PENDAHULUAN
makhluk hidup di alam ini. Selain itu, air juga merupakan barang milik
umum, sehingga air dapat mengalami persoalan besar, yang menurut Hardin
milik bersama berada pada kondisi buruk karena tidak adanya kepemilikan,
Kendati dua pertiga planet kita terdiri atas air, kelangkaan air terus terjadi
dunia, ketersediaan air mencapai 15.500 m³ per kapita per tahun jauh di atas
ketersediaan air rata-rata di dunia yang hanya 8.000 m³ per kapita per tahun
sehingga masih saja ada daerah yang mengalami krisis air bersih.
1
(Awang, 2005). Dampak negatif tidak saja ditimbulkan dari kekurangan air,
tetapi juga dari kelebihan air. Kelebihan air dapat menimbulkan bencana
krisis air bersumber pada sistem produksi, distribusi, dan konsumsi. Maka
masyarakat lokal (desa) yang masih memegang teguh adat istiadat nenek
2
bisa menghargai lingkungan secara baik. Eksistensi air di suatu wilayah
(Kongprasertamorn, 2007).
bentuk suatu panutan ataupun kebiasaan yang disakralkan dan dalam bentuk
penanda yang harus dipatuhi oleh masyarakat yang sifatnya turun temurun
(Marfai, 2012). Maka dari itu, kearifan lokal perlu dilestarikan dalam suatu
sumberdaya air juga harus disesuaikan dengan kondisi lokal dan kearifan
lokal yang ada. Pada suatu komunitas tertentu dapat ditemukan kearifan lokal
lokal yang telah ada sejak masa lalu dengan sejarah dan adaptasi yang lama.
Kearifan lokal tidak hanya berfungsi sebagai ciri khas suatu komunitas saja,
3
tetapi juga berfungsi sebagai upaya untuk pelestarian lingkungan ekologis
proses alami maupun non alami. Bentuk penyesuaian diri masyarakat dalam
adalah kearifan lokal. Kearifan lokal ini terbentuk secara tidak sadar oleh
et al., 2011).
4
Masyarakat di Desa Kemiren didominasi oleh suku Using. Desa ini oleh
mata air di sekitarnya. Lokasi seluruh mata air berada di antara lahan
2010). Mata air tersebut selain dimanfaatkan sebagai sumber air bersih juga
segala cara mereka akan terus menjaga dan melestarikannya. Tidak hanya
bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Oleh karena itu, cara dan bentuk
konservasi air di Desa Kemiren menarik untuk diteliti. Penelitian ini akan
membahas tentang konservasi air yang dilihat dari penggunaan sumber air
salah satu wilayah yang masyarakatnya masih memiliki budaya “asli Using”
5
dan sebagian besar wilayahnya adalah areal persawahan (Herawati, et al.,
2004). Menurut Herawati (2004), karena kondisi tanah yang subur, banyak
irigasi seperti ini mengakibatkan petani ada yang selalu mendapat air selama
selama setahun. Dengan kata lain, air selain berfungsi untuk hajat hidup
berbagai ancaman yang muncul baik dari dalam masyarakat maupun dari
Desa Kemiren ini mampu menjadi alat untuk mengkonservasi air, maka hal
ini baik untuk terus dipertahankan. Saat ini data pendukung yang mampu
konservasi air sangatlah minim. Kajian tentang masyarakat Using selama ini
6
terjadi, teknologi mulai disangsikan manfaatnya karena dianggap merusak
kondisi yang demikian itu maka yang perlu dipertanyakan adalah bagaimana
berikut:
konservasi air?
air.
7
1.4. Manfaat Penelitian
di luar desa Kemiren atau masyarakat umum tentang nilai kearifan yang
mendukung upaya konservasi air. Penelitian ini juga dapat menjadi data
primer atau data awal mengenai dukungan kearifan lokal mereka terhadap
Informasi yang ada juga dapat menjadi bukti bahwa konservasi atau
ini juga diharapkan dapat mendukung upaya konservasi di luar kawasan yang
8
penelitian dan karya ilmiah yang ada di umumnya hanya membahas sebagian
dari unsur penelitian ini dan dengan subyek kajian yang berbeda. Tabel 1
penelitian.
9
Judul Penelitian
No Peneliti Isi Penelitian
dan Tahun
4. Studi tentang Rochsun dan Penelitian ini banyak membahas tentang
Tanggapan Lilis Lestari hubungan masyarakat Kemiren dengan
Masyarakat produk budaya mereka, salah satunya adalah
terhadap Upacara Upacara adat Ider Bumi. Ider Bumi sebagai
Adat Ider Bumi di upacara adat diposisikan menjadi obyek dan
Desa Kemiren dipandang dari 2 sudut pandang yang
Glagah berbeda. Sudut pandang yang pertama setuju
Banyuwangi dengan upacara ini dan sudut pandang yang
kedua menolak. Pada penelitian ini juga tidak
disinggung sama sekali tentang air yang ada
di Kemiren.
penelitian yang penulis ambil, baik dari segi masalah yang diteliti, lokasi
penelitian, maupun obyek dan subyek yang diteliti. Dalam hal ini penulis
10
air dengan lokasi di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten
maka penulis dapat menyatakan bahwa penelitian yang penulis lakukan ini
adalah asli dan memiliki nilai kebaruan, baik di lingkup fakultas maupun di
11