda mungkin juga menyukai